Empati Pada Pasien
Empati Pada Pasien
seseorang
mengamati
dan
menghadapi
masalah
dan
dan
cara
mengaktualisasikannya.
Anna
(1992,
h.19)
(1994,
h.59) mengemukakan
bahwa
empati
namun
Empati.
Eisenberg
(1994,
h.44-45)
dalam
penelitiannya
BAD NEWS
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan dalam hubungan dokter-pasien. Meskipun teknologi di
bidang kesehatan sudah sangat berkembang, komunikasi tetap menjadi
penentu kepuasan pasien dan menjadi bagian dari rencana perawatan
pasien di masa yang akan datang (Korsh, Gozzie et. al, 1968).
Penyampaian berita buruk merupakan hal tersulit yang harus dihadapi oleh
dokter maupun tim kesehatan lainnya. Penyampaian berita buruk dapat
mengubah cara pandang bahkan hubungan antar dokter-pasien dan
keluarganya selamanya. Penelitian oleh Magiure, Rutter (1976) dan
Simpson, Buckman et.al (1991) menunjukkan bahwa keterampilan
berkomunikasi dapat ditingkatkan, namun demikian masih banyak
ditemukan kekurangan dalam penyampaian berita buruk. Pasien dan
keluarga pasien menunjukkan keingintahuan mengenai diagnosis mereka,
sedangkan pada saat yang sama para tekanan yang dialami para dokter
untuk berbagi informasi juga semakin meningkat.
Meski demikian, ketidakpuasan dalam proses tersebut merupakan
hal yang umum dan persepsi yang mendominasi adalah para dokter
terkesan dingin dan tidak bersahabat. Penyampaian berita buruk mengenai
diagnosis ataupun prognosis yang fatal merupakan tugas berat yang tidak
dapat dihindari oleh mahasiswa kedokteran maupun dokter. Penyampaian
berita buruk dapat menjadi lebih sulit karena baik mahasiswa kedokteran
maupun dokter seringkali tidak mengenal pasiennya dengan baik.
Beberapa hal yang menjadi penyulit adalah ketika pasien ataupun
keluarga pasien memutarbalikkan pesan yang mereka dengar karena tidak
dijelaskan secara komprehensif. dalam hal ini komunikasi yang efektif
berencana
untuk
mendiskusikan
diagnosis,
prognosis,
medis
harus
dihindari
kecuali
jika
pasien
dapat