Disusun:
Nikmah Noviasari
Rona Aulianisa
Salsabilla Farah Dewanti
8A / 18
8A / 24
8A / 25
Judul
: Sapar Pulang
Pengarang
: Aba Mardjani
Bentuk Karangan : Prosa baru, cerpen
Jenis wacana
: Narasi
Kesan karangan : Menegangkan
Pelaku utama
: Sapar
Pelaku sampingan
: Sadun, Suminah, Ganjar, Sumino, Tarub,
keluarga Sapar,
masyarakat Kampung
Cibaresah
8. Palaku pelerai
: Titin, Gino
9. Watak
:
9.1 Sapar
: Tega, sayang anak dan istri, berani mempertanggung
jawabkan
kesalahannya
9.2 Sadun
: Suka membicarakan orang lain
9.3 Suminah
: Sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain
9.4 Ganjar
: Kasar, sayang dengan ibunya
9.5 Sumino
: Keras, sayang dengan ibunya
9.6 Tarub
:Tegas,sayang dengan ibunya
9.7 Titin
:Setia,pemaaf
9.8 Gino
:Sayang dengan ayahnya,polos
10.
Latar tempat
: Kampung Cibaresah, surau kecil, warung
di pinggir desa, rumah
kecil peninggalan Suami
Suminah
11.
Latar waktu
: Subuh ketika azan berkumandang, siang, dini
hari
12.
Latar suasana
: Menegangkan,menyedihkan,mengharukan
13.
Latar social
: Rendah
14.
Sudut pandang : orang ke 3
15.
Subtema
: kemanusiaan
16.
Amanat
: Hormati dan sayangilah orang tua, jadilah orang
yang pemaaf,
hilangkan rasa dendam dari diri kita
17.
Tujuan
:
18.
Alur
: Campuran (maju mundur)
19.
Konflik
: fisik,batin
20.
Nilai Estetika
:
21.
Moral tingkah laku
:
22.
Tingkat Sosial
: Rendah
1. Pengantar cerita
Kampung Cibaresah dilanda resah. Sejak subuh, ketika suara
adzan berkumandang dari satu-satunya surau kecil dan sederhana
yang ada, semua orang seolah berdoa agar hari batal siang hari
agar hari tetap malam. Agar matahari tak jadi nongol. Kalau bisa
disetel, waktupun dimatikan atau dimacetkan, seperti lalulintas di
kota-kota besar. Agar mereka tak perlu keluar rumah. Agar mereka
tak perlu mencari makan.
2. Penampilan masalah
Keresahan itu muncul sejak sepekan lalu, sejak Sadun
menyampaikan berita itu. Sapar bakal pulang,kata Sadun. Berita
itu menyebar dengan cepat. Tapi Sadun memang tidak berdusta.
Sapar yang dipenjara karena membunuh ayahnya betul-betul bakal
pulang.
3. Puncak ketegangan
Pada malam sebelum Sapar pulang, Titin menangis dan
meminta Suminah agar memaafkan kesalahan Sapar. Sementara
itu, ketiga saudara Sapar menjaga rumah ibunya.
4. Ketegangan menurun
Satu dua orang mondar-mandir ke rumah itu. Tetapi, berita
kedatangan Sapar belum sampai ke rumah itu.
5. Puncak ketegangan kembali
Sampai kemudian terdengar ketukan di pintu ketika jam
menunjukkan pukul dua dini hari. Saudara-saudara Sapar bersiaga
dan tetap menanti kedatangan Sapar.
6. Penyelesaian
Saat Sapar datang, Gino meminta pamannya untuk
membukakakan pintu. Setelah itu Sapar meminta ketiga
saudaranya untuk membiarkan dia mencium anaknya.