Disusun Oleh :
2013
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ATONIA UTERI
Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini (50%), dan
merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi peripartum. Kontraksi
uterus merupakan mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah
melahirkan. Atonia uteri terjadi karena kegagalan mekanisme ini
A. Definisi
Atonia uteria (relaksasi otot uterus) adalah Uteri tidak berkontraksi dalam 15
detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahIR).
B. Etiologi
1. Overdistention uterus seperti: gemeli, makrosomia, polihidramnion, atau
paritas tinggi.
2. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua
3. Multipara dengan jarak keahiran pendek
4. Partus lama / partus terlantar
5. Malnutrisi
6. Dapat juga karena salah penanganan dalam usaha melahirkan plasenta,
sedangkan sebenarnya belum terlepas dari uterus.
1. Atonia Uteri
Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri adalah
- Umur : Umur yang terlalu muda atau tua
- Paritas : Sering dijumpai pada multipara dan grandemultipara
- Partus lama dan partus terlantar
- Obstetri operatif dan narkosa
- Uterus terlalu regang dan besar, misalnya pada gemeli, hidramnion, atau
janin besar.
- Kelainan pada uterus, seperti mioma uteri, uterus couvelair pada solusio
plasenta
- Faktor sosio ekonomi, yaitu malnutrisi
2. Sisa plasenta dan selaput ketuban
3. Jalan lahir : Robekan perineum, vagina seviks, forniks, dan rahim
4. Penyakit darah
Kelainan pembekuan darah misalnya atau hipofibrinogenemia yang sering
dijumpai pada :
-
Solusi plasenta
C. Diagnosis
Pada tiap-tiap perdarahan postpartum harus dicari apa penyebabnya.
1. Palpasi uterus: bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus tueri
2. Memeriksa plasenta dan ketuban : apakah lengkap atau tidak
3. Lakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari
-
Robekan rahim
Plasenta suksenturiata
4. Inspekulo : untuk melihat robekan pada serviks, vagina, dan varises yang
pecah
5. Pemeriksaan laboratorium : periksa darah, Hb, clot observation test (COT),
dan lain-lain.
1. Atonia uteri
2. Sisa-sia plasenta dan ketuban
3. Robekan jalan lahir
4. penyakit darah (kelainan pembekuan darah)
Perdarahan postpartum ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan
menakutkan sehingga dalam waktu singkat ibu dapat jatuh ke dalam keadaan
syok. Atau dapat berupa perdarahan yang menetes perlahan-lahan tetapi terusterusan yang juga berbahaya karena kita tidak menyangka akhirnya perdarahan
berjumlah banyak, ibu menjadi lemas dan juga jatuh dalam subsyok atau syok.
Karena itu
pengukuran kadar darah secara rutin: serta pengawasan tekanan darah, nadi,
pernafasan ibu, dan periksa juga kontraksi uterus dan perdarahan selama 1 jam.
D. Penyebab
Atonia uteri dapat terjadi pada ibu hamil dan melahirkan dengan faktor
predisposisi (penunjang ) seperti :
1. Overdistention uterus seperti: gemeli makrosomia, polihidramnion, atau
paritas tinggi.
2. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua.
3. Multipara dengan jarak kelahiran pendek
4. Partus lama / partus terlantar
5. Malnutrisi.
6. Penanganan salah dalam usaha melahirkan plasenta, misalnya plasenta belum
terlepas dari dinding uterus.
E. Manifestasi Klinis
Uterus tidak berkontraksi dan lembek
Perdarahan segera setelah anak lahir (post partum primer)
F. Gejala Klinis:
Predisposisi faktor
KU lemah, anemia Grandemultipara
Jarak hamil kurang 2 tahun
Distensi rahim berlebihan
-
Hidramnion
Hamil kembar
Penanganan umum:
-
Infus
Uterotonika IM/IV/drip
Tindakan mekanis
Masase fundus
Masase melipat
Rujukan
Uterovaginal tampon
Sisa plasenta
Tampon basah
Dilatasi kuretage
Perdarahan terus
Histerektomi
-
Grandemultipara
Perawatan postoperatif
Perdarahan berhenti
Konservatif :
-
Antibiotika
Uterotonika
Suportif
Preparat Fe
Vitamin
Meningkatkan
penerimaan
gerakan
keluarga
berencana
sehingga
Melakukan masase uterus sehingga kontraksi otot rahim makin cepat dan
makin kuat
Infus cairan
Uterotonika
Masase uterus
Upaya preventif
-
Berikan oksitosin
Pengeluaran plasenta dengan tangan segera sesudah janin lahir dilakukan jika
-
10
: Perdarahan
Kompresi bimanual
Kompresi aorta
Tamponade utero-vaginal
11
I. Prognosis
Seperti dikatanan oleh Tadjuluddin (1965). Perdarahan postpartum masih
merupakan ancaman yang tidak terduga. Walaupun dengan pengawasan yang
sebaik-baiknya, perdarahan postpartum masih merupakansalah satu sebab
kematian ibu yang penting. Sebaliknya menurut pendapat para ahli kebidanan
modern. Perdarahan postpartum tidak perlu membawa kematian pada ibu
bersalin.
Pada perdarahan postpartum, Mochtar R. Dkk, (1969) melaporkan angka
kematian ibu sebesar 7,9 % dan Wiknjosastro H. (1960) 1,8-4,5%. Tingginya
angka kematian ibu karena banyak penderita yang dikirim dari luar dengan
keadaan umum yang sangat jelek dan anemis dimana tindakan apapun kadang
kadang tidak menolong.
J. Penanganan Atonia Uteri;
1. Penanganan Umum
Mintalah Bantuan. Segera mobilisasi tenaga yang ada dan siapkan fasilitas
tindakan gawat darurat.
Jika dicurigai adanya syok segera lakukan tindakan. Jika tanda -tanda syok
tidak terlihat, ingatlah saat melakukan evaluasi lanjut karena status ibu
tersebut dapat memburuk dengan cepat.
12
Jika Hb kurang dari 7 g/dl atau hematokrit kurang dari 20%( anemia
berat):berilah sulfas ferrosus 600 mg atau ferous fumarat 120 mg
ditambah asam folat 400 mcg per oral sekali sehari selama 6 bulan;
Jika Hb 7-11 g/dl: beri sulfas ferrosus 600 mg atau ferous fumarat 60 mg
ditambah asam folat 400 mcg per oral sekali sehari selama 6 bulan;
2. Penanganan Khusus
13
Antisipasi dini akan kebutuhan darah dan lakukan transfusi sesuai kebutuhan.
Jika perdarahan terus berlangsung:
Pastikan plasenta plasenta lahir lengkap;Jika terdapat tanda-tanda sisa
plasenta (tidak adanya bagian permukaan maternal atau robeknya membran
dengan pembuluh darahnya), keluarkan sisa plasenta tersebut.Lakukan uji
pembekuan darah sederhana.
Kegagalan terbentuknya pembekuan setelah 7 menit atau adanya bekuan
lunak yang dapat pecah dengan mudah menunjukkan adanya koagulopati.
Jika perdarahan terus berlangsung dan semua tindakan di atas telah
dilakukan, lakukan:
Kompresi
bimanual
internal
atau
Kompresi
aorta
abdominalis
14
Uterotonika
Pada
dosis
rendah
oksitosin
menguatkan
kontraksi
dan
(Misoprostol)
merupakan
sintetik
analog
15
metil
prostaglandin F2alfa.
Misoprostol
dapat
diberikan
secara
intramiometrikal,
intraservikal,
15
ini merupakan
uterotonika
yang
efektif
tetapi
dapat
ini
tidak
boleh
diberikan
pada
ibu
dengan
kelainan
16
DAFTAR PUSTAKA
17
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ATONIA
UTERI.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini jauh dari sempurna, untuk
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna
perbaikan pada masa yang akan datang.
Semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
pada umumnya.
Bandar Lampung,
November 2013
Penulis
ii
18
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................
12
13
DAFTAR PUSTAKA
iii
19