LP Dan Askep Dispepsia
LP Dan Askep Dispepsia
OLEH:
JUPRIANSYAH
09.14201.30.22
PSIK A1/ SMT. VI
PEMBIMBING AKADEMIK :
PEMBIMBING KLINIK :
LAPORAN PENDAHULUAN
DISPEPSIA
1.1 Pengertian
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani (Dys) berarti sulit dan Pepse berarti
pencernaan. Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari
rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan
keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan
regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III,
2000 hal : 488).
Dispepsia atau sakit maag adalah sekumpulan gejala (sindrom) yang terdiri
dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, rasa penuh
atau cepat kenyang, dan sering bersendawa. Biasanya berhubungan dengan pola
makan yang tidak teratur, makanan yang pedas, asam, minuman bersoda, kopi, obatobatan tertentu, ataupun kondisi emosional tertentu misalnya stress (Wibawa, 2006).
Dispepsia merupakan kumpulan gejala klinis (sindrom) yang terdiri dari rasa
tidak enak/sakit di perut bagian atas yang dapat pula disertai dengan keluhan lain,
perasaan panas didada di daerah jantung (heartburn), regurgitasi, kembung, perut
terasa penuh, cepat kenyang, bersendawa, anoreksia, mual, muntah, dan beberapa
keluhan lainnya. (Warpadji Sarwono, et all, 1996, hal. 26).
Pengertian dispepsia terbagi atas dua yaitu:
a. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai
penyebabnya. Sindroma dispepsia organik terdapat keluhan yang nyata
terhadap organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus dua belas jari,
radang pankreas, radang empedu, dan lain-lain.
b. Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus
(DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsia fungsional tanpa disertai
kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis,
laboratorium, radiologi, endoskopi (teropong saluran pencernaan).
1.2 Anatomi dan Fisiologi
a. Esofagus
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung.
Panjang sekitar 25 cm mulai dari faring sampai pintu masuk cardiac
lambung. Lapisan dinding dari dalam keluar lapisan mukosa, submukosa,
lapisan otot melingkar esofagus terletak dibelakang trakhea dan depan tulang
belakang setelah melalui torak menembus difragma masuk .kedalam
abdomen menyambung dengan lambung.
b. Gaster (lambung)
Gaster merupakan bagian dari saluran pencernaan yang melebar
seperti kantong, terletak didalam rongga perut terutama didaerah epigastrik.
otot
yang
mengelilingi
lambung.
Kontraksi
1.5 Patoflow
Faktor resiko
Faktor pemicu
Memblok prostaglandin
Makanan masuk
Sekresi mukus
Peregangan di perut
HCL
di kirim ke hipotalamus
Nausea
Regurgitasi HCL
merusak flora
infeksi bakteri E.Coli
pengeluaran BPH
Medulla spinalis
Thalamus
Korteks serebri
anorexia
respon nyeri
anorexia dalam waktu lama (hipermatabolik)
penurunan pembentukan ATP
kelelahan
intoleransi aktivitas
Nyeri
10
Perdarahan
Kangker lambung
Muntah darah
Ulkus peptikum
1.8 Pencegahan
Pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan
kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi makanan
yang berkadar asam tinggi, cabai, alkohol, dan pantang rokok, bila harus makan obat
karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak
mengganggu fungsi lambung.
1.9 Pemeriksaan penujang
Pemeriksaan untuk penanganan dispepsia terbagi beberapa bagian, yaitu:
1. Pemeriksaan laboratorium biasanya meliputi hitung jenis sel darah yang
lengkap dan pemeriksaan darah dalam tinja dan urine. Dari hasil pemeriksaan
darah bila ditemukan lekositosis berarti ada tanda-tanda infeksi. pada
pemeriksaan tinja, jika tampak cair berlendir atau banyak mengandung lemak
berarti kemungkinan menderta malabsorbsi. Seseorang diduga menderita
dispepsia tukak, sebaiknya diperiksa asam lambung (Hadi, 2002). Pada
11
misalnya
12
terlihat gambar yang disebut niche, yaitu suatu kawah dari tukak yang terisi
kontras media. Bentuk niche dari tukak yang jinak umumnya regular,
semisirkuler, dengan dasar licin. Kangker dilambung secara radiologis, akan
tampak massa yang ireguler tidak terlihat peristaltik di daerah kangker, bentuk
dari lambung berubah. Pankreatitis akut perlu dibuat foto polos abdomen,
yang akan terlihat tanda seperti terpotongnya usus besar (colon cuf off sign),
atau tampak dilatasi dari intestine terutama di jejunum yang disebut sentinel
loops.
5. Kadang
dilakukan
pemeriksaan
lain,
seperti
pengukuran
kontraksi
13
3. Antagonis reseptor H2
Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik
atau esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan antagonis
reseptor H2 antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan famotidin.
4. Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor= PPI)
Golongan obat ini mengatur sekresi asamm lambung pada stadium akhir
dari proses sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI
adalah omeperazol, lansoprazol, dan pantoprazol.
Obat
Omeperazol
Indikasi
Tukak peptik
Dosis
1x20
Pemberian
Efek samping
Setiap
pagi, Sakit kepala,
mg/hari
selam
minggu, oral
Tukak
1x20-
duodenum
Mabuk, lemas,
50mg/hari
oral
epigastrik,
banyak gas
Idem
idem
inhibitor pompa
proton
yang
reversibel
5. Sitoprotektif
Prostoglandin sintetik seprti misoprostol (PGE1) dan enprostil
(PGE2). Selain bersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asam lambung
oleh sel parietal. Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi protoglandin
endogen, yang selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan
produksi mukus dan meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa, serta
membentuk lapisan protektif (site protective), yang bersenyawa dengan
protein sekitar lesi mukosa saluran cerna bagian atas (SCBA)
6. Golongan prokinetik
14
16
persepsi
sensori:
pendengaran,
penglihatan,
mual
dan
tenggorokan,
kemampuan
mengunyah,
tersebut
Upaya klien mengatasi perasaan tersebut
18
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri ulu hati berhubungan dengan iritasi dan inflamasi pada lapisan
mukosa, submukosa, dan lapisan otot lambung
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disfagia,
esofagitis dan anorexia.
3. Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan gastroenteritis
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Rencana Keperawatan
a. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
Tujuan : Terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri,
Kriteria hasil: klien melaporkan terjadinya penurunan atau hilangnya rasa
nyeri
INTERVENSI
RASIONAL
dalam
kefektifan
posisi
menghilangkan
yang
telentang
4. Anjurkan
klien
untuk
kemajuan
semi-fowler
tegangan
bertambah
dengan
dapat
abdomen
posisi
obat,
penyembuhan
2. Dengan
pengawasan
terkontrol
7.
Menghilangkan
mempermudah
rasa
nyeri
kerjasama
dan
dengan
RASIONAL
mengidentifikasi
perkembangan
2. Timbang BB klien
dari
2. Membantu
menelan,
adanya
kemampuan
bising
pola
diet
klien
usus, 4. Berguna
disukai/tidak disukai.
periodik.
7. Catat
adanya
dan
dalam
mendefinisikan
yang
anoreksia,
yang
menentukan
hasil
diharapkan
mukosa
indikasi/
tepat Berguna
dalam
pengawasan
kefektifan
obat,
kemajuan
intervensi
kebutuhan
penyembuhan.
5. Membantu
mual,
diet klien.
dengan
cairan.
RASIONAL
2. Klien
ukur
haluaran
urine
dengan akurat.
3. Diskusikan
menghentikan
strategi
untuk
muntah
rencana
cairan
mengkomsumsi
cairan
berdampak
pada
keseimbangan elektrolit.
meningkatkan/mempertahankan
keseimbangan
tidak
kalori
penggunaan laksatif/diuretik.
4. Identifikasi
bahwa
akibat
muntah
dan
atau
memperbaiki
keseimbangan
untuk
berhasil.
5. Tindakan daruat untuk memperbaiki
ketidak seimbangan cairan elektroli
21
RASIONAL
22
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN S DENGAN DISPEPSIA
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS. MUHAMMADIYAH PLG
Tanggal masuk IGD RS
: 22 Januari 2012
Tanggal pengkajian
: 22 Januari 2012
Pukul
: 10.00 WIB
Pasien:
Penanggung jawab:
Nama
: Tn S
Umur
: 26 tahun
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Bekerja Pertamina
Status pernikahan
: Belum menikah
Alamat
: Palembang
Dx medik
: Dispepsia
Pengkajian
23
: sedang 6
Status gizi
: Kurus
Sikap
: Menahan nyeri
Personal hygiene
:
- Kuku : baik/ bersih
- Rambut : baik/ bersih
- Kulit : baik/ bersih
2. Data sistemik
a. Sistem persepsi sensori
Pendengaran
: normal
Penglihatan
: normal
: normal
: tidak ada
Lapang pandang
: normal
Kesimetrisan mata
: simetris
Alis
: sempurna
Kelopak mata
: normal
Sklera
: putih
Kornea
: normal
Pupil
: isokor
24
c. Sistem pernapasan
Frekuensi
Batuk
: tidak ada
Bunyi napas
: vesikuler
: 120/ 90 mmHg
Tekanan nadi
Bunyi jantung
: normal
Kekuatan
Edema
: tidak ada
M:6,
Bicara
: Normal
Status motorik
: normal
Kekuatan otot
: derajat 3
V:5
: menurun
Diet
: tidak ada
Porsi makan
: 3 sendok
Keluhan
Bibir
: kering
25
Mulut/ esofagus
Kemampuan mengunyah
: kesulitan
Kemampuan menelan
: nyeri telan
Perut
: diare
Gaster
Masalah keperawatan
g. Sistem muskuloskeletal
Rentang gerak
: penuh
: sangat kuat
Akral
: dingin
: normal
Turgor
: normal
Luka
: tidak ada
Memar
: tidak ada
Kemerahan
: tidak ada
: jumlah/ 24 jam:
Warna
: kuning
26
cc
: normal
Bed rest
Diet pencernaan
Omeperazol 1x20mg/hari
Prioritas masalah
1. Nyeri ulu hati
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Ketidakseimbangan cairan
4. Intoleransi aktivitas
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri ulu hati berhubungan dengan iritasi dan inflamasi pada lapisan
mukosa, submukosa, dan lapisan otot lambung
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disfagia,
esofagitis dan anorexia.
3. Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan gastroenteritis
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
27
Analisa data
Nama
: Tuan S
Jenis kelamin : laki-laki
Ruang
: IGD
No.
1.
2.
Data senjang
Etiologi
Masalah
keperawatan
28
3.
4.
ketidakseimbangan
cairan tubuh
DS:klien
mengatakan Pengaruh OAINS (Aspirin) Intoleransi aktivitas
Memblok prostaglandin
tubuhnya lemas
produksi HCL
DO:
iritasi
lapisan lambung
-KU: lemah
inflamasi dinding lambung
-Berjalan perlu dibantu
perasaan tidak nyaman
-TD: 120/ 90 mmHg,
-N:72x/menit
dibagian epigastrium
-RR: 28, T: 36,6c
anorexia
-mual (+), muntah(+)
dalam waktu lama
(hipermatabolik)
penurunan pembentukan ATP
kelelahan
intoleransi aktivitas
29
Nursing Planning
Nama
: Tuan S
Jenis kelamin : laki-laki
Ruang
: IGD
No.
1.
Diagnosa
keperawatan
Nyeri
Diagnosa keperawatan
No. Med. Record
Hari/ Tanggal
Jam
Tujuan
(SMART)
Rencana keperawatan
: Dispepsia
:
: minggu, 22 jan 2012
Rasionalisasi
ulu
menghilangkan
dan
perih
pada
ulu
- Observasi TTV
Diskusikan
akut/hebat
nyeri
dan
ajarkan
relaksasi.
teknik
berikutnya
- Mengurangi rasa nyeri atau dapat terkontrol
-Menghilangkan rasa nyeri dan mempermudah
dan
dokumentasikan
30
kebutuhan
tubuh
berhubungan dengan
disfagia,
esofagitis
dan anorexia
masalah
klien
teratasi:
-muntah
berkurang
-nafsu
makan
meningkat
bising
usus,
dan
intervensi
yang
tepat Berguna
kefektifan
obat,
dalam
kemajuan
penyembuhan
-Monitor intake dan output secara -Membantu intervensi kebutuhan yang spesifik,
periodik.
-Catat adanya anoreksia, mual, muntah, -Mengukur keefektifan nutrisi dan cairan
dan tetapkan jika ada hubungannya -Dapat menentukan jenis diet dan mengidentifikasi
dengan
medikasi. Awasi
(BAB).
Ketidakseimbangan
10.30 Dalam 1x24 jam -Awasi tekanan darah dan nadi,
masalah
klien pengisian kapiler, status membran
cairan berhubungan
teratasi:
dengan
muntah,
-frekuensi BAB mukosa, turgor kulit
berkurang
gastroenteritis
-Awasi jumlah dan tipe masukan cairan,
-kebutuhan
ukur haluaran urine dengan akurat
cairan tercukupi
Diskusikan
strategi
untuk
laksatif/diuretic
-
akibat
Identifikasi
rencana
untuk laksatif/diuretik
meningkatkan/mempertahankan
Intoleransi
dan
mencegah
atau
penggunaan
kehilangan
cairan
lanjut
4.
muntah
Melibatkan
klien
dalam
rencana
untuk
- Berikan/awasi hiperalimentasi IV
Nursing Implementation
Nama
: Tuan S
Jenis kelamin : laki-laki
Ruang
: IGD
Diagnosa keperawatan
No. Med. Record
Hari/ Tanggal
32
: Dispepsia
:
: minggu, 22 jan 2012
No.
1.
Nomor Tindakan
I
Jam
11.00
Tindakan Keperawatan
- Mengkaji tingkat nyeri, lokasi, dan penyebaran nyeri
Respon
- Nyeri: 5 di ulu hati
- Klien kooperatif
2.
3.
II
III
11.00
11.00
- Observasi TTV
- Klien kooperatif
- Nyeri berkurang
- Klien kooperatif
- Klien kooperatif
- Muntah berkurang
- Mengawasi tekanan darah dan nadi, pengisian kapiler, - TD: 120/ 90 mmHg, normal
status 33embrane mukosa, turgor kulit
- Mendiskusikan strategi untuk menghentikan muntah dan
penggunaan laksatif/diuretic.
4.
1V
11.00
- mengkaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas - aktivitas klien dibantu keluarga
dan catat laporan kelelahan
- mengawasi vital sign: TD, nadi, pernapasan sebelum dan - TD: 120/ 90 mmHg, N:72x/menit, RR: 28, T:36,6c
sesudah aktivitas
33
menganjurkan
keluarga
membantu
klien
melakukan aktivitas
Evaluasi
Nama
: Tuan S
Jenis kelamin : laki-laki
Ruang
: IGD
Diagnosa keperawatan
No. Med. Record
Hari/ Tanggal
No.
Nomor diagnosa
Jam
1.
Nyeri ulu hati berhubungan dengan iritasi 10.15
dan
inflamasi
pada
lapisan
mukosa,
: Dispepsia
:
: minggu, 22 jan 2012
Evaluasi
S: klien mengatakan nyeri pada daerah ulu hati
O:
- klien Nampak memegang perut dan gelisah
- skala nyeri: 6
- TD: 120/ 90 mmHg,
34
- N:72x/menit
- RR: 28, T: 36,6c
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
2.
3.
4.
P: intervensi dilanjutkan
S: klien mengatakan muntah >4x, tubuhnya lemas, BAB sering
O:
- klien Nampak lesu
- Lemah
- TD: 120/ 90 mmHg,
- N:72x/menit
- RR: 28, T: 36,6c
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
S:klien mengatakan tubuhnya lemas
O:
- KU: lemah
- Berjalan perlu dibantu
- TD: 120/ 90 mmHg,
- N:72x/menit
- RR: 28, T: 36,6c
35
36