Artikel ini merpakan lanjutan artikel tentang Lapping, yaitu kecurangan pencatat piutang
dagang untuk menunda pnecatatan piutang agar dia bisa 'meminjam' uang perusahaan
(tentunya secara ilegal). Dalam artikel ini akan diulas mengenai bagaimana auditor internal
perusahaan dapat mendeteksi lapping.
Beberapa cara untuk mendeteksi lapping adalah:
1. Mengirimkan Monthly Statement ke konsumen yang berpiutang
2. Rotasi karyawan akuntansi
3. Wajib Cuti bagi Karyawan Akuntansi
Monthly Statement
Salah satu cara untuk mendeteksi lapping yang cukup ampiuh adalah Mengirimkan
Monthly Statement ke konsumen yang berpiutang. Monthly Statement adalah laporan saldo
piutang per konsumen. Dalam monthly statement akan tertera berapa piutang yang masih ada.
Silahkan simak contoh berikut ini untuk melihat bagaimana mekanisme Monthly Statement
bisa mendeteksi Lapping.
Karyawan perusahaan, anggap saja namanya Curanga bertanggung jawab untuk menerima
pelunasan kas dari piutang pelanggan dan mencatat pelunasan tersebut ke dalam kartu
piutang. Konsumen perusahaan, CV ABC melakukan pembayaran piutang sebesar
Rp20.000.000 pada tanggal 28 Maret 2014. Curanga mengambil uang tersebut dan menunda
pencatatan pelunasan CV ABC. Jadi, jika kita melihat kartu piutang CV ABC akan terbaca
CV ABC belum membayar. Berikutnya, konsumen perusahaan, CV GHI melakukan
pembayaran sebesar Rp21.000.000 pada tanggal 30 Maret 2014. Curanga akan mencatat
pelunasan GHIU tersebut sebagai pelunasan CV ABC. Sisa uang sebesar Rp1.000.000 akan
dikantongi lagi oleh Curanga.
Perusahaan mulai Bulan April, per awal bulan mengirimkan laporan piutang (monthly
statement) ke konsumen yang memiliki saldo piutang. Dengan skema lapping Curanga, maka
CV GHI juga akan dikirimi Monthly Statement, yang memuat informasi bahwa CV GHI
belum membayar piutang sebesar Rp21.000.000.
Dapat dibayangkan apa yang terjadi berkutnya? Jika CV GHI teliti, maka CV GHI akan
telpon ke perusahaan dan komplain, mengatakan bahwa CV GHI sudah membayar per 29
Maret, mengapa dalam laporan per 1 April, masih tertulis ada piutang yang belum dibayar.
Jadi, monthly statement bisa berguna untuk mendeteksi lapping. Konsumen dapat
'dimanfaatkan' untuk membantu perusahaan mencegah dan mendeteksi lapping.
Rotasi Karyawan Akuntansi
Karyawan pencatat piutang adalah karyawan yang memiliki kesempatan untuk melakukan
lapping (jika karyawan tersebut merangkap sebagai penerima kas dari konsumen). Yang
dimaksud dengan rotasi karyawan adalah memindahkan karyawan bagian pencatat piutang
menjadi bagian akuntansi yang lain (misalnya bagian pencatat utang dagang). Dengan rotasi
karyawan, maka paling tidak lapping akan berhenti pada saat karryawan pencatat piutang
harus menyerahkan tugasnya ke temannya yang lain (pada saat si karyawan berhenti menjadi
pencatat piutang).
Wajib Cuti
Ada kalannya perusahaan merasa senang jika memiliki karyawan yang rajin bekerja. Bahkan
ada kebijakan, jika bersedia bekerja pada musim liburan (misalnya lebaran), karyawan akan
mendapat gaji dua kali lipat. Kebijakan "jangan liburan" seperti ini, tidak cocok diterapkan
untuk karyawan bagian Akuntansi. khususnya bagian pencatata piutang.
Karyawan pelaku lapping, lumrahnya memang tidak ingin libur, karena jika mereka libur,
maka karyawan lain (sebagai pengganti sementara) dapat mencium adanya lapping ..............
Contoh, karyawan pengganti bisa saja tidak sengaja menelpon konsumen yang dikira belum
membayar piutang (padahal konsumen tersebut sudah membayar, hanya saja, uangnya baru
dipinjam oleh si pelaku lapping). Jika ini terjadi, tentu saja konsumen akan komplain .... "lho
kog bisa, saya barusan bayar tu ....."
Oleh karena itu, kewajiban untuk mengambil cuti dapat menjadi ancaman bagi pelaku
lapping .... untuk segera menghentikan lapping pada saat dia wajib mengambil cuti.
Penutup
Sebenarnya, daripada mendeteksi lapping, lebih baik mencegah lapping. Silahkan lihat apa
yang dapat dilakukan perusahaan untuk mencegah terjadinya lapping.
I. Latar Belakang
Perkembangan usaha dunia otomotif saat ini berkembang dengan pesat. Malah bisa dibilang
sangat maju. Penjualan mobil, motor, dan kendaraan lain di kota-kota besar sangat banyak
pembelinya. Seperti di Jakarta, jumlah kendaraan dan luas jalan sangat tidak berimbang. Itu
berarti mengakibatkan kemacetan yang luar biasa. Dalam kemacetan, biasanya tidak banyak
yang bisa dilakukan oleh pengendara selain duduk di dalam kendaraannya, atau duduk di atas
motornya. Untuk itu dibutuhkan tempat duduk atau jok yang nyaman bagi pengendara.
Jok yang nyaman barangkali menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi pengemudi dan
penumpang kendaraan bermotor, termasuk kendaraan besar seperti bus dan truk. Apalagi saat
berkendara pada perjalanan jauh. Juga bisa meningkatkan kenyamanan saat terjebak dalam
kemacetan. Dengan teknologi yang semakin canggih di dalam segala bidang, bukan tidak
mungkin jok mobil atau motor menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting bagi pemilik
kendaraan bermotor. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk meningkatkan
kenyamanan saat berkendara. Bisa juga ditambahkan dengan alat pemijat agar tidak kelelahan
dalam melakukan perjalanan.
Saya akan membahas sebuah perusahaan jok mobil di Jakarta. Sebagai sebuah perusahaan
pembuatan jok mobil, PT Karya Bahana Berlian sudah berdiri sejak bulan Februari 1991.
Perusahaan ini memproduksi beberapa produk otomotif seat seperti seat assembly, seat cover,
PU foam, dan leather trim cover. Perusahaan ini sangat berkomitmen meningkatkan kualitas
dan berusaha yang tidak berhenti untuk merespon permintaan pelanggan. Visi perusahaan ini
adalah untuk menjadi satu-satunya perusahaan tempat duduk otomotif dan manufaktur
interior di Indonesia. Untuk mewujudkan visinya, perusahaan ini memiliki misi melanjutkan
kemajuan dari proses produksi untuk mencapai kualitas maksimum dalam produknya dengan
harga yang bersaing.
II. Dasar Teori
Tempat duduk atau jok yang nyaman bagi pengendara memang menjadi sangat penting.
Karena saya juga memiliki sepeda motor, untuk perjalanan jauh badan rasanya menjadi lelah
dan pegal. Duduk juga tidak nyaman dan membuat pinggul terasa panas. Hal tersebut bisa
menimbulkan penyakit akibat terlalu lama duduk atau posisi duduk yang tidak nyaman.
Jangan sampai memiliki kendaraan bermotor yang gunanya adalah untuk alat transportasi,
justru malah menjadi sumber penyakit bagi yang memakai atau pemiliknya.
III. Studi Kasus
PT Karya Bahana Berlian berdiri tahun 1991. Mereka berkomitmen menjadi perusahaan
desain dan manufaktur tempat duduk mobil satu-satunya di Indonesia. Dengan jumlah
pegawai 329 orang dan dipimpin Presiden Direktur. Perusahaan ini memproduksi beberapa
produk otomotif seat seperti seat assembly, seat cover, PU foam (cold cure), dan leather trim
cover. Saat ini PT Karya Bahana Berlian telah memiliki tiga jaringan perusahaan yaitu PT
Krama Yudha Tiga Berlian Motors, PT Honda Prospect Motors, dan PT KIA Indonesia
Motors.
Para pelanggan mengirimkan penbayaran melalui rekening mereka kepada perusahaan. Bukti
penerimaan kas diproses oleh sistem aplikasi akuntansi. Barang yang dibeli dikirimkan dari
bagian penerimaan ke gudang untuk disimpan.
Struktur organisasi
Proses Produksi
Nama:
M Samsul Hadi_09102042
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah
kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
Studi Kasus Sistem Informasi Akuntansi di perusahan PT. GUDANG GARAM Tbk
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Bpk. Aditya Hermawan,SE.Ak.,MSA, Selaku dosen mata kuliah Analisa Perancangan Sistem
Informasi. Dan,
2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya.
M Samsul Hadi
DAFTAR ISI
COVER
1
KATA PENGANTAR.
2
DAFTAR
ISI. 3
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah. 5
1.3. Batasan Masalah. 6
1.4. Tujuan Penulisan 6
1.5. Manfaat Penulisan Makalah.. 6
DAFTAR PUSTAKA..
43
LAMPIRAN
. 45
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan
yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan
dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien umtuk
mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat
penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Informasi yang berkualitas
yaitu informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu sehingga keputusan bisnis yang tepat
dapat dibuat yang disesuaikan dengan sistem informasi yang diterapkan di masing-masing
perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan sistem informasi merupakan hal yang sangat
penting untuk dilakukan.
Sistem informasi juga diperlukan dalam pengadaan bahan baku untuk kelancaran proses
pembelian bahan baku dari pemasok serta kepada pembeli. Prosedur pembelian bahan baku
melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar pelaksanaan pembelian
bahan baku dapat diawasi dengan baik. Salah satu penyebab terjadinya kekacauan-kekacauan
dalam prosedur pembelian bahan baku adalah lemahnya pengendalian intern pada sistem dan
prosedur yang mengatur suatu transaksi. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka setiap
perusahaan perlu menyusun suatu sistem dan prosedur yang dapat menciptakan pengendalian
intern yang baik dalam mengatur pelaksanaan transaksi perusahaan.
Bagi perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur, sistem informasi produksi yang
efektif merupakan suatu keharusan dan tidak lepas dari persoalan persediaan bahan baku,
karena sebagian besar modal perusahaan terikat pada proses produksi perusahaan tersebut.
Dengan adanya sistem informasi yang efektif, maka kekacauan-kekacauan yang umum
terjadi dalam bidang produksi seperti jadwal produksi yang tidak realistis, pemborosan dan
terjadinya kekurangan persediaan yang terjadi selama proses produksi dapat dihindari dan
ditangani.
Sampai saat ini, pengertian pengendalian intern telah dikemukakan oleh banyak pihak. Dalam
arti sempit, pengendalian intern didefinisikan sebagai pengecekan untuk memeriksa
kecermatan penjumlahan. Sedangkan dalam arti luas, pengendalian intern adalah semua alatalat yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk melakukan pengawasan. Sistem
informasi produksi memfokuskan pada aspek-aspek seperti: pemesanan, penyimpanan, dan
ketersediaan bahan baku dan perlengkapan produksi; penjadwalan mesin, fasilitas dan tenaga
kerja untuk memproses bahan baku menjadi bahan jadi; mendesain dan menguji produk
dengan jumlah sesuai rencana, kualitas yang baik dan biaya yang dianggarkan. Dengan kata
lain, sistem informasi produksi bertujuan mendukung fungsi produksi dan operasi yang terdiri
atas aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian produksi barang dan jasa.
Untuk mencapai tujuan perusahaan manajemen bertanggung jawab terhadap praktek
pembelian bahan baku dan produksi dalam perusahaan yang dikelola dan harus secara terusmenerus mengawasi sistem pengendalian intern yang sudah ditetapkan. PT Gudang Garam
Tbk merupakan produsen rokok kretek terkemuka di Indonesia yang memproduksi berbagai
jenis produk berkualitas tinggi, mulai dari sigaret kretek linting (SKL), sigaret kretek tangan
(SKT) dan sigaret kretek mesin (SKM) yang sudah tersebar luas di Nusantara maupun di
dunia. Produk PT. Gudang Garam diantaranya adalah Gudang Garam International, Surya 12,
Surya 16, Surya Slims, Surya Signature, Surya Profesional, Surya Pro Mild, Gudang Garam
Nusantara, Gudang Garam Nusantara Mild, Gudang Garam Merah, Gudang Garam Djaja,
Nusa, Taman Sriwedari dan Sigaret Kretek Filter Klobot.
1.2.
Rumusan Masalah
Aktivitas perencanaan dan pengendalian pembelian bahan baku dan produksi menjadi
semakin kompleks. Untuk dapat melakukan aktivitas perencanaan dan pengendalian
pembelian bahan baku dan produksi sebagai penghasil informasi. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk mengevaluasi dan menganalisa sistem informasi akuntansi sebagai penyedia
informasi perencanaan dan pengendalian pembelian bahan baku dan produksi.
Dari uraian diatas maka permasalahan yang menarik diangkat untuk lebih mengetahui tentang
perusahaan adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
1.3.
Batasan Masalah
1.4.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih banyak tentang gambaran
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) khususnya PT. Gudang Garam Tbk, dan menganalisa serta
mendesain Sistem Informasi Akuntansi (SIA) PT. Gudang Garam Tbk.
BAB II
LANDASAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian sistem
Menurut Yogianto (1995:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren D. Stalling,
pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai
berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan yang saling berhubungan, berkumpul bersamasama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Definisi sistem menurut Mulyadi (1993:2) sebagai berikut:
2.2.
Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu rerangka pengkordinasian sumber daya
(data, meterials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi input berupa
data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak
yang berkepentingan (Wilkinson, 1991). Transaksi memungkinkan perusahaan melakukan
operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan mencerminkan aktivitas
organisasi. Transaksi akuntansi merupakan transaksi pertukaran yang mempunyai nilai
ekonomis.
2.2.1.
2.2.2.
Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :
Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan
keputusan.
Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
Sebagian dari keluaran yang diperlukan oleh pemroses informasi disediakan oleh sistem
pemrosesan transaksi, seperti laporan keuangan dari sistem pemrosesan transaksi. Namun
sebagian besar diperoleh dari sumber lain, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Pengguna utama pemrosesan transaksi adalah manajer perusahaan. Mereka mempunyai
tanggung jawab pokok untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan perencanaan dan
pengendalian operasi perusahaan. Pengguna output lainnya adalah para karyawan penting
seperti akuntan, insinyur serta pihak luar seperti investor dan kreditor.
2.3.
Sistem informasi merupakan sebuah susunan dari orang, aktivitas, data, jaringan dan
teknologi yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung dan meningkatkan operasi
seharihari sebuah bisnis, juga menyediakan kebutuhan informasi untuk pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan oleh manajer. Ada dua tipe sistem informasi, personal dan
multiuser.
BAB III
TEMUAN TEMUAN
Sebelum perusahaan PT. Gudang Garam berdiri, pemiliknya yang bernama SURYA
WONOWIJOYO kelahiran Hokian Cina pada tanggal 15 agustus 1923 bekerja
diperusahaan rokok Tjap 93 (NV. Sembilan Tiga) milik pamannya di Jl Raden Patah Kediri
setelah tahun 1957 beliau membuka perusahaan sendiri dengan menyewa tanah seluas 1000M
dan jumlah sekitar 50 orang.
Seorang pengusaha yang dibesarkan di pulau Madura tepatnya di Sampang ini merintis
perusahaannya dengan sangat ulet dengan memasarkan 50 juta batang rokok yang dipasarkan
kekota terdekat dengan harga Rp. 1,- perbungkus sekitar pada trahun 1958 sehingga menjadi
perusahaan yang besar seperti sekarang ini, sekitar tahun 1968 perusahaan perseorangan ini
akhirnya dirubah menjadi Firma (Fa) dan kemudian sekitar tahun 1972 dengan fasilitas
pemerintah perusahaan-perusahaan ini menjadi PT tertutup yang sahamnya hanya boleh
dimiliki oleh keluarganya sendiri, dan tahun 1990 PT. Gudang Garam menjadi terbuka
dimana sahamnya boleh dimiliki oleh orang luar.
Pada tahun 1960 sebuah cabang produksi SKT dan SKL dibuka di Gurah sekitar 13 KM arah
tenggara kota Kediri dengan pegawai kurang lebih 200 karyawan yang setiap harinya pulang
pergi Gurah Kediri.
Dengan adanya kebijakan ekonomi pemerintah dan stabilitas politik pada awal orde baru
peluang semakin meningkat didalam negeri dan usahanya semakin akselerasi dengan
dukungan BNI 1946, sehingga pada September 1968 areal pertama seluas 100 M dibeli dan
dijadikan Unit I dan pada tahun yang sama dibangun unit II disusul pemindahan unit produksi
dari Gurah ke Kediri pada tahun 1969.
Pada tahun 1990 perusahaan mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya dan melakukan penawaran pada masyarakat luas pada bulan juli Agustus 1990
sebesar 1,98% sehingga total sahamnya 20% dari modal yang disetor penuh.
Karyawan Borongan
Karyawan Tetap
JUMLAH
14.272 orang
24.400 orang
38.400 orang
Adanya Tim dokter, para medis, bidan, asisten apoteker, analisis lab, dan perawat gigi.
Masker
Sarung tangan
Tabung api/pemadam.
rokok filter maka menggunakan sistem produksi mesin ( SKM ) dam menggunakan teknologi
tinggi baik pengolahan bahan baku dan pembuatan rokok dan laboratorium.
Tembakau kualitas.
Cengkeh pilihan.
Ambri ( Pembungkus rokok ).
Aroma rokok.
Lem Ambri.
Sistem menegement perusahaan di PT. Gudang Garam adalah Menejemen terbuka ( Open
Menegement ) dan biasanya setiap 3 bulan sekali data transaksi atau keuangan di layangkan
pada media masa ( Visual atau Audio Visual ).
Sistem pembukuan yang ada pada perusahaan PT. Gudang Garam adalah tergantung pada
setiap unit di perusahaan di karenakan setiap unit sistemnya berbeda tetapi setiap harinya
selalu tercover dalam Bulanan, Triwulandan Tahunan.
3.2.7. Perpajakan
Perpajakan PT. Gudang Garam adalah sekitar 60% dari hsil pemasaran adalah milik
pemerintah dengan cara membeli cukai rokok sehingga setiap tahunnya.
3.2.8. Pemasaran
Proses pemasaran rokok gudang garam dilakukan oleh tenaga marketing/ pemasaran yang
berpengalaman yang dipasarkan didalam negeri dan luar negeri yang dibantu oleh para
distributor, juga para agen dan grosir atau sesuai dengan permintaan grosir dipasaran.
Apabila pemesanan sampai dilur negeri: Inggris, Belanda, Prancis, Amerika, Arab Saudi, dll
maka perusahaan PT. Gudang Garam menyesuikan standart rokok pada kondisi negara
tersebut (Data) penjualan dalam 6 tahun terakhir
No. Tahun Penjualan Domestik (Batang) Penjualan Eksport (Batang) Total Penjualan (Batang)
1.
2001 66.388.000.000
3.844.000.000
70.182.000.000
2.
2002 61.405.000.000
4.134.000.000
65.539.000.000
3.
2003 62.662.000.000
4.650.000.000
67.312.000.000
4.
2004 65.196.000.000
4.681.000.000
69.877.000.000
5.
2005 61.569.000.000
4.426.000.000
65.995.000.000
6.
2006 59.394.000.000
4.969.000.000
64.363.000.000
Fungsi pengendalian data mempunyai dua tujuan dasar: (1) untuk menjaga dan menjamin
keamanan aset perusahaan, termasuk data, dan (2) untuk menjamin bahwa data yang
diperoleh akurat dan lengkap serta diproses dengan benar. Berbagai teknik dan prosedur
dapat dipakai untuk menyelenggarakan pengendalian dan keamanan yang memadai.
BAB IV
PEMBAHASAN
menjalankan program dan melakukan pemasukan data orang/operator yang diotorisasi untuk
itu diberi kode khusus (disebut password) agar dapat membuka file akuntansi dan melakukan
pencatatan transaksi tertentu. Cara ini merupakan salah satu contoh pengaman dan
merupakan salah satu cara untuk menentukan orang yang bertanggung jawab bila terjadi
kesalahan atau penyalahgunaan informasi.
Komunikasi dengan komputer dilakukan melalui terminal yang terdiri atas keyboard, layer
monitor dan printer. Dalam perusahaan yang besar yang mempunyai komputer berskala
besar, komputernya sendiri biasanya tidak tampak atau tidak terletak di dekat terminal
tersebut tetapi khusus terletak di tempat yang disebut pusat komputer. Dalam hal
mikrokomputer, semua perangkat komputer menjadi satu kesatuan dan berdiri sendiri sebagi
suatu sistem.
Walaupun dengan penggunaan komputer kegiatan-kegiatan dalam siklus akuntansi manjadi
tidak ada lagi, konsep yang dipelajari dalam sistem akuntansi manual tetap diperlukan karena
apa yang dikerjakan oleh komputer tetap mengikuti konsep yang digunakan dalam sistem
akuntansi manual. Laporan seperti daftar piutang, daftar utang dan laporan interim dapat
disusun dan dicetak setiap saat dengan segera. Kalau data penyesuaian telah dimasukkan
dalam komputer maka laporan keuangan akhir dapat segera dicetak. Oleh karena itu, dalam
sistem komputer tidak diperlukan lagi kertas kerja seperti pada sistem manual. Perlu dicatat
bahwa konsep pelaporan keuangan tidak dapat diganti oleh komputer, yang dapat diganti
dengan komputer adalah proses pengolahan datanya. Oleh karena itu, bagian akuntansi yang
mengolah data dengan komputer sering disebut dengan bagian Electronic Data Processing
(EDP) yang selain mengolah data akuntansi bagian ini juga mengolah data perusahaan yang
lain.
4.1.2. Mencatat Transaksi dalam Sistem Komputer
Program komputer untuk akuntansi biasanya dirancang dengan cermat sehingga operator
yang melakukan pencatatan transaksi dapat melaksanakannya dengan mudah. Setiap langkah
yang dikerjakan dalam siklus akuntansi (penjurnalan, pengakunan dan penyusunan daftar
saldo) dapat dilakukannya dengan mengikuti instruksi yang langsung dapat dilihat pada layar
monitor. Instruksi yang sudah disiapkan pada waktu merancang sistem biasanya ditampilkan
di layar monitor dalam bentuk menu. Menu akan menyajikan daftar operasi yang dapat
diminta oleh operator dan operator tinggal memilih operasi yang dikehendaki.
4.1.3. Pertimbangan Penggunaan Komputer
Pertimbangan utama penggunaan komputer adalah pertimbangan cost and benefit.
Penggunaan komputer merupakan sebuah investasi besar bagi sebuah organisasi. Bukan
hanya dalam hal biaya investasi tetapi waktu, tenaga dan sumber daya yang dialokasikan
untuk hal ini membutuhkan alokasi yang tidak sedikit. Cost bukan hanya berarti biaya yang
dikeluarkan. Waktu, tenaga, sumber daya yang lain haruslah diperhitungkan dalam
penggunaan komputer. Permasalahan timbul ketika cost yang berbentuk selain biaya tersebut
sukar untuk diukur dalam ukuran kuantitatif. Tentu hal ini membutuhkan alat untuk
mengalokasikan dan menentukan ukuran yang tepat untuk mengkuantifikasikannnya.
Kalau dibandingkan dengan sistem manual, sistem komputerisasian memang jelas
mempunyai keunggulan (benefit) khususnya dalam hal kecepatan (speed), ketelitian
(accuracy) dan kapasitas (capacity) pemrosesan. Kecepatan komputer dapat diandalkan
SAP mempunyai kelebihan dalam integrasi antar modul. Didalam SAP ada beberapa modul
aplikasi yang saling ter-integrasi sebagai berikut:
MM-Materials Management
PP-Production Planning
Membantu proses perencanaan dan kontrol daripada kegiatan produksi (manufacturing) suatu
perusahaan.
QM-Quality Management
PM-Plant Maintenance
Suatu solusi untuk proses administrasi dan perbaikan sistem secara teknis.
FI-Financial Accounting
Mencakup standard accounting cash management (treasury), general ledger dan konsolidasi
untuk tujuan financial reporting.
CO-Controlling
Mencakup cost accounting, mulai dari cost center accounting, cost element accounting, dan
analisa profitabilitas.
AM-Asset Management
Membantu pengelolaan atas keseluruhan fixed assets, meliputi proses asset accounting
tradisional dan technical assets management, sampai ke investment controlling.
PS-Project System
Perubahan yang dilakukan pada satu modul secara otomatis akan mengupdate modul yang
lainnya bila informasi yang dirubah berkaitan dengan modul tersebut. Data akan terupdate
secara langsung begitu user menginput data ke dalam sistem. Hal ini yang dikenal dengan
istilah real-time processing
Integrasi secara sistem bisa terjadi dengan syarat bahwa seluruh perusahaan harus
menggunakan satu sumber data yang sama, baik untuk data customer, data product
maupun data vendor.
Transparansi data - Semua user yang mempunyai akses ke sistem akan dapat melihat semua
informasi yang paling up-to-date setiap saat diperlukan walaupun informasi tersebut diinput oleh user lainpun.
Sistem SAP memungkinkan hal ini terjadi dengan mentransfer/mengcopy informasi yang
sudah di-input pada satu dokumen ke dokumen lainnya sehingga mengurangi pekerjaan input
data dan sekaligus mengupdate semua dokumen yang berkaitan dengan rangkaian proses
tertentu.
Data yang digunakan untuk melakukan transaksi di SAP, contoh: membuat purchase order
Setiap transaksi akan tersimpan di dalam satu dokumen tertentu
1. 2.
Data Transaksi
Master Data
Data utama yang harus dibuat dengan benar supaya transaksi bisa dilakukan, contoh:
material master, vendor master, customer master
Master data tersimpan secara terpusat dan digunakan oleh seluruh modul aplikasi dalam
sistem SAP
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
5.2.
Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat memberikan informasi bagi teman teman
khususnya mengenai Analisa Perancangan Sistem Informasi pada suatu perusahaan.
Bagi penulis, semoga dapat bermanfaat dan menjadi tambahan pelajaran dan diharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun.
Setelah digegerkan oleh kasus Bank Century beberapa waktu lalu, kali ini Indonesia
kembali digegerkan dengan pembobolan dana nasabah Citibank. Direktorat Tindak Pidana
Ekonomi danKhusus Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri menahan tersangka Inong
Malinda Dee berusia 47 tahun yang menjabat sebagai Senior Relationship Manager di
Citibank, karena diduga melakukan tindak pidana perbankan dan pencucian uang dari uang
nasabah yang dipegangnya. Dana nasabah itu lalu dialirkan ke berbagai rekening milik
Malinda maupun perusahaan.
Salah satu perusahaan yang menerima aliran dana itu yakni PT Sarwahita Global
Management. Pejabat Citibank yang diduga turut terlibat mendirikan PT Sarwahita Global
Management (SGM) bersama Malinda Dee telah diberhentikan sementara waktu oleh pihak
Citibank. Pejabat tersebut adalah Reniwaty Hamid. Sementara itu, dua orang lainnya yang
juga diduga turut mendirikan PTSarwahita Global Management yakni Gesang Situmorang
dan Dennis Roy Sangkilawang sudah tidak lagi menjadi pejabat Citibank. Gesang telah
pensiun sementara Dennis telah mengundurkan diri. Polri menetapkan status saksi pada
Reniwati Hamid dalam kasus pencucian uang dengan tersangka Malinda Dee. Polri mengaku
masih fokus kepada Malinda dan belum membidik direksi PT Sarwahita lainnya. Malinda
dilaporkan oleh Citibank karena adanya pengaduan atau keluhan tiga nasabah bank tersebut
yang kehilangan uang, sehingga total kerugian sementara yang dialami tiga nasabahsebesar
Rp16,6 miliar. Wanita yang lahir di Pangkal Pinang pada 5 Juli 1965, sudah 20 tahun bekerja
di bank milik Amerika Serikat dan telah tiga tahun melakukan aksi kejahatan perbankan
tersebut. Citibank mengakui terbongkarnya dugaan kejahatan pembobolan dana nasabah
oleh Malinda Dee bukan temuan audit internal perusahaan tapi laporan nasabah. Direktur
Kepatuhan Citibank Yesica Effendi menceritakan kronologi terbongkarnya kasus ini bermula
pada 9 februari 2001 di mana seorang nasabah menanyakan kepada Malinda Dee tentang
berkurangnya dana pada rekening oleh transaksi yang tidak dikenali.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat(Kadiv Humas) Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam
mengatakan modus yang dilakukan Malinda dengan sengaja telah melakukan pengaburan
transaksi dan pencatatan tidak benar terhadap beberapa slip transfer. Seorang teller
Citibank yang berinisial D telah ditetapkan sebagai tersangka dan dua kepala teller
Citibank Landmark yang berinisial W dan N sudah dimintai keterangan, sementara pihakpihak yang diduga terlibat kasus ini juga terus dikejar. Sedangkansaksi-saksi yang telah
diperiksa hingga kemarin ada 25 orang. Anton merinci saksi-saksi itu tigaorang nasabah
Citibank yang melaporkan aksi Malinda ke bank, 18 karyawan Citibank, dan sisanya berasal
dari PT Sarwahita Global Management. Malinda mengatakan, Citibank telah menampung
dana pencucian uang nasabah Malinda selama10 tahun. Dan selama itu pula para atasan
Malinda di Citibank cabang Landmark sangat mengetahui apa yang dilakukan Malinda
terhadap uang nasabahnya. Pasalnya Malinda menjadi perpanjangan tangan nasabah untuk
mencuci uang tabungan tersebut. Malinda akan menawarkan jasa lain dengan
memindahkan rekening nasabah ke bisnis lain seperti asuransi dan produk Citibank lainnya.
Dari pencucian uang nasabah ke bisnis lain, nasabah akan mendapatkan keuntungan. Kartu
identitas (KTP) lebih dari satu jadi sarana Malinda Dee melancarkan aksi penggelapan dana
nasabah dan pencucian uang yang dipraktikkan di delapan bank dan dua perusahaan
asuransi. Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein
mengatakan, pihaknya menemukan 28 transaksi mencurigakan dengan rekening atas nama
Malinda Dee, tersangka penggelapan uang Citibank dan pencucian uang.Yunus Husein
sebelumnya membenarkan ada eks pejabat yang dikerjai Malinda. Namun, sang eks
pejabat yang kini telah pensiun itu tidak melapor ke polisi. Sementara itu, Kapolri Jenderal
Pol Timur Pradopo memilih merahasiakan identitas sang eks pejabat itu.
dikejar yakni Alphard. Selain itu, diduga Malinda juga memiliki tiga unit apartemen salah
satunya di SCBD. Baik mobil mewah dan apartemen milik Malinda dibeli secara kredit
Penyelesaian :
Kasus di Citibank ini terjadi terutama karena tidak bekerjanya internal control.
Supervisi oleh atasan juga tidak optimal. Mereka juga tidak mengimplementasikan rotasi
karyawan secara berkala. Selain itu, dual control tidak dilaksanakan sesuai dengan prosedur
dan informasi yang baik kepada nasabah tidak berjalan, papar Darmin.
Deputi Gubernur BI S Budi Rochadi dan Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah samasama menegaskan bahwa, jika terbukti melanggar ketentuan yang berlaku, manajemen Citi
Indonesia bisa di-fit and proper test ulang. Namun Halim telah mengakui, terdapat prosedur
yang dilompati dalam kasus transfer dana tersebut. Hal itu berarti terjadi penyalahgunaan
wewenang oleh MD.
Terkait pengawasan BI secara umum terhadap individu bank masing-masing, kata
Darmin, salah satu potensi risiko yang perlu dicermati adalah operasional, terutama
standard operational procedure (SOP), sumber daya manusia (SDM), dan sistem informasi.
Untuk pengawasan terhadapnya, terutama perilaku pegawai dan kelemahan SOP, secara
berkala BI me-review hasil assesment terhadap laporan pihak audit internal bank maupun
eksternal, yaitu kantor akuntan publik, jelas Darmin.
Priority Banking Rawan
Sebelumnya, Peneliti Eksekutif Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan
(DPNP) BI Ahmad Berlian mengatakan, priority banking memang cukup rawan karena dalam
segmen itu, nasabah menuntut kemudahan, sehingga menimbulkan peluang untuk berbuat
kejahatan. Sebab itu, BI tengah melakukan kajian untuk menetapkan guidelines bagi segmen
tersebut.
Banyak hal yang harus disempurnakan, apakah membatasi jumlah RM, memberikan
edukasi lebih banyak kepada nasabah, atau transparansi produk-produk yang ditawarkan.
Setiap orang harus sadar apa yang dia beli dan bank wajib men-declare tingkat risikonya,
jelas Ahmad.
Dia juga tidak memungkiri potensi segmen tersebut digunakan sebagai pencucian
uang (money laundering), kendati BI telah mengaturnya dalam Peraturan Bank Indonesia
(PBI) tentang anti pencucian uang dan pembiayaan terorisme. Namun, kata Ahmad, justru
banyak pelaku pencucian uang yang tidak memilih segmen priority banking dan lebih
memilih segmen perbankan biasa.
polis, risiko atau bahaya yang dijamin dan dikecualikan, syarat-syarat atau ketentuan umum
dan yang terakhir adalah cara penyelesaian sengketa atau perselisihan apabila terjadi klaim
yang biasanya disebut klausula arbitrase atau penyelesaian sengketa. Klausula arbitrase
dalam polis asuransi memuat ketentuan apabila terjadi sengketa antara penanggung dan
tertanggung maka para pihak sepakat untuk mengupayakan penyelesaian secara
musyawarah (amicable setllement), namun apabila penyelesaian secara musyawarah tidak
tercapai maka para pihak sepakat untuk menyelesaikan sengketa melalui arbitrase. Semua
polis asuransi yang dikeluarkan oleh AAUI memuat klausula penyelesaian sengketa melalui
arbitrase, karena itu dalam penulisan ini akan dikaji lebih lanjut perihal pencantuman
klausula arbitrase dalam polis asuransi dan kaitannya dengan proses penyelesaian sengketa
asuransi yang ditempuh oleh para pihak. Penulisan ini akan membahas dua polis asuransi
yang sama-sama mencantumkan klausula arbitrase dan proses penyelesaian sengketa yang
ditempuh oleh penanggung dan tertanggung. Kedua polis yang dibahas yakni polis PT
Asuransi Hanjin Korindo dan PT Asuransi Jaya Proteksi memiliki klausula arbitrase yang sama
dan juga sengketa yang sama yakni masalah liability akan tetapi terdapat inkonsistensi
dalam pemberian putusan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan Pengadilan Negeri
Jakarta Utara terkait kedua perkara tersebut .Inkonsitensi yang terdapat dalam kedua
putusan tersebut dapat terjadi karena substansi klausula arbitrase dalam polis yang kurang
jelas dan menyebabkan multi penafsiran, dimana pilihan penyelesaian sengketa melalui
lembaga arbitrase ditetapkan apabila terjadi sengketa terkait perbedaan jumlah yang harus
dibayarkan berdasarkan polis, sedangkan tidak ada ketentuan lain yang mengatur mengenai
penyelesaian sengketa terkait polis apabila menyangkut liability.