Anda di halaman 1dari 16

Soal 1

a. Proses terjadinya transport material sejajar pantai dan rumus empiris yang menyatakan hubungan antara
karakter gelombang datang dan debit material sejajar pantai
Gelombang yang datang menuju pantai membawa massa air dan momentum, searah penjalaran gelombangnya. Hal
ini menyebabkan terjadinya arus di sekitar kawasan pantai. Penjalaran gelombang menuju pantai akan melintasi
daerah-daerah lepas pantai (offshore zone), daerah gelombang pecah (surf zone), dan daerah deburan ombak di
pantai (swash zone). Di antara ketiga daerah tersebut, karakteristik gelombang di daerah surf zone dan swash zone
adalah yang paling penting dalam analisis proses pantai.

Sumber gambar : http://acehpedia.org/Berkas:Arus.png


Pada kawasan surf zone terdapat beberapa proses penting yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
1. Gelombang sudah pecah
2. Terjadi penghancuran energi gelombang
Garis pantai
Komponen energi
sejajar pantai bertahan

Komponen energi
tegak lurus pantai
hancur

Breaker line
3.
4.
5.
6.

Teori gelombang linier tidak berlaku


Tinggi gelombang ditaksir H 0.8 h (mengikuti kriteria gelombang pecah)
Komponen energi sejajar pantai memicu terjadinya arus sejajar pantai (longshore current)
Arus sejajar pantai memicu transport sedimen sejajar pantai yang merupakan salah satu penyebab
terjadinya erosi pantai

Breakerline

Garis pantai

: erosi

: deposisi

: kekuatan arus sejajar pantai

Hubungan antara karakter gelombang datang dan debit material sejajar pantai dapat diturunkan dalam rumus
empiris dengan mengikuti sketsa sebagai berikut:
Breaker line

Garis pantai
Surf zone
Hb = tinggi gelombang di breaker line

Hb , T

T = perioda gelombang

b = sudut gelombang datang di breakerline

Gelombang datang

Q =debit transport sejajar pantai (Volume/waktu)

Diperkenalkan 2 buah parameter baru yang akan dipergunakan dalam menurunkan rumus empiris debit material

sejajar pantai, yaitu l dan

Pl

Pl. Il merupakan tingkat transport sedimen sejajar pantai berdasarkan jenis material dan

merupakan komponen energi gelombang sejajar pantai (daya). Kedua parameter tersebut dicari hubungannya

Pl dan me-regresi-kannya sehingga didapat persamaan trend linier kedua


parameter tersebut. Untuk nilai Il dan Pl yang tidak terlalu kecil, didapat persamaan Il = 0.77 Pl,
dengan memplot grafik l terhadap

Il

Pl
Rumus empiris parameter gelombang di breaker line:

dimana

(kriteria gelombang pecah di perairan dangkal)

Dengan persamaan l = 0.77

Pl, kita akan mendapatkan nilai Il sehingga nilai Q dapat dicari sebagai berikut:

dengan
Keterangan :
= komponen energi gelombang sejajar pantai (kg m /s2)
= energi gelombang sejajar pantai di breaker line (kg/s2)
= cepat rambat gelombang di breaker line (m/s)
= sudut datang di breaker line (o)
= massa jenis air laut (kg/m3)
= tinggi gelombang di breaker line (m)
= panjang gelombang di breaker line (m)
= perioda gelombang (detik)
k = bilangan gelombang (m-1) =
h = kedalaman perairan di daerah breaker line (m)
= tingkat transport sedimen sejajar pantai berdasarkan jenis material (kg / m2 s2)
= debit transport material sejajar pantai (m3/s)
= massa jenis material sedimen sejajar pantai (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
p = porositas material sedimen sejajar pantai
Vv= volume void (campuran udara dan air pada material sedimen) (m3)
V = volume total (campuran udara, air, dan padatan pada material sedimen) (m3)

b. Contoh kasus penaksiran debit material sejajar pantai Q menggunakan rumus empiris hubungan karakter
gelombang datang dan debit material sejajar pantai
Parameter yang ditentukan nilainya:
Material sedimen sejajar pantai
p = 0.4
Kondisi gelombang di breaker line

= 15o

T = 5 detik

dari table SPM didapat nilai

sehingga

Soal 2
Metoda penaksiran gelombang laut di perairan dalam berdasarkan data angin
Data angin terdiri dari :

Taksiran gelombang :
Tinggi gelombang signifikan (Hs)
Perioda puncak spectrum gelombang (Tp)

Arah menentukan panjang Fetch (F)


Kecepatan angin (u)
Durasi angin (t)

Ada dua metode yang dapat digunakan untuk menaksir gelombang dari data angin, yaitu dengan cara grafis dan cara
rumus. Untuk kedua cara tersebut dibutuhkan data mengenai panjang fetch (F) dari lokasi yang akan ditaksir
gelombangnya. Menentukan fetch suatu lokasi tertentu membutuhkan data arah mata angin utama yang terjadi
pada lokasi tersebut. Arah angin ini yang akan menentukan arah gelombang yang terjadi di lokasi tersebut. Fetch
dapat digambarkan dengan sketsa sebagai berikut:

45o
45o

BD

TG
S

Dari sketsa di atas dapat dihitung nilai F yaitu panjang fetch untuk setiap arah mata angin, dan dihitung dalam tabel
berikut ini:

F (km)

-15o
200
o
-10
160
-5o
345
o
0
120
5o
98
o
10
241
15o
56
.

Jumlah :

F cos

cos

F cos =. cin =

a. Cara grafis (SPM 1984)


Tarik garis vertical F
Tarik garis horizontal UA didapat titik I
Periksa titik I : jika t> durasi minimum graik terima Hs, Tp di titik I. Jika t< durasi minimum grafik,
terima Hs, Tp di situ
UA(m/s)
Wind stress factor
(kec. Angin)

Hs

1.5m

2m

2.5m

Ijam 2jam 3jam tmin

Batas jenuh
Tp

35

35.5

45

F(km)

b. Cara rumus
Diketahui :

arah angin menentukan panjang Fetch (F)


kecepatan angin menjadi wind stress factor UA
durasi angin t

Rumus

Angka di sisi kanan 3 persamaan di atas adalah kondisi jenuh sehingga nilai di sisi kiri tidak dapat melebihi angka ini.
H dan T gelombang tidak dapat tumbuh terus meski badai pembangkitnya belum reda.
Keterangan :
= kecepatan angin (Mph)
=kecepatan agin dikur pada ketinggian baku 10 m di atas permukaan tanah(Mph)
= tinggi gelombang taksiran (m)
= percepatan gravitasi (m/s2)
= panjang Fetch (m)

= perioda puncak spectrum gelombang (detik)


= durasi angin (m/s)
Prosedur hitung :
1. Hitung durasi kritis, yaitu durasi minimum angin bertiup (pada kondisi F dan UA tertentu) untuk
membangkitkan gelombang setinggi Hmo yang telah didapat dari rumus sebelumnya.
Durasi kritis

2. Bandingkan nilai t dari rumus sebelumnya dengan nilai tc yang didapat


3. Jika t<tc , kondisi Fetch limited:
Angin bertiup cukup untuk membangkitkan gelombang Hmo dan Tp yang nilainya didapat dari rumus
Besarnya gelombang ditentukan oleh Fetch, maka diperoleh Hmo dan Tp menurut rumus
Jika t>tc , kondisi duration limited:

Menghitung Fmin dengan modifikasi rumus :

Hitung Hmo dengan rumus sebelumnya dengan F diganti menjadi Fmin


Hitung Tp dengan rumus sebelumnya dengan F diganti menjadi Fmin
4. Ulangi lagi langkah tersebut di atas sehingga dari data angin yang terdiri dari Fetch, UA, dan t (per jam) akan
diperoleh nilai gelombang taksiran berupa Hmo , Tp, serta arah gelombang

Soal 3
a. Transformasi gelombang laut dalam perambatannya dari perairan dalam menuju perairan dangkal
Perubahan (transformasi) yang dialami oleh gelombang laut dalam perambatannya dari perairan dalam ke perairan
dangkal dapat digambarkan secara umum dengan sketsa di bawah ini:

Sumber gambar : Coastal Engineering : Process, Theory and Design Practice oleh Dominic Reeve, dkk

Sumber gambar : http://en.wikipedia.org/wiki/Waves_and_shallow_water

Saat gelombang bergerak semakin mendekati garis pantai, gelombang akan melalui wilayah kedalaman
transisi (transitional depth region) dimana pergerakan gelombang akan dipengaruhi oleh dasar
laut/perairan. Pengaruh yang dialami gelombang antara lain penurunan cepat rambat gelombang,
penurunan panjang gelombang yang kemudian akan menyebabkan perubahan arah gelombang (refraksi),
penurunan tinggi gelombang (shoaling), dan penghancuran energi gelombang oleh gesekan dengan dasar
laut kemudian pecah (gelombang pecah).
Ketika gelombang memasuki melewati wilayah transisi, cepat rambat akan semakin berkurang sehingga garis
puncak gelombang akan mengalami pembelokan sejajar dengan garis pantai. Perubahan cepat rambat
tersebut dipengaruhi oleh gaya gesek yang dialami oleh gelombang dengan dasar laut dimana bila semakin
dangkal maka gaya gesek yang terjadi akan semakin besar kemudian cepat rambat akan berkurang. Peristiwa
pembelokan ini disebut dengan refraksi gelombang.

Sumber gambar : http://indo-fisika.blogspot.com/2010/02/pengantar-dirimu-pernah-jalan-jalan-ke.html

Shoaling terjadi karena cepat rambat gelombang menurun seiring gelombang merambat ke laut yang lebih
dangkal kemudian puncak-puncak gelombang menjadi berdekatan. Dikarenakan energi yang dimiliki oleh
masing-masing puncak gelombang tetap sama maka tinggi gelombang akan meningkat untuk menampung
kelebihan energi yang tidak dapat dibawa oleh panjang gelombang yang lebih pendek. Oleh karena itu
seringkali gelombang ketika sudah mendekati pantai lebih tinggi dibanding saat masih di laut dalam.

Sumber gambar : http://en.wikipedia.org/wiki/Wave_shoaling

Gesekan antara air laut dengan dasar laut menyebabkan pergerakan gelombang di bagian bawah yang
berbatasan dengan dasar laut akan melambat namun bagian atas di permukaan air akan terus melaju.
Semakin menuju pantai, puncak gelombang akan semakin tajam dan lembahnya akan semakin datar.
Fenomena ini yang menyebabkan gelombang tersebut kemudian pecah. Secara fisik, amplitude gelombang
akan mencapai titik kritisnya dan menyebabkan energi gelombang berubah menjadi energi kinetic turbulen.

Sumber gambar : http://lusibrestanti.blogspot.com/2009/06/gelombang-laut-ocean-waves.html


Gelombang pecah dapat dibagi menjadi 3 jenis, sesuai dengan bentuk dasar laut tempat gelombang pecah
terjadi. Bila gelombang pecah pada pantai yang hampir datar (kemiringan kecil) maka gelombang pecah
disebut spilling. Gelombang mulai pecah pada jarak yang cukup jauh dari pantai dan pecahnya terjadi
berangsur-angsur. Buih terdapat di puncak gelombang selama mengalami pecah dan meninggalkan suatu
lapis tipis buis pada jarak yang cukup panjang. Bila kemiringan dasar laut bertambah, gelombang akan pecah
dan puncak gelombang akan memutar dengan massa air pada puncak gelombang akan terjun ke depan.
Energi gelombang pecah dihancurkan dalam turbulensi, sebagian kecil dipantulkan pantai ke laut dan tidak
banyak gelombang baru terjadi pada air yang lebih dangkal. Gelombang pecah ini disebut plunging. Yang
terakhir ialah surging dimana kemiringan pantai sangat curam sehingga daerah gelombang pecah menjadi
sempit. Energi dipantulkan kembali ke laut dalam.

Sumber gambar : Coastal Engineering : Process, Theory and Design Practice oleh Dominic Reeve, dkk

b. Perangkat lunak komputer yang lajim digunakan untuk mensimulasikan proses transformasi gelombang laut
dalam perambatannya dari perairan dalam menuju perairan dangkal

Ref/Dif
Software ini dapat memodelkan propagasi gelombang permukaan laut, khususnya refraksi dan difraksi
gelombang. Software ini dapat digunakan baik untuk kontur yang paralel dan tak paralel terhadap garis
pantai. Variabel-variabel yang tersedia dalam software ini antara lain tinggi gelombang, sudut datang
gelombang, tingkat disipasi gelombang, indeks gelombang pecah, fluks massa gelombang, kecepatan rambat
gelombang individual, dan kecepatan rambat gelombang kelompok.
Untuk menjalankan model ini, kita harus memasukkan minimal sebuah nilai array kedalaman h di grid
dengan spasi tertaur dalam sumbu x dan y. Model akan selalu mengasukmsikan bahwa sumbu x adalah arah
dimana perhitungan pemodelan dimulai. Jika dampak dari arus pasang surut ingin diperhatikan maka array
kecepatan komponen U dan V juga harus disediakan untuk grid teratur yang sama yang digunakan untuk
menentukan nilai h. Informasi ini digunakan untuk menetapkan geometri untuk menjalankan model. Kita
juga harus menentukan bentuk penjalaran gelombang pada batas lepas pantai atau medan gelombang pada
lepas pantai dapat ditentukan pada kotak baris pertama dengan menggunakan input data.
Berikut ini contoh hasil pemodelan tinggi gelombang menggunakan Ref/Dif :

Sumber gambar : http://oceane.over-blog.net/article-712669.html

Sumber deskripsi software :


http://chinacat.coastal.udel.edu/programs/refdif/refdif.html
http://www.tpub.com/content/coastalengineeringmanual/Part-II-Chap3/Part-II-Chap30030.htm

CG Wave

CGWave merupakan program yang mendeskripsikan model dan arah penjalaran gelombang di daerah
pelabuhan, daerah pantai terbuka, estuary, dan gelombang di sekitar pulau. Simulasi CGWave merupakan
kombinasi dari refraksi-difraksi gelombang, friksi gelombang, gelombang pecah, penyebaran amplitude
gelombang nonlinier dan alur pelabuhan. Dengan software ini kita dapat memprediksi perambatan gelombang
linier yang melewati daerah dengan batimetri tak beraturan.
Persamaan pengatur yang diselesaikan dalam model refraksi difraksi adalah persamaan perambatan gelombang
yang dimodifikasi dari mild slope equation untuk gelombang linier monokromatik. Persamaan tersebut dapat
ditulis sebagai berikut (Berkhoff, 1982 dalam Demirbilek, 1998).

Sumber gambar : http://arcsigclinic-sdy.blogspot.com/2011/04/persamaan-model-matematik-gelombang.html


Persamaan di atas mensimulasikan refraksi, difraksi, dan refleksi gelombang di daerah pantai. Berikut contoh
hasil pemodelan gelombang berupa pola penjalaran gelombang menggunakan CGWave :

Sumber gambar : http://arcsigclinic-sdy.blogspot.com/2011/04/persamaan-model-matematik-gelombang.html


Sumber deskripsi software :
http://arcsigclinic-sdy.blogspot.com/2011/04/persamaan-model-matematik-gelombang.html
http://www.tpub.com/content/CHETN/chetn-i-67/chetn-i-670005.htm
http://www.tpub.com/content/coastalhydraulicslaboratoryfact/chetn-i-68/chetn-i-680001.htm
http://www.tpub.com/content/coastalhydraulicslaboratoryfact/cgwave_man3/cgwave_man30069.htm

Mike21

Mike21 adalah program computer yang mensimulasikan aliran, gelombang, sedimen dan ekologi di sungai,
danau, estuary, teluk, daerah pantai dan laut dalam 2 dimensi. Software ini terdiri dari 3 mesin simulasi, yaitu
single grid, multiple grid, dan flexible mesh.
http://www.dhisoftware.com/Products/CoastAndSea/MIKE21/Waves.aspx

RCP Wave

Soal 1
Penaksiran gelombang laut menggunakan metode wave rose:
Diagram wind rose merupakan diagram yang menunjukkan distribusi arah dan kecepatan angin pada suatu lokasi
tertentu dalam suatu jangka waktu tertentu. Diagram ini sering juga disebut wave rose dikarenakan dari diagram
wind rose ini dapat digunakan untuk menaksir gelombang yang terjadi pada suatu lokasi tertentu tersebut.

Untuk membuat diagram wave rose, diperlukan data presentasi kejadian angin pada suatu lokasi dalam jangka
waktu tertentu. Data presentasi tersebut terdiri dari kecepatan angin (satuan kecepatan) yang terjadi untuk masingmasing arah mata angin (satuan arah dalam derajat) dan frekuensi kejadiannya dalam jangka waktu yang ditinjau.
Contoh tabel data presentasi kejadian angin:

Dari data tersebut dapat dibuat prosentase arah angin yang terjadi dengan membagi kecepatan angin yang terjadi
dalam selang waktu tertentu agar presentase lebih mudah dibuat. Contoh tabel prosentase arah angin:

Setelah mengetahui prosentase kejadian angin untuk masing-masing arah dan kecepatannya maka dibuat diagram
wave rose yaitu berupa diagram lingkaran dengan arah-arah mata angin yang dinyatakan dalam satuan derajat.
Kemudian diplot garis-garis radial yang menunjukkan kecepatan angin yang terjadi pada arah tersebut dan
prosentase kejadiannya. Contoh diagram wave rose:

Dari contoh diagram wave rose di atas, kita dapat membaca dengan cepat karakteristik angin yang terjadi pada suatu
lokasi dalam jangka waktu tertentu. Misal untuk contoh diagram di atas, dalam arah 0o terjadi angin dengan
kecepatan 4-7 knott dengan prosentase 4% dan 8-11 knott dengan prosentase sekitar 2%. Arah angin dominan yang
terjadi ialah dalam arah 90o dimana angin dengan kecepatan 4-7 knott terjadi dengan prosentase sekitar 22%, 8-11
knott sekitar 12% dan 12-15 knott sekitar 8%.
Dengan mengetahui karakteristik angin dengan diagram wave rose ini maka akan dapat dengan mudah dilakukan
penaksiran gelombang pada lokasi tersebut dengan menggunakan cara yang telah dijelaskan pada tugas sebelumnya
yaitu tugas 02 nomor 2.
Saat ini juga sudah tersedia berbagai perangkat lunak yang dapat membuat plot diagram wave rose dengan lebih
mudah.
Soal 2
Perhitungan debit material sejajar pantai yang terjadi sepanjang tahun
Langkah perhitungan rinci :
1. Karakter material pantai diketahui melalui pengambilan sampel material pantai dan diuji di laboratorium
geoteknik sehingga menghasilkan nilai untuk parameter material sedimen sejajar pantai, berupa
, kurva
gradasi, dan porositas.
2. Karakter gelombang ditaksir berdasarkan data angin jam-an. Perlu diperhatikan bahwa perlu diperhatikan
proses transformasi gelombang yang terjadi dari perairan dalam ke perairan dangkal (ke titik/garis breaker
line). Untuk mempermudah, dapat digunakan asumsi bahwa pantai yang ditinjau adalah sejajar sehingga
kemudian diperoleh
,
, dan T.
3. Untuk setiap jam dihitung penaksiran gelombang di breaker line kemudian dapat dihitung besarnya debit
transport material sejajar pantai setiap jam dengan rumus yang telah dijelaskan pada tugas sebelumnya
yaitu tugas 02 no 1. Dikarenakan dari hasil taksiran gelombang tersebut kita juga akan mendapatkan data
arah gelombang yang terjadi maka kita juga dapat menentukan arah transport material yang terjadi.
Misalnya dapat diambil acuan untuk transport material yang bergerak ke kanan menjauhi pantai/lokasi yang
ditinjau dianggap bertanda negative, dan yang bergerak ke kiri menjauhi pantai/lokasi yang ditinjau dianggap
bertanda positif sehingga aka nada nilai Q yang positif dan Q yang negative.
4. Dari nilai Q ini kemudian dapat ditentukan volume material yang dipindahkan. Kemudian bisa ditentukan
arah dominan transport sedimen sejajar pantai yang terjadi dengan menjumlahkan keseluruhan debit atau

volume transport material yang terjadi. Dengan mengetahui arah dominan akan lebih mudah untuk
mengambil suatu kesimpulan dan analisis mengenai transport material yang terjadi pada suatu lokasi
tertentu dalam jangka waktu tertentu tersebut. Selain itu kita juga akan dapat menentukan titik netral yang
terdapat pada lokasi yang ditinjau ini. Titik netral merupakan tempat dimana transport sedimen sejajar
pantai dimulai atau berhenti (saling bertemu).

Soal 3
Transformasi karakter gelombang dari perairan dalam ke breaker line setiap jam

Anda mungkin juga menyukai