Standar Operasional Ruang Media Mikrobiologi
Standar Operasional Ruang Media Mikrobiologi
OPERASIONAL
RUANG MEDIA
BALAI LABORATORIUM
KESEHATAN PROVINSI
KALTIM
Oleh:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
Kata Pengantar
----------------------------------------------------------------
Daftar Isi
----------------------------------------------------------------
Latar Belakang
---------------------------------------------------------------Uji kualitas media merupakan satu-satunya upaya dalam penjaminan mutu media atau
hasil (output). Jaminan mutu atau kualitas adalah seluruh rangkaian kegiatan
laboratorium
untuk
meyakinkan
hasil-hasil
yang
dikeluarkan
dengan
tenaga kerja meningkat dan waktu yang dibutuhkan untuk quality control bertambah
maka penyediaan media dari ramuan bahan-bahan mentah tidak dianjurkan.
Bakteri seperti mahluk hidup lainnya memerlukan nutrisi untuk pertumbuhan.
Pengetahuan akan nutrisi pertumbuhan ini akan membantu di dalam mengkultivasi
(penanaman), mengisolasi dan mengidentifikasi mikroorganisme. Mikroorganisme
memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang berbeda di dalam persyaratan pertumbuhannnya.
Ada mikroorganisme yang bisa hidup hanya pada media yang mengandung sulfur dan
ada pula yang tidak mampu, dan hal lain seterusnya. Karakteristik persyaratan
pertumbuhan mikroorganisme.
Bakteri atau mikroorganisme lainnya agar dapat dibiakkan didalam laboratorium
memerlukan media yang memungkinkan tumbuh dan berkembang secara optimal. Oleh
karena itu media pembiakan harus mengandung cukup nutrien untuk pertumbuhan
mikroorganisme, selain suhu dan pH. Meskipun persyaratan nutrien bakteri amat
beragam, namun sebagai mahluk hidup, mereka mempunyai kebutuhan dasar yang
sama, yaitu meliputi air, karbon, energi, mineral.
Untuk itu hasil laboratorium mikrobiologi yang berkualitas tinggi dapat diartikan sebagai
suatu laporan yang sangat membantu dalam pencegahan atau penanggulangan
penyakit. Tes laboratorium yang dikerjakan dengan sempurna diharapkan akan
berkualitas tinggi, jika didukung media dan bahan dasar yang baik pula. Oleh karenanya
penulisan panduan ini memiliki sasaran yaitu standar yang baik pada media.
Media
Media/ media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang
dipakai untuk menumbuhkan mikrobia.
Supaya mikrobia dapat tumbuh dengan baik dalam suatu media, perlu dipenuhi syaratsyarat sebagai berikut:
1. Harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikrobia.
2. Harus mempunyai tekanan osmose, tegangan permukaan dan pH yang sesuai.
3. Tidak mengandung zat-zat penghambat.
4. Harus steril.
Jenis media dapat digolongkan berdasarkan:
a. Susunan kimia
Berdasarkan susunan kimianya, terdapat berbagai jenis media yaitu:
1) Media anorganik : media yang tersusun dari bahan-bahan anorganik, misalnya
silika gel.
2) Media organik : media yang tersusun dari bahan-bahan organik.
3) Media sintetis : media buatan, dengan ramuan yang tertentu, baik ready for use
maupun ramuan sendiri.
4) Media non sintetis : media alamiah, misalnya media wortel, media kentang dan
lain-lain.
b. Konsistensi/ kepadatan
Berdasarkan konsistensinya, terdapat berbagai jenis media yaitu:
1) Media cair (liquid medium), yaitu media bentuk cair (broth) misalnya; air pepton,
Nutrient Broth, Tarozzi dan lain-lain.
2) Media setengah padat (semi solid medium), misalnya; SIM, Carry & Blair, dan
lain- lain.
3) Media padat (solid medium), yaitu media bentuk padat/ beku misalnya; Potato
Dextrose Agar, Nutrient Agar, Blood Agar, serta media-media lainnya yang
Page
berbasis agar.
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
c. Fungsi
Berdasarkan fungsinya, terdapat berbagai jenis media yaitu:
1) Transport media: perbenihan yang digunakan untuk mengirimkan spesimen
dari suatu tempat ke laboratorium.
Contoh :
3) Enrichment
exclusive
media:
perbenihan
yang
dapat
memperbanyak
d. Cara pembuatan
Berdasarkan cara pembuatannya, terdapat 2 jenis media yaitu:
1) Media buatan sendiri
a) dari bahan dasar
b) dari media dehidrasi (dehydrated)
Page
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu
lama.
2. Tempat penyimpanan.
3. Suhu/ kelembaban.
4. Lama/ waktu penyimpanan dengan melihat masa kadaluarsa.
5. Incompatibility.
Page
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
: 1 minggu
: 1 minggu
: 3 minggu
: 3 bulan
Reagen
Adapun beberapa reagen yang dibutuhkan dalam proses pembuatan media disimpan
dan diusulkan dalam logistik secara berkala oleh penanggung jawab ruangan.
Penyimpanan reagen didasarkan atas sifat reagen; berbahaya, korosif, eksplosif, dll.
Reagen-reagen tersebut dibuatkan buku log reagen yang mencakup; nama jenis
reagen, merek, fungsi, tanggal pengadaan (produksi), tanggal kadaluarsa.
Air (Aquadest)
Akuadestilata/ aquadest kemungkinan merupakan bahan termurah dari semua bahan
Page
dalam pembuatan media. Akuades yang merupakan bahan terpenting dan yang paling
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
sering digunakan, karenanya kualitas air yang digunakan harus memenuhi standar
seperti halnya bahan lain yang digunakan dalam analisis.
Laboratorium harus menetapkan tingkat kualitas air yang diperlukan sesuai dengan
jenis pemeriksaan yang dilakukan.
Syarat:
1. pH sekitar 7 (bisa turun karena terpapar dengan udara)
2. Bebas materi
3. Kekeruhan
4. DHL (Daya Hantar Listrik)
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
Page
Oleh karenanya selama proses pembuatan media sebaiknya diawasi oleh seorang
pengawas, agar dapat terjamin kualitasnya. Kualitas media harus diperiksa dahulu
sebelum media digunakan. Ada bermacam-macam cara untuk menguji mutu media
yang telah dibuat, yaitu:
a. Secara visual
Yaitu dengan memperhatikan atau melihat warna, kekeruhan dan lain-lain.
Contoh:
1) Media gula-gula yang dilengkapi tabung Durham bila terlihat gelembung
udara berarti sudah tidak dapat dipergunakan lagi.
2) Bila warna media tidak sesuai dengan warna standar maka harus dicurigai
adanya perbedaan pH, untuk itu periksalah dengan pH meter.
Bila pH media berbeda 0,2 satuan, tambahkan asam atau basa atau dibuat
Page
baru.
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
b. Uji sterilitas
Uji sterilitas merupakan suatu keharusan terutama pada media yang diperkaya
dengan bahan-bahan tertentu seperti agar darah atau agar coklat.
Cara:
1) Ambil sejumlah 5 % dari tiap batch media yang dibuat.
2) Inkubasi selama 1-2 hari pada suhu 35 C.
3) Bila terdapat pertumbuhan lebih dari 2 koloni mikroorganisme/ cawan petri
atau lebih, berarti seluruh media dari batch tersebut tidak dapat dipakai.
c. Uji spesifitas dengan penanaman mikroorganisme kontrol positif dan kontrol
negatif
Mikroorganisme kontrol kualitas (strain kuman) adalah mikroorganisme spesifik
yang seharusnya tumbuh pada media tertentu. Mikroorganisme tersebut
memiliki ciri morfologi, biokimia, serologi yang dapat diuji dan mampu
menunjukkan stabilitas reproduksi yang tetap bilamana ditempatkan pada
kondisi yang sesuai.
Uji media dengan menggunakan mikroorganisme kontrol positif dan kontrol
negatif ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Uji media dengan menggunakan kuman
Organisme kontrol
S. faecalis
Blood agar
24 jam CO2/
Candle jar
24 jam CO2
S. pyogenes
S. pyogenes
S. pneumoniae
Haemophilus influenzae
S. typhymurium
Shigella flexneri
S. typhymurium
K. pneumoniae
S. typhymurium
K. pneumoniae
E. coli
Serratia marcescens
Citrobacter freundi
S. typhymurium
S. flexneri
Acinetobacter
E. coli
P. mirabilis
E. coli
K. pneumoniae
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Negatif
Positif
A/A gas + H2S
K/A gas + H2S
K/A
Tidak ada perubahan
Koloni merah
Koloni tidak berwarna
Negatif (hijau)
Positif (biru)
Chocolate agar
Decarboxidase
- lysine
48 jam
- ornithine
48 jam
- arginine
(dihydrolase)
Gelatine (rapid test)
Kliglers iron agar &
Triple iron sugar agar
48 jam
MacConkey agar
24 jam aerob
Malonate broth
24 jam
24 jam
24 jam
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
Inkubasi
24 jam
Page
Media
Bile aesculin agar
24 jam aerob
48 jam
Nitrate broth
24 jam
OF dextrose (tanpa
parafin)
24 jam
Peptone water
(indole)
Phenylalanine
deaminase
Rappaport broth
24 jam
Selenite broth
Tetrahionate broth
Salmonella/ Shigella
agar
24 jam
24 jam
24 jam
24 jam aerob
Simmons Citrate
24 jam suhu
kamar
48 jam
TCBS
24 jam
24 jam CO2
Thioglycollate broth
Urea medium
24 jam
24 jam
S. aureus
T. epidermidis
E. coli
E. coli
K. pneumoniae
E. coli ATCC 25922
S. aureus ATCC 25923
P. aeruginosa ATCC 27853
E. coli
Acinetobacter
P. aeruginosa
Acinetobacter calcoaceticus
biovar Iwofii
E. coli
P. mirabilis
E. coli
P. mirabilis
S. typhimurium
Koloni kuning
Koloni merah muda
Tidak tumbuh
Positif/ negatif
Positif/ negatif
Pertumbuhan koloni
tersuspensi merata
Positif
Negatif
Oksidasi pada
permukaan
Tidak ada perubahan
E. coli
Positif
Negatif
Negatif
Positif
Tumbuh setelah
subkultur
Tumbuh tanpa subkultur
E. coli
S. typhimurium
Yersinia enterolitica
Shigella flexneri
E. coli
K. pneumoniae
Vibrio (non aglutinasi)
E. coli
N. meningitidis
M. gonorrhoeae
Staphylococcus
E. coli
Candida albicans
Bacteroides fragilis
E. coli
P. mirabilis
Tumbuh
Tidak tumbuh
Tumbuh tidak berwarna
Tumbuh tidak berwarna
Tidak tumbuh
Tumbuh warna biru
Koloni kuning
Tidak tumbuh
Tumbuh
Tumbuh
Tumbuh
Tidak tumbuh
Tumbuh
Tumbuh
Negatif
Positif (merah muda)
Sehingga untuk keperluan uji kualitas diatas, laboratorium idealnya memiliki stok
kultur (strain kuman) sebagai syarat uji kualitas kontrol.
baku mutu yang telah ditetapkan untuk kontrol kualitas (sterilitas) pada ruang media,
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
Page
media belum cukup apabila tidak diuji dengan kontrol sterilitas. Belum ada standar
kondisi ruangan yang cukup terkontrol secara kualitatif. Syarat bersih saja pada ruang
tetapi hal ini dilakukan untuk meningkatkan pengawasan personal yang bertanggung
jawab terhadap media tentang keadaan sterilitas ruangannya. Selain itu, keadaan
kebersihan ruang media pun dapat diketahui serta analis/ personal yang bertanggung
jawab yakin akan jaminan mutu dari media yang dihasilkan.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah menguji secara berkala dengan menempatkan
media NA plate atau PCA steril dalam keadaan terbuka di beberapa sudut ruangan
selama setengah hingga satu jam. Kemudian media diinkubasi selama 24 jam pada
temperatur 35-37C, atau pada 44,5 C khusus untuk media selektif E. coli, lalu
dihitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh. Hasil yang didapat dicatat pada catatan
khusus, dan dapat diberikan solusi terhadap kondisi ruang media yang kurang
memenuhi syarat.
Kebersihan ruangan dijaga setiap saat, termasuk meja peracikan, lemari penyimpan
stok media serta lemari pendingin penyimpanan media jadi. Bila menggunakan
pendingin ruangan (Air Conditioner) idealnya dibersihkan secara berkala minimal 1 kali
dalam 2 bulan, bila perlu sekali dalam 6 bulan dilakukan fumigasi menggunakan tablet
formaldehid.
Page
10
Sehingga media siap pakai yang dibuat sifatnya akan selalu fresh bagi spesimen uji.
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
Termometer yang digunakan harus sesuai dengan suhu alat yang dikalibrasi,
misalnya 2-8.
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
Page
11
1) Catat suhu setiap hari dengan termometer atau suhu yang terlihat pada digital
Hot plate-stirrer
Alat ini berguna untuk melarutkan (memanaskan) atau menghomogenkan media serta
reagen.
Pemeliharaan dan Pencegahan
1. Gelas piala atau erlenmeyer yang digunakan upayakan pada bagian bawahnya
kering.
2. Usahakan alat selalu dalam keadaan bersih, hindari panas yang berlebihan dan
meninggalkan media yang sedang dipanaskan agar tidak menyebabkan media
gosong.
12
Page
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
Timbangan
1. Periksalah selalu selalu jarum penunjuk angka (angka menunjuk 0) setiap kali
akan menimbang.
2. Gunakan selalu pinset untuk mengangkat anak timbangan.
3. Bahan yang akan ditimbang harus sesuai suhu kamar.
4. Mengurangi atau menambah beban dilakukan pada saat timbangan dalam
keadaan istirahat.
5. Pintu kotak selalu tertutup pada waktu menimbang.
a. Timbangan Elektrik (Electrical Balance)
Kalibrasi timbangan dilakukan setiap hari dengan memakai anak timbangan standar
yang bersertifikasi kelas S.
Cara kalibrasi anak timbangan:
1) Lakukan penimbangan anak timbangan standar.
2) Catat hasil penimbangan.
3) Ulangi sampai 5 kali, hitung nilai rata-rata toleransi perbedaaan berat yang
masih dapat diterima adalah:
Untuk berat
1 50 mg
= 0,014 mg
Untuk berat
100 500 mg
= 0,025 mg
Untuk berat
1 5 mg
= 0,054 mg
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
Page
13
Autoklaf (Autoclave)
Penggunaan autoklaf dengan prinsip penguapan dalam kondisi jenuh dan bertekanan
(autoclaving) adalah cara yang paling efektif dan terbaik untuk mensterilkan bahan
atau alat-alat laboratorium. Untuk berbagai tujuan, siklus berikut akan memastikan
sterilisasi yang terpat bagi proses penggunaan autoklaf:
Bahan atau alat yang akan didesinfeksi atau sterilisasi di dalam ruang autoklaf harus
dibungkus dan tidak dikencangkan atau tetap longgar agar untuk kemudahan
perpindahan udara dan penetrasi uap. Penggunaan kantong harus dilakukan dengan
benar agar uap air tetap dapat menjangkau isinya.
Aturan berikut dapat memperkecil resiko yang mungkin terjadi ketika mengoperasikan
bejana bertekanan.
1. Tanggung jawab untuk pengoperasian dan pemeliharaan rutin harus diserahkan
reguler pada ruang autoklaf, lapisan pintu dan semua gauges serta kontrol oleh
Page
14
kepada operator yang terlatih dan program pencegahan yang meliputi pemeriksaan
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
2. Uap air harus dijenuhkan dan terbebas dari bahan-bahan penghambat atau korosif
atau bahan kimia lain, yang bisa mencemari materi yang telah disterilkan.
3. Semua bahan yang akan diautoklaf harus berada di dalam kontainer yang
memudahkan perpindahan udara dan penetrasi panas yang baik: ruang dalam
autoklaf jangan terlalu padat sehingga uap air tidak bisa menjangkau bahan atau
alat yang disterilisasi dengan merata.
4. Untuk autoklaf tanpa alat keselamatan interlocking yang mencegah pintu dibuka
ketika ruang autoklaf diberi tekanan, saluran uap utama harus tertutup dan
temperatur dibiarkan untuk turun dibawah 80C sebelum pintu dibuka.
5. Operator perlu memakai sarung tangan dan perlindungan wajah perlindungan
wajah pelindung muka (visor) yang sesuai untuk perlindungan ketika membuka
autoklaf, bahkan ketika temperatur telah turun dibawah 80C.
6. Pada setiap monitoring rutin untuk menjaga kinerja autoklaf, indikator biologi atau
thermocouples seharusnya ditempatkan di pusat dari setiap beban. Monitoring
reguler dengan thermocouples dan alat perekam dalam kasus terburuk sangat
diperlukan untuk menentukan siklus operasional yang sesuai.
7. Saringan saluran ruang autoklaf (jika tersedia) harus dikeluarkan dan dibersihkan
setiap hari.
8. Perawatan yang baik harus dikerjakan untuk memastikan bahwa klep untuk udara
keluar dari autoklaf panci bertekanan tidak terhalangi oleh kertas, dan benda
lainnya yang dimasukkan.
berikut.
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
Page
menggunakan thermocouples seperti yang telah dijelaskan diatas, yaitu dengan cara
15
setiap kemasan bahan yang akan disterilisasi. Uji sterilitas autoklaf lainnya bisa
Cara lain yang juga sederhana untuk dilakukan adalah dengan membungkus sekitar
10 gr tanah dengan aluminium foil dan kertas, kemudian turut disterilisasi bersama
bahan. Lalu tanah tersebut diinkubasi ke dalam larutan media penyubur (37 C, 24
jam), jika terjadi kekeruhan dalam media tersebut maka bahan yang disterilisasi
bersama tanah dianggap tidak steril dan autoklaf perlu dibersihkan dengan
desinfektan kemudian diulang proses sterilisasinya.
yang kuat dan memiliki desain kokoh, sehingga tidak mudah goyang. Tinggi meja
sekitar 1,1 1,25 m. Diatas meja peracikan sebaiknya tidak ditumpuk berbagai benda
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
Page
atau polivinyl, sehingga mudah untuk dibersihkan. Bahan meja sebaiknya dipilih bahan
16
peracikan haruslah bersih. Sebaiknya permukaan meja terbuat dari bahan porcelain
yang tidak diperlukan dalam persiapan media. Hal tersebut dapat mengganggu proses
preparasi media. Alat timbangan dapat diletakkan di atas meja preparasi media
ataupun terpisah pada meja tersendiri dengan konstruksi yang permanen.
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
Page
Didalam ruang media terdapat beberapa alat elektronik yang perlu diperhatikan dalam
17
penggunaan alat perlu disimpan baik sebagai panduan. In house training oleh suplier
alat harus dilakukan sebelum alat digunakan, hal ini dimaksudkan sebagai uji kinaerja
alat sebelum serah terima alat. Serta manual penggunaan alat perlu ditempel didekat
setiap alat sehingga alat dipakai sesuai dengan prosedur.
Hal-hal yang perlu diperhatikan bila terjadi permasalahan pada peralatan:
1. Tetaplah tenang dan berpikirlah dengan jernih.
2. Pastikan
masalahnya.
Jangan
membuat
asumsi
tentang
kemungkinan
permasalahan.
3. Jika penanganan sederhana gagal, minta bantuan supervisor/ atasan atau hubungi
agen untuk menanyakan masalah tersebut.
4. Tempelkan label bahwa alat rusak.
5. Catatlah semua tindakan/ upaya perbaikan pada catatan khusus seperti contoh
formulir di bawah ini.
Suhu yg diukur
Petugas
Kondisi
Jenis
Tindakan
kerusakan perbaikan
Tgl servis,
Oleh
18
Penanggungjawab
Page
(.............................)
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
Page
19
1. Aquades
2. Kapas
3. Kassa
4. Aluminium foil
5. pH indicator strip
6. Indicator tape for autoclave
7. Spidol
8. Plastik bening (2 kg)
9. Spritus
10. Bahan dasar media, media instant
11. Reagen-reagen untuk media
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
Page
20
gelas
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
21
Alat-alat plastik
Page
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
Page
22
disebabkan oleh pengamatan yang kurang teliti terhadap waktu dan tekanan di
dalam autoklaf, kelalaian mengeluarkan uap dari dalam autoklaf pada
waktunya, terlalu lama menempatkan bahan-bahan media yang larut dalam
panas di dalam waterbath atau karena melarutkan bahan atau media dengan
pemanasan yang berulang-ulang.
Terkadang media yang mengandung agar juga dibatasi suhu pemanasannya,
sehingga membuat proses melarutkan agar berlangsung lama. Hal ini dapat
diatasi dengan memanaskan media tersebut pada suhu yang lebih tinggi
dengan waktu yang relatif singkat, dapat menggunakan waterbath ataupun
microwave.
5. Terlalu lama disimpan pada suhu 50 C. Media yang disterilisasi dalam
autoklaf terkadang memakan waktu yang cukup lama untuk membuat kondisi
tekanan dalam autoklaf menjadi 0. Kemudian tindakan meninggalkan media di
dalam autoklaf tanpa mengeluarkan dan mendinginkannya akan berakibat
media mengalami karamelisasi. Sehingga media tidak akan dapat digunakan
lagi.
6. Cara melarutkan beberapa jenis media yang mengandung agar yang kurang
sempurna. Hal ini akan menyebabkan media tidak dapat memadat dengan
sempurna, sehingga media tidak dapat digunakan.
7. Kesalahan penyimpanan media/ bahan baku.
Akibat dari kesalahan pembuatan media:
ruang media adalah dari instrumen, serta peralatan gelas yang pecah, serta media
yang terkontaminasi atau kadaluarsa. Penanganan limbah tersebut dipisah
Page
23
Limbah adalah segala sesuatu yang harus dibuang. Kebanyakan dari kasus limbah di
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
a. Bahan gelas
Pecahan gelas cukup berbahaya apabila dibuang secara sembarang di tempat sampah
umum, bercampur dengan bahan lain karena bahan ini dapat didaur ulang. Untuk
menghindari luka, pecahan kaca ditempatkan dalam wadah kardus yang memiliki
tutup.
b. Bahan media yang terkontaminasi
Bahan media yang telah terkontaminasi tidak lagi dapat digunakan dan harus dibuang.
Pembuangan bahan tersebut upayakan menggunakan berita acara pemusnahan serta
dibuang dalam satu wadah misal kardus. Hubungi distributor atau agen penyedia
media untuk membantu menampung atau memusnahkan media yang terkontaminasi
tersebut.
c. Bahan media yang kadaluarsa
Bahan media kadaluarsa tidak lagi dapat digunakan dan harus dibuang. Pembuangan
bahan tersebut upayakan menggunakan berita acara pemusnahan serta dibuang
dalam satu wadah misal kardus. Hubungi distributor atau agen penyedia media untuk
membantu menampung atau memusnahkan media kadaluarsa tersebut.
Untuk menghindari kondisi tersebut, perlu dilakukan pengecekan yang seksama
terhadap logistik bahan media yang datang mengedai kondisi fisik, tanggal kadaluarsa,
serta strategi order yang disesuaikan dengan pemakaian agak penumpukan bahan
Page
24
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
Daftar Pustaka
----------------------------------------------------------------
Page
25
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009
Lampiran
Page
26
----------------------------------------------------------------
Radita
Ning
Anggraeny
Written by:
S., S.Si
2009