Anda di halaman 1dari 36

Mendeteksi Lapping

Artikel ini merpakan lanjutan artikel tentang Lapping, yaitu kecurangan pencatat piutang
dagang untuk menunda pnecatatan piutang agar dia bisa 'meminjam' uang perusahaan
(tentunya secara ilegal). Dalam artikel ini akan diulas mengenai bagaimana auditor internal
perusahaan dapat mendeteksi lapping.
Beberapa cara untuk mendeteksi lapping adalah:
1. Mengirimkan Monthly Statement ke konsumen yang berpiutang
2. Rotasi karyawan akuntansi
3. Wajib Cuti bagi Karyawan Akuntansi
Monthly Statement
Salah satu cara untuk mendeteksi lapping yang cukup ampiuh adalah Mengirimkan
Monthly Statement ke konsumen yang berpiutang. Monthly Statement adalah laporan saldo
piutang per konsumen. Dalam monthly statement akan tertera berapa piutang yang masih ada.
Silahkan simak contoh berikut ini untuk melihat bagaimana mekanisme Monthly Statement
bisa mendeteksi Lapping.
Karyawan perusahaan, anggap saja namanya Curanga bertanggung jawab untuk menerima
pelunasan kas dari piutang pelanggan dan mencatat pelunasan tersebut ke dalam kartu
piutang. Konsumen perusahaan, CV ABC melakukan pembayaran piutang sebesar
Rp20.000.000 pada tanggal 28 Maret 2014. Curanga mengambil uang tersebut dan menunda
pencatatan pelunasan CV ABC. Jadi, jika kita melihat kartu piutang CV ABC akan terbaca
CV ABC belum membayar. Berikutnya, konsumen perusahaan, CV GHI melakukan
pembayaran sebesar Rp21.000.000 pada tanggal 30 Maret 2014. Curanga akan mencatat
pelunasan GHIU tersebut sebagai pelunasan CV ABC. Sisa uang sebesar Rp1.000.000 akan
dikantongi lagi oleh Curanga.
Perusahaan mulai Bulan April, per awal bulan mengirimkan laporan piutang (monthly
statement) ke konsumen yang memiliki saldo piutang. Dengan skema lapping Curanga, maka
CV GHI juga akan dikirimi Monthly Statement, yang memuat informasi bahwa CV GHI
belum membayar piutang sebesar Rp21.000.000.
Dapat dibayangkan apa yang terjadi berkutnya? Jika CV GHI teliti, maka CV GHI akan
telpon ke perusahaan dan komplain, mengatakan bahwa CV GHI sudah membayar per 29
Maret, mengapa dalam laporan per 1 April, masih tertulis ada piutang yang belum dibayar.
Jadi, monthly statement bisa berguna untuk mendeteksi lapping. Konsumen dapat
'dimanfaatkan' untuk membantu perusahaan mencegah dan mendeteksi lapping.
Rotasi Karyawan Akuntansi
Karyawan pencatat piutang adalah karyawan yang memiliki kesempatan untuk melakukan
lapping (jika karyawan tersebut merangkap sebagai penerima kas dari konsumen). Yang
dimaksud dengan rotasi karyawan adalah memindahkan karyawan bagian pencatat piutang
menjadi bagian akuntansi yang lain (misalnya bagian pencatat utang dagang). Dengan rotasi
karyawan, maka paling tidak lapping akan berhenti pada saat karryawan pencatat piutang
harus menyerahkan tugasnya ke temannya yang lain (pada saat si karyawan berhenti menjadi
pencatat piutang).

Wajib Cuti
Ada kalannya perusahaan merasa senang jika memiliki karyawan yang rajin bekerja. Bahkan
ada kebijakan, jika bersedia bekerja pada musim liburan (misalnya lebaran), karyawan akan
mendapat gaji dua kali lipat. Kebijakan "jangan liburan" seperti ini, tidak cocok diterapkan
untuk karyawan bagian Akuntansi. khususnya bagian pencatata piutang.
Karyawan pelaku lapping, lumrahnya memang tidak ingin libur, karena jika mereka libur,
maka karyawan lain (sebagai pengganti sementara) dapat mencium adanya lapping ..............
Contoh, karyawan pengganti bisa saja tidak sengaja menelpon konsumen yang dikira belum
membayar piutang (padahal konsumen tersebut sudah membayar, hanya saja, uangnya baru
dipinjam oleh si pelaku lapping). Jika ini terjadi, tentu saja konsumen akan komplain .... "lho
kog bisa, saya barusan bayar tu ....."
Oleh karena itu, kewajiban untuk mengambil cuti dapat menjadi ancaman bagi pelaku
lapping .... untuk segera menghentikan lapping pada saat dia wajib mengambil cuti.
Penutup
Sebenarnya, daripada mendeteksi lapping, lebih baik mencegah lapping. Silahkan lihat apa
yang dapat dilakukan perusahaan untuk mencegah terjadinya lapping.

CONTOH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA


PERUSAHAAN MANUFAKTUR 25 Januari 2011
Posted by Nuzul Adam Sullivan in Tugas SIA.
trackback

I. Latar Belakang
Perkembangan usaha dunia otomotif saat ini berkembang dengan pesat. Malah bisa dibilang
sangat maju. Penjualan mobil, motor, dan kendaraan lain di kota-kota besar sangat banyak
pembelinya. Seperti di Jakarta, jumlah kendaraan dan luas jalan sangat tidak berimbang. Itu
berarti mengakibatkan kemacetan yang luar biasa. Dalam kemacetan, biasanya tidak banyak
yang bisa dilakukan oleh pengendara selain duduk di dalam kendaraannya, atau duduk di atas
motornya. Untuk itu dibutuhkan tempat duduk atau jok yang nyaman bagi pengendara.
Jok yang nyaman barangkali menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi pengemudi dan
penumpang kendaraan bermotor, termasuk kendaraan besar seperti bus dan truk. Apalagi saat
berkendara pada perjalanan jauh. Juga bisa meningkatkan kenyamanan saat terjebak dalam
kemacetan. Dengan teknologi yang semakin canggih di dalam segala bidang, bukan tidak
mungkin jok mobil atau motor menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting bagi pemilik
kendaraan bermotor. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk meningkatkan
kenyamanan saat berkendara. Bisa juga ditambahkan dengan alat pemijat agar tidak kelelahan
dalam melakukan perjalanan.
Saya akan membahas sebuah perusahaan jok mobil di Jakarta. Sebagai sebuah perusahaan
pembuatan jok mobil, PT Karya Bahana Berlian sudah berdiri sejak bulan Februari 1991.
Perusahaan ini memproduksi beberapa produk otomotif seat seperti seat assembly, seat cover,
PU foam, dan leather trim cover. Perusahaan ini sangat berkomitmen meningkatkan kualitas
dan berusaha yang tidak berhenti untuk merespon permintaan pelanggan. Visi perusahaan ini
adalah untuk menjadi satu-satunya perusahaan tempat duduk otomotif dan manufaktur
interior di Indonesia. Untuk mewujudkan visinya, perusahaan ini memiliki misi melanjutkan
kemajuan dari proses produksi untuk mencapai kualitas maksimum dalam produknya dengan
harga yang bersaing.
II. Dasar Teori
Tempat duduk atau jok yang nyaman bagi pengendara memang menjadi sangat penting.
Karena saya juga memiliki sepeda motor, untuk perjalanan jauh badan rasanya menjadi lelah
dan pegal. Duduk juga tidak nyaman dan membuat pinggul terasa panas. Hal tersebut bisa
menimbulkan penyakit akibat terlalu lama duduk atau posisi duduk yang tidak nyaman.
Jangan sampai memiliki kendaraan bermotor yang gunanya adalah untuk alat transportasi,
justru malah menjadi sumber penyakit bagi yang memakai atau pemiliknya.
III. Studi Kasus
PT Karya Bahana Berlian berdiri tahun 1991. Mereka berkomitmen menjadi perusahaan
desain dan manufaktur tempat duduk mobil satu-satunya di Indonesia. Dengan jumlah
pegawai 329 orang dan dipimpin Presiden Direktur. Perusahaan ini memproduksi beberapa
produk otomotif seat seperti seat assembly, seat cover, PU foam (cold cure), dan leather trim
cover. Saat ini PT Karya Bahana Berlian telah memiliki tiga jaringan perusahaan yaitu PT
Krama Yudha Tiga Berlian Motors, PT Honda Prospect Motors, dan PT KIA Indonesia
Motors.

Arus Transaksi Perusahaan


Pelanggan memesan (order) barang melalui sistem apliksai order penjualan. Order dapat
dibuat oleh pelanggan itu sendiri atau melalui tenaga penjual. Order dapat tertulis maupun
melalui telepon. Sistem order penjualan mengubah order ke dalam data yang penting untuk
mendukung pemrosesan lanjutan terhadap order oleh sistem aplikasi yang lainnya. Aplikasi
order penjualan seringkali mengirimkan formulir pemberitahuan kepada pelanggan untuk
memberitahukan bahwa order telah diterima dan sedang diproses. Aplikasi order penjualan
mengirimkan memo penagihan ke sistem aplikasi penagihan. Memo ini menyajikan data yang
diperlukan untuk menyiapkan faktur pelanggan untuk barang yang telah dipesan. Sistem
aplikasi penagihan mengirimkan faktur (tagihan) kepada pelanggan untuk pembayaran.
Kemudian bagian penagihan mengirimkan nota faktur kepada sistem aplikasi piutang dagang.
Bagian piutang dagang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan database pelanggan dan
harus memperbaruinya untuk merefleksikan adanya transaksi ini. Secara periodik sistem
aplikasi piutang dagang mengirimkan laporan kepada pelanggan yang merincikan total
jumlah hutang setiap pelanggan kepada perusahaan. Sistem aplikasi order penjualan
mengirimkan order pengiriman ke gudang. Dokumen ini merincikan pengiriman pemesanan
yang dilakukan pelanggan, termasuk waktu dan kemana barang harus dikirimkan. Order
pelanggan mensyaratkan bahwa order produksi harus dikirimkan ke bagian produksi jika
barang yang di order adalah biasa, tidak terdapat dalam persediaan, atau jika barang yang
dipesan tidak terdapat dalam persediaan.
Setelah barang dikirimkan kepada pelanggan, bagian pengiriman memberikan rangkapan
order pengiriman kepada sistem penagihan untuk mendokumentasikan pengiriman dan untuk
memungkinkan dilakukan proses penagihan. Barang-barang yang dikirim kepada pelanggan
dikirimkan dari gudang ke fungsi pengiriman. Barang jadi dikirimkan dari sistem produksi ke
gudang untuk penyimpanan, kemudian barang diserahkan atau dikirimkan kepada pelanggan.
Aplikasi penjadwalan produksi mengirim jadwal produksi ke sistem produksi. Jadwal ini
mengesahkan dan mengendalikan sisem produksi. Laporan posisi produksi dikirimkan ke
sistem penjadwalan produksi sehingga jadwal produksi dapat ditelaah dan direvisi. Sistem
produksi mengirimkan permohonan pembelian kepada aplikasi pembelian. Bahan mentah
harus di-order intuk diproduksi. Sistem aplikasi pembelian bertanggungjawab untuk membuat
order kepada pemasok/penjual. Bagian produksi mengirimkan laporan tenaga kerja ke sistem
penggajian untuk pembayaran upah dan akumulasi biaya produksi. Bagian pembelian
mengirimkan nota penerimaan kepada aplikasi penerimaan. Dokumen ini meng-otorisasi
fungsi penerimaan untuk menyetujui penerimaan dari pemasok. Pembelian mengirim order
pembelian kepada pemasok untuk memesan barang. Nota pembelian dikirimkan ke sistem
aplikasi hutang dagang untuk memulai proses pembayaran.
Barang dagangan diterima dari pemasok. Lalu pemasok mengirimkan faktur kepada
perusahaan untuk pembayaran. Faktur ini harus disetujui oleh sistem aplikasi hutang dagang.
Bagian penerimaan memberitahukan bagian hutang dagang bahwa barang yang dipesan telah
diterima. Bagian hutang dagang meng-otorisasi pembayaran kepada pemasok. Nota
pembayaran dikirimkan ke sistem aplikasi untuk diproses.
Karyawan-karyawan menerima pembayaran cek dan dokumen lainnya dari sistem
penggajian. Nota pembayaran karyawan dikirim ke sistem aplikasi akuntansi untuk diproses.

Para pelanggan mengirimkan penbayaran melalui rekening mereka kepada perusahaan. Bukti
penerimaan kas diproses oleh sistem aplikasi akuntansi. Barang yang dibeli dikirimkan dari
bagian penerimaan ke gudang untuk disimpan.
Struktur organisasi

Alur Proses Produksi

Proses Produksi

Prosedur Perencanaan Produk Baru

Makalah Studi Kasus Analisa Sistem Informasi Akuntansi PT. GUDANG


GARAM Tbk.
01 Nov 2012 & Komentar
by dalam Uncategorized
Tugas
Makalah Studi Kasus
Analisa Sistem Informasi Akuntansi
PT. GUDANG GARAM Tbk.

Dosen Pengampu : Bpk. Aditya Hermawan,SE.Ak.,MSA

Nama:
M Samsul Hadi_09102042

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) ASIA


Kampus Pusat : Jl. Soekarno-Hatta 1A Rembuksari
Kampus II : Jl. Borobudur No.21
MALANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah
kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
Studi Kasus Sistem Informasi Akuntansi di perusahan PT. GUDANG GARAM Tbk
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Bpk. Aditya Hermawan,SE.Ak.,MSA, Selaku dosen mata kuliah Analisa Perancangan Sistem
Informasi. Dan,

2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya.

Malang, 04 Agustus 2011


Penyusun

M Samsul Hadi
DAFTAR ISI

COVER
1
KATA PENGANTAR.
2
DAFTAR
ISI. 3

BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah. 5
1.3. Batasan Masalah. 6
1.4. Tujuan Penulisan 6
1.5. Manfaat Penulisan Makalah.. 6

BAB II : LANDASAN PUSTAKA


2.1. Pengertian sistem9
2.2. Sistem Informasi Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.. 10
2.3. Komponen Sistem Informasi..12
BAB III : TEMUAN-TEMUAN
3.1. Profil Perusahaan.. 13
3.2. Tijauan Khusus 18
3.3. Gambaran SIA Perusahaan.. 22
BAB IV : PEMBAHASAN
4.1. Analisa Terhadap SIA Perusahaan. 26
4.2. Desain SIA Perusahaan.. 30
BAB V : PENUTUP
5.1. Kesimpulan 39
5.2. Saran 42

DAFTAR PUSTAKA..
43
LAMPIRAN
. 45

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan
yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan
dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien umtuk
mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat
penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Informasi yang berkualitas
yaitu informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu sehingga keputusan bisnis yang tepat
dapat dibuat yang disesuaikan dengan sistem informasi yang diterapkan di masing-masing
perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan sistem informasi merupakan hal yang sangat
penting untuk dilakukan.
Sistem informasi juga diperlukan dalam pengadaan bahan baku untuk kelancaran proses
pembelian bahan baku dari pemasok serta kepada pembeli. Prosedur pembelian bahan baku
melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar pelaksanaan pembelian
bahan baku dapat diawasi dengan baik. Salah satu penyebab terjadinya kekacauan-kekacauan
dalam prosedur pembelian bahan baku adalah lemahnya pengendalian intern pada sistem dan
prosedur yang mengatur suatu transaksi. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka setiap
perusahaan perlu menyusun suatu sistem dan prosedur yang dapat menciptakan pengendalian
intern yang baik dalam mengatur pelaksanaan transaksi perusahaan.
Bagi perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur, sistem informasi produksi yang
efektif merupakan suatu keharusan dan tidak lepas dari persoalan persediaan bahan baku,
karena sebagian besar modal perusahaan terikat pada proses produksi perusahaan tersebut.
Dengan adanya sistem informasi yang efektif, maka kekacauan-kekacauan yang umum
terjadi dalam bidang produksi seperti jadwal produksi yang tidak realistis, pemborosan dan
terjadinya kekurangan persediaan yang terjadi selama proses produksi dapat dihindari dan
ditangani.
Sampai saat ini, pengertian pengendalian intern telah dikemukakan oleh banyak pihak. Dalam
arti sempit, pengendalian intern didefinisikan sebagai pengecekan untuk memeriksa
kecermatan penjumlahan. Sedangkan dalam arti luas, pengendalian intern adalah semua alatalat yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk melakukan pengawasan. Sistem
informasi produksi memfokuskan pada aspek-aspek seperti: pemesanan, penyimpanan, dan
ketersediaan bahan baku dan perlengkapan produksi; penjadwalan mesin, fasilitas dan tenaga

kerja untuk memproses bahan baku menjadi bahan jadi; mendesain dan menguji produk
dengan jumlah sesuai rencana, kualitas yang baik dan biaya yang dianggarkan. Dengan kata
lain, sistem informasi produksi bertujuan mendukung fungsi produksi dan operasi yang terdiri
atas aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian produksi barang dan jasa.
Untuk mencapai tujuan perusahaan manajemen bertanggung jawab terhadap praktek
pembelian bahan baku dan produksi dalam perusahaan yang dikelola dan harus secara terusmenerus mengawasi sistem pengendalian intern yang sudah ditetapkan. PT Gudang Garam
Tbk merupakan produsen rokok kretek terkemuka di Indonesia yang memproduksi berbagai
jenis produk berkualitas tinggi, mulai dari sigaret kretek linting (SKL), sigaret kretek tangan
(SKT) dan sigaret kretek mesin (SKM) yang sudah tersebar luas di Nusantara maupun di
dunia. Produk PT. Gudang Garam diantaranya adalah Gudang Garam International, Surya 12,
Surya 16, Surya Slims, Surya Signature, Surya Profesional, Surya Pro Mild, Gudang Garam
Nusantara, Gudang Garam Nusantara Mild, Gudang Garam Merah, Gudang Garam Djaja,
Nusa, Taman Sriwedari dan Sigaret Kretek Filter Klobot.

1.2.

Rumusan Masalah

Aktivitas perencanaan dan pengendalian pembelian bahan baku dan produksi menjadi
semakin kompleks. Untuk dapat melakukan aktivitas perencanaan dan pengendalian
pembelian bahan baku dan produksi sebagai penghasil informasi. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk mengevaluasi dan menganalisa sistem informasi akuntansi sebagai penyedia
informasi perencanaan dan pengendalian pembelian bahan baku dan produksi.
Dari uraian diatas maka permasalahan yang menarik diangkat untuk lebih mengetahui tentang
perusahaan adalah:

1.
2.
3.
4.
5.

1.3.

Bagaimana Gambaran Umum didirikannya PT. Gudang Garam Tbk?


Bagaimana Data Umum PT. Gudang Garam Tbk?
Bagaimana Gambaran Sistem Informasi Akuntansi di PT. Gudang Garam Tbk?
Bagaimana analisis terhadap Sistem Informasi Akuntansi di PT. Gudang Garam Tbk?
Bagaimana Rekomendasi /Desain Sistem Informasi Akuntansi di PT. Gudang Garam Tbk?

Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:

1.4.

Perseroan Terbatas (PT) Gudang Garam Tbk.


Sistem Informasi Akuntansi (SIA) PT. Gudang Garam Tbk.
PT. Gudang Garam di jalan Raden Patah Kediri

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih banyak tentang gambaran
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) khususnya PT. Gudang Garam Tbk, dan menganalisa serta
mendesain Sistem Informasi Akuntansi (SIA) PT. Gudang Garam Tbk.

BAB II
LANDASAN PUSTAKA

2.1.

Pengertian sistem

Menurut Yogianto (1995:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren D. Stalling,
pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai
berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan yang saling berhubungan, berkumpul bersamasama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Definisi sistem menurut Mulyadi (1993:2) sebagai berikut:

2.2.

Setiap sistem terdiri atas unsur-unsur.


Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan.
Unsur-unsur tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.
Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.

Sistem Informasi Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.

Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu rerangka pengkordinasian sumber daya
(data, meterials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi input berupa
data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk

melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak
yang berkepentingan (Wilkinson, 1991). Transaksi memungkinkan perusahaan melakukan
operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan mencerminkan aktivitas
organisasi. Transaksi akuntansi merupakan transaksi pertukaran yang mempunyai nilai
ekonomis.
2.2.1.

2.2.2.

Tipe transaksi dasar adalah:


Penjualan produk atau jasa
Pembelian bahan baku, barang dagangan, jasa, dan aset tetap dari supplier
Penerimaan kas
Pengeluaran kas kepada supplier
Pengeluaran kas gaji karyawan.

Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :
Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan
keputusan.
Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.

2.2.3. Tujuan SIA:

Untuk mendukung operasi-operasi sehari-hari (to Support the day-to-day operations)


Mendukung pengambilan keputusan manajemen (to support decision making by internal
decision makers).
Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggung-jawaban (to fulfill
obligations relating to stewardship)

Sebagian dari keluaran yang diperlukan oleh pemroses informasi disediakan oleh sistem
pemrosesan transaksi, seperti laporan keuangan dari sistem pemrosesan transaksi. Namun
sebagian besar diperoleh dari sumber lain, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Pengguna utama pemrosesan transaksi adalah manajer perusahaan. Mereka mempunyai
tanggung jawab pokok untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan perencanaan dan
pengendalian operasi perusahaan. Pengguna output lainnya adalah para karyawan penting
seperti akuntan, insinyur serta pihak luar seperti investor dan kreditor.

2.3.

Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan sebuah susunan dari orang, aktivitas, data, jaringan dan
teknologi yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung dan meningkatkan operasi
seharihari sebuah bisnis, juga menyediakan kebutuhan informasi untuk pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan oleh manajer. Ada dua tipe sistem informasi, personal dan
multiuser.

BAB III
TEMUAN TEMUAN

3.1. Profil Perusahaan


3.1.1. Sejarah Singkat Pabrik

Sebelum perusahaan PT. Gudang Garam berdiri, pemiliknya yang bernama SURYA
WONOWIJOYO kelahiran Hokian Cina pada tanggal 15 agustus 1923 bekerja
diperusahaan rokok Tjap 93 (NV. Sembilan Tiga) milik pamannya di Jl Raden Patah Kediri
setelah tahun 1957 beliau membuka perusahaan sendiri dengan menyewa tanah seluas 1000M
dan jumlah sekitar 50 orang.
Seorang pengusaha yang dibesarkan di pulau Madura tepatnya di Sampang ini merintis
perusahaannya dengan sangat ulet dengan memasarkan 50 juta batang rokok yang dipasarkan
kekota terdekat dengan harga Rp. 1,- perbungkus sekitar pada trahun 1958 sehingga menjadi
perusahaan yang besar seperti sekarang ini, sekitar tahun 1968 perusahaan perseorangan ini
akhirnya dirubah menjadi Firma (Fa) dan kemudian sekitar tahun 1972 dengan fasilitas
pemerintah perusahaan-perusahaan ini menjadi PT tertutup yang sahamnya hanya boleh
dimiliki oleh keluarganya sendiri, dan tahun 1990 PT. Gudang Garam menjadi terbuka
dimana sahamnya boleh dimiliki oleh orang luar.

Pada tahun 1960 sebuah cabang produksi SKT dan SKL dibuka di Gurah sekitar 13 KM arah
tenggara kota Kediri dengan pegawai kurang lebih 200 karyawan yang setiap harinya pulang
pergi Gurah Kediri.
Dengan adanya kebijakan ekonomi pemerintah dan stabilitas politik pada awal orde baru
peluang semakin meningkat didalam negeri dan usahanya semakin akselerasi dengan
dukungan BNI 1946, sehingga pada September 1968 areal pertama seluas 100 M dibeli dan
dijadikan Unit I dan pada tahun yang sama dibangun unit II disusul pemindahan unit produksi
dari Gurah ke Kediri pada tahun 1969.

Pada tahun 1990 perusahaan mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya dan melakukan penawaran pada masyarakat luas pada bulan juli Agustus 1990
sebesar 1,98% sehingga total sahamnya 20% dari modal yang disetor penuh.

3.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan

3.1.2. Jumlah Karyawan


Pada awalnya berdirinya PT. Gudang Garam hanya memilki 50 orang karyawan dan hampr
semua dari daerahnya sendiri, tetapi lama kelamaan tanbah menjadi banyak dan sekarang
kurang lebih sekitar hampir 39.000 dan sudah banyak yang berasal dari daerah luar (Luar
Kota).
Data Karyawan per 31 Desember 2006

Karyawan Borongan
Karyawan Tetap

JUMLAH

14.272 orang
24.400 orang

38.400 orang

3.1.3. Jaminan keselamatan kerja.


PT. Gudang Garam sangat memperhatikan keselamatan pegawai, antara lain :
Pabrik memberi bantuan kepada karyawan yang sakit atau kecelakaan saat bekerja, serta
kecelakaan pada saat berangkat dan pulang kerja.
Pabrik memberikan cuti hamil pada kaum wanita sampai 45 hari sebelum dan sesudah
melahirkan.
Perusahaan menyediakan klinik berobat yang terletak dilokasi perusahaan untuk karyawan
yang mengalami sakit atau kecelakaan bekerja.
PT. GUDANG GARAM membentuk Tim P2K3 ( Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ) yang bertugas untuk memastikan keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan.

Adanya Tim dokter, para medis, bidan, asisten apoteker, analisis lab, dan perawat gigi.

3.1.4. Perlengkapan Perlindungan kerja.


Perlengkapan perlindungan keselamatan kerja pada perusahaan antara lain :

Masker
Sarung tangan
Tabung api/pemadam.

3.1.5. Pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja.


Pendidikan atau pelatihan keselamatan kerja oleh PT. gudang Garam juga mendapat
perhatian penting, hal ini terutama bagi pegawai baru atau awal penggunaan alat baru seperti
alat pembuat rokok dengan mesin ( SKM ) dengan tujuan :
1.
2.
3.
4.
5.

Karyawan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan.


Berusaha mandiri jika sewaktu-waktu tidak lagi bekerja pada PT. Gudang Garam.
Karyawan tangkas dan cekatan dalam melaksanakan pekerjaan.
Karyawan lebih terampil dalam bekerja.
Mengembangkan kursus pengantin, hias janur, dan menjahit.

3.1.6. Pengaruh pabrik terhadap lingkungan.


Pengaruh pabrik terhadap lingkungan selalu ada baik positif atau negative, Pabrik Gudang
Garam berusaha mengurangi dampak negative bagi lingkungan dengan jalan mengolah
limbah dengan baik, menjadikan lingkungan kerjanya sejuk dan nyaman dengan cara
menanam pohon-pohon yang rindang dan penataan taman yang indah.

3.1.7. Pengaruh pabrik terhadap masyarakat sekitarnya.


Berdirinya pabrik rokok ini mempunyai hikmah tersendiri, yakni masyarakat sekitar dapat
bekerja pada pabrik tersebut atau berjualan/berdagang pada lokasi pasar yang telah di
sediakan. Dengan demikian PT. Gudang Garam turut serta meningkatkan taraf hidup
masyarakat sekitar, membantu program pemerintah mengentaskan kemiskinan dan
pengangguran.

3.2. Tinjaun Khusus


3.2.1. Sistem Produksi
Sistem produksi yang dilakukan PT. Gudang Garam adalah menggunakan sistem produksi
manual dan mesin, apabila produksi rokok yang diminta distribusi adalah jenis rokok klobot
maka yang digunakan menggunakan sistem manual ( SKT ) dan jika pesanan distribusi jenis

rokok filter maka menggunakan sistem produksi mesin ( SKM ) dam menggunakan teknologi
tinggi baik pengolahan bahan baku dan pembuatan rokok dan laboratorium.

3.2.2. Bahan Baku Produksi


Bahan baku produksi rokok adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Tembakau kualitas.
Cengkeh pilihan.
Ambri ( Pembungkus rokok ).
Aroma rokok.
Lem Ambri.

3.2.3. Proses produksi.


Proses produksi yang dilakukan pertama kali adalah bahan baku yang perlu di campur
dipotong-potong agar mudah proses pencampuranya, setelah bahan dicampur merata di
masukkan ke oven untuk proses pengeringan. Setelah bahan baku kering, proses pembuatan
rokok perbatang siap di lakukan baik oleh tenaga manusia ( SKT ) atau tenaga mesin ( SKM )
sehingga rokok siap di bungkus dan di pasarklan.

3.2.4. Menegement Perusahaan.

Sistem menegement perusahaan di PT. Gudang Garam adalah Menejemen terbuka ( Open
Menegement ) dan biasanya setiap 3 bulan sekali data transaksi atau keuangan di layangkan
pada media masa ( Visual atau Audio Visual ).

3.2.5. Sistem penggajian.


Sistem penggajian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu : System upah borongan dan system
upah tetap atau harian, hal ini tergantung dari bekerja itu sendiri dalam memilih sistem upah
tetapi kebanyakan karyawan memilih upah borongan dengan hasil sesuai kerjanya.

3.2.6. Acounting / Pembukuan.

Sistem pembukuan yang ada pada perusahaan PT. Gudang Garam adalah tergantung pada
setiap unit di perusahaan di karenakan setiap unit sistemnya berbeda tetapi setiap harinya
selalu tercover dalam Bulanan, Triwulandan Tahunan.

3.2.7. Perpajakan
Perpajakan PT. Gudang Garam adalah sekitar 60% dari hsil pemasaran adalah milik
pemerintah dengan cara membeli cukai rokok sehingga setiap tahunnya.

3.2.8. Pemasaran
Proses pemasaran rokok gudang garam dilakukan oleh tenaga marketing/ pemasaran yang
berpengalaman yang dipasarkan didalam negeri dan luar negeri yang dibantu oleh para
distributor, juga para agen dan grosir atau sesuai dengan permintaan grosir dipasaran.

Apabila pemesanan sampai dilur negeri: Inggris, Belanda, Prancis, Amerika, Arab Saudi, dll
maka perusahaan PT. Gudang Garam menyesuikan standart rokok pada kondisi negara
tersebut (Data) penjualan dalam 6 tahun terakhir
No. Tahun Penjualan Domestik (Batang) Penjualan Eksport (Batang) Total Penjualan (Batang)
1.

2001 66.388.000.000

3.844.000.000

70.182.000.000

2.

2002 61.405.000.000

4.134.000.000

65.539.000.000

3.

2003 62.662.000.000

4.650.000.000

67.312.000.000

4.

2004 65.196.000.000

4.681.000.000

69.877.000.000

5.

2005 61.569.000.000

4.426.000.000

65.995.000.000

6.

2006 59.394.000.000

4.969.000.000

64.363.000.000

3.3. Gambaran SIA Perusahaan


3.3.1. Data dan Informasi Akuntansi
Setiap sistem informasi akuntansi melaksanakan lima fungsi utama, yaitu pengumpulan data,
pemrosesan data, manajemen data, pengendalian data (termasuk security), dan penghasil
informasi.
3.3.1.1. Pengumpulan Data
Fungsi pengumpulan data terdiri atas memasukkan data transaski melalui formulir,
mensyahkan serta memeriksa data untuk memastikan ketepatan dan kelengkapannya. Jika
data bersifat kuantitatif, data dihitung dahulu sebelum dicatat. Jika data jauh dari lokasi
pemrosesan, maka data harus ditransmisikan lebih dahulu.

3.3.1.2. Pemrosesan Data


Pemrosesan data terdiri atas proses pengubahan input menjadi output. Fungsi pemrosesan
data terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:

Pengklasifikasian atau menetapkan data berdasar kategori yang telah ditetapkan.


Menyalin data ke dokumen atau media lain.
Mengurutkan, atau menysusn data menurut karaktersitiknya.
Mengelompokkan atau mengumpulkan transaski sejenis.
Menggabungkan atau mengkombinasikan dua atau lebih data atau arsip.
Melakukan penghitungan.
Peringkasan, atau penjumlahan data kuantitatif.
Membandingkan data untuk mendapatkan persamaan atau perbedaan yang ada.

3.3.1.3. Manajemen Data


Fungsi manajemen data terdiri atas tiga tahap, yaitu: penyimpanan, pemutakhiran dan
pemunculan kembali (retrieving). Tahap penyimpanan merupakan penempatan data dalam
penyimpanan atau basis data yang disebut arsip. Pada tahap pemutakhiran, data yang
tersimpan diperbaharui dan disesuaikan dengan peristiwa terbaru. Kemudian pada tahap
retrieving, data yang tersimpan diakses dan diringkas kembali untuk diproses lebih lanjut atau
untuk keperluan pembuatan laporan. Manajemen data dan pemrosesan data mempunyai
hubungan yang sangat erat. Tahap pengelompokkan data dan pengurutan data dari fungsi
pemrosesan data, misalnya sering dilakukan sebagai pendahuluan sebelum dilakukan tahap
pemutakhiran dalam fungsi manajemen data. Manajemen data dapat dipandang sebagai
bagian dari pemrosesan data. Manajemen data akan menunjang pencapaian efisiensi aktivitas
dalam proses menghasilkan informasi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
terutama mengenai informasi aktivitas dan informasi kebijakan manajemen.

3.3.1.4. Pengendalian Data

Fungsi pengendalian data mempunyai dua tujuan dasar: (1) untuk menjaga dan menjamin
keamanan aset perusahaan, termasuk data, dan (2) untuk menjamin bahwa data yang
diperoleh akurat dan lengkap serta diproses dengan benar. Berbagai teknik dan prosedur
dapat dipakai untuk menyelenggarakan pengendalian dan keamanan yang memadai.

3.3.1.5. Penghasil Informasi


Fungsi penghasil informasi ini terdiri atas tahapan pemrosesan informasi seperti
penginterprestasian, pelaporan dan pengkomunikasian informasia

3.3.1.6. Pengendalian persediaan


Sistem pengendalian persediaan menggambarkan proses perubahan dari item-item
persediaan. Data mengenai permintaan pelanggan diterima dari sistem proses pemesanan,
sistem pengendalian persediaan berbasis komputer memberikan pelayanan berkualitas pada
pelanggan disamping meminimasikan investasi dan biaya dalam persediaan.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Analisa Terhadap SIA Perusahaan


4.1.1. Komputerisasi Proses Akuntansi
Ada bagian dari proses pencatatan yang fungsinya dapat diganti dengan komputer. Bila
dipelajari sifatnya, proses mulai dari penjurnalan sampai ke pelaporan sebenarnya bersifat
matematis (karena hubungan buku besar dapat ditunjukkan dalam persamaan akuntansi,
sistematis (karena urutan mengerjakannya jelas) dan logis (karena unsur pertimbangan atau
judgement tidak terlibat lagi). Dengan kata lain, proses tersebut sifatnya adalah penambahan,
pembandingan, penyortiran, pereklasifikasian, dan peringkasan dengan cara tertentu yang
sudah jelas atau pasti. Pekerjaan atau tugas yang demikian biasanya menjadi objek
komputerisasi.
Dengan sistem komputer seperti di atas maka langkah yang paling kritis adalah langkah
analisis transaksi karena kalau langkah ini salah, hasil pengolahan data oleh komputer juga
ikut salah. Yang menjadi persoalan adalah siapakah orang yang bertugas untuk melakukan
pemasukan data (data entry). Tentu saja tidak setiap orang dapat melakukan hal tersebut.
Hanya orang/operator tertentu yang diotorisasi dapat melakukan pemasukan data. Sistem
akuntansi dengan komputer itu sendiri biasanya juga dilengkapi dengan mekanisme
pengamanan sehingga tidak setiap orang dapat mengubah data walaupun orang tersebut
masih tetap dapat menggunakan komputer yang sama untuk tujuan lain. Untuk dapat

menjalankan program dan melakukan pemasukan data orang/operator yang diotorisasi untuk
itu diberi kode khusus (disebut password) agar dapat membuka file akuntansi dan melakukan
pencatatan transaksi tertentu. Cara ini merupakan salah satu contoh pengaman dan
merupakan salah satu cara untuk menentukan orang yang bertanggung jawab bila terjadi
kesalahan atau penyalahgunaan informasi.
Komunikasi dengan komputer dilakukan melalui terminal yang terdiri atas keyboard, layer
monitor dan printer. Dalam perusahaan yang besar yang mempunyai komputer berskala
besar, komputernya sendiri biasanya tidak tampak atau tidak terletak di dekat terminal
tersebut tetapi khusus terletak di tempat yang disebut pusat komputer. Dalam hal
mikrokomputer, semua perangkat komputer menjadi satu kesatuan dan berdiri sendiri sebagi
suatu sistem.
Walaupun dengan penggunaan komputer kegiatan-kegiatan dalam siklus akuntansi manjadi
tidak ada lagi, konsep yang dipelajari dalam sistem akuntansi manual tetap diperlukan karena
apa yang dikerjakan oleh komputer tetap mengikuti konsep yang digunakan dalam sistem
akuntansi manual. Laporan seperti daftar piutang, daftar utang dan laporan interim dapat
disusun dan dicetak setiap saat dengan segera. Kalau data penyesuaian telah dimasukkan
dalam komputer maka laporan keuangan akhir dapat segera dicetak. Oleh karena itu, dalam
sistem komputer tidak diperlukan lagi kertas kerja seperti pada sistem manual. Perlu dicatat
bahwa konsep pelaporan keuangan tidak dapat diganti oleh komputer, yang dapat diganti
dengan komputer adalah proses pengolahan datanya. Oleh karena itu, bagian akuntansi yang
mengolah data dengan komputer sering disebut dengan bagian Electronic Data Processing
(EDP) yang selain mengolah data akuntansi bagian ini juga mengolah data perusahaan yang
lain.
4.1.2. Mencatat Transaksi dalam Sistem Komputer
Program komputer untuk akuntansi biasanya dirancang dengan cermat sehingga operator
yang melakukan pencatatan transaksi dapat melaksanakannya dengan mudah. Setiap langkah
yang dikerjakan dalam siklus akuntansi (penjurnalan, pengakunan dan penyusunan daftar
saldo) dapat dilakukannya dengan mengikuti instruksi yang langsung dapat dilihat pada layar
monitor. Instruksi yang sudah disiapkan pada waktu merancang sistem biasanya ditampilkan
di layar monitor dalam bentuk menu. Menu akan menyajikan daftar operasi yang dapat
diminta oleh operator dan operator tinggal memilih operasi yang dikehendaki.
4.1.3. Pertimbangan Penggunaan Komputer
Pertimbangan utama penggunaan komputer adalah pertimbangan cost and benefit.
Penggunaan komputer merupakan sebuah investasi besar bagi sebuah organisasi. Bukan
hanya dalam hal biaya investasi tetapi waktu, tenaga dan sumber daya yang dialokasikan
untuk hal ini membutuhkan alokasi yang tidak sedikit. Cost bukan hanya berarti biaya yang
dikeluarkan. Waktu, tenaga, sumber daya yang lain haruslah diperhitungkan dalam
penggunaan komputer. Permasalahan timbul ketika cost yang berbentuk selain biaya tersebut
sukar untuk diukur dalam ukuran kuantitatif. Tentu hal ini membutuhkan alat untuk
mengalokasikan dan menentukan ukuran yang tepat untuk mengkuantifikasikannnya.
Kalau dibandingkan dengan sistem manual, sistem komputerisasian memang jelas
mempunyai keunggulan (benefit) khususnya dalam hal kecepatan (speed), ketelitian
(accuracy) dan kapasitas (capacity) pemrosesan. Kecepatan komputer dapat diandalkan

karena komputer mengerjakan suatu perintah dalam hitungan mikrodetik (microsecond).


Ketelitian jelas dapat diandalkan karena setelah data disiapkan dengan benar, komputer akan
memroses tanpa campur tangan manusia lagi dan kalau komputer sudah diprogram dengan
benar kemungkinan kesalahan perhitungan dan klasifikasi menjadi kecil. Itulah sebabnya
sebelum suatu komputer dan programnya digunakan, suatu percobaan (trial run) dengan data
percobaan perlu dilakukan untuk memverifikasi program. Dalam sistem manual, karena tiap
langkah dikerjakan oleh manusia, kemungkinan kesalahan menjadi lebih besar.
Kapasitas untuk menyimpan, mencatat dan mencetak data menjadi sangat besar karena data
disimpan dalam bentuk elektromagnetik. Oleh karena itu, di samping laporan utama
komputer dapat diprogram untuk menghasilkan laporan-laporan tambahan lainnya termasuk
rincian-rincian yang diperlukan. Namun demikian, karena semua data tidak terekam dalam
bentuk yang dapat dibaca oleh manusia, kegagalan komputer (computer failure) dapat
merunyamkan perusahaan karena data dapat rusak atau hilang atau tidak dapat dibaca
kembali. Itulah sebabnya diperlukan suatu mekanisme backup. Manipulasi dengan komputer
dan kejahatan dengan komputer (computer crime) juga merupakan ancaman bagi perusahaan
yang mengandalkan operasi dan pencatatan keuangannya dengan komputer. Oleh karena itu,
diperlukan suatu sistem pengendalian internal dan computer security yang memadai.
Penggunaan password merupakan salah satu cara pengendalian agar tidak setiap orang dapat
mengubah atau memasukkan angka ke dalam sistem komputer.
Perusahaan harus tahu benar manfaat digunakannya komputer dan harus yakin bahwa yang
diproses dengan komputer adalah data-data yang benar-benar diperlukan dalam rangka
menghasilkan informasi untuk kepentingan perusahaan. Yang lebih penting adalah informasi
apa yang harus diproses bukan bagaimana memprosesnya. Kalau yang dimasukkan dalam
komputer adalah data yang tidak mempunyai kualitas informasi, keluaran komputer juga
merupakan data yang tidak bermanfaat betapapun rapi dan indah hasil cetakannya Pemeo
untuk mengatakan hal tersebut adalah garbage-in, garbage-out (GIGO).

4.2. Desain SIA Perusahaan


4.2.1. SAP (System, Application and Product in Data Processing)
SAP ( System Application and Product in data processing ) adalah suatu software yang
dikembangkan untuk mendukung suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya secara lebih efisien dan efektif. SAP merupakan software Enterprise
Resources Planning (ERP), yaitu suatu tools IT dan manajemen untuk membantu perusahaan
merencanakan dan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.
SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai kemampuan mendukung semua
transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi bekerja secara berkaitan
satu dengan yang lainnya. Semua modul aplikasi di SAP dapat bekerja secara
terintegrasi/terhubung yang satu dengan lainnya.

4.2.2. Modul-Modul di SAP

SAP mempunyai kelebihan dalam integrasi antar modul. Didalam SAP ada beberapa modul
aplikasi yang saling ter-integrasi sebagai berikut:

SD-Sales & Distribution

Membantu meningkatkan efisiensi kegiatan operasional berkaitan dengan proses pengelolaan


customer order (proses sales, shipping dan billing).

MM-Materials Management

Membantu menjalankan proses pembelian (procurement) dan pengelolaan inventory.

PP-Production Planning

Membantu proses perencanaan dan kontrol daripada kegiatan produksi (manufacturing) suatu
perusahaan.

QM-Quality Management

Membantu men-cek kualitas proses-proses di keseluruhan rantai logistik

PM-Plant Maintenance

Suatu solusi untuk proses administrasi dan perbaikan sistem secara teknis.

HR-Human Resources Management

Mengintegrasikan proses-proses HR mulai dari aplikasi pendaftaran, administrasi pegawai,


management waktu, pembiayaan untuk perjalanan, sampai ke proses pembayaran gaji
pegawai.

FI-Financial Accounting

Mencakup standard accounting cash management (treasury), general ledger dan konsolidasi
untuk tujuan financial reporting.

CO-Controlling

Mencakup cost accounting, mulai dari cost center accounting, cost element accounting, dan
analisa profitabilitas.

AM-Asset Management

Membantu pengelolaan atas keseluruhan fixed assets, meliputi proses asset accounting
tradisional dan technical assets management, sampai ke investment controlling.

PS-Project System

Mengintegrasikan keseluruhan proses perencanaan project, pengerjaan dan kontrol.

Modul-modul tersebut tidak harus diimplementasikan semua, melainkan sesuai dengan


kebutuhan bisnis proses dari perusahaan tersebut. Selain itu, modul dan setting yang
diimplementasikan juga berbeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya. Ini
disebabkan karena adanya perbedaan bisnis proses antar perusahaan meskipun bergerak di
bidang usaha yang sejenis.
Dengan mengimplementasikan SAP di suatu organisasi akan mengintegrasikan sistem yang
mempunyai manfaat antara lain :

Perubahan yang dilakukan pada satu modul secara otomatis akan mengupdate modul yang
lainnya bila informasi yang dirubah berkaitan dengan modul tersebut. Data akan terupdate
secara langsung begitu user menginput data ke dalam sistem. Hal ini yang dikenal dengan
istilah real-time processing
Integrasi secara sistem bisa terjadi dengan syarat bahwa seluruh perusahaan harus
menggunakan satu sumber data yang sama, baik untuk data customer, data product
maupun data vendor.
Transparansi data - Semua user yang mempunyai akses ke sistem akan dapat melihat semua
informasi yang paling up-to-date setiap saat diperlukan walaupun informasi tersebut diinput oleh user lainpun.

Sistem SAP memungkinkan hal ini terjadi dengan mentransfer/mengcopy informasi yang
sudah di-input pada satu dokumen ke dokumen lainnya sehingga mengurangi pekerjaan input
data dan sekaligus mengupdate semua dokumen yang berkaitan dengan rangkaian proses
tertentu.

4.2.3. Data di SAP


Tipe data yang terdapat dalam sistem SAP:
1. 1.

Data yang digunakan untuk melakukan transaksi di SAP, contoh: membuat purchase order
Setiap transaksi akan tersimpan di dalam satu dokumen tertentu

1. 2.

Data Transaksi

Master Data

Data utama yang harus dibuat dengan benar supaya transaksi bisa dilakukan, contoh:
material master, vendor master, customer master
Master data tersimpan secara terpusat dan digunakan oleh seluruh modul aplikasi dalam
sistem SAP

Sistem SAP dikembangkan dengan tujuan untuk mengintegrasikan keseluruhan rangkaian


proses bisnis yang terdapat pada suatu organisasi.
Dalam suatu organisasi, misalnya perusahaan manufacturing, ini berarti integrasi keseluruhan
proses supply chain mulai dari supplier sampai dengan customer dalam suatu rangkaian
proses yang saling berbagi informasi.

4.2.4. SAP Data Archiving


Data archiving menuntut kerjasama yang tinggi antara user dan Administrator serta harus
direncakaan dengan baik antar departement. Tujuan system administrator adalah menjaga
database yang sekecil mungkin, yang berarti menghapus object data sebanyak mungkin,
padahal keinginan user adalah bisa mengakses data yang online sebanyak mungkin baik itu
untuk analisis, sekedar menampilkan atau reporting. Karena itu dibutuhkan kompromi untuk
hal ini, kapan data akan diarchive. Tujuan jangka panjang adalah menjaga volume data agar
tetap konstan dan memiliki strategi yang baik dalam archiving.
SAP merupakan software integrasi dari modul-modul bisnis proses yang biasa
diimplementasikan di perusahaan besar. Integrasi ini melibatkan banyak tabel dalam database
dan dalam pengaksesannya memerlukan indexing. Keinginan Technical team dan user sering
bersebrangan. Bagi user, kondisi yang diinginkan adalah semua data dapat di akses dengan
cepat. Dari sisi technical, keinginan user ini dipertanyakan. Kenapa semua data harus
disimpan terus? Dengan menyimpan data terus menerus menyebabkan disk penuh dan index
tree menjadi gemuk. Index yang gemuk ini akan menyebabkan pengaksesan terhadap record
menjadi lambat. Secara technical, index ini bisa diatasi dengan menambah kapasitas memory
dan processor. Sama pula bila disk penuh, tinggal membeli dan menambah disk. Berapa
investasi yang diperlukan tiap tahun untuk menambah disk, memory dan processor.
Secara bisnis, tidak semua data diakses tiap hari. Hanya data yang diperlukan untuk
keperluan bisnis yang sering diakses. Data yang secara bisnis proses sudah closed, (misal dari
Purchase Order, Good Receipt dan sampai payment) tidak akan diakses oleh lagi kecuali
keperluan khusus.
Setiap bulan, oleh financial dilakukan month end closing, sebuah proses tutup buku bulanan.
Data yang secara bisnis proses sudah berstatus closed, tentu tidak akan diubah. Bayangkan
bila data pemesanan barang dengan spesifikasi dan harga tertentu yang sudah dibayar, tapi
dilakukan pengubahan nilai rupiahnya atau speknya. Data yang secara bisnis role tidak boleh
diubah ini, bila masih dibutuhkan untuk diakses, bisa dilakukan archiving.
Dengan archiving, keinginan user untuk mengakses semua data (hanya yang dibutuhkan)
dengan cepat bisa terwujud. Begitu pula keinginan technical team (Administrator) untuk
menjaga kerampingan index database, mengurangi investasi penambahan hardware terpenuhi.

4.2.5. Data Archiving


Secara technical Data Archiving adalah memindahkan record data, dari tabel-tabel database
di Sistem SAP dan menyimpannya di dalam archiving file (paling sedikit 1 file).

Gambar : Pemindahan Record

Proses Archive Data


Ada 2 tahap dalam archiving :
Membuat archive files : Program archiving menulis (write) data yang diarchive dari R/3
database ke dalam bentuk archive files.
Menghapus data : Program deletion akan membaca data dari archive file dan akemudian
menghapusnya dari database

Gambar : Proses Data Archiving

BAB V
PENUTUP

5.1.

Kesimpulan

5.1.1. Komputerisasi Proses Akuntansi


Ada bagian dari proses pencatatan yang fungsinya dapat diganti dengan komputer
Dengan sistem komputer seperti di atas maka langkah yang paling kritis adalah langkah
analisis transaksi karena kalau langkah ini salah, hasil pengolahan data oleh komputer juga
ikut salah.. Sistem akuntansi dengan komputer itu sendiri biasanya juga dilengkapi dengan
mekanisme pengamanan sehingga tidak setiap orang dapat mengubah data walaupun orang
tersebut masih tetap dapat menggunakan komputer yang sama untuk tujuan lain. Untuk dapat
menjalankan program dan melakukan pemasukan data orang/operator yang diotorisasi untuk
itu diberi kode khusus (disebut password) agar dapat membuka file akuntansi dan melakukan
pencatatan transaksi tertentu.
Komunikasi dengan komputer dilakukan melalui terminal yang terdiri atas keyboard, layer
monitor dan printer. Dalam perusahaan yang besar yang mempunyai komputer berskala
besar, komputernya sendiri biasanya tidak tampak atau tidak terletak di dekat terminal
tersebut tetapi khusus terletak di tempat yang disebut pusat komputer. Dalam hal
mikrokomputer, semua perangkat komputer menjadi satu kesatuan dan berdiri sendiri sebagi
suatu sistem.
Walaupun dengan penggunaan komputer kegiatan-kegiatan dalam siklus akuntansi manjadi
tidak ada lagi, konsep yang dipelajari dalam sistem akuntansi manual tetap diperlukan karena
apa yang dikerjakan oleh komputer tetap mengikuti konsep yang digunakan dalam sistem
akuntansi manual. Laporan seperti daftar piutang, daftar utang dan laporan interim dapat
disusun dan dicetak setiap saat dengan segera. Kalau data penyesuaian telah dimasukkan
dalam komputer maka laporan keuangan akhir dapat segera dicetak. Oleh karena itu, dalam
sistem komputer tidak diperlukan lagi kertas kerja seperti pada sistem manual.
5.1.2. Mencatat Transaksi dalam Sistem Komputer
Program komputer untuk akuntansi biasanya dirancang dengan cermat sehingga operator
yang melakukan pencatatan transaksi dapat melaksanakannya dengan mudah.
5.1.3. Pertimbangan Penggunaan Komputer

Pertimbangan utama penggunaan komputer adalah pertimbangan cost and benefit.


Penggunaan komputer merupakan sebuah investasi besar bagi sebuah organisasi. Bukan
hanya dalam hal biaya investasi tetapi waktu, tenaga dan sumber daya yang dialokasikan
untuk hal ini membutuhkan alokasi yang tidak sedikit. Kalau dibandingkan dengan sistem
manual, sistem komputerisasian memang jelas mempunyai keunggulan (benefit) khususnya
dalam hal kecepatan (speed), ketelitian (accuracy) dan kapasitas (capacity) pemrosesan.
Kecepatan komputer dapat diandalkan karena komputer mengerjakan suatu perintah dalam
hitungan mikrodetik (microsecond). Itulah sebabnya sebelum suatu komputer dan
programnya digunakan, suatu percobaan (trial run) dengan data percobaan perlu dilakukan
untuk memverifikasi program. Dalam sistem manual, karena tiap langkah dikerjakan oleh
manusia, kemungkinan kesalahan menjadi lebih besar.
Kapasitas untuk menyimpan, mencatat dan mencetak data menjadi sangat besar karena data
disimpan dalam bentuk elektromagnetik. Oleh karena itu, di samping laporan utama
komputer dapat diprogram untuk menghasilkan laporan-laporan tambahan lainnya termasuk
rincian-rincian yang diperlukan. Namun demikian, karena semua data tidak terekam dalam
bentuk yang dapat dibaca oleh manusia, kegagalan komputer (computer failure) dapat
merunyamkan perusahaan karena data dapat rusak atau hilang atau tidak dapat dibaca
kembali. Itulah sebabnya diperlukan suatu mekanisme backup. Manipulasi dengan komputer
dan kejahatan dengan komputer (computer crime) juga merupakan ancaman bagi perusahaan
yang mengandalkan operasi dan pencatatan keuangannya dengan komputer. Oleh karena itu,
diperlukan suatu sistem pengendalian internal dan computer security yang memadai.
Perusahaan harus tahu benar manfaat digunakannya komputer dan harus yakin bahwa yang
diproses dengan komputer adalah data-data yang benar-benar diperlukan dalam rangka
menghasilkan informasi untuk kepentingan perusahaan. Yang lebih penting adalah informasi
apa yang harus diproses bukan bagaimana memprosesnya. Kalau yang dimasukkan dalam
komputer adalah data yang tidak mempunyai kualitas informasi, keluaran komputer juga
merupakan data yang tidak bermanfaat betapapun rapi dan indah hasil cetakannya Pemeo
untuk mengatakan hal tersebut adalah garbage-in, garbage-out (GIGO).

Gambar : Pemindahan Record

Gambar : Proses Data Archiving

5.2.

Saran

Semoga dengan adanya makalah ini, dapat memberikan informasi bagi teman teman
khususnya mengenai Analisa Perancangan Sistem Informasi pada suatu perusahaan.
Bagi penulis, semoga dapat bermanfaat dan menjadi tambahan pelajaran dan diharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun.

STUDY KASUS PERUSAHAAN PERBANKAN & ASURANSI


STUDY KASUS DALAM PERUSAHAAN PERBANKAN

Setelah digegerkan oleh kasus Bank Century beberapa waktu lalu, kali ini Indonesia
kembali digegerkan dengan pembobolan dana nasabah Citibank. Direktorat Tindak Pidana
Ekonomi danKhusus Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri menahan tersangka Inong
Malinda Dee berusia 47 tahun yang menjabat sebagai Senior Relationship Manager di
Citibank, karena diduga melakukan tindak pidana perbankan dan pencucian uang dari uang
nasabah yang dipegangnya. Dana nasabah itu lalu dialirkan ke berbagai rekening milik
Malinda maupun perusahaan.

Salah satu perusahaan yang menerima aliran dana itu yakni PT Sarwahita Global
Management. Pejabat Citibank yang diduga turut terlibat mendirikan PT Sarwahita Global
Management (SGM) bersama Malinda Dee telah diberhentikan sementara waktu oleh pihak
Citibank. Pejabat tersebut adalah Reniwaty Hamid. Sementara itu, dua orang lainnya yang
juga diduga turut mendirikan PTSarwahita Global Management yakni Gesang Situmorang
dan Dennis Roy Sangkilawang sudah tidak lagi menjadi pejabat Citibank. Gesang telah
pensiun sementara Dennis telah mengundurkan diri. Polri menetapkan status saksi pada
Reniwati Hamid dalam kasus pencucian uang dengan tersangka Malinda Dee. Polri mengaku
masih fokus kepada Malinda dan belum membidik direksi PT Sarwahita lainnya. Malinda
dilaporkan oleh Citibank karena adanya pengaduan atau keluhan tiga nasabah bank tersebut
yang kehilangan uang, sehingga total kerugian sementara yang dialami tiga nasabahsebesar
Rp16,6 miliar. Wanita yang lahir di Pangkal Pinang pada 5 Juli 1965, sudah 20 tahun bekerja
di bank milik Amerika Serikat dan telah tiga tahun melakukan aksi kejahatan perbankan
tersebut. Citibank mengakui terbongkarnya dugaan kejahatan pembobolan dana nasabah
oleh Malinda Dee bukan temuan audit internal perusahaan tapi laporan nasabah. Direktur
Kepatuhan Citibank Yesica Effendi menceritakan kronologi terbongkarnya kasus ini bermula
pada 9 februari 2001 di mana seorang nasabah menanyakan kepada Malinda Dee tentang
berkurangnya dana pada rekening oleh transaksi yang tidak dikenali.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat(Kadiv Humas) Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam
mengatakan modus yang dilakukan Malinda dengan sengaja telah melakukan pengaburan
transaksi dan pencatatan tidak benar terhadap beberapa slip transfer. Seorang teller
Citibank yang berinisial D telah ditetapkan sebagai tersangka dan dua kepala teller
Citibank Landmark yang berinisial W dan N sudah dimintai keterangan, sementara pihakpihak yang diduga terlibat kasus ini juga terus dikejar. Sedangkansaksi-saksi yang telah
diperiksa hingga kemarin ada 25 orang. Anton merinci saksi-saksi itu tigaorang nasabah
Citibank yang melaporkan aksi Malinda ke bank, 18 karyawan Citibank, dan sisanya berasal
dari PT Sarwahita Global Management. Malinda mengatakan, Citibank telah menampung
dana pencucian uang nasabah Malinda selama10 tahun. Dan selama itu pula para atasan
Malinda di Citibank cabang Landmark sangat mengetahui apa yang dilakukan Malinda
terhadap uang nasabahnya. Pasalnya Malinda menjadi perpanjangan tangan nasabah untuk
mencuci uang tabungan tersebut. Malinda akan menawarkan jasa lain dengan
memindahkan rekening nasabah ke bisnis lain seperti asuransi dan produk Citibank lainnya.
Dari pencucian uang nasabah ke bisnis lain, nasabah akan mendapatkan keuntungan. Kartu
identitas (KTP) lebih dari satu jadi sarana Malinda Dee melancarkan aksi penggelapan dana
nasabah dan pencucian uang yang dipraktikkan di delapan bank dan dua perusahaan
asuransi. Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein
mengatakan, pihaknya menemukan 28 transaksi mencurigakan dengan rekening atas nama
Malinda Dee, tersangka penggelapan uang Citibank dan pencucian uang.Yunus Husein
sebelumnya membenarkan ada eks pejabat yang dikerjai Malinda. Namun, sang eks
pejabat yang kini telah pensiun itu tidak melapor ke polisi. Sementara itu, Kapolri Jenderal
Pol Timur Pradopo memilih merahasiakan identitas sang eks pejabat itu.

Berdasarkan keteranganPolri, ada 3 nasabah Malinda yang menjadi korban. Mereka


sudah menjalani pemeriksaan. Polri juga pernah menyampaikan total uang yang dikuras,
untuk sementara mencapai Rp 17 miliar. Polri juga sudah menyita 4 mobil mewah dan
rekening milik Malinda senilai Rp 11 miliar. Malinda dijerat pasal pencucian uang dan
penggelapan. Mobil mewah masing-masing mobil, Ferrari merah seri F430 Scuderria,
Mercedez Benz warna putih dengan seri E350 dua pintu dan Ferrari merah bernopol B 125
Dee seri California dan telah dititipkan di Rumah Penitipan Barang Sitaan (Rupbasan). Mobil
disita dari apartemen Pacific Place dan di Capital Residence, mungkin ada satu mobil yang

dikejar yakni Alphard. Selain itu, diduga Malinda juga memiliki tiga unit apartemen salah
satunya di SCBD. Baik mobil mewah dan apartemen milik Malinda dibeli secara kredit

Penyelesaian :

Bank Indonesia (BI) menyatakan telah menghentikan untuk sementara (suspend)


penghimpunan nasabah baru di segmen prioritas Citibank Indonesia (Citi Indonesia), yaitu
Citigold Wealth Management Banking (Citigold). Hal itu dilakukan sebagai sanksi
administratif atas kasus pembobolan dana nasabah senilai Rp 17 miliar oleh seorang
relationship manager (RM) bernama Melinda Dee (MD) alias Inong Malinda.
Kami sudah melakukan berbagai tindakan untuk mengkaji masalah ini, termasuk
mengenakan sanksi. Saat ini Citigold sudah di-suspend untuk penghimpunan nasabah baru.
Namun nasabah lama dan transaksinya tetap berjalan, kata Gubernur BI Darmin Nasution
dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Rabu
(6/4).
Vice President Customer Care Citi Indonesia Hotman Simbolon mengakui, pihaknya memang
sudah menghentikan penghimpunan nasabah baru Citigold sesuai permintaan BI. Selain
karena adanya praktek kolusi untuk membobol dana nasabah, sanksi tersebut juga diberikan
atas kelalaian Citi Indonesia melakukan rotasi untuk karyawannya. Berdasarkan permintaan
BI, bank harus melakukan rotasi secara berkala untuk menghindarkan potensi fraud.
Memang kami tidak melakukan rotasi RM kami, karena sangat tidak mudah
memindahkan portofolio nasabah dari RM satu ke RM lainnya. Selain itu, banyak nasabah
yang ditangani MD tidak bersedia dipindahkan ke RM selain MD, jelas Hotman.
Darmin mengatakan, suspend tersebut belum diketahui kapan akan dicabut, karena masih
menunggu hasil review BI dan penyelidikan pihak Kepolisian. Jika ditemukan bukti-bukti
lainnya yang semakin memberatkan, kata dia, sanksinya bisa berbeda dan bisa lebih berat.
Sebagai contoh, pencabutan izin bisnis private banking/priority banking.
BI juga telah memanggil Chief Country Officer Citi Indonesia Shariq Mukhtar dan
pejabat-pejabat terkait. Selain itu, surat pembinaan atau teguran juga telah diberikan agar
tidak kembali merugikan nasabah. Dalam surat itu, BI juga meminta Citi Indonesia
melakukan perbaikan internal control, sekaligus meminta penghentian penghimpunan
nasabah prioritas baru.

Kasus di Citibank ini terjadi terutama karena tidak bekerjanya internal control.
Supervisi oleh atasan juga tidak optimal. Mereka juga tidak mengimplementasikan rotasi
karyawan secara berkala. Selain itu, dual control tidak dilaksanakan sesuai dengan prosedur
dan informasi yang baik kepada nasabah tidak berjalan, papar Darmin.
Deputi Gubernur BI S Budi Rochadi dan Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah samasama menegaskan bahwa, jika terbukti melanggar ketentuan yang berlaku, manajemen Citi
Indonesia bisa di-fit and proper test ulang. Namun Halim telah mengakui, terdapat prosedur
yang dilompati dalam kasus transfer dana tersebut. Hal itu berarti terjadi penyalahgunaan
wewenang oleh MD.
Terkait pengawasan BI secara umum terhadap individu bank masing-masing, kata
Darmin, salah satu potensi risiko yang perlu dicermati adalah operasional, terutama
standard operational procedure (SOP), sumber daya manusia (SDM), dan sistem informasi.
Untuk pengawasan terhadapnya, terutama perilaku pegawai dan kelemahan SOP, secara
berkala BI me-review hasil assesment terhadap laporan pihak audit internal bank maupun
eksternal, yaitu kantor akuntan publik, jelas Darmin.
Priority Banking Rawan
Sebelumnya, Peneliti Eksekutif Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan
(DPNP) BI Ahmad Berlian mengatakan, priority banking memang cukup rawan karena dalam
segmen itu, nasabah menuntut kemudahan, sehingga menimbulkan peluang untuk berbuat
kejahatan. Sebab itu, BI tengah melakukan kajian untuk menetapkan guidelines bagi segmen
tersebut.

Banyak hal yang harus disempurnakan, apakah membatasi jumlah RM, memberikan
edukasi lebih banyak kepada nasabah, atau transparansi produk-produk yang ditawarkan.
Setiap orang harus sadar apa yang dia beli dan bank wajib men-declare tingkat risikonya,
jelas Ahmad.

Dia juga tidak memungkiri potensi segmen tersebut digunakan sebagai pencucian
uang (money laundering), kendati BI telah mengaturnya dalam Peraturan Bank Indonesia
(PBI) tentang anti pencucian uang dan pembiayaan terorisme. Namun, kata Ahmad, justru
banyak pelaku pencucian uang yang tidak memilih segmen priority banking dan lebih
memilih segmen perbankan biasa.

Kasus Asuransi dan Cara Penyelesaiannya


PENYELESAIAN KLAIM ASURANSI CONTRACTORA ALL RISK
(STUDI KASUS PADA PT.ASURANSI WAHANA TATA TERHADAP PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN KEBON AGUNG SLEMAN YOGYAKARTA)
Setahun yang lalu pernah terjadi sebuah kasus dalam penyelesaian klaim asuransi
oleh perusahaan konstruksi atas proyek pembangunan jembatan Kebon Agung yang
menghubungkan wilayah Kabupaten Sleman dengan wilayah Kabupaten Kulon Progo di
Yogyakarta. Klaim tersebut didasari beberapa kali peristiwa yang tidak terduga yang terjadi
dalam pengerjaan proyek tersebut. Pertama, peristiwa terjadi pada bulan November 2007,
pada saat melaksanakan gelagar bentangan, setelah pemasangan, selang waktu kurang
lebih 17 jam, satu buah bentangan jatuh, dan satu buah girder yang telah terpasang jatuh
dan menyebabkan pecah sehingga timbul kerugian material. Pada kasus pertama ini
pelaksana konstruksi PT Hutama Karya terlambat membayar premi, seharusnya klaim yang
diajukan ditolak oleh PT. Asuransi Wahana Tata. Namun, dengan pertimbangan adanya
hubungan baik antara pihak pelaksana konstruksi dengan pihak PT.Asuransi Wahana Tata,
maka klaim tetap dapat diajukan dan memperoleh ganti rugi meskipun dalam jumlah yang
tidak semestinya. Hubungan baik ini dalam istilah asuransi dinamakan Ex Gratia. Hal ini
dilakukan atas dasar kesepakatan oleh kedua belah pihak. Kedua, tidak lama berselang
peristiwa berikutnya terjadi pada bulan Desember 2007, ketika itu sedang musim hujan
sehingga menyebabkan Kali Progo tempat proyek tersebut banjir dan meluap hingga 3
meter. Kondisi ini, menyebabkan pasangan batu dan beton bertulang runtuh dan lima buah
girder retak. Klaim dapat dilaksanakan secara normal (sesuai pertanggungan), karena semua
prosedur telah dipenuhi sesuai persyaratan. Sehingga, pelaksana konstruksi mendapatkan
ganti rugi sesuai dengan jumlah yang tercantum di dalam polis.

PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI PADA POLIS ASURANSI YANG MENCANTUMKAN


KLAUSULA ARBITRASE
(STUDI KASUS PADA POLIS PT ASURANSI HANJIN KORINDO DAN POLIS PT ASURANSU JAYA
PROTRKSI)
Secara garis besar substansi dari polis asuransi terdiri dari uraian mengenai obyek
yang dijamin, nama dan alamat penanggung dan tertanggung, jangka waktu berlakunya

polis, risiko atau bahaya yang dijamin dan dikecualikan, syarat-syarat atau ketentuan umum
dan yang terakhir adalah cara penyelesaian sengketa atau perselisihan apabila terjadi klaim
yang biasanya disebut klausula arbitrase atau penyelesaian sengketa. Klausula arbitrase
dalam polis asuransi memuat ketentuan apabila terjadi sengketa antara penanggung dan
tertanggung maka para pihak sepakat untuk mengupayakan penyelesaian secara
musyawarah (amicable setllement), namun apabila penyelesaian secara musyawarah tidak
tercapai maka para pihak sepakat untuk menyelesaikan sengketa melalui arbitrase. Semua
polis asuransi yang dikeluarkan oleh AAUI memuat klausula penyelesaian sengketa melalui
arbitrase, karena itu dalam penulisan ini akan dikaji lebih lanjut perihal pencantuman
klausula arbitrase dalam polis asuransi dan kaitannya dengan proses penyelesaian sengketa
asuransi yang ditempuh oleh para pihak. Penulisan ini akan membahas dua polis asuransi
yang sama-sama mencantumkan klausula arbitrase dan proses penyelesaian sengketa yang
ditempuh oleh penanggung dan tertanggung. Kedua polis yang dibahas yakni polis PT
Asuransi Hanjin Korindo dan PT Asuransi Jaya Proteksi memiliki klausula arbitrase yang sama
dan juga sengketa yang sama yakni masalah liability akan tetapi terdapat inkonsistensi
dalam pemberian putusan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan Pengadilan Negeri
Jakarta Utara terkait kedua perkara tersebut .Inkonsitensi yang terdapat dalam kedua
putusan tersebut dapat terjadi karena substansi klausula arbitrase dalam polis yang kurang
jelas dan menyebabkan multi penafsiran, dimana pilihan penyelesaian sengketa melalui
lembaga arbitrase ditetapkan apabila terjadi sengketa terkait perbedaan jumlah yang harus
dibayarkan berdasarkan polis, sedangkan tidak ada ketentuan lain yang mengatur mengenai
penyelesaian sengketa terkait polis apabila menyangkut liability.

T Karya Bahana Berlian berdiri tahun 1991. Mereka berkomitmen menjadi


perusahaan desain dan manufaktur tempat duduk mobil satu-satunya di
Indonesia. Dengan jumlah pegawai 329 orang dan dipimpin Presiden
Direktur. Perusahaan ini memproduksi beberapa produk otomotif seat
seperti seat assembly, seat cover, PU foam (cold cure), dan leather trim
cover. Saat ini PT Karya Bahana Berlian telah memiliki tiga jaringan
perusahaan yaitu PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors, PT Honda Prospect
Motors, dan PT KIA Indonesia Motors.
Arus Transaksi Perusahaan
Pelanggan memesan (order) barang melalui sistem apliksai order penjualan.
Order dapat dibuat oleh pelanggan itu sendiri atau melalui tenaga penjual.
Order dapat tertulis maupun melalui telepon. Sistem order penjualan
mengubah order ke dalam data yang penting untuk mendukung pemrosesan
lanjutan terhadap order oleh sistem aplikasi yang lainnya. Aplikasi order
penjualan seringkali mengirimkan formulir pemberitahuan kepada
pelanggan untuk memberitahukan bahwa order telah diterima dan sedang
diproses. Aplikasi order penjualan mengirimkan memo penagihan ke sistem
aplikasi penagihan. Memo ini menyajikan data yang diperlukan untuk
menyiapkan faktur pelanggan untuk barang yang telah dipesan. Sistem
aplikasi penagihan mengirimkan faktur (tagihan) kepada pelanggan untuk
pembayaran. Kemudian bagian penagihan mengirimkan nota faktur kepada
sistem aplikasi piutang dagang. Bagian piutang dagang bertanggung jawab
untuk menyelenggarakan database pelanggan dan harus memperbaruinya
untuk merefleksikan adanya transaksi ini. Secara periodik sistem aplikasi
piutang dagang mengirimkan laporan kepada pelanggan yang merincikan
total jumlah hutang setiap pelanggan kepada perusahaan. Sistem aplikasi
order penjualan mengirimkan order pengiriman ke gudang. Dokumen ini
merincikan pengiriman pemesanan yang dilakukan pelanggan, termasuk
waktu dan kemana barang harus dikirimkan. Order pelanggan mensyaratkan
bahwa order produksi harus dikirimkan ke bagian produksi jika barang yang
di order adalah biasa, tidak terdapat dalam persediaan, atau jika barang
yang dipesan tidak terdapat dalam persediaan.
Setelah barang dikirimkan kepada pelanggan, bagian pengiriman
memberikan rangkapan order pengiriman kepada sistem penagihan untuk
mendokumentasikan pengiriman dan untuk memungkinkan dilakukan
proses penagihan. Barang-barang yang dikirim kepada pelanggan

dikirimkan dari gudang ke fungsi pengiriman. Barang jadi dikirimkan dari


sistem produksi ke gudang untuk penyimpanan, kemudian barang
diserahkan atau dikirimkan kepada pelanggan.
Aplikasi penjadwalan produksi mengirim jadwal produksi ke sistem
produksi. Jadwal ini mengesahkan dan mengendalikan sisem produksi.
Laporan posisi produksi dikirimkan ke sistem penjadwalan produksi
sehingga jadwal produksi dapat ditelaah dan direvisi. Sistem produksi
mengirimkan permohonan pembelian kepada aplikasi pembelian. Bahan
mentah harus di-order intuk diproduksi. Sistem aplikasi pembelian
bertanggungjawab untuk membuat order kepada pemasok/penjual. Bagian
produksi mengirimkan laporan tenaga kerja ke sistem penggajian untuk
pembayaran upah dan akumulasi biaya produksi. Bagian pembelian
mengirimkan nota penerimaan kepada aplikasi penerimaan. Dokumen ini
meng-otorisasi fungsi penerimaan untuk menyetujui penerimaan dari
pemasok. Pembelian mengirim order pembelian kepada pemasok untuk
memesan barang. Nota pembelian dikirimkan ke sistem aplikasi hutang
dagang untuk memulai proses pembayaran.
Barang dagangan diterima dari pemasok. Lalu pemasok mengirimkan faktur
kepada perusahaan untuk pembayaran. Faktur ini harus disetujui oleh sistem
aplikasi hutang dagang. Bagian penerimaan memberitahukan bagian hutang
dagang bahwa barang yang dipesan telah diterima. Bagian hutang dagang
meng-otorisasi pembayaran kepada pemasok. Nota pembayaran dikirimkan
ke sistem aplikasi untuk diproses.
Karyawan-karyawan menerima pembayaran cek dan dokumen lainnya dari
sistem penggajian. Nota pembayaran karyawan dikirim ke sistem aplikasi
akuntansi untuk diproses.
Para pelanggan mengirimkan penbayaran melalui rekening mereka kepada
perusahaan. Bukti penerimaan kas diproses oleh sistem aplikasi akuntansi.
Barang yang dibeli dikirimkan dari bagian penerimaan ke gudang untuk
disimpan.

Anda mungkin juga menyukai