TUGAS MANDIRI Pengantar Managemen
TUGAS MANDIRI Pengantar Managemen
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas mandiri
mata kuliah pengantar teknologi informasi. Penulis menyadari bahwa laporan
tugas mandiri ini masih jauh dari sempurna. Karena itu kritik dan saran akan
senantiasa penulis terima dengan senang hati. Dengan segala keterbatasan, penulis
menyadari pula bahwa laporan tugas mandiri ini takkan terwujud tanpa bantuan
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan
hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Priskadini April Insani, S.AP, M.AP selaku dosen mata kuliah
pengantar manajemen pada Program Studi Manajemen Bisnis Universitas
Putera Batam.
2. Dosen dan Staff Universitas Putera Batam
3. Teman dan rekan yang membantu dalam penyelesaian tugas mandiri ini
4. Orang tua yang selalu memotivasi dan mendukung dalam pembelajaran
kuliah
5. Kakak dan adik yang membantu dalam penyelesaian tugas mandiri ini.
Semoga Tuhan membalas semua kebaikan dan selalu mensurahkan rahmatNya.
Amin
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 2
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 3
2.1 Entrepreneur .................................................................................................................... 3
2.2 Pendidikan Kewirausahaan ............................................................................................. 8
2.3 Kurikulum Pendidikan Kewirausahaan ........................................................................... 8
2.4 Peran Pemerintah dalam Meningkat Jiwa Entrepreneur di Kampus ............................... 9
2.5 Pentingnya Entrepreneurship bagi suatu Negara ........................................................... 10
2.6 Proses Entrepreneurial ................................................................................................... 12
BAB III .................................................................................................................................... 14
PENUTUP ............................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Setelah lulus dari perguruan tinggi biasanya mahasiswa mempunyai tantangan
baru yaitu mencari kerja. Dengan banyaknya sarjana yang dikeluarkan oleh
perguruan tinggi tidak semua mampu menampung untuk memasuki lapangan
pekerjaan. Apalagi perusahaan sudah mensyaratkan bagi pelamar yang sudah
berpengalaman. Bagaimana dengan lulusan sarjana atau fresh graduate yang
belum mempunyai pengalaman tersebut. Itulah yang menjadi masalah pada
lulusan yang belum punya pengalaman tersebut. Minimnya lapangan pekerjaan
ini tak diimbangi dengan kesiapan para penyandang gelar sarjana ini dengan
kemampuan yang mumpuni, maka faktor internal ini cukup menjadi penghambat
bagi para mahasiswa untuk mendapatkan pekerjaan. Selain itu mental para sarjana
yang hanya bergantung pada lapangan kerja yang ada dan tidak berpikir untuk
menciptakan lapangan kerja sendiri dengan menjadi entrepreneur merupakan
salah satu kendala juga.
Dengan minimnya kemampuan berwirausaha di kalangan lulusan sarjana saat ini,
maka
sangat
penting
bagi
mahasiswa
menumbuh
kembangkan
jiwa
lain
sebagai
motivator
dan
fasilitator
bagi
mahasiswa
dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Entrepreneur
Kewirausahaan atau entrepreneurship memiliki akar kata adalah entrepreneur
(wirausaha). Secara umum terdapat 2 kelompok pandangan terhadap pengertian
kewirausahaan, yaitu ada yang memandang kewirausahaan sebagai suatu proses, serta ada
pula yang memandang sebagai suatu kemampuan. Hisrich, R.D dan M.P Peters(1998)
mendefinisikan kewirausahaan sebagai proses penciptaan sesuatu yang baru melalui
perhitungan akan resiko dan keuntungan. Sedangkan Drucker (1959) dalam Suryana
(2006), menyatakan bahwa inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan
inovatif demi terciptanya peluang.
Orang yang melakukan kewirausahaan sering disebut wirausaha atau entrepreneur.
Menurut Machfoeds, wirausaha adalah orang yang bertanggung jawab dalam menyusun,
mengelola, dan mengukur resiko suatu usaha bisnis. Namun perkembangan wirausaha
meluas sehingga wirausaha didefinisikan sebagai inovator yang mampu bermanfaatkan
dan mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat dijual atau dipasarkan, memberikan
nilai tambah dengan memanfaatkan upaya, waktu, biaya atau kecakapan dengan tujuan
mendapatkan keuntungan.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
Jam kerja yang panjang dan bekerja keras & Survei bradsheet melakukan
survey, 65% dari wirausahawan mencurahkan waktunya 40 jam atau
lebih setiap minggunya untuk perusahaan mereka.
4.
5.
6.
Keinginan untuk preferensi tanggung jawab atas risiko yang lebih besar,
wirausahawan
tidak
mengambil
risiko
secara
liar
melainkan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
kreativitas
yang
lebih
rendah.
Pengalaman
Hidup
dapat
dalam
membuat
keputusan,
pemasaran,
manajemen,
keterampilan
kewirausahaan.
Beberapa
keterampilan
ini,
2.
Kurangnya Pengalaman
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
yang
sangat
berbeda.
Pertumbuhan
mengharuskan
2.
3.
Mengelola keuangan.
4.
5.
6.
7.
Penghargaan
Anak dicetak untuk menjadi seorang pekerja yang dibutuhkan masyarakat luas dengan
gaji mahal, seperti dokter, ilmuwan, manajer suatu perusahaan, arsitek,dsb. Peran dunia
pendidikan menjadi penting dalam menumbuhkan semangat entrepreneur.
Dunia pendidikan jangan hanya mengedepankan teori tetapi juga aplikasi. Pendidikan
harus mampu menghasilkan manusia yang berswadaya dan bukan manusia pekerja.
Pendidikan yang melihat segala sesuatu dari berbagai aspek dan menyeluruh.
Jika
perlu,
didirikan
jurusan
yang
membidangi
entrepreneur
seperti
halnya
diserahkan kepada PTN tersebut. Dalam pelaksanaannya, setiap mahasiswa yang ingin
berwirausaha harus mengajukan proposal terlebih dahulu kepada kampusnya sebagai
syarat utama untuk mendapat modal usaha. Kemudian proposal-proposal tersebut
diseleksi untuk dilihat kelayakan usahanya. Mahasiswa yang proposalnya telah lolos
seleksi berhak menerima dana sebagai modal usahanya. Peran DIKTI tidak terlepas
sampai pemberian dana saja. Mereka tetap melakukan pengontrolan atas dana tersebut,
yakni dengan cara mengharuskan kepada setiap PTN untuk memberikan laporan
pertanggung jawaban setiap akhir tahunnya.
dan
Ireland (2006)
mengemukakan
tiga
alasan
mengapa
perilaku
entrepreneurship memiliki efek positif terhadap kekuatan dan terbukti mampu mengatasi
tingkat pengangguran melalui penciptaan lapangan pekerjaan oleh entrepreneur. Selain
diri entrepreneur sendiri yang tidak menambah angka pengangguran karena entrepreneur
menciptakan pekerjaan dan bukan mencari pekerjaan, entrepreneur mampu menciptakan
pekerjaan mulai dari untuk beberapa tenaga kerja saja sampai dengan ribuan pekerjaan.
Inovasi merupakan alasan kedua yang memberikan dampak positif bagi kekuatan
ekonomi dan masyarakat. Inovasi berkaitan dengan proses menciptakan sesuatu yang
baru, dan merupakan isu utama dalam proses entrepreneurial. Inovasi membatu individu
dan bisnis untuk bekerja lebih efektif dan efisien.
Alasan ketiga adalah globalisasi. Fenomena ini sangat vital bagi perekonomian karena
menyediakan outlet untuk memasarkan produk ke luar negeri.
Zimmerer et al (2008) menyatakan bahwa peran entrepreneurship dalam pembangunan
ekonomi tidak hanya terbatas pada peningkatan output per kapita dan pendapatan namun
juga sebagai inisiator perubahan dalam struktur bisnis dan masyarakat. Perubahan ini
diikuti oleh pertumbuhan dan peningkatan output yang memungkinkan kesejahteraan
10
11
Begitu pentingnya entrepreneurship bagi suatu negara sehingga membuat Serian (2009)
mengemukakan pendapat mengenai penting dan perlunya presiden yang mampu
membangun entrepreneurship.
12
Pengembangan rencana
bisnis
Pengelolaan perusahaan
yang dibentuk
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wirausaha adalah orang yang bertanggung jawab dalam menyusun, mengelola, dan
mengukur resiko suatu usaha bisnis. Menjadi seorang entrepreneur adalah salah satu
pilihan hidup. Tidak semua orang ingin menjadi entrepreneur dengan berbagai alasan.
Tidak sedikit pula yang dengan penuh kesadaran memilih menjadi entrepreneur.
Keputusan seseorang untuk menjadi entrepreneur memang tidak mudah dan beragam.
Seorang entrepreneur adalah orang yang berupaya untuk mencapai keberhasilan. Berhasil
atau tidak bukanlah tujuan akhir dari seorang pengusaha sejati, akan tetapi lebih kepada
memahami sebuah proses dan hal-hal apa saja yang terjadi di dalam perjalanan sebuah
bisnis. Karena memahami sebuah proses keberhasilan dan bisa mengulang keberhasilan
tersebut berulang-ulang kali, adalah pengetahuan yang tidak ternilai harganya.
Mahasiswa telah disiapkan menjadi penerus bangsa yang akan membangun, melanjutkan,
dan memajukan bangsa indonesia kelak di masa depan. Mahasiswa lah yang menjadi
bibit-bibit pejuang selanjutnya yang menjadi Agen of Change di segala bidang dan
menjadi Social Control yang akan terus menjunjung tinggi keterbukaan dan transparansi
dalam melaksanakan pemerintahan agar lebih mensejahterakan rakyatnya dan
meminimalisir tingkat penyelewengan di tingkat aparatur negara.
Dan yang paling penting adalah peran mahasiswa sebagai Agen of Change untuk negara
kita tercinta yaitu Indonesia. Peran mahasiswa sebagai Agen of Change sangat luas
kajiannya, yaitu bisa agen perubahan dalam pendidikan, pembangunan ekonomi,
pemberdayaan sosial, pengabdian masyarakat, dan masih banyak lagi.
Dengan adanya mahasiswa sebagai agent of change diharapkan agar mahasiswa mampu
untuk membawa perubahan agar bangsa ini dapat maju kedepannya. Dengan menjadi
entrepreneur, mahasiswa dapat memajukan perekonomian ke arah yang lebih baik. Jadi
peran
mahasiswa
disini
adalah
menanamkan
dasar
atau
pondasi
sebelum
menjadi entrepreneur yaitu dengan rasa percaya diri dan mempunyai passion di bidang
tersebut. Untuk negara mahasiswa sebagai Social Control harus mampu bersikap kritis
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, W. P. (2010, Mei 19). Okezone Suara mahasiswa. Dipetik Desember 8,
2014, dari Okezone: www.okezone.com
Maarif, G. (2013, November 18). Kompasgramedia muda. Dipetik Desember 26,
2014, dari Kompasiana: www.kompasiana.com
Trihatmoko, K. (2014, Juni 13). Kompasgramedia Wirausaha. Dipetik Desember 7,
2014, dari Kompasiana: www.kompasiana.com
Wijatno, S. (2009). Pengantar Entrepreneurship. Jakarta: Grasindo.
Wijayanto, D. (2010). Pengantar Manajemen. Jakarta: Gramedia.
iv