berbagai penyakit infeksi seperti infeksi ginjal, paru (abses, empiema, dll).
b. Anemia Makrositik
Anemia Pernisiosa / Defisiensi Vitamin B12
Perdarahan akut
Mungkin timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak, sedangkan
penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari kemudian.
Perdarahan kronik
Pengeluaran darah biasanya sedikit sedikit sehingga tidak diketahui
pasien. Penyebab yang sering antara lain ulkus peptikum, menometroragi,
perdarahan saluran cerna, dan epistaksis.
d. Anemia Hemolitik
Pada anemia hemolitik terjadi penurunan usia sel darah merah ( normal 120
hari ), baik sementara atau terus menerus. Anemia ini disebabkan karena
kelainan membran, kelainan glikolisis, kelainan enzim, ganguan sistem imun,
infeksi, hipersplenisme, dan luka bakar. Biasanya pasien ikterus dan
splenomegali.
e. Anemia Aplastik
Terjadi karena ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel-sel
darah. Penyebabnya bisa kongenital, idiopatik, kemoterapi, radioterapi, toksin,
dll.
3. Epidemiologi
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok penderita anemia. Angka
anemia ibu hamil tetap saja masih tinggi meskipun sudah dilakukan pemeriksaan
kehamilan dan pelayanan kesehatan. Berdasarkan data SKRT tahun 1995 dan
2001, anemia pada ibu hamil sempat mengalami penurunan dari 50,9% menjadi
40,1% (Amiruddin, 2007).
meningkatkan
pernapasan
sehingga
memungkinkan
timbulnya
Hiperventilasi.
6. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala umum yang sering dijumpai pada pasien anemia antara lain :
pucat, lemah, cepat lelah, keringat dingin, takikardi, hypotensi, palpitasi. (Barbara
C. Long, 1996). Takipnea (saat latihan fisik), perubahan kulit dan mukosa (pada
anemia defisiensi Fe).
a.
b.
c.
7. Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya,
penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu,
atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah,
karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia,
jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan
berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga
mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah, 1998).
8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan rektal - seorang dokter dapat melakukan pemeriksaan rektum
untuk menentukan apakah sesuatu di saluran pencernaan dapat menyebabkan
perdarahan. Ini digunakan untuk melakukan pemeriksaan semacam ini. Jika
kelainan yang terdeteksi Dokter maka akan dokter umum akan merujuk pasien
ke spesialis (pencernaan).
Pemeriksaan panggul - Jika menstruasi berat dapat menyebabkan anemia ia
dapat melaksanakan pemeriksaan panggul. Jika pasien tidak menanggapi
pengobatan suplemen zat besi dan memiliki periode berat Dokter Umum bisa
merujuk ke ginekolog.
9. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
c. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 14 g/dl )
d. Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
e. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
f. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
g. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak ( pada anemia
aplastik )
10. Penatalaksanaan Medis / Penunjang
a. Anemia pasca perdarahan: transfusi darah. Pilihan kedua: plasma ekspander
atau plasma substitute. Pada keadaan darurat bisa diberikan infus IV apa saja.
b. Anemia defisiensi: makanan adekuat, diberikan SF 3x10mg/kg BB/hari.
Transfusi darah hanya diberikan pada Hb <5 gr/dl.
c. Anemia aplastik: prednison dan testosteron, transfusi darah, pengobatan
infeksi sekunder, makanan dan istirahat.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi,
menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot,
dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur
lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
2) Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis,
menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat
endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi
melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST
dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur
sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa
(konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam,
pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik,
AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB).
Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi
kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB).
Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).
3) Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.
4) Eleminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).
Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan
haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
5) Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan
produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada
faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak
pernah puas mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah
liat, dan sebagainya (DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin
B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak
kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir :
selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).
6) Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata.
Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ;
klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak
mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik,
AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi,
ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
8) Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9) Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia. Riwayat terpajan pada
radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker.
Tidak toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan
penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum.
Ptekie dan ekimosis (aplastik).
10) Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB).
Hilang libido (pria dan wanita). Imppoten.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul berdasarkan prioritas :
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan
peningkatan frekuensi napas, penggunaan otot bantu pernapasan.
b. Kaji factor yang meningkatkan serangan infeksi (usia lanjut, tanggap imun
rendah, malnutrisi)
Rasional : menghindari pajanan terhadap factor factor yang dapat
meningkatkan serangan infeksi
c. Instruksikan untuk menjaga hygiene pribadi untuk melindungi tubuh terhadap
infeksi
Rasional : hygiene yang adekuat dapat meningkatkan proteksi primer tubuh
terhadap serangan infeksi
d. Ajarkan pasien teknik mencuci tangan yang benar
Rasional : menurunkan resiko terkena infeksi
e. Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan
meningalkan ruangan pasien
Rasional : menurunkan terjadinya penyebaran infeksi nosokomial
f. Ajarkan kepada klien dan keluarga klien tanda dan gejala infeksi dan kapan
harus melaporkannya ke pusat kesehatan
Rasional : meningkatkan pengetahuan klien tentang infeksi sehingga dapat
menanggulanginya lebih dini
6. Diagnosa : Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan O2 ditandai dengan laporan verbal lelelahan dan kelemahan,
responterhadap aktivitas menunjukkan nadi dan tekanan darah abnormal
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
klien akan toleran terhadap aktivitas dengan criteria hasil :
a. Dapat melakukan aktifitas sesuai dengan kemampuan
b. Saturasi oksigen dalam batas normal dalam berespon terhadap aktivitas
c. TTV dalam batas normal berespon terhadap aktivitas
Intervensi
a. Tentukan keterbatasan fisik klien
Rasioanal : evaluasi awal, menentukan intervensi selanjutnya
b. Anjurkan klien mengungkapkan perasaan tentang keterbatasan tersebut
Rasional : mengetahui kemampuan klien terhadap aktifitas dapat membantu
dalam menentukan intervensi yang diperlukan
c. Monitor intake nutrisi untuk memastikan sumber energi yang adekuat
Rasional : intake nutrisi yang adekuat dapat membantu memenuhi energy yang
diperlukan klien dalam melakukan aktivitas
d. Monitor respon kardiorespirasi terhadap aktivitas
Rasional : perubahan respon kardiorespirasi dapat terjadi terhadap aktivitas
yang memberatkan tubuh. Aktivitas yang terlalu menim juga dapat
mempengaruhi respon kardiorespirasi
e. Monitor dan catat pola tidur dan jumlah jam tidur klien
Rasional : istirahat tidur yang cukup berfungsi dalam menyimpan energy dan
menyegarkan tubuh.
pengetahuan
klien
dalam
mengenal
dan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Doenges, Marilynn, dkk. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Harlatt, Petit. 1997. Kapita Selekta Hematologi. Edisi 2. Jakarta : EGC
Joanne McCloskey Dochterman; Gloria N. Bulecheck. 2002. Nursing Interventions
Classification (NIC), Fourth Edition. US : Mosby Elsevier
Long, Barbara C.1996. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan).
Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung.
Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. FK UI : Media Aesculapius
Moorhead,Sue ; Johnson,Marion ; Mass,Meridean L. ; Swanson,Elizabeth. 2008. Nursing
Outcomes Classification (NOC), Fourth Edition.US : Mosby Elsevier
NANDA. 2006. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2005-2006. Jakarta : Prima
Medika
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
NOC. Jakarta : EGC