Anda di halaman 1dari 1

NIZATIDIN

Farnakodinamik. Potensi nizatidin dalam menghambat sekresi asam lambung kurang lebih sama
dengan ranitidine
Farmakokinetik. Bioavailabilitas oral nizatidin lebih dari 90% dan tidak dipengaruhi oleh
makanan atau antikolinergik. Klirens menurun pada pasien uremik dan usia lanjut. Kadar puncak
dalam serum setelah pemberian oral dicapai 1 jam, masa paruh plasma sekitar 1 1/2 jam dan lama
kerja mencapai 10 jam. Disekresi terutama dalam ginjal
Indikasi. Efektifitas untuk pengobatan gangguan asam lambung sebanding dengan ranitidn dan
simetidin. Dengan pemberian satu atau dua kali sehari biasanya dapat menyembuhkan tukak
duodenum dalam 8 minggu dan dengan pemberian satu kali sehari nizatidin mencegah
kekambuhan. Meskipun data nizatidin masih terbatas, efektifitasnya pada tukak lambung
nampaknya sama dengan AH2 lainya. Pada refluks esofagitis, sindrom Zollinger Ellison dan
gangguan asam lambung lainnya, nizatidin diperkirakan sama efektifnya dengan ranitidine
meskipun masih diperlukan pembuktian lebih lanjut.
Efek Samping. Niazatidin umumnya jarang menimbulkan efek samping. Efek samping ringan
pada saluran cerna dapat terjadi. Peningkatan kadar asam urat dan transaminase serum
ditemukan pada beberapa pasien yang nampaknya tidak menimbulkan gejala klinik yang
bermakna. Seperti halnya AH2 lainnya, potensi nizatidin untuk menimbulkan hepatotoksik
rendah, tidak memiliki efek antiandrogenik. Nizatidin dapat menghambat alcohol dehidrogenase
pada mukosa lambung dan menyebabkan kadar alcohol yang lebih tinggi dalam serum, tidak
menghambat system P450. Pada sukarelawan sehat tidak dilaporkan terjadinya interaksi obat bila
nizatidin diberikan bersama teofilin, lidokain, warfarin, diazepam, klordiazepoksid, atau
lorazepam. Penggunaan bersama antacid tidak menurunkan absorbsi ranitidin secara bermakna.
Ketokonazol yang membutuhkan pH asam menjadi kurang efektif biha pH lambung lebih tinggi
dari pada pasien yang mendapat AH2.
Dosis. Oral: untuk orang dewasa dengan tukak duodenum aktif dosis 300mg sekali sehari pada
saat sksn tidur atau 150mg, 2 kali sehari. Tukak sembuh pada 90% kasus setelah 8 minggu
pengobatan. Pada pasien tukak pepti tanpa komplikasi dan klirens kreatinin kurang dari 10
mL/mnt, dosis awal harus dikurangi 50% untuk pengobatan pemeliharaan tukak duodenum,
dosis 150mg pada saat akan tidur lebih efektif daripada placebo. Untuk pasien dewasa dengan
tukak lambung aktif digunakan dosis yang sama dengan pasien tukak duodenum, akan tetapi
masih diperlukan pembuktian lebih lanjut mengenai hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai