(Part 2)
By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK
P
ada bagian sebelumnya (Part 1) kita sudah belajar 2 fakta tentang penciptaan
manusia yakni :
1. Manusia dicipta melalui suatu perundingan ilahi.
2. Manusia dicipta langsung dan segera.
Sekarang kita akan melanjutkan pembahasan kita dengan melihat fakta-fakta
yang lain dari penciptaan manusia.
III. MANUSIA DICIPTAKAN PADA HARI YANG KEENAM.
Jika kita memperhatikan urut-urutan / ordo penciptaan, kita akan mendapati
bahwa manusia diciptakan pada hari keenam, hari terakhir dari 6 hari
penciptaan oleh Allah.
Kej 1:27,31 (27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka. (31) Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu,
sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Jika kita membaca sejak ayat 24 maka terlihat bahwa manusia bukan satusatunya yang diciptakan pada hari keenam. Pada hari yang sama Allah juga
menciptakan segala binatang.
Kej 1:24-25 (24) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan
segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan
segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. (25) Allah menjadikan
segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis
binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
Hanya penciptaan manusia baru dilakukan setelah penciptaan binatangbinatang ini. Jadi manusia diciptakan paling akhir di hari terakhir dari rangkaian
6 hari penciptaan. Hal ini seharusnya membuat kita bertanya. Mengapa Allah
menciptakan manusia paling akhir dari seluruh rangkaian penciptaan-Nya?
Apakah ini kebetulan ataukah ada maksud tertentu dari Tuhan? Ingat bahwa
Allah bukanlah manusia yang sering membuat sesuatu tanpa tujuan. Apalagi
bahwa di akhir dari penciptaan manusia itu dikatakan bahwa Allah melihat
segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. (Kej 1:31).
yang lain menunjukkan bahwa manusia adalah yang paling penting dari semua
ciptaan yang ada. Mengapa ia dianggap penting?
Esra Alfred Soru - Ia menciptakan manusia pada hari terakhir di mana segala
sesuatu telah diciptakan karena manusia sangat berharga di mata-Nya lebih
daripada ciptaan-ciptaan-Nya yang lain, dan karena semuanya itu diciptakan
bagi manusia dan bukan manusia bagi semuanya itu. (Mengapa Allah?, hal.
58).
Stephen Tong - Apakah artinya Tuhan Allah menciptakan segala sesuatu, baru
kemudian menciptakan manusia? Manusia dicipta terakhir, apakah itu berarti
manusia tidak penting? Justru pemikiran yang sedemikian adalah pemikiran
yang terbalik. Tuhan Allah justru menciptakan segala sesuatu, baru akhirnya
mencipta manusia, karena Allah menghargai manusia. Allah mencipta manusia
dengan kemuliaan dan hormat yang tertinggi, sehingga Ia mencipta manusia
terakhir. Terakhir, karena segala sesuatu yang dicipta sebelumnya, dipersiapkan
untuk manusia. Terakhir, untuk manusia dapat menikmati dan menguasai
semua itu. Pikiran ini bagaikan seorang ibu hamil yang segera mempersiapkan
ranjang kecil dan pakaian kecil untuk bayinya. Bukan sebaliknya, ibu itu
menunggu sampai anaknya lahir, lalu menggeletakkan' nya untuk pergi
membeli ranjang dan pakaian. Seorang ibu yang baik berupaya untuk
mempersiapkan segala sesuatu untuk bayinya yang akan lahir. Ia akan
memikirkan untuk mempersiapkan ranjang, mempersiapkan popok, selimut,
bantal, guling, bahkan mungkin sampai kelambu dan kereta dorong bayi.
Seorang ibu yang akan melahirkan berusaha sebaik mungkin mempersiapkan
yang terbaik untuk anaknya yang akan dilahirkan. Adam dicipta terakhir karena
Allah memandang manusia sebagai ciptaan yang paling penting. Manusia lebih
penting dari segala sesuatu. Manusia lebih penting dari bumi, bulan, matahari,
dan bintang-bintang. Manusia lebih penting dari tumbuh-tumbuhan dan
binatang. Manusia lebih penting dari semua materi yang ada, karena manusia
dicipta terakhir, dicipta sebagai puncak ciptaan. Manusia adalah ciptaan yang
paling hormat dan paling mulia. Itu sebabnya manusia dicipta terakhir, sehingga
setelah dicipta, dia bisa menikmati segala sesuatu yang baik, yang telah Allah
cipta dan persiapkan sebelumnya. Puji Tuhan. Inilah hikmat dan bijaksana Allah.
(Yesus Kristus Juruselamat Dunia, hal. 2-4).
Dari penjelasan ini jelas bahwa penempatan manusia pada akhir dari ordo
penciptaan bukanlah suatu kebetulan. Lewat ordo ini Tuhan mau menjelaskan
kepada manusia bahwa ia adalah ciptaan termulia, ciptaan terhormat, ciptaan
tertinggi, ciptaan terbaik dan ciptaan terpenting. Karena manusia adalah yang
termulia, terhormat, tertinggi, terbaik dan terpenting maka segala sesuatu
disiapkan terlebih dahulu untuk menyambut kehadiran manusia itu. Allah tidak
akan menghadirkan manusia di bumi ini jika segala sesuatu belum disiapkan
untuk kebutuhan manusia itu.
Esra Alfred Soru - Sewaktu manusia membuka mata untuk pertama kalinya, ia
sudah dapat melihat segala sesuatu yang serba teratur dan indah. Ia dapat
melihat langit, matahari, bulan dan bintang. Ia dapat melihat ikan, bunga, pohon
dan binatang serta tumbuhan yang lainnya. Ia dapat melihat lautan luas dan
sungai yang mengalir. Segala sesuatu telah selesai barulah manusia itu hadir.
Allah mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kehadiran manusia
laksana suatu wilayah disiapkan, diperindah dan dipercantik untuk menyambut
kehadiran Very Important Person (VIP). Sungguh betapa berharganya dan
betapa pentingnya manusia. Segala sesuatu diciptakan untuk manusia dan
bukan manusia untuk segala sesuatu. (Mengapa Allah Menciptakan
manusia?, hal. 32)
Sekarang pikirkan ini :
Esra Alfred Soru - Jika manusia diciptakan terlebih dahulu dari penciptaan
terang maka dapat dibayangkan apa yang akan terjadi. Manusia tentu akan
hidup dalam kegelapan yang sangat gelap karena terang belum diciptakan,
demikian pula benda-benda penerang lainnya apalagi saat itu gelap gulita
menutupi samudera raya (Kej 1:2). Jika manusia diciptakan terlebih dahulu dari
pemisahan laut dan darat maka di mana ia akan tinggal? Bukankah bumi
sedang ditutupi oleh samudera raya? Manusia ditetapkan untuk hidup di darat,
sedangkan saat itu darat belum ada. Manusia bukanlah ikan yang dapat hidup di
air. Jika manusia diciptakan terlebih dahulu dari tumbuh-tumbuhan maka apakah
yang akan dimakannya? Mungkinkah manusia akan mempertahankan hidupnya
hanya dengan meminum air yang memang saat itu begitu melimpah? Allah
menciptakan manusia pada bagian akhir ordo penciptaan justru demi kebaikan
dan keamanan manusia itu sendiri. (Mengapa Allah Menciptakan
manusia?, hal. 34)
Jadi memang adalah masuk akal untuk mengatakan bahwa Allah menyediakan
segala sesuatu untuk kebutuhan manusia, ciptaan-Nya yang termulia itu.
Stephen Tong - Kita mengetahui bahwa segala sesuatu diciptakan untuk
manusia. Manusia dicipta untuk bisa menikmati semua yang sudah diciptakan
sebelumnya, sehingga dengan demikian manusia lebih tinggi daripada semua
ciptaan sebelumnya. Manusia justru memerlukan segala sesuatu. Manusia
perlu udara, cahaya, makanan, dll. Maka semua itu dicipta terlebih dahulu oleh
Tuhan, dan barulah kemudian Tuhan mencipta manusia. Oleh karena itu,
munculnya manusia adalah untuk menikmati apa yang Tuhan telah ciptakan
sebelumnya, sehingga manusia berada di tempat yang paling tinggi (Ujian,
Pencobaan dan Kemenangan,hal. 7-8).
Budi Asali - Allah mencipta atau mengatur segala sesuatu untuk manusia,
sebelum manusia diciptakan. Tempat sudah diatur dengan baik. Bayangkan
andaikata Tuhan menciptakan manusia sebelum Ia memisahkan air dengan
daratan. Makanan yaitu tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan (Kej 1:29), sudah
disediakan lebih dulu. (Eksposisi Kitab Kejadian, hal. 10).
Semua ini menunjukkan bahwa Allah sangat memperhatikan kebutuhan
manusia. Bahkan Ia memperhatikan kebutuhan manusia sudah sejak manusia
itu muncul pertama kali di bumi ini.
Fakta ini seharusnya membuat kita bersyukur dan tidak perlu mencemaskan
berbagai hal di dalam kehidupan kita terutama kebutuhan primer kita
(makanan, minuman dan pakaian). Jikalau Tuhan sejak dari awal dunia ini sudah
begitu memperhatikan dan menyediakan kebutuhan hidup kita, mengapa Ia
tidak akan memenuhi kebutuhan hidup kita selanjutnya?
Budi Asali - Banyak orang hidup dengan penuh ketakutan / kekuatiran, seolaholah Allah menciptakan manusia pada hari pertama. Tetapi ini tidak benar! Allah
menciptakan manusia pada hari ke 6 setelah semuanya siap untuk menerima
kehadiran manusia. Ini menunjukkan bahwa Ia sangat memperhatikan
kebutuhan hidup manusia. Karena itu, janganlah kuatir akan kebutuhan hidup
saudara, baik rumah, pakaian, maupun makanan (bdk. Mat 6:25-34). Memang
dalam kasus Adam dan Hawa, Allah tidak memberi mereka pakaian, karena
pada saat itu mereka tidak membutuhkannya. Tetapi pada saat mereka
membutuhkannya, Allah memberi mereka pakaian (Kej 3:21). (Eksposisi Kitab
Kejadian, hal.10)
Karena itu memikirkan semua fakta ini seharusnya membuat kita menyingkirkan
segala kekuatiran hidup kita. Ingat, kita lebih penting daripada semua ciptaan,
termasuk binatang-binatang yang dicipta sebelum manusia. Alkitab berkata
bahwa Tuhan juga memberi makan dan minum dan memenuhi kebutuhan hidup
dari binatang-binatang :
Mat 6:26 - Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan
tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi
makan oleh Bapamu yang di sorga
Maz 147:9 - Dia, yang memberi makanan kepada hewan, kepada anakanak burung gagak, yang memanggil-manggil.
TL - Yang memberi makan akan segala binatang, akan anak gagakpun
apabila ia berteriak.
Maz 104 : (10) Engkau yang melepas mata-mata air ke dalam lembah-lembah,
mengalir di antara gunung-gunung, (11) memberi minum segala binatang di
padang, memuaskan haus keledai-keledai hutan; (14) Engkau
yangmenumbuhkan rumput bagi hewan (18) gunung-gunung tinggi
adalah bagi kambing-kambing hutan, bukit-bukit batu adalah tempat
perlindungan bagi pelanduk. (25) Lihatlah laut itu, besar dan luas
wilayahnya, di situ bergerak, tidak terbilang banyaknya, binatang-binatang
yang kecil dan besar. (27) Semuanya menantikan Engkau, supaya
diberikan
makanan pada
waktunya.
(28)
Apabila Engkau
memberikannya, mereka
memungutnya; apabila Engkau
membuka
tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan.
Sekarang pikirkan, jikalau manusia lebih penting dari segala ciptaan termasuk
bintang, dan Tuhan ternyata menyediakan makanan, minuman dan kebutuhan
Jadilah rajinlah bekerja tetapi jangan kuatir karena semua berkat sudah
disediakan Tuhan untuk saudara.
IV. MANUSIA DICIPTAKAN MENURUT GAMBAR DAN RUPA ALLAH.
Fakta lain dari penciptaan manusia yang dapat kita lihat adalah bahwa manusia
dikatakan diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
Kej 1:26 - Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut
gambar dan rupa Kita,
Gambar di sini dalam bahasa aslinya adalah TSELEM dan rupa dalam
bahasa aslinya adalah DEMUTH. Nah, apa artinya gambar dan rupa di sini?
Ada banyak pandangan sudah diberikan yang mencoba menjelaskan apa yang
dimaksud dengan gambar dan apa yang dimaksud dengan rupa di sini.
Tetapi saya tidak setuju dengan semua pandangan itu. Menurut saya gambar
dan rupa di sini pengertiannya sama sehingga ini hanya menunjuk pada 1 hal
dan bukan 2 hal. Ini sama seperti kita sering berkata : maksud dan tujuan saya
adalah padahal maksud dan tujuan sama pengertiannya bukan? Lalu apa
dasarnya saya mengatakan demikian?
a.
Kata penghubung dan di dalam ayat ini sebenarnya tidak ada di dalam
bahasa aslinya. Jadi ayat ini di dalam bahasa aslinya hanya berbunyi : Baiklah
Kita menjadikan manusia menurut gambar rupa Kita,
Kata dan ini dimasukkan oleh Septuaginta dan Vulgata yang lalu diikuti oleh
banyak terjemahan Alkitab sehingga menimbulkan kesan bahwa gambar dan
rupa adalah 2 hal yang berbeda.
b.
Kedua
kata
ini
sering
dipakai
secara
dan interchangeable(bergantian).
Dalam Kej 1:26 kedua kata ini muncul secara bersama-sama.
Kej
1:26
- Berfirmanlah
Allah:
"Baiklah
manusia menurutgambar dan rupa Kita,
Kita
sinonim
menjadikan
Tetapi 1 ayat setelah itu yakni dalam Kej 1:27, yang muncul hanya gambar
sedangkan rupa sudah tidak ada.
Kej 1:27 - Maka Allah menciptakan manusia
Nya,menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia;
itu menurut
gambar-
Selanjutnya dalam Kej 5:1 hanya digunakan kata rupa sedangkan gambar
tidak disebutkan.
Kej 5:1 - Pada waktu manusia itu diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah
dia menurut rupa Allah
Tetapi 2 ayat setelah itu yakni Kej 5:3, kedua kata ini muncul bersama-sama lagi
walaupun tidak secara langsung dikaitkan dengan Allah.
Kej 5:3 - Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan
seorang laki-laki menurut rupa dan gambarnya, lalu memberi nama Set
kepadanya.
Lalu dalam Kej 9:6 hanya kata gambar yang muncul sedangkan rupa tidak.
Kej 9:6 - Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah
oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambarNya sendiri.
Di dalam PB kita juga menemukan hal yang sama. 1 Kor 11:7 mencatat kata
gambar tetapi tanpa kata rupa.
1 Kor 11:7 - Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia
menyinarkan gambaran Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan
laki-laki.
Demikian juga Kol 3:10 yang hanya menggunakan kata gambar tanpa kata
rupa.
Kol 3:10 - dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus
diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar
Khaliknya.
Tetapi Yak 3:9 hanya menggunakan kata rupa dan tanpa kata gambar.
Yak 3:9 - Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita
mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah
Kesimpulannya adalah : gambar itu sama artinya dengan rupa. Gambar adalah
rupa dan rupa adalah gambar. Jadi ini hanya menunjuk pada 1 hal saja dan
bukan 2 hal.
Anthony Hoekema menurut gambar Kita hanyalah suatu cara lain untuk
mengatakan menurut rupa Kita. (Manusia : Ciptaan Menurut Gambar
Allah, hal. 18).
Nah, kalau dikatakan bahwa manusia dicipta menurut gambar dan rupa Allah,
berarti ada sesuatu di dalam diri Allah (yang disebut gambar dan rupa itu) yang
menjadi patokan / pola di mana manusia dicipta seperti itu. Sesuatu itu apa?
Jelas tidak bisa bersifat materi karena Allah adalah Roh (Yoh 4:24) di mana Ia
tidak bertubuh. Sesuatu itu pastilah bersifat rohani juga. Lalu apa? Saya percaya
ini menunjuk pada sejumlah sifat Allah yang memang bisa diberikan kepada
manusia.
Berbicara tentang sifat Allah, maka ada 2 jenis sifat Allah : (1)Incommunicable
attributes (sifat-sifat yang tidak bisa diberikan). Ini adalah sifat-sifat Allah yang
hanya bisa menjadi milik Allah, dan sama sekali tidak bisa diberikan kepada
makhluk ciptaan-Nya, dan karena itu tidak mempunyai analogi / persamaan
dalam diri makhluk ciptaan-Nya. (2)Communicable attributes (sifat-sifat yang
bisa diberikan). Ini adalah sifat-sifat Allah yang bisa diberikan kepada makhluk
yang lain, sekalipun tidak secara sempurna sebagaimana sifat-sifat itu ada
dalam diri Allah sendiri.Jadi menurut saya gambar dan rupa Allah itu menunjuk
padacommunicable attributes (sifat-sifat yang tidak bisa diberikan) yang
diberikan kepada manusia pada saat ia diciptakan. Maksudnya adalah pada saat
Allah menciptakan manusia, Ia memasukkan sejumlah sifat-Nya ke dalam
manusia sehingga manusia itu lalu mewarisi sifat-sifat-Nya dalam batas tertentu
dan ini menyebabkan manusia menjadi mirip dengan Allah.
Maz 8:5-6 (5) apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak
manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? (6) Namun Engkau telah
membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan
kemuliaan dan hormat.
Budi Asali - Manusia adalah gambar dan rupa Allah. Artinya semua manusia
adalah copy dari Allah, dan karenanya manusia mirip dengan Allah.
(Antropology, hal.5).
Anthony Hoekema Kedua kata itu memberi tahu kita bahwa manusia
merepresentasikan
Allah
dan
menyerupai
Dia
dalam
hal-hal
tertentu. (Manusia : Ciptaan Menurut Gambar Allah, hal. 18).
Kalau kita memperhatikan seorang anak, anak itu jelas memiliki kemiripan fisik
maupun psikis dengan orang tuanya. Bisa mirip ayahnya, atau mirip ibunya,
atau perpaduan antara ayah dan ibunya. Kalau 3 keungkinan ini tidak ada,
mungkin dia adalah anak tetangga. Nah, kalau seorang anak mirip dengan
orang tuanya maka dapatlah dikatakan bahwa anak itu diciptakan menurut
gambar dan rupa dari orang tuanya. Jadi gambar dan rupa berhubungan dengan
kemiripan.
Lalu sifat apa saja yang Allah masukkan dalam diri manusia?
a.
Sifat pribadi.
Allah adalah suatu pribadi (memiliki pikiran, perasaan dan kehendak). Maka
sewaktu Ia menciptakan manusia, Ia menjadikan manusia itu sebagai makhluk
berpribadi seperti diri-Nya.
b.
Sifat Roh.
Allah adalah Roh (Yoh 4:24). Manusia adalah gambar dan rupa / copy dari Allah.
Jadi, manusia adalah makhluk rohani. Kej 2:7 juga menunjukkan pemberian
nafas hidup kepada manusia yang menyebabkan ia menjadi makhluk rohani. Ini
menyebabkan manusia bisa berhubungan / bersekutu dengan Allah, berdoa,
mendengarkan Firman Tuhan, berbakti kepada Tuhan, dsb. Binatang bukan
makhluk rohani, sehingga tidak bisa berhubungan dengan Allah, berdoa, dsb.
Kalau saudara tidak berusaha untuk berhubungan / bersekutu dengan Allah,
saudara menjadikan diri saudara sendiri seperti binatang.
c.
Sifat moral.
Allah adalah makhluk bermoral di mana Ia mempunyai sifat kesucian. Nah
sifat kesucian ini diberikan kepada manusia sehingga manusia lalu menjadi
makhluk yang bermoral. Karena manusia adalah makhluk bermoral
maka manusia mempunyai kemampuan untuk membedakan yang baik dan
yang jahat. Atas dasar kemampuan membedakan yang baik dan yang jahat
inilah manusia selalu diperhadapkan dengan pilihan moral antara yang baik dan
yang jahat.Ini membedakan manusia dengan binatang. Binatang bukanlah
makhluk bermoral dan karena itu untuk binatang tidak ada dosa atau suci, baik
atau jahat. Tetapi manusia adalah makhluk bermoral (seperti Allah, malaikat,
setan), karena itu ada dosa / suci, baik / jahat. Kalau saudara tidak
memperdulikan dosa / suci, baik / jahat, dsb, maka saudara menjadi seperti
binatang.
d. Sifat kekal.
Allah adalah kekal. Ketika Ia menciptakan manusia maka Ia memasukkan sifat
kekal itu ke dalam manusia sehingga manusia lalu memiliki sifat kekal ini.
Pengkh 3:11 . Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi
manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal
sampai akhir.
Tentu saja kekekalan antara Allah dan manusia ada bedanya. Allah kekal dari
selamanya sampai selamanya sedangkan manusia hanya kekal sampai
selamanya tetapi tidak dari selamanya (karena ia diciptakan / memiliki
permulaan). Kekekalan ini pada mulanya meliputi juga tubuhnya (sebelum ada
dosa) dan meliputi jiwa / rohnya yang tidak ada akhirnya. Tetapi setelah
manusia berdosa, tubuhnya tidak menjadi kekal lagi. Tubuhnya menjadi rusak
dan kembali kepada debu tetapi jiwa / rohnya tidak bisa berakhir. Kematian
tubuh tidak berarti hilangnya jiwa. Di sinilah bedanya manusia dengan binatang.
Binatang ada sewaktu ia hidup tetapi ia menjadi tidak ada setelah ia mati. Tetapi
jiwa manusia akan tetap ada setelah ia mati, entah di surga atau di neraka.
e.
Sifat rasional.
Allah adalah makhluk berakal / rasional. Pada saat ia menciptakan manusia, Ia
menjadikan manusia juga sebagai makhluk yang berakal. Binatang tidak
mempunyai akal. Mereka hanya mempunyai naluri, bukan akal (Ayub 39:16-20;
Maz 32:9; Maz 49:21; Maz 73:22; Yudas 10). Karena itu binatang tidak bisa
mengembangkan kemampuannya sendiri. Contoh:
Ikan / katak dalam berenang. Bandingkan dengan manusia yang bisa berenang
dalam bermacam-macam gaya yang mereka ciptakan sendiri.
Harimau / singa dalam menangkap mangsa. Bandingkan dengan manusia dalam
mencari nafkah.
Burung berkicau. Bandingkan dengan manusia dalam menyanyi yang bisa
menggunakan suara 1, 2, 3, dan 4. Tidak ada burung-burung di manapun yang
bisa melakukan hal itu
Burung / binatang dalam membuat sarang. Bandingkan dengan manusia dalam
membuat rumah yang begitu bervariasi.
Binatang makanannya terus sama. Bandingkan dengan manusia dalam
menciptakan bermacam-macam makanan.
Dll.
Jadi, akal adalah sesuatu yang sangat membedakan manusia dari binatang! Ada
banyak orang Kharismatik yang mengatakan bahwa kita harus membuang akal,
karena kalau tidak maka kita tidak akan terbuka terhadap pekerjaan Roh Kudus,
persekutuan terindah dengan Tuhan tidak bisa terjadi, dan juga mujizat-mujizat
tidak bisa terjadi. Ini salah dan tidak Alkitabiah! Pembuangan akal seperti ini
menjadikan kita seperti binatang! Kita memang tidak boleh bersandar pada akal
(Ams 3:5), tetapi itu tidak berarti bahwa kita harus membuang akal.
f.
Sifat mencipta.
Allah adalah pencipta dan sewaktu Ia menciptakan manusia, ia lalu
memasukkan sifat ini ke dalam manusia sehingga manusia lalu memiliki apa
yang disebut sebagai daya cipta (kreatifitas). Itulah sebabnya manusia bisa
menciptakan berbagai hal yang dapat memudahkan hidup manusia itu
sendiri. Kalau kita amati dalam hidup kita maka kita sering terkagum-kagum
dengan perkembangan teknologi ciptaan manusia. Ada teknologi kedokteran
yang melakukan pembedahan, pencangkokan organ tubuh, dll. Ada teknologi
komunikasi (televisi, radio streaming, telepon/HP, internet, satelit, google earth,
holografic laser, dll). Ada teknologi transportasi (kapal laut, kapal selam,
helikopter, pesawat, mobil, dll). Bahkan sekarang ini sudah ada mobil yang akan
rem sendiri kalau mobil di depannya berhenti mendadak. Sejak tahun 1950-an
Inggris dan Perancis sudah menciptakan pesawat supersonic Concorde yang
kecepatan terbangnya 2 kali kecepatan suara yakni 2.200 km / jam.
(Bandingkan dengan pesawat komersil biasa yang kecepatannya hanya 600
km / jam). Pesawat ini mampu terbang dari Paris ke New York hanya dalam 2
jam padahal pesawat biasa menempuhnya dalam 7 jam.
Sekarang sudah diuji coba pesawat hypersonic yang kecepatannya adalah 5 kali
kecepatan suara. Tetapi pesawat ulang alik yang ada sekarang berkecepatan 25
kali kecepatan suara. Teknologi komputer juga tidak kalah canggihnya. Sekarang
sudah dimunculkan computer yang bahkan hanya berbetuk pulpen saja dan
pengoperasiannya bergantung pada sistem pencahayaan yang akan
membentuk monitor maupun keybordnya, seperti nampak dalam gambar
berikut
:
Teknologi robotik juga maju secara luar biasa. Profesor Tomomasa Sato dari
Jepang menciptakan Robot Humanoid dari Jepang bisa menari, berjalan,
menyajikan teh dan mencuci gelas bahkan ia bisa belajar dari kesalahan.
Robot Asendro (Jerman) adalah robot pengintai dan penjinak bom, pemadam
kebakaran, menangani teroris, bisa merayap dan naik tangga untuk memotong
sumbu peledak. Ada kamera dan bisa mengirimkan gambar sampai jarak 2 km.
lain yang bisa mengganti saluran TV, mengganti dokter untuk mengoperasi
manusia, main sepak bola, push up, menyelamatkan prajurit yang terluka di
medan perang, mengidentifikasi korban masih hidup atau sudah mati, robot
pelayan,
dll.
di dalam hidup ini kita jangan lupa diri sebaliknya tahu diri dan jangan
menganggap diri / menjadikan diri sebagai Allah. Kita tidak boleh berperan
sebagai Allah atau mengganti dan menganggap diri sebagai Allah. Tetapi
mungkin saudara bertanya kapan dan bagaimana saya menganggap diri
sebagai Allah / menggantikan Allah? Jawabannya adalah pada waktu engkau
ingin bebas dan tidak mau diatur oleh firman Allah / Allah. Misalnya Allah
menyuruh saudara untuk mengasihi dan mengampuni tetapi saudara tidak mau.
Saudara maunya membenci dan membalas dendam. Allah menyuruh saudara
untuk beribadah tetapi saudara tidak mau, maunya bekerja terus. Allah
menetapkan hanya boleh bersuami / beristeri 1 tetapi saudara memberontak
dan maunya beristeri / bersuami 7. Allah memanggil saudara menjadi pelayan
Tuhan full time tetapi saudara maunya jadi bisnisman atau politikus. Allah
memanggil saudara untuk melayani tetapi saudara maunya dilayani, dll. Semua
itu menunjukkan bahwa suadara tidak ingin diatur dan dikuasai oleh Allah.
Saudara ingin mengatur diri sendiri dan hidup dengan aturan sendiri. Pada saat
seperti itu saudara sebenarnya menggantikan posisi Allah, saudara mengambil
peranan Allah, saudara menjadikan diri saudara sebagai Allah. Ingat bahwa raja
Tirus pernah menganggap diri sebagai Allah.
Yeh 28:2 - "Hai anak manusia, katakanlah kepada raja Tirus: Beginilah firman
Tuhan ALLAH: Karena engkau menjadi tinggi hati, dan berkata: Aku adalah
Allah! Aku duduk di takhta Allah di tengah-tengah lautan. Padahal engkau
adalah manusia, bukanlah Allah, walau hatimu menempatkan diri sama
dengan Allah.
Dan lihatlah bagaimana Tuhan bersikap terhadap dia :
Yeh 28:6-10 (6) Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Karena hatimu
menempatkan diri sama dengan Allah (7) maka, sungguh, Aku membawa
orang asing melawan engkau, yaitu bangsa yang paling ganas, yang akan
menghunus pedang mereka, melawan hikmatmu yang terpuja; dan semarakmu
dinajiskan. (8) Engkau diturunkannya ke lobang kubur, engkau mati seperti
orang yang mati terbunuh di tengah lautan. (9) Apakah engkau masih akan
mengatakan di hadapan pembunuhmu: Aku adalah Allah!? Padahal
terhadap kuasa penikammu engkau adalah manusia, bukanlah Allah. (10)
Engkau akan mati seperti orang tak bersunat oleh tangan orang asing. Sebab
Aku yang mengatakannya, demikianlah firman Tuhan ALLAH."
Ingat juga bahwa Herodes pernah tidak menolak disebut Allah dan lihatlah
bagaimana Allah bertindak terhadap dia.
Kis 12:21-23 (21) Dan pada suatu hari yang ditentukan, Herodes mengenakan
pakaian kerajaan, lalu duduk di atas takhta dan berpidato kepada mereka. (22)
Dan rakyatnya bersorak membalasnya: "Ini suara allah dan bukan suara
manusia!" (23) Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena
ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing.
Dari sini terlihat bahwa Allah paling tidak suka / benci dengan manusia yang
menganggap diri sebagai Allah. Mungkin kita tidak membuat pengakuan
eksplisit bahwa kita adalah Allah seperti yang dilakukan raja Tirus, mungkin juga
kita tidak secara diam-diam menerima perlakuan terhadap Allah seperti yang
dilakukan Herodes, tetapi perilaku kita yang tidak mau diatur oleh Allah / firman
Allah mengisyaratkan bahwa kita mau menjadi Allah atas diri kita sendiri.
Berhati-hatilah bahwa Tuhan paling tidak suka dengan sikap seperti ini. Ia bisa
menghukum / menghajar saudara.
b.
Lebih jauh dari itu bahkan ada orang yang sikap / sifatnya seperti setan. Itulah
sebabnya Yesus berkata : Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin
melakukan keinginan-keinginan bapamu. (Yoh 8:44). Semua itu jelas karena
dosa. Gambar dan rupa Allah di dalam diri manusia menjadi corrupt atau
tercemar atau rusak. Ini berlaku untuk semua manusia. Karena itulah maka
Yesus Kristus datang ke dalam dunia ini. Dia adalah gambar Allah yang
sesungguhnya.
Kol 1:15 - Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih
utama dari segala yang diciptakan
Ibr 1:3 - Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah
Dan untuk orang-orang pilihan-Nya, Allah telah mempredestinasikan mereka
untuk satu tujuan yakni pemulihan gambar Allah di dalam diri mereka melalui
Kristus.
Rom 8:29 - Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga
ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran
Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak
saudara.
2 Kor 3:18 - Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka
yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang
adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam
kemuliaan yang semakin besar.
Karena itu bagi orang-orang yang percaya, sesungguhnya Kristus sudah
memulihkan gambar dan rupa Allah yang telah rusak karena dosa itu. Pemulihan
sudah dikerjakan oleh Kristus. Oleh sebab itu orang-orang percaya mempunyai
tanggungjawab untuk hidup sedemikian rupa sehingga menjadi mirip dengan
Allah sesuai dengan citra diri / fitrahnya sebelum jatuh ke dalam dosa. Memang
di dalam dunia ini kita masih berdosa tetapi kita harus tetap berjuang agar
semakin hari hidup kita semakin mirip dengan Allah. Misalnya :
Mat 5:9 - Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan
disebut anak-anak Allah.
Allah disebut Allah damai sejahtera (1Tes 5:23 Ibr 13:20). Ia juga disebut
sebagai sumber damai sejahtera (Ro 15:33 2Kor 13:11). Ia juga mengusahakan
damai (Ef 2:14-16 Kol 1:20). Karena itu orang-orang yang membawa /
mengusahakan perdamaian menjadi mirip dengan Allah. Itulah sebabnya
mereka disebut anak-anak Allah.
dll.
Intinya adalah karena kita diciptakan dengan gambar dan rupa Allah maka kita
menjadi mirip Allah. Dosa memang merusak gambar dan rupa Allah itu di dalam
diri kita tetapi Kristus sudah memulihkannya. Tanggung jawab kita adalah
berusaha agar hidup mirip seperti Allah.
Stephen Tong Di dalam dirimu ada peta dan teladan Allah. Di dalam dirimu
engkau harus berjuang seperti Allah. Di dalam dirimu diberikan potensi. Di
dalam dirimu diberikan tanggung jawab. Di dalam dirimu diberikan suatu
kemungkinan untuk hidup seperti Allah karena engkau diciptakan menurut peta
dan teladan Allah. Sudahkah engkau bersedia untuk hidup baik-baik
memancarkan kemuliaan Allah? (Peta dan Teladan Allah, hal. 23-24).
Kiranya dengan belajar bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa
Allah, kita selalu ingat 2 hal ini yakni kita tidak boleh menganggap diri sebagai
Allah, kita tidak boleh menggantikan Allah, kita tidak boleh bersikap seolah-olah
kita adalah Allah. Dan kita harus berjuang untuk hidup seperti Allah
sebagaimana yang diajarjan Firman Tuhan.
- AMIN Diposkan oleh PELANGI KASIH MINISTRY Pada 15.56