Anda di halaman 1dari 22

PNEUMONIA NOSOKOMIAL

Definisi
Pneumonia nosokomial adalah pneumonia
yang terjadi setelah pasien 48 jam dirawat di
rumah sakit.
Semua kemungkinan infeksi sebelum masuk
rumah sakit telah disingkirkan.

Etiologi
Jenis kuman penyebab ditentukan oleh
beberapa faktor:
Imunitas pasien

Tempat
Cara pasien terinfeksi

Bakteri merupakan penyebab tersering.

Infeksi melalui selang infus sering berupa


Staphylococcus aureus sedangkan melalui
ventilator Ps. aeruginosa dan Enterobacter.
CDC membagi PNO atas 2:
Onset awal (<4 hari): Streptococcus pneumonia, M.

Catarrhalis dan H. Influenza


Onset lanjut (>4 hari): Gram (-) aerob berupa K.
Pneumonia, Entcrobacter sp, Serratia sp., P.
Aeruginosa atau S. aureus

Faktor Resiko
Endogen
Usia > 60 tahun
Riwayat penyakit
kronis
Penyakit
immunocompromised
Perokok
Malnutrisi
Pengobatan steroid,
dll.

Eksogen
Pembedahan
Penggunaan antibiotik
Peralatan terapi napas
Pemasangan pipa
nasogastrik
Lingkungan RS

Patogenesis
Merupakan hasil interaksi antara faktor
pejamu (host) dan faktor risiko dari luar
(eksogen)
Mikroorganisme memasuki saluran napas
bagian bawah melalui empat rute yaitu:
Aspirasi

Inhalasi
Hematogenik
Penyebaran langsung

Fine (2006) menjelaskan bahwa salah satu


dari 3 hal di bawah ini harus ada agar
pneumonia nosokomial dapat timbul, yaitu:
Sistem imun intrinsik pasien tersebut terganggu,
Jumlah mikroorganisme yang memasuki saluran

pernafasan haruslah cukup, atau


Mikroorganisme yang memasuki saluran
pernafasan cukup virulen.

Gejala Klinis
Dapat berupa gambaran pneumonia bakteril
akut yang ditandai oleh demam tinggi, batuk
produktif, dahak purulen yang produktif, dan

sesak nafas.
Tetapi pada pasien rawat inap tidak selalu hal
ini dapat dikaitkan secara langsung karena
berbagai keadaan penyakit yang gejalanya
mirip pneumonia.

Diagnosis
Onset pneumonia yang terjadi 48 jam setelah

dirawat di rumah sakit


Diagnosis pneumonia nosokomial ditegakkan
atas dasar :
Foto toraks : terdapat infiltrat baru atau progresif
Ditambah 2 diantara kriteria berikut:

suhu tubuh > 38oC


sekret purulen
leukositosis

Penegakan diagnosis pneumonia dapat

dilakukan melalui:
a. Gambaran klinis: demam, menggigil, batuk
produktif dan purulen, sputum berwarna merah
karat atau khijauan dengan bau khas, rasa lelah.
b. Gambaran radiologis: perselubungan,
silhouette sign (+), air bronchogram sign.
c. Patologi anatomi: 4 stadium pneumonia.

Diagnosis Banding
1. Tuberculosis paru
2. Atelektasis
3. Infark paru
4. Edema paru

Penatalaksanaan
Terapi terdiri dari pemberian antibiotika.

terapi suportif, dan pengelolaan penyakit


dasar yang ada.
Pemakaian antibiotika dapat berupa :
AB pemakaian tunggal.
AB kombinasi. Misalnya B laktam

antipseudomonas dengan aminoglikosida


diberikan bila PN diduga oleh kuman yang
resisten terutama Ps. aeruginosa dan Enterobacter.
Co-trimoxazole mempunyai aktifitas yang baik
terhadap kebanyakan Enterobacter spp.

aztreonam dan fluoroquinolone dicadangkan

untuk pasien yang alergi atau sudah tidak


mempan dengan B laktam
Cefpirom merupakan sefalosporin generasi
ke-4 yang spektrumnya mencakup sebagian
besar kuman penyebab infeksi nosokomial di
ruangan umum/ICU termasuk Staphylococcus
aureus dan Staphylococcus coagulase

Pasien yang mendapat antibiotik empirik

yang tepat, optimal dan adekuat,


penyebabnya bukan P.aeruginosa dan
respons klinis pasien baik serta terjadi
resolusi gambaran klinis dari infeksinya maka
lama pengobatan adalah 7 hari atau 3 hari
bebas panas.
Bila penyebabnya adalah P.aeruginosa dan
Enterobacteriaceae maka lama terapi 14 21
hari.

Respons terhadap terapi dapat didefinisikan

secara klinis maupun mikrobiologi.


Respons klinis terlihat setelah 48 72 jam
pertama pengobatan .
Parameter klinis adalah jumlah leukosit,
oksigenasi dan suhu tubuh. Perbaikan klinis
yang diukur dengan parameter ini biasanya
terlihat dalam 1 minggu pengobatan
antibiotik.

Pada pasien yang memberikan perbaikan


klinis, foto toraks tidak selalu menunjukkan
perbaikan, akan tetapi apabila foto toraks

memburuk maka kondisi klinis pasien perlu


diwaspadai

Komplikasi
Empiema
Efusi pleura
Abses paru
Pneumothoraks
Gagal napas
Sepsis

Prognosis
Prognosis akan lebih
buruk jika dijumpai
salah satu dari kriteria di
bawah ini, yaitu:

Umur > 60 tahun


Koma waktu masuk
Perawatan di IPI
Syok
Pemakaian alat bantu
nafas yang lama
Pada foto thoraks terlihat
gambaran abnormal
bilateral

Kreatinin serum >1,5

mg/dl
Penyakit yang
mendasarinya berat
Pengobata awal yang
tidak tepat
Infeksi onset lanjut
dengan risiko kuman
yang sangat virulen
Gagal multiorgan
Penggunaan obat
penyekat H2

Pencegahan
Pencegahan ditujukan dalam upaya program
pengawasan dan pengontrolan infeksi
termasuk pendidikan staf pelaksana,

pelaksanaan teknik isolasi dan praktek


pengontrolan infeksi.
Beberapa factor yang dapat dikoreksi untuk
mengurangi terjadinya PNO:
Faktor inang
Faktor alat
Faktor lingkungan

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai