tekstur
yang
seragam,
meningkatkan kekentalan dan
cenderung
membatasi
pengembangan adonan. Fungsi
utama
penggunaan
bahan
penstabil pada es krim yaitu
menghasilkan produk yang
lembut,
mengurangi
pembentukan kristal es yang
kasar selama penyimpanan,
produk yang seragam dan
memberikan daya tahan yang
baik
terhadap
pelelehan
(Arbuckle, 1986).
Tekstur dari produkproduk makanan beku untuk
pencuci
mulut
banyak
dipengaruhi oleh faktor-faktor
sebagai berikut : (1) kadar gula,
(2) jenis jumlah penstabil serta
(3) metode pembekuan yang
digunakan. Jenis dan jumlah
bahan penstabil merupakan
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi tekstur terutama
untuk produk-produk dengan
total padatan dan kadar lemak
yang rendah. Bahan penstabil
berfungsi untuk meningkatkan
kekentalan
terutama
pada
keadaan sebelum dibekukan,
dapat memperpanjang masa
simpan karena dapat mencegah
terjadinya kristalisasi es selama
penyimpanan
dan
mampu
meningkatkan
kemampuan
menyerap air sehingga menjadi
tidak mudah meleleh (Padaga
dan Sawitri, 2006).
Maksud dari penelitian
ini adalah untuk mengkaji jenis
dan konsentrasi bahan penstabil
terhadap karakteristik sorbet
sirsak (Annona muricata Linn.).
Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui dan
mempelajari
jenis
dan
konsentrasi bahan penstabil
pada pembuatan sorbet sirsak
(Annona muricata Linn.).
a2
Sub
plot
b1
b3
b2
b2
b3
b1
a1b1
a2b2
a1b3
a2b3
a1b2
a2b1
Kelompok
Ulangan I
b3
b2
b1
b2
b3
b1
a2b3
a1b2
a2b2
a1b3
a2b1
a1b1
Kelompok
Ulangan II
Untuk
menguji
adanya
perbedaan pengaruh perlakuan terhadap
respon yang diamati, maka dilakukan
analisis data dengan model linier
(Gasperzs, 1995) sebagai berikut :
Yijk
= + Kk + Ai + ik + Bj + ABij + ijk
Dimana:
i
= 1, 2, ..., j (banyaknya variasi
jenis bahan penstabil a1, a2,)
j
= 1, 2, ..., p (banyaknya variasi
konsentrasi bahan penstabil b1,
b2, b3)
k
= 1, 2, ..., r (banyaknya ulangan)
Yijk
= Nilai pengamatan variabel
respon yang memperoleh taraf
ke-i dari faktor jenis bahan
penstabil, taraf ke-j dari faktor
konsentrasi bahan penstabil, dan
ulangan ke-k
b3
b2
b1
b2
b3
b1
b1
b3
b2
b2
b3
b1
a2b3
a1b2
a1b1
a2b2
a2b2
a1b3
a1b3
a2b3
a2b1
a1b1
a1b2
a2b1
Kelompok
Kelompok
Ulangan III
Ulangan IV
dari taraf ke-i faktor jenis bahan
penstabil
bj
= Pengaruh perlakuan dari taraf
ke-i faktor konsentrasi bahan
penstabil
ik
= pengaruh galat dari satuan
percobaan
ke-k
yang
memperoleh
kombinasi
perlakuan ij
(ABij) = Pengaruh interaksi antara
perlakuan taraf ke-i faktor jenis
bahan penstabil dan perlakuan
taraf ke-j faktor konsentrasi
bahan penstabil
ijk
= Pengaruh galat percobaan
pada kelompok ke-k yang
memperoleh taraf ke-i faktor
jenis bahan penstabil dan taraf
ke-j faktor konsentrasi bahan
penstabil.
Berdasarkan
rancangan
percobaan diatas dapat dibuat analisis
variansi (ANAVA) untuk mendapatkan
kesimpulan
mengenai
pengaruh
perlakuan analisis variansi dapat dilihat
pada Tabel 4
F.
Tabel
5%
pengujian
perbandingan
rata-rata
perlakuan, menggunakan uji lanjut LSD.
Analisis kimia yang dilakukan
adalah penentuan kadar vitamin C
dengan
metode
volumetrik
dan
penentuan kadar gula total dengan
metode luff schoorl (Sudarmadji, 1997).
Analisis fisik yang dilakukan
adalah penentuan overrun dan uji
kestabilan pada sorbet sirsak.
Rancangan respon yang diamati
adalah respon organoleptik. Respon
organoleptik yang dilakukan yaitu
dengan menganalisis tingkat kesukaan
atau penerimaan panelis terhadap
produk sorbet sirsak. Parameter yang
digunakan pada sorbet sirsak adalah
warna, rasa, aroma dan tekstur.
Deskripsi
percobaan
pada
penelitian proses pembuatan sorbet
sirsak adalah sebagai berikut :
1. Sortasi atau Pemilihan Bahan Baku
Sirsak yang digunakan adalah
sirsak varietas Ratu yang masak dan
6. Pencampuran II
Pencampuran
II
yaitu
pencampuran gula pasir dengan
konsentrasi 30% dan asam sitrat 0,2%.
Pencampuran II dilakukan setelah proses
blanching karena untuk pada proses
pencampuran ini ada penambahan gula
pasir, sehingga proses pencampuran
harus dilakukan pada suhu dingin, hal
ini dilakukan yaitu untuk menghindari
terjadinya proses pencoklatan dari gula
yang dipanaskan. Proses pencampuran
ini dilakukan sama dengan proses
pencampuran
I
yaitu
dengan
menggunakan mixer untuk memperoleh
hasil yang homogen. Pencampuran
dengan menggunakan mixer dilakukan
kurang lebih selama 5 menit.
7. Pengukuran Volume Adonan
Pengukuran volume adonan
dilakukan untuk mengetahui volume
adonan dengan cara menimbangnya
dengan menggunakan timbangan digital.
8. Aging
Aging dilakukan pada suhu 40C
selama 4 jam. Proses ini bertujuan untuk
menghasilkan campuran yang lebih
kental, halus dan memperbaiki tekstur.
Aging adalah proses pematangan adonan
dengan cara menyimpan dalam wadah
tertutup di lemari pendingin selama 4
sampai dengan 12 jam.
9. Pembekuan dan agitasi dengan Ice
Cream Maker
Proses ini dilakukan dengan
menggunakan Ice Cream Maker dengan
suhu (-50C) selama 10 menit atau
sampai dengan diperoleh es krim
setengah beku. Pembekuan harus
dilakukan secara cepat yakni dengan
tanda terbentuknya kristal es yang
lembut pada adonan. Proses pembekuan
dikombinasi dengan proses agitasi
dengan tujuan untuk memasukkan udara
ke dalam adonan.
10. Pengukuran Volume Produk
Hal ini dilakukan untuk
mengetahui volume produk. Sehingga
dapat diketahui overrun sorbet yang
dihasilkan.
10
11
12
13
14
es
krim
selama
proses
sensorik menerima rangsangan
pembekuan
(Padaga
dan
dari daerah muka, kepala,
Sawitri, 2006).
kelopak mata, daerah hidung
Rasa merupakan faktor
dan gigi. Oleh karena itu
yang cukup penting dari suatu
makanan
sebenarnya
produk
makanan.
Rasa
diwujudkan bersama-sama oleh
dipengaruhi beberapa faktor,
kelima indera dan sugesti
yaitu senyawa kimia, suhu,
kejiwaan seseorang.
konsentrasi dan interaksi dengan
Dilihat dari segi aroma
komponen rasa yang lain.
sorbet
sirsak,
berdasarkan
Komponen rasa lain ini akan
perhitungan analisis variansi,
berinteraksi dengan komponen
menunjukkan bahwa faktor jenis
rasa primer. Akibat yang
bahan penstabil (A) tidak
ditimbulkan
mungkin
berpengaruh nyata terhadap
peningkatan intensitas rasa atau
aroma sorbet sirsak yang
penurunan
intensitas
rasa
dihasilkan, namun pada faktor
(Winarno, 1997).
konsentrasi bahan penstabil (B),
Rasa makanan menurut
serta interaksi keduanya (AB)
Soekarto
(1985)
adalah
berpengaruh nyata terhadap
kombinasi
dari
respon
Rasa sorbet sirsak yang
pencicipan, pembauan dan
dihasilkan.
trigeminal. Urat saraf trigeminus
Tabel 10. Pengaruh Interaksi Jenis Bahan Penstabil (A) Dan Konsentrasi Bahan Penstabil
(B) Pada Karakteristik Rasa Sorbet Sirsak
Jenis bahan penstabil
Konsentrasi bahan penstabil (B)
(A)
0,5% (b1)
0,75% (b2)
1% (b3)
A
A
A
(CMC) (a1)
4.7
5.2
4.6
a
b
A
A
A
A
(Gum Arab) (a2)
4.5
4.5
4.2
b
b
A
Keterangan:
Notasi huruf kecil dibaca horizontal, Notasi huruf
besar dibaca vertikal
Nilai rata-rata yang ditandai dengan huruf yang
berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5% menurut uji lanjut LSD
Data
dari
Tabel
10
menunjukkan bahwa pada jenis bahan
penstabil CMC (a1) dengan konsentrasi
bahan penstabil 0,75% (b2) berbeda
nyata dengan konsentrasi bahan
penstabil 0,5 % (b1) dan 1 % (b3),
konsentrasi bahan penstabil 0,5 % (b 1)
dan 1% (b3) tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata dan konsentrasi
bahan penstabil 0,5% (b1) dan 0,75%
(b2) lebih disukai oleh panelis dari segi
rasa. Jenis bahan penstabil gum arab (a2)
15
16
17
18
19
A
22.52
a
A
22.01
a
A
20.47
A
Keterangan:
-
20
Berdasarkan
hasil
penelitian tersebut, maka saran
yang diajukan sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai jenis bahan penstabil
yang lain, yang mungkin digunakan
dalam pembuatan sorbet.
2. Dalam pembuatan sorbet sebaiknya
memperhatikan waktu homogenisasi,
suhu saat pemasakan adonan, udara
yang masuk ke dalam adonan dan
kecepatan pembekuan sorbet sehingga
dapat menghasilkan sorbet berkualitas
dengan nilai overrun berkisar antara 25
sampai dengan 45%.
Kejuruan,
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Bandung
Buckle, K.A., Edwards R.A., Fleet G.H.,
Woottom M. Penterjemah Hari
Purnomo dan Adiono, (1987),
Ilmu
Pangan,
Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.
Campbell dan Marshall, (1975), The
Science of Providing Milk for
Man, Mc Graw-Hill Book Co.,
New York
De man M. Jhon, (1997), Kimia
Makanan,
Edisi
Kedua,
Penerbit Institut Teknologi
Bandung, Bandung
Desroisier
dan
Tressler, (1977),
Fundamentals
of
Food
Freezing, The AVI Publishing
Company
Inc.,
Westport,
Connecticut
Fellows P. J., (1992), Food Processing
Technology, Principles and
Practice,
Ellis
Horwood
Limited, New York
Fennema, O. R., (1985), Food
Chemistry, Marcel Dekker Inc.,
New York
Furia, (1975), CRC Handbook of Food
Additive, Second Edition, vol
II, CRC Press Inc., Bocca
Raton, Florida
21
Ganz,
22
Skripsi
Fakultas
Teknik,
Universitas Pasundan, Bandung
Wibowo, T., (1992), Pengaruh Jenis
dan
Konsentrasi
Bahan
Penstabil Terhadap Mutu
Velva Fruit Jambu Biji,
Skripsi Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian
Bogor, Bogor
Winarno, F. G., (1988), Gula dan
Pemanis Buatan di Indonesia,