Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENGLIHATAN

Di susun oleh :

1.
2.
3.
4.
5.

Ahmad Riyani
Arief indra Lesmana
Fitri Yayu
Muliyadi
Yasinta Kurnia Putri

STIKES SARI MULIA BANJARMASIN


Th. AKADEMIK 2012/2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah yang diberi judul Anatomi Sistem
Keseimbangan ( Penglihatan (mata) dan kelainan/gangguan pada mata ) tepat pada waktunya.
Makalah ini penulis buat berdasarkan tugas yang di berikan kepada penulis pada mata kuliah
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan,
maka oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari rekan-rekan
pembaca sekalian yang bersifat membangun. Penulis berharap makalah ini bisa member manfaat
buat penulis pada khususnya dan buat pembaca pada umumnya.

21 November 2011
Penulis,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2. Tujuan Penulisan
a.

Tujuan Umum................................................................................................ 4

b.

Tujuan Khusus............................................................................................... 4

BAB II. PEMBAHASAN


2.2. Anatomi Sistem Penglihatan............................................................................... 5
2.3. Fisiologi Sistem Penglihatan............................................................................... 10
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan......................................................................................................... 22
3.2. Saran................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
sistem penglihatan
.Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan
mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah
terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.
Tatkala mengamati alam terbuka disekitar anda akan segera anda saksikan beragam benda
terjauh dan terdekat dari anda dengan segala bentuk, warna, dan ukuran mereka. Pemandangan
ini yang anda saksikan tanpa susah payah adalah hasil beragam reaksi rumit dalam tubuh anda.
Kini marilah kita amati secara lebih dekat. Mata manusia memiliki cara kerja otomatis yang
sempurna, mata dibentuk dengan 40 unsur utama yang berbeda dan kesemua bagian ini memiliki
fungsi penting dalam proses melihat kerusakan atau ketiadaan salah satu fungsi bagiannya saja
akan menjadikan mata mustahil dapat melihat. Lapisan tembus cahaya di bagian depan mata
adalah kornea, tepat dibelakangnya terdapat iris, selain member warna pada mata iris juga dapat
merubah ukurannya secara otomatis sesuai kekuatan cahaya yang masuk, dengan bantuan otot
yang melekat padanya. Misalnya ketika berada di tempat gelap iris akan membesar untuk
memasukkan cahaya sebanyak mungkin. Ketika kekuatan cahaya bertambah, iris akan mengecil
untuk mengurangi cahaya yang masuk ke mata. System pengaturan otomatis yang berkeja pada
mata bekerja sebagaimana berikut. Ketika cahaya mengenai mata sinyal saraf terbentuk dan
dikrimkan ke otak, untuk memberikan pesan tentang keberadaan cahaya, dan kekuatan cahaya.
Lalu otak mengirim balik sinyal dan memerintahkan sejauh mana otot disekitar iris harus
mengerut. Bagian mata lainnya yang bekerja bersamaan dengan struktur ini adalah lensa. Lensa
bertugas memfokuskan cahaya yang memasuki mata pada lapisan retina di bagian belakang
mata. Karena otot-otot disekeliling lensa cahaya yang datang ke mata dari berbagai sudut dan

jarak berbeda dapat selalu difokuskan ke retina. Semua system yang telah kami sebutkan tadi
berukuran lebih kecil, tapi jauh lebih unggul daripada peralatan mekanik yang dibuat untuk
meniru desain mata dengan menggunakan teknologi terbaru, bahkan system perekaman gambar
buatan paling modern di dunia ternyata masih terlalu sederhana jika dibandingkan mata. Jika kita
renungkan segala jerih payah dan pemikiran yang dicurahkan untuk membuat alat perekaman
gambar buatan ini kita akan memahami betapa jauh lebih unggulnya teknologi penciptaan mata.
Jika kita amati bagian-bagian lebih kecil dari sel sebuah mata maka kehebatan penciptaan ini
semakin terungkap. Anggaplah kita sedang melihat mangkuk Kristal yang penuh dengan buahbuahan, cahaya yang datang dari mangkuk ini ke mata kita menembus kornea dan iris kemudian
difokuskan pada retina oleh lensa jadi apa yang terjadi pada retina, sehinggasel-sel retina dapat
merasakan adanya cahaya ketika partikel cahaya yang disebut foton mengenai sel-sel retina
mereka menghasilkan efek rantai layaknya sederetan kartu domino yang tersusun dalam barisan
rapi. Kartu domino pertama dalam sel retina adalah sebuah molekul bernama 11-cis retinal.
Ketika sebuah foton mengenainya molekul ini berubah bentuk ini mendorong perubahan protein
lain yang berikatan kuat dengannya yakni rhodopsin. Kini rhodopsin berubah menjadi yang
memungkinkannya berikatan dengan protein lain yakni transdusin. Transdusin ini sebelumnya
sudah ada dalam sel namun belum dapat bergabung dengan rhodopsin karena ketidak sesuaian
bentuk. Penyatuan ini kemudian diikuti gabungan satu molekul lain yang bernama GTP kini dua
protein yakni rhodopsin dan transdusin serta 1 molekul kimia bernama GTP telah menyatu tetapi
proses sesungguhnya baru saja dimulai senyawa bernama GDP kini telah memiliki bentuk sesuai
untuk mengikat satu protein lain bernama phosphodiesterase yang senantiasa ada dalam sel.
Setelah berikatan bentuk molekul yang dihasilkan akan menggerakkan suatu mekanisme yang
akan memulai serangkaian reaksi kimia dalam sel. Mekanisme ini menghasilkan reaksi ion
dalam sel dan menghasilkan energy listrik energy ini merangsang saraf-saraf yang terdapat tepat
di belakang sel retina. Dengan demikian bayangan yang ketika mengenai mata berwujud seperti
foton cahaya ini meneruskan perjalanannya dalam bentuk sinyal listrik. Sinyal ini berisi
informasi visual objek di luar mata. Agar mata dapat melihat sinyal listrik yang dihasilkan dalam
retina harus diteruskan dalam pusat penglihatan di otak. Namun sel-sel saraf tidak berhubungan
langsung satu sama lain ada celah kecil yang memisah titik-titik sambungan mereka lalu
bagaimana sinyal listrik ini melanjutkan perjalanannya disini serangkaian mekanisme rumit
terjadi energy listrik diubah menjadi energy kimia tanpa kehilangan informasi yang sedang

dibawa dan dengan cara ini informasi diteruskan dari satu sel saraf ke sel saraf berikutnya.
Molekul kimia pengangkut ini yang terletak pada titik sambungan sel-sel saraf berhasil
membawa informasi yang datang dari mata dari satu saraf ke saraf yang lain.
Ketika dipindahkan ke saraf berikutnya sinyal ini diubah lagi menjadi sinyal listrik dan
melanjutkan perjalanannya ke tempat titik sambungan lainnya dengan cara ini sinyal berhasil
mencapai pusat penglihatan pada otak disini sinyal tersebut dibandingkan informasi yang ada di
pusat memori dan bayangan tersebut ditafsirkan akhirnya kita dapat melihat mangkuk yang
penuh buah-buahan sebagaimana kita saksikan sebelumnya karena adanya system sempurna
yang terdiri atas ratusan kompenen kecil ini dan semua rentetan peristiwa yang menakjubkan ini
terjadi pada waktu kurang dari 1 detik. Lokasi dan fungsi dari telinga, hidung dan tenggorokan
berhubungan erat. Kelainan pada organ-organ tersebut didiagnosis dan diobati oleh dokter
spesialis yang disebut otolaringologis. Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan
keseimbangan,

yang

terdiri

dari

telinga

luar,

telinga

tengah

dan

telinga

dalam.

Telinga luar menangkap gelombang suara yang dirubah menjadi energi mekanis oleh telinga
tengah. Telinga tengah merubah energi mekanis menjadi gelombang saraf, yang kemudian
dihantarkan ke otak. Telinga dalam juga membantu menjaga keseimbangan tubuh.
1.2. Tujuan Penulisan
a.
Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas pada skill lab praktikum blok Sistem Persepsi Sensori.
b.

Tujuan Umum

Untuk menambah pengetahuan penulis itu sendiri maupun untuk siapa saja yang membaca
makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Anatomi Sitem Penglihatan

Struktur dan fungsi mata sangat rumit dan mengagumkan. Secara konstan mata
menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan
jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.
Bola mata berdiameter 2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata, dan
hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar.
Sklera : Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya bola
mata
Otot-otot : Otot-otot yang melekat pada mata :
a.
b.

muskulus rektus superior : menggerakan mata ke atas.


muskulus rektus inferior : mengerakan mata ke bawah

Kornea : memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahaya


Badan Siliaris : Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan lensa untuk
beroakomodasi, kemudian berfungsijuga untuk mengsekreskan aqueus humor
Iris : Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung pigmen.
Lensa : Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa
Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata; berfungsi
mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak.

Bintik kuning (Fovea) : Bagian retina yang mengandung sel kerucut


Bintik buta : Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata
Vitreous humor : Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata
Aquous humor : Menjaga bentuk kantong bola mata
Bola mata dibagi menjadi 3 lapisan, dari luar ke dalam yaitu tunica fibrosa, tunica vasculosa, dan
tunica nervosa.
1)

Tunica Vibrosa.
Tunica vibrosa terdiri dari sklera, sklera merupakan lapisan luar yang sangat kuat. Sklera

berwarna putih putih, kecuali di depan. Pada lapisan ini terdapatkornea, yaitu lapisan yang
berwarna bening dan berfungsi untuk menerima cahaya masuk kemudian memfokuskannya.
Untuk melindungi kornea ini, maka disekresikan air mata sehingga keadaannya selalu basah dan
dapat membersihkan dari debu. Pada batas cornea dan sclera terdapat canalis schlemm yaitu
suatu sinus venosus yang menyerap kembali cairan aquaus humor bola mata.

2)

Tunica Vasculosa.
Tunica vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, urutan dari depan ke belakang

terdiri dari iris, corpus ciliaris dan koroid. Koroid merupakan lapisan tengah yang kaya akan
pembuluh darah, lapisan ini juga kaya akan pigmen warna. Daerah ini disebut Iris. Coba Anda
perhatikan mata orang Indonesia dengan orang-orang dari Negara barat! Apakah perbedaannya?
Tentunya pada warna. Orang Indonesia biasanya bermata hitam atau coklat, adapun orang barat
biasanya berwarna biru atau hijau. Nah, di bagian irislah terdapatnya perbedaan ini karena di
tempat ini memiliki pigmen warna.
Bagian depan dari lapisan iris ini disebut Pupil yang terletak di belakang kornea tengah.
Pengaruh kerja ototnya yaitu melebar dan menyempitnya bagian ini. Coba Anda masuk ke dalam
suatu kamar yang gelap gulita, maka Anda akan berusaha melihat dengan melebarkan mata agar
cahaya yang masuk cukup. Pada kondisi ini disebut dengan dilatasi, demikian sebaliknya jika
Anda berada pada ruangan yang terlalu terang maka Anda akan berusaha untuk menyempitkan
mata karena silau untuk mengurangi cahaya yang masuk yang disebut dengan konstriksi. Pada

sebuah kamera, pupil ini diibaratkan seperti diafragma yang dapat mengatur jumlah cahaya yang
masuk.
Di sebelah dalam pupil terdapat lensa yang berbentuk cakram otot yang disebutMusculus
Siliaris. Otot ini sangat kuat dalam mendukung fungsi lensa mata, yang selalu bekerja untuk
memfokuskan penglihatan. Seseorang yang melihat benda dengan jarak yang jauh tidak
mengakibatkan otot lensa mata bekerja, tetapi apabila seseorang melihat benda dengan jarak
yang dekat maka akan memaksa otot lensa bekerja lebih berat karena otot lensa harus menegang
untuk membuat lensa mata lebih tebal sehingga dapat memfokuskan penglihatan pada bendabenda tersebut.
Pada bagian depan dan belakang lensa ini terdapat rongga yang berisi caira bening yang
masing-masing disebut Aqueous Humor dan Vitreous Humor. Adanya cairan ini dapat
memperkokoh kedudukan bola mata
3)

Tunica Nervosa.
Tunica nervosa (retina) merupakan reseptor pada mata yang terletak pada bagian

belakang koroid. Bagian ini merupakan bagian terdalam dari mata. Lapisan ini lunak, namun
tipis, hampir menyerupai lapisan pada kulit bawang. Retina tersusun dari sekitar 103 juta sel-sel
yang berfungsi untuk menerima cahaya. Di antara sel-sel tersebut sekitar 100 juta sel merupakan
sel-sel batang yang berbentuk seperti tongkat pendek dan 3 juta lainnya adalah sel konus
(kerucut). Sel-sel ini berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih, dan sangat peka pada sedikit
cahaya.
a.

Sel Batang tidak dapat membedakan warna, tetapi lebih sensitif terhadap cahaya sehingga

sel ini lebih berfungsi pada saat melihat ditempat gelap. Sel batang ini mengandung suatu
pigmen yang fotosensitif disebut rhodopsin. Cahaya lemah seperti cahaya bulan pun dapat
mengenai rhodopsin. Sehingga sel batang ini diperlukan untuk penglihatan pada cahaya remangremang.
b.
Sel Kerucut atau cone cell mengandung jenis pigmen yang berbeda, yaituiodopsin yang
terdiri dari retinen. Terdapat 3 jenis iodopsin yang masing-masing sensitif terhadap cahaya
merah, hijau dan biru. Masing-masing disebut iodopsin merah, hijau dan biru. Segala warna yang
ada di dunia ini dapat dibentuk dengan mencamputkan ketiga warna tersebut. Sel kerucut
diperlukan untuk penglihatan ketika cahaya terang.

Signal listrik dari sel batang dan sel kerucut ini akan di teruskan melalui sinap ke neuron
bipolar, kemudian ke neuron ganglion yang akan membentuk satu bundel syaraf yaitu syaraf otak
ke II yang menembus coroid dan sclera menuju otak. Bagian yang menembus ini disebut dengan
discus opticus, dimana discus opticus ini tidak mengandung sel batang dan sel kerucut, maka
cahaya yang jatuh ke discus opticus tidak akan terlihat apa-apa sehingga disebut dengan bintik
buta.
Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial
tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.
a.
b.
c.

Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak.
Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata.
Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada

tulang orbita.
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,
sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh darah ini
masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.
Alat-alat Tambahan Mata
Alat-alat tambahan mata terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata dan aparatus lakrimalis.
a.

Alis : terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata, fungsinya untuk

melindungi mata dari cahaya dan keringat juga untuk kecantikan.


b.
Kelopak mata : ada 2, yaitu atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak bergerak dari
kelopak yang bawah dan mengandung musculus levator pepebrae untuk menarik kelopak mata
ke atas (membuka mata). Untuk menutup mata dilakukan oleh otot otot yang lain yang
melingkari kelopak mata atas dan bawah yaitu musculus orbicularis oculi. Ruang antara ke-2
kelopak disebut celah mata (fissura pelpebrae), celah ini menentukan melotot atau sipit nya
seseorang. Pada sudut dalam mata terdapat tonjolan disebut caruncula lakrimalis yang
mengandung kelenjar sebacea (minyak) dan sudorifera (keringat).
c.
Bulu mata : ialah barisan bulu-bulu terletak di sebelah anterior dari kelenjar Meibow.
Kelenjar sroacea yang terletak pada akar bulu-bulu mata disebut kelenjar Zeis. Infeksi kelenjar
ini disebut Lordholum (bintit).
d.
Apparatus lacrimalis : terdiri dari kelenjar lacrimal, ductus lacrimalis, canalis lacrimalis,
dan ductus nassolacrimalis.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada sistem penglihatan apabila ada rangsang cahaya masuk ke mata maka rangsang
tersebut akan diteruskan mulai dari kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan
terakhir retina. Kemudian akan diteruskan ke bagian saraf penglihat atau saraf optik yang
berlanjut dengan lobus osipital sebagai pusat penglihatan pada otak besar. Bagian lobus osipital
kanan akan menerima rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus osipital kiri akan menerima
rangsang mata kanan. Di dalam lobus osipital ini rangsang akan diolah kemudian
diinterpretasikan.
Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya
tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian ini akan
mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik
meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat.
Pada sistem pendengaran apabila ada getaran suara ditangkap oleh daun telinga maka
akan diteruskan ke liang telinga dan mengenai membran timpani sehingga membran timpani
bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain.
Selanjutnya stapes menggerakkan foramen ovale yang juga menggerakkan perilimfe dalam
skala vestibuli. Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong endolimfe dan
membran basalis ke arah bawah dan perilimfe dalam skala timpani akan bergerak sehingga
foramen rotundum terdorong ke arah luar.
Pada waktu istirahat, ujung sel rambut Corti berkelok, dan dengan terdorongnya
membran basal, ujung sel rambut itu menjadi lurus. Rangsangan fisik ini berubah menjadi
rangsangan listrik akibat adanya perbedaan ion Natrium dan Kalium yang diteruskan ke cabangcabang N. VIII, kemudian meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran di otak
melalui saraf pusat yang ada di lobus temporalis.
3.2. Saran
Penulis berpesan kepada diri sendiri pada khususnya dan kepada pembaca pada umumnya,
jagalah baik-baik anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Bersyukurlah kita diberi
mata agar kita bisa melihat dan diberi telinga agar kita bisa mendengar apa yang ada di sekeliling
kita. Maka oleh sebab itu pergunakanlah anugerah itu dengan hal-hal yang positif. Penulis juga
sadar akan kekurangan dari makalah ini, penulis sangat menunggu kritik serta saran yang bersifat
membangun demi kebaikan kita bersama.

Anda mungkin juga menyukai