Anda di halaman 1dari 14

Referat

Gangguan Obsesif Kompulsif


Oleh:
Citra Seftiani
04061001066
Pembimbing:
dr. Laila Sylvia Sari, SpKJ

Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa


Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi
2010

Definisi

Suatu obsesi adalah pikiran, perasaan, ide,


atau sensasi yang mengganggu (intrusif).

Kompulsi adalah kebutuhan yang patologis


untuk melakukan suatu impuls yang jika
ditahan, menyebabkan kecemasan; perilaku
berulang sebagai respon suatu obsesi atau
dilakukan menurut aturan tertentu.

Epidemiologi

Prevalensi pada populasi umum


diperkirakan 2-3%
Diagnosis psikiatrik tersering ke-4 setelah
fobia, gangguan yang berhubungan dengan
zat, dan gangguan depresif berat.
Usia onset rata-rata adalah kira-kira 20
tahun
Orang yang hidup sendirian lebih banyak
terkena gangguan obsesif-kompulsif
dibandingkan orang yang menikah

Etiologi

Faktor Biologis
Neurotransmiter: disregulasi serotonin
Genetika
Faktor Perilaku: stimuli yang dibiasakan
Faktor Psikososial
Faktor kepribadian: gangguan
kepribadian obsesif-kompulsif sebagai
pramorbid
Faktor psikodinamika

Diagnosis
Pedoman diagnosis menurut PPDGJ III:
Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejalagejala obsesif atau tindakan kompulsif, atau
kedua-duanya, harus ada hampir setiap hari
selama sedikitnya dua minggu berturutturut.
Hal tersebut merupakan sumber
penderitaan (distress) atau mengganggu
aktivitas penderita.

Gejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal


berikut:
Harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri
sendiri.
Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang
tidak berhasil dilawan, meskipun ada lainnya
yang tidak lagi dilawan oleh penderita.
Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut di
atas bukan merupakan hal yang memberi
kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan
lega dari ketegangan atau anxietas, tidak
dianggap sebagai kesenangan seperti
dimaksud di atas.

Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls


tersebut harus merupakan pengulangan
yang tidak menyenangkan (unpleasantly
repetitive)

Diagnosis gangguan obsesif kompulsif


ditegakkan hanya bila tidak ada gangguan
depresif pada saat gejala obsesif kompulsif
tersebut timbul. Bila dari keduanya tidak ada
yang menonjol, maka baik menganggap
depresi sebagai diagnosis yang primer.

Klasifikasi

F42.0 Predominan Pikiran Obsesif atau


Pengulangan
F42.1 Predominan Tindakan Kompulsif (
obsesional ritual)
F42.2 Campuran Pikiran dan Tindakan
Obsesif
F42.8 Gangguan Obsesif Kompulsif Lainnya
F42.9 Gangguan Obsesif Kompulsif YTT2

Gambaran Klinis
Gangguan obsesif-kompulsif memiliki empat
pola gejala yang utama:
Suatu obsesi tentang kontaminasi
seperti mencuci tangan secara berlebihan
atau mungkin tidak mampu pergi keluar
rumah karena takut akan kuman
Obsesi keragu-raguan, diikuti oleh
pengecekan yang kompulsi
seperti lupa mematikan kompor atau tidak
mengunci pintu

Semata-mata pikiran obsesional yang


mengganggu tanpa suatu kompulsi
seperti pikiran berulang akan suatu tindakan
seksual
Kebutuhan akan simetrisitas atau ketepatan
seperti menghabiskan waktu berjam-jam
untuk makan, berdandan

Terapi

Farmakoterapi
Clomipramine
SSRI
Terapi perilaku
Psikoterapi: dukungan terhadap pasien
dan keluarga
Terapi lain : Terapi keluarga, Terapi
kelompok, terapi elektrokonvulsif (ECT)
dan bedah psiko (psychosurgery)

Prognosis
Prognosis buruk:
onset pada masa anak-anak
kompulsi yang aneh (bizzare)
perlu perawatan di rumah sakit
gangguan depresif berat yang menyertai
kepercayaan waham
adanya gagasan yang terlalu dipegang
(overvalued)-yaitu penerimaan obsesi dan
kompulsi
adanya gangguan kepribadian (terutama
gangguan kepribadian skizotipal).

Prognosis yang baik ditandai oleh:


penyesuaian sosial dan pekerjaan yang baik
adanya peristiwa pencetus
suatu sifat gejala yang episodik
Isi obsesional tampaknya tidak berhubungan
dengan prognosis

Anda mungkin juga menyukai