Akrilik Heat Cured
Akrilik Heat Cured
Topik
Grup
: A2a
Penyusun:
1.
( 020810264 )
2.
( 021111018 )
3.
( 021111019 )
4.
( 021111020 )
5.
( 021111021 )
6.
( 021111022 )
7.
Niken Probowati
( 021111023 )
8.
( 021111025 )
9.
Annisa Fardhani
( 021111026 )
1. TUJUAN
1.1 Pada akhir praktikum mahasiswa dapat memanipulasi resin akrilik aktivasi
panas dengan cara dan alat yang tepat
1.2 Mahasiswa dapat mengamati tahap yang terjadi pada pencampuran polimer dan
monomer yaitu sandy stage, stringy stage, dough stage, rubbery stage dan stiff
stage.
2. METODE PRAKTIKUM
2.1 Bahan
a. Bubuk polimer dan cairan monomer
b. Cairan CMS ( Cold Mould Seal )
2.2 Alat
a. Mold
b. Stopwatch
c. Injeksi
d. Kuas kecil
e. Kuvet logam
f. Timbangan
g. Press kuvet
h. Plastik
i. Pisau malam
j. Pot porselin
k. Alat untuk merebus
2.3 Cara Kerja
2.3.1 Pengisian cetakan ( mould ) dengan adonan resin akrilik ( packing )
a. Bahan resin akrilik dan peralatan untuk packing disiapkan di atas
meja praktikum.
b. Permukaan mould dan sekitarnya diolesi dengan CMS memakai kuas
dan ditunggu sampai kering.
c. Cairan monomer diukur menggunakan gelas ukur sebanyak 2ml,
kemudian dituangkan ke dalam pot porselin.
d. Bubuk polimer ditimbang sebanyak 4gr, kemudian dimasukkan ke
dalam pot porselin secara perlahan-lahan sampai polimer terbasahi
oleh monomer.
e. Awal waktu pengadukan dihitung/dicatat dengan stop watch,
campuran polimer dan monomer diaduk dengan pisau malam bagian
yang tumpul sampai homogen kemudian pot porselin ditutup.
f. Mengamati tahapan sandy, stringy, dough ,rubbery ,dan stiff dengan
membuka tutup pot porselin.
g. Mencatat waktu masing-masing tahap
h. Pada percobaan pertama, adonan resin akrilik dimasukkan ke dalam
cetakan yang ada pada kuvet bawah setelah stringy stage tercapai.
Proses kuring
Proses kuring resin akrilik dilakukan sesuai dengan aturan pabrik, untuk
merk QC20 :
a. Memasak air pada dandang di atas kompor sampai mendidih (suhu
100C)
b. Kuvet yang telah diisi akrilik dan dalam keadaan dipres langsung
dimasukkan pada air mendidih 100C selama 20 menit.
c. Kemudian api kompor dimatikan
2.3.3
Deflasking
Setelah proses kuring, kuvet diberi air dingin secara perlahan sampai
dingin (suhu kamar). Kemudian kuvet dibuka, sampel diambil secara
hati-hati dengan menggunakan pisau malam.
3. HASIL PRAKTIKUM
Gambar hasil praktikum Resin Akrilik Heat cured (dari kiri : Hasil percobaan I
(Stringy), percobaan II Dough), dan percobaan III (Rubberry).
Tabel Hasil Praktikum Resin Akrilik Heat cured
Percobaan
Perbandingan
Kelenturan
Porus
Flow
Warna
Mencapai Tahap Stiff
Percobaan I
Percobaan II
Percobaan III
(Stringy)
(Dough/Normal)
(Rubberry)
Paling Tinggi
Paling banyak
Paling Tinggi
Paling pucat
Paling cepat
Paling Rendah
Hampir tidak ada
Sedang
Sedang
Paling lama
Sedang
Ada, tapi sedikit
Paling sedikit
Paling gelap
Sedang
Tabel perbandingan waktu mencapai tahap-tahap polimerisasi Resin Akrilik Heat cured
pada percobaan I, II, dan III
Tahap
Sandy
Stringy
Dough
Rubberry
Stiff
Percobaan I
30 detik
5 menit
9 menit
15 menit
30 menit
Percobaan II
30 detik
2 menit 12
19 menit 12
detik
detik
25 menit
40 menit
Percobaan III
30 detik
5 menit
15 menit
20 menit
35 menit
Percobaan
4. TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Komposisi
Resin akrilik aktivasi panas (heat cured) terdiri dari:
A. Bubuk
- Polimer (poli metil metakrilat)
- Initiator : diisobutylizonitrile/benzoil peroksida (0,2 0,5 %)
- Pigmen : garam cadmium / besi / zat warna organik. Zat warna anorganik
biasa digunakan karena bersifat lebih permanen dan tahan lama
dibanding zat warna organik. Zat warna anorganik yang sering
digunakan adalah mercuric sulfide (merah), cadmium sulfide
(kuning) atau ferric oxide (coklat) ditambahkan dengan kadar
yang rendah. Zat warna tersebut diberikan untuk menyesuaikan
warna basis gigi tiruan dengan warna jaringan lunak.
- Plasticizer : dibutil phthalate
- Opacifiers : zinc / Titanium oksida
- Dyed synthetic fibers : nylon/acrylic
- Organic particles : glass fibers/zirconium silicate
B. Cairan
- Monomer (metil metakrilat)
- Stabilizer : sekitar 0,006 % hidroquinon untuk mencegah berlangsungnya
polimerisasi selama penyimpanan.
- Bahan untuk memacu ikatan silang, seperti etilen glikol dimetakrilat (1-2
%)
- Plasticizer : dibutyl phtalate atau butyl/octyl methyl methacrylate
4.2 Manipulasi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat manipulasi resin akrilik
polimerisasi panas yaitu :
a. Perbandingan polimer dan monomer
Perbandingan yang umum digunakan adalah 3,5:1 satuan volume atau 2,5:1
satuan berat. Bila monomer terlalu sedikit maka tidak semua polimer dapat
dibasahi oleh monomer sehingga akrilik yang telah selesai berpolimerisasi akan
bergranul. Sebaliknya, pemberian monomer yang terlalu banyak dapat
menyebabkan kontraksi yang terjadi pada adonan resin akrilik besar.
b. Pencampuran
Polimer dan monomer dengan perbandingan yang benar dicampur dalam
tempat yang tertutup lalu dibiarkan beberapa menit hingga mencapai fase
dough. Pada saat pencampuran ada empat tahap yang terjadi yaitu :
1.
Sandy stage
Merupakan tahap per tama saat polimer dan monomer dicampur dan
apabila diamati maka adonan masih seper ti pasir, sedikit kasar dan berbutir.
2.
Stringy stage
Pada tahap stringy, monomer menyerang permukaan butiran
polimer. Beberapa rantai polimer terdispersi dalam monomer cair. Rantai
polimer melepaskan jalinan ikatan sehingga meningkatkan kekentalan
adukan.Ciri tahap stringy yaitu adonan akan melekat dan berserat ketika
ditarik.
Pada pengepresan dalam tahap stringy,hasil akrilik mengalami
porositas yaitu berluban-lubang. Porositas mempengaruhi sifat fisik,
kebersihan serta nilai estetik dari protesa tersebut. Shrinkage porosity
kelihatan sebagai gelembung yang tidak beraturan bentuk di seluruh
permukaan gigi tiruan sedangkan gaseous porosity terlihat berupa
gelembung kecil halus yang uniform.
Hasil pengepresan tahap stringy juga lebih lentur. Kekuatannya
dipengaruhi oleh derajat polimerisasinya. Polimerisasi dalam waktu
singkat menghasilkan monomer sisa lebih tinggi. Monomer sisa yang
tinggi berpotensi untuk menyebabkan iritasi jaringan mulut, inflamasi
dan alergi, selain itu juga dapat mempengaruhi sifat fisik resin akrilik
yang dihasilkan karena monomer sisa akan bertindak sebagai plasticizer
yang menyebabkan resin akrilik menjadi fleksibel dan kekuatannya
menurun. Pada tahap stringy proses polimerisasi belum berjalan
sepenuhnya.
Pembuatan
basis
menggunakan
akrilik
seharusnya
polimernya.
Tapi
polimerisasi
yang
belum sempurna
itu
Dough stage
Pada tahap ini jumlah rantai polimer yang memasuki larutan
meningkat dan terjadi larutan monomer dan polimer yang terlarut.
Namun terdapat sejumlah polimer yang belum larut. Proses hingga fase
dough berakhir lebih kurang 3 menit. Bila fase dough berakhir campuran
sudah tidak bisa dimanipulsi. Ciri dough stage yaitu adonan halus,
homogen, mudah diangkat dan tidak melekat lagi, tahap ini merupakan
waktu yang tepat untuk memasukkan adonan ke dalam mould.
Waktu dough tergantung pada :
a. Ukuran partikel polimer, partikel yang lebih kecil lebih cepat larut
dan lebih cepat tercapai konsistensi dough.
b. Berat molekul polimer, lebih kecil berat molekul lebih cepat terbentuk
konsistensi dough.
c. Terdapatnya plastisizer yang akan mempercepat terbentuknya dough.
d. Suhu
e. Perbandingan polimer dan monomer, bila tinggi, waktu dough lebih
singkat.
4.
Rubbery stage
Karakteristik rubbery stage yaitu adonan bersifat seperti karet
(terasa kenyal dan memantul bila ditekan atau diregangkan) dan tidak
dapat dibentuk dengan kompresi konvensional. Akrilik yang dihasilkan
dari tahap ini memiliki ciri :
Stiff
Merupakan tahap dimana adonan akan tampak kering dan berubah
menjadi keras akibat adanya penguapan monomer bebas.
3. Proses pressing
(sebelum di-press)
Sebelum pengisian, dinding mould diberi bahan separator untuk mencegah
merembesnya
cairan
ke
bahan
mould
dan
berpolimerisasi
sehingga
menghasilkan permukaan yang kasar, merekat dengan bahan tanam gips dan
mencegah air dari gips masuk ke dalam resin akrilik.
Pengisian adonan ke dalam mould harus diperhatikan agar terisi penuh dan
saat dipres terdapat tekanan yang cukup pada mould. Setelah pengisian adonan
ke dalam mould penuh kemudian dilakukan pres pertama sebesar 1000 psi
ditunggu selama 5 menit agar mould terisi padat dan kelebihan resin dibuang
kemudian dilakukan pres terakhir dengan tekanan 2200 psi ditunggu selama 5
menit. Selanjutnya kuvet dipasang mur dan dilakukan proses kuring.
d. Kuring
satuan volume) daripada yang seharusnya (7% volume) sehingga membutuhkan waktu
lebih lama ke fase dough, lalu pada tahap dough, adonan memiliki flow yang bagus dan
bersifat plastis, sehingga hasil cetakan sempurna, dengan porositas rendah .(Christo B.S,
2011)
6. SIMPULAN
Daftar Pustaka