OLEH:
162310111314
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2018
i
Kumpulan laporan kasus yang disusun oleh :
Nama : Sri Wahyuni, S.Kep
Nim : 162311101314
Jember, …………….2018
FAKULTAS KEPERAWATAN
Mengetahui
PJ Program Profesi Ners PJMA
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kasus berikut disusun oleh
Nama : Sri Wahyuni, S.Kep
Nim : 162311101314
Judul : Asuhan Keperawatan Gangguan Sirkulasi Anemia Pada Pasien Dengan
DM Gangren Di Ruang/Unit Melati Rumah Sakit Tingkat III Baladika
Husada Jember
Hari :
Tanggal :
Jember, ……………..2018
TIM PEMBIMBING
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
NIP NIP
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iv
LAPORAN PENDAHULUAN…………………………………………… 1
A. Dedinisi Gangguan Sirkulasi……………………………………….. 1
B. Epidemiologi………………………………………………………… 5
C. Etiologi……………………………………………………………… 6
D. Tanda dan Gejala……………………………………………………. 6
E. Patofisiologi dan Clinical Pathway…………………………………. 7
F. Penatalaksanaan Medis……………………………………………… 10
G. Penatalaksanaan Keperawatan………………………………………. 10
H. Daftar pustaka……………………………………………………….. 30
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS KELOLAAN…………………… 31
A. Pengkajian…………………………………………………………… 31
B. Problem list………………………………………………………….. 45
C. Rumusan Diagnosa Keperawatan…………………………………….46
D. Perencanaan/ Nursing Care Planning ………………………………. 47
E. Catatan Perkembangan/ progress Note ……………………………... 50
iv
LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh:
162310111314
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2018
v
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN SIRKULASI PADA PASIEN
DENGAN ANEMIA
1
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat
peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Jantung terletak
di rongga dada, diselaputi oleh suatu membran pelindung yang disebut
perikardium. Dinding jantung terdiri atas jaringan ikat padat yang membentuk
suatu kerangka fibrosa dan otot jantung.
Serabut otot jantung bercabang-cabang dan beranastomosis secara erat.
Jantung mempunyai empat ruang yang terbagi sempurna yaitu dua serambi
(atrium) dan dua bilik (ventrikel) dan terletak di dalam rongga dada sebelah kiri
di atas diafragma. Jantung terbungkus oleh kantong perikardium yang terdiri dari
2 lembar:
1. lamina panistalis di sebelah luar
2. lamina viseralis yang menempel pada dinding jantung.
Jantung memiliki 3 katup, yakni katup semilunair yang terdapat
dipangkal aorta (arteri besar), katup valvula bikuspidalis yang terdapat diantara
bilik kiri dan serambi kiri, serta katup valvula trikuspidalis yang terletak
diantara bilik kanan dan serambi kanan.
2
akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida; jantung kemudian
mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke
jaringan di seluruh tubuh.
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah
(disebut diastol); selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar
dari ruang jantung disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan berkontraksi
secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara
bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak
karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena besar (vena kava)
menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan
mendorong darah ke dalam ventrikel kanan.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke
dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui
pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-
paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya
dihembuskan.
Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju
ke atrium kiri. Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan
atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam atrium kiri akan didorong ke
dalam ventrikel kiri, yang selanjutnya akan memompa darah yang kaya akan
oksigen ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam
tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
Fisiologi sistem/Fungsi normal sistem sirkulasi sistemik
a. Bagian-bagian yang berperan
1. Arteri berfungsi mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan.
Untuk ini arteri mempunyai dinding yang tebal dan kuat karena darah
mengalir dengan cepat pada arteri.
2. Arteriola adalah cabang kecil dari sistem arteri yang berfungsi sebagai
kendali dimana darah dikeluarkan ke dalam kapiler. Arteriola mempunyai
dinding otot yang kuat yang mampu menutup arteriola dan melakukan
dilatasi beberapa kali lipat dan mengubah aliran darah ke kapiler sebagai
respon terhadap kebutuhan jaringan.
3
3. Kapiler berfungsi untuk pertukaran cairan zat makanan elektrolit,
hormone dan bahan lainnya antara darah dan cairan interstitial. Untuk ini
dinding kapiler bersifat sangat tipis dan permeabel molekul kecil.
4. Venula berfungsi mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap dan
bergabung menjadi vena yang semakin besar.
5. Vena adalah saluran penampung dan pengangkut darah dari jaringan
kembali ke jantung. Karena tekanan pada sistem vena sangat rendah
maka dinding vena sangat tipis, tetapi dinding vena mempunyai otot
untuk berkontraksi sehingga berfungsi sebagai penampung darah ekstra
yang dapat dikendalikan berdasarkan kebutuhan tubuh.
b. Mekanisme
Dalam sirkulasi sistemik, arteri membawa oksigen darah ke jaringan. Ketika
darah beredar melalui tubuh, oksigen berdifusi dari darah ke dalam sel sekitar
kapiler, dan karbon dioksida berdifusi ke dalam darah dari sel-sel kapiler.
Vena membawa darah terdeoksigenasi kembali ke jantung. Oksigen darah
memasuki sirkulasi sistemik ketika meninggalkan ventrikel kiri, melalui
katup aorta semilunar. Bagian pertama dari sirkulasi sistemik adalah arteri
aorta, arteri besar dan berdinding tebal.
Darah berpindah dari arteri ke arteriol dan akhirnya ke kapiler yang paling
tipis dan paling banyak dari pembuluh darah. Kapiler ini membantu untuk
bergabung dengan jaringan arteriol untuk transportasi nutrisi ke sel, yang
menyerap oksigen dan nutrisi di dalam darah (Sherwood, 2001).
Darah terdeoksigenasi kemudian dikumpulkan oleh venula, mengalir pertama
ke dalam pembuluh, dan kemudian ke vena cava inferior dan superior, yang
kembali ke jantung kanan, menyelesaikan siklus sistemik. Darah kemudian
kembali melalui sirkulasi paru-paru sebelum kembali lagi ke sirkulasi
sistemik (Ganong, 1998).
c. Proses sirkulasi sistemik
Peran sirkulasi sistemik sangat kompleks bagi tubuh manusia. Selain sistem
transport, pekerjaan utama dari sistem sirkulasi adalah mengambil nutrisi dan
oksigen ke seluruh bagian tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan
darah dan jantung yang memompa darah. Darah beredar melalui pembuluh
darah, yang terdiri dari arteri dan vena. Membawa oksigen darah arteri dan
vena membawa darah terdeoksigenasi (Guyton, 1991).
4
Sumber : Sloane, 2007
B. Epidemiologi
Gangguan sirkulasi Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di
seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk
dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada
remaja dan ibu hamil. Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup
tinggi, menurut World Health Organization(WHO) (2013), prevalensi anemia
dunia berkisar 40-88%. Jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di
Indonesiasebesar 26,2% yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1% perempuan
(KemenkesRI, 2013).
Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia
yaitu 21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan
18,4% penderita berumur 15-24 tahun (KemenkesbRI, 2014). Data Survei
Kesehatan Rumah Tanggab(SKRT) tahun 2012bmenyatakan bahwa prevalensi
anemia pada balita sebesar 40,5%, ibu hamil sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar
45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun sebesar 57,1% dan usia 19-45 tahun sebesar
39,5%. Wanita mempunyai risiko terkena anemia paling tinggi terutama pada
remaja putri (KemenkesRI, 2013).
5
C. Etiologi
Menurut Sloane (2007) ada beberapa faktor yang menjadi penyebab
terjadinya gangguan sistem sirkulasi, diantaranya :
1. Arteriosklerosis yaitu pengerasan pembuluh nadi karena endapan
lemak berbentuk plak (kerak) yaitu jaringan ikat berserat dan sel-sel
otot polos yang di infiltrasi oleh lipid (lemak).
2. Emboli yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang
bergerak.
3. Anemia atau biasa disebut penyakit kurang darah yaitu rendahnya
kadar haemoglobin dalam darah atau berkurangnya jumlah eritrosit
dalam darah.
4. Varises yaitu pelebaran pembuluh darah.
5. Thrombus yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang
tidak bergerak.
6. Hemofili yaitu kelainan darah yang menyebabkan darah sukar
membeku (diturunkan secara hereditas).
7. Leukemia (kanker darah) yaitu peningkatan jumlah eritrosit secara
tidak terkendali.
8. Erithroblastosis fetalis yaitu rusaknya eritrosit bayi/janin akibat
aglutinasi dari antibodi yang berasal dari ibu.
9. Thalasemia yaitu anemia yang diakibatkan oleh rusaknya gen
pembentuk haemoglobin yang bersifat menurun.
10. Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi akibat arteriosklerosis.
11. Hemoroid (ambeien) pelebaran pembuluh darah di sekitar dubur.
6
E. Patofisiologi dan clinical Pathway
Dalam sirkulasi sistemik, arteri membawa oksigen darah ke jaringan.
Ketika darah beredar melalui tubuh, oksigen berdifusi dari darah ke dalam sel
sekitar kapiler, dan karbon dioksida berdifusi ke dalam darah dari sel-sel kapiler.
Vena membawa darah terdeoksigenasi kembali ke jantung. Oksigen darah
memasuki sirkulasi sistemik ketika meninggalkan ventrikel kiri, melalui katup
aorta semilunar. Bagian pertama dari sirkulasi sistemik adalah arteri aorta, arteri
besar dan berdinding tebal.
Darah berpindah dari arteri ke arteriol dan akhirnya ke kapiler yang
paling tipis dan paling banyak dari pembuluh darah. Kapiler ini membantu untuk
bergabung dengan jaringan arteriol untuk transportasi nutrisi ke sel, yang
menyerap oksigen dan nutrisi di dalam darah (Sherwood, 2001).
Darah terdeoksigenasi kemudian dikumpulkan oleh venula, mengalir
pertama ke dalam pembuluh, dan kemudian ke vena cava inferior dan superior,
yang kembali ke jantung kanan, menyelesaikan siklus sistemik. Darah kemudian
kembali melalui sirkulasi paru-paru sebelum kembali lagi ke sirkulasi sistemik
(Ganong, 1998).
Proses sirkulasi sistemik
Peran sirkulasi sistemik sangat kompleks bagi tubuh manusia. Selain
sistem transport, pekerjaan utama dari sistem sirkulasi adalah mengambil nutrisi
dan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan
darah dan jantung yang memompa darah. Darah beredar melalui pembuluh darah,
yang terdiri dari arteri dan vena. Membawa oksigen darah arteri dan vena
membawa darah terdeoksigenasi (Guyton, 1991).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sirkulasi sistemik
a. Beban awal
Otot jantung direnggangkan sebelum ventrikel kiri berkontraksi dan
berhubungan dengan panjang otot jantung. Peningkatan beban awal
menyebabkan kontraksi ventrikel lebih kuat dan meningkatkan volume curah
jantung.
b. Kontraktilitas (kemampuan)
Bila saraf simpatis yang menuju ke atas atau ke kiri akan meningkatkan
kontraktilitas. Frekuensi dan irama jantung juga akan mempengaruhi
kontraktillitas.
c. Beban akhir
7
Resistensi (tahanan) harus diatasi sewaktu darah dikeluarkan dari ventrikel.
Beban akhir suatu beban ventrikel kiri diperlukan untuk membuka katup
semilunaris aorta dan mendorong darah selama kontraksi. Peningkatan kerja
juga meningkatkan kebutuhan oksigen.
d. Frekuensi jantung
Dengan meningkatnya frekuensi jantung akan memperberat pekerjaan
jantung.
Untuk menjalankan fungsinya darah harus tetap berada dalam keadaan
cairan normal. karena berupa cairan, selalu terdapat nahaya kehilangan darah dari
sistem vaskuler akibat trauma. atau kegagalan sum-sum tulang atau keduanya
dapat menimbulkan anemia. anemia bukan merupakan penyakit atau gangguan
fungsi tubuh. secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah
hemoglobin untuk mengangkut O2 ke jaringan. Penderita defesiensi besi yang
berat lebih dari 40mg/100ml: Hb 6-7 grm/100ml mempunyai rambut yang rapuh
dan halus serta kuku tipis, rata dan mudah patah, selain itu atropi papilla lida
mengakibatkan lida tampak pucat, licin mengkilat, merah daging, meradang dan
sakit, dapat juga timbul stomatis angularis, pesah-pecah dan kemerahan disudut
mulut yang menimbulkan rasa nyeri.
Pada anemia karena kurangnya mengkonsumsi makanan yang
mengandung asam folat sehingga penurunan absorbsi asam folat yang terjadi di
saluran cerna tertentu dan biasanya pasien mengalami gangguan nutrisi.
Abdominalitas terjadi dimukosa gaster, dinding lambung mengalami atropi dan
tidak mampu mengekresi faktor ontrinsik zat itu untuk mengikat vit B12 dari diet
dan mengalir bersama sampai keilium dimana vitamin tersebut diabsorbsi tanpa
adanya faktor intrinsik maka vitamin B12 yang diberikan tidak dapat diabsorbsi
oleh tubuh mengakibatkan diare ringan.
anemia
Viskositas darah
Retensi aliran
8 darah perifer
Penurunan transpor O2
F. Penatalaksanaan Medis
Meliputi pengobatan tahap penyebabnya dan dapat dilakukan pola dengan
pemberian suplementasi asam polat oral 1mg/hari. Defesiensi vitamin B 12 ditandai
dengan pemberian Vit. B12. vegetarian dapat dicegah atau penambahan vitamin
peroral atau melalui susu kedelai, bila disebabkan oleh kurangnya faktor intrinsik
maka dapat diberikan vitamin B12 dangan injeksi IM. Penambahan vitamin peroral
atau melalui susu kedelai. Pemberian vit. B12 100gr/IM/tiap bulan dan pemberian
diet seimbang juga dapat dilakukan untuk mengatasi anemia karena defesiensi
vitamin B12 dan asam folat. Sedangkan pada anemia karena terjadi perdarahan
akibat trauma yang menyebabkan terjadinya penurunan kadar haemoglobin dalam
darah dapat diberikan tranfusi darah.
G. Penatalaksanaan Keperawatan
1 Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Sirkulasi :
2.1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah pertama dari proses keperawatan melalui
kegiatan pengumpulan data atau perolehan data yang akurat dapat pasien guna
mengetahui berbagai permasalahan yang ada (Hidayat, 2009 : h 85). Identitas
klien (nama, umur, asal, jenis kelamin, dll). Identitas keluarga atau
penanggungjawab.
2.1.1. Riwayat keperawatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
9
c. Riwayat kesehatan dahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
2.1.2. Pemeriksaan fisik: data fokus
a. Aktivitas istirahat
Gejala : Kelelahan umum, kelemahan, letih, nafas pendek, gaya
hidup
Tanda :
- Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan trauma jantung (takipnea)
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi ateros klerosis, penyakit jantung
koroner / katup dan penyakit screbiovakuolar, episode palpitasi,
perpirasi.
Tanda :
- Kenaikan TD (pengukuran serial dan kenaikan TD diperlukan
untuk menaikkan diagnosis.
- Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen
otak).
- Nada denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis.
- Denyut apical : Pm, kemungkinan bergeser dan sangat kuat.
- Frekuensi/irama : Tarikardia berbagai distrimia.
- Bunyi, jantung terdengar S2 pada dasar S3 (CHF dini)
S4 (pengerasan vertikel kiri / hipertrofi vertical kiri).
- Anemia
c. Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi eufuria
atau jarah kronis (dapat mengidentifikasi kerusakan serebral )
faktor-faktor inulhfel, hubungan keuangan yang berkaitan dengan
pekerjaan.
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontiniu
perhatian, tangisan yang meledak, gerak tangan empeti otot muka
tegang (khususnya sekitar mata) gerakkan fisik cepat, pernafasan
mengelam peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan eliminasi urin dan eliminasi alvi saat ini atau
yang lalu
e. Makanan/Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan
tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolestrol, mual, muntah,
10
perubahan berat badan (meningkatkan/menurun) riwayat pengguna
diuretik.
Tanda :
- Berat badan normal atau obesitas
- Adanya edema (mungkin umum atau tertentu)
- Kongestiva
- Glikosuria (hampir 10% hipertensi adalah diabetik).
f. Neurosensori
Gejala :
- Keluhan pening/pusing
- Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan
menghilang secara spontan setelah beberapa jam)
- Episode kebas dan kelemahan pada satu sisi tubuh
- Gangguan penglihatan
- Episode epistaksis
Tanda :
- Status mental perubahan keterjagaan orientasi, pola isi bicara,
efek, proses fikir atau memori.
g. Nyeri/Ketidak nyamanan
Gejala :
- Angma (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)
- Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi
- Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi
sebelumnya
- Nyeri abdomen / massa
h. Pernapasan
Gejala :
- Dispenea yang berkaitan dengan aktivitas kerja
- Riwayat merokok, batuk dengan / tanpa seputum
Tanda :
- Distres respirasi
- Bunyi nafas tambahan
- Sianosis
i. Keamanan
Gejala :
- Gangguan koordinas / cara berjalan
- Hipotesia pastural
Tanda :
11
b. Pemeriksaan retina
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar haemoglobin
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
e. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
f. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal,
pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urine.
g. Foto dada dan CT scan
Faktor berhubungan :
Kurangnya pengetahuan tentang factor resiko (merokok, gaya hidup,
obesitas, asupan makanan, immobilitas)
Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit
Hipertensi
Merokok
Perdarahan
Diagnosa 2: Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen.
Definisi
Ketidakcukupan energi secara fisiologias maupun psikologis untuk
meneruskan atau menyelesaikan aktifitas yang diminta atau aktifitas sehari-
hari.
Batasan karakteristik
12
Melaporkan secara verbal adanya kelelahan atau kelemahan
Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas.
Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia atau iskemia.
Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat beraktivitas
Faktor yang berhubungan
Tirah baring atau imobilisasi
Kelemahan menyeluruh
Ketidakseimbangan antara suplei oksigen dengan kebutuhan
Gaya hidup yang dipertahankan
13
Perencanaan
31
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
32
Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
Monitor respon fisik, emosi, sosial
dan spiritual
2 Daftar Pustaka
33
Amin (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta. Mediaction Jogja.
Ganong, W.F. (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran
Guyton, A.C. (1991). Buku Teks Fisiologi Kedokteran. Alih Bahasa Adji Dharmadan
P. Lukmanto. Jakarta: EGC
Hidayat, A. A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika
Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi Kedua. Penerbit:
ECG
Sloane, E. (2007). Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran
34
NIM : 16231110131
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Tn. M No. RM : 072464
Umur : 56 tahun Pekerjaan : Polisi
Jenis Kelamin : Laki - laki Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam Tanggal MRS : 8 Maret 2018
Pendidikan : SMA Tanggal
Pengkajian : 9 Maret 2018
: klien, keluarga dan
Alamat : Dusun Krajan Sumber Informasi rekam medik
2. Keluhan utama:
Klien mengatakan lemas
35
Klin menderita DM sejak tahun 2002 dan TB paru pada tahun 2010
c. Imunisasi:
Klien mengatakan telah memperoleh imunisasi saat duduk di bangku sekolah
dasar.
Genogram:
Keterangan :
= Klien Tn. M
K
36
4) LILA : 30 cm
Interpretasi : klien memiliki indeks massa tubuh sebesar 23,2 dan termasuk
dalam katagori normal.
b) Biomedical
1) Hemoglobin (Hb) : 7,0 g/dL
2) Hematokrit : 30%
3) Albumin : 2,95 mg/dL
4) Lekosit : 561.000 u/l
5) BSN : 201 mg/dL
Interpretasi : klien mengalami anemia yang ditunjukkan dengan nilai
hemoglobin 7,0 g/dL dan klien juga mengalami hiperglikemia dengan nilai
BSN 201 mg/dL
c) Clinical sign
37
Keadaan umum klien cukup, kesadaran composmentis, GCS 4 5 6,
konjungtiva anemis, terdapat luka gangren pada kaki kiri, luka tertutup
kassa, bau + dan kaki kiri bengkak.
N = 80 x/m, RR = 22 x/m, TD = 140/90 mmHg, T= 36,7 C.
Interpretasi : keadaan umum cukup, kesadaran composmentis, tanda-tanda
vital dalam batas normal.
d) Diet Pattern (intake makanan dan cairan)
Pola makan Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Interpretasi : pola nutrisi klien baik. Tidak ada perubahan pola nutrisi pada saat
di rumah dan saat pasien masuk rumah sakit.
3. Pola eliminasi :
BAK Sebelum sakit Saat di rumah sakit
38
Interpretasi : klien tidak mengalami perubahan pola eliminasi urine.
Frekuensi dan jumlah urine melebihi normal.
Jumlah
karakter
Lainnya
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Ambulasi/ROM √
39
Interpretasi : Aktifitas sehari – hari Tn. B mengalami ketergantungan sedang
dengan skor 14.
Status oksigenasi :
Suara nafas vesikuler, frekuensi 22 x/m klien tidak menggunakan alat bantu
nafas. Tidak ada wheezing, tidak ada ronchi.
Fungsi kardiovaskuler :
Terapi oksigen :
Interpretasi :
Keadaan bangun tidur Klien merasa bugar saat Klien merasa bugar saat
bangun tidur bangun tidur
Interpretasi : tidak ada perubahan pola tidur klien saat di rumah dan saat
dirawat di rumah sakit
40
mampu menjawab waktu, orang, dan tempat dimana pasien berada dengan
tepat.
Kelima indera klien berfungsi dengan baik. Klien tidak menggunakan alat bantu
penglihatan dan alat bantu pendengaran.
Interpretasi :
Klien memiliki gambaran diri yang baik. Klien menyadari keadaan dirinya yang
sedang sakit dan membutuhkan perawatan
Ideal diri:
Tn.M merasa bahwa seharusnya dia sebagai kepala keluarga bertugas sebagai
pencari nafkah. Klien sering merasa sedih karena keadaan sakitnya membuat
dia tidak bisa menalankan tugas itu
Harga diri:
Tn.AM merasa kurang percaya diri dengan keadaan sakitnya karena bau pada
luka gangren pada kaki kirinya sering membuat klien merasa tidak nyaman
ketika berada di tempat keramaian
Peran diri:
41
Tn. M merasa bahwa perannya sebagai ayah dan kepala keluarga terganggu
dengan keadaan sakitnya. Tugasnya sebagai salah satu anggota POLRI juga
terganggu. Klien berharap segera sembuh shingga klien dapat kembali
melaksanaan tugasnya seperti sebelum saat klien sakit.
Identitas diri :
Klien merupakan ayah dari 2 orang anak perempuan. Klien mampu mengenal
dengan baik keluarga dan orang-orang terdekatnya.
Interpretasi :
Interpretasi :
42
IV. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum:
Keadaan umum cukup, composmentis GCS 4,5,6
BB 63 kg
TB 165 cm
Terdapat luka gangren pada kaki kiri
Tanda-tanda vital:
Nadi : 84 x/mnt
RR : 22 x/mnt
Suhu : 36,7 °C
b. Kepala:
Rambut pendek, persebaran rambut merata, berwarna hitam, rambut lurus,
rambut tampak kotor dan berminyak. Bentuk kepala simetris, tidak terdapat
benjolan, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat luka bekas jahitan.
c. Mata:
Simetris, sklera putih, pupil ishokor, tidak ada strabismus, tidak ada
nistagmus, konjungtiva anemis, tidak ada penekanan pada bola mata, tidak
ada kemerahan dan tidak ada sekret mata.
d. Telinga:
Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan.
e. Hidung:
Bersih, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan.
f. Mulut :
Mukosa bibir lembab, terlihat pucat, lidah bersih, gigi lengkap, tidak ada
perdarahan gusi, tidak ada stomatitis, tidak tampak sianosis.
g. Leher:
43
Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar linfe,
reflek menelan baik, tidak ada nyeri tekan
h. Dada:
jantung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada dada, ictus cordis teraba.
Perkusi :
Paru
Inspeksi :asimetris, tidak ada lesi, tidak ada jejas, adanya penggunaan otot
bantu pernapasan, ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak ada krepitasi
Perkusi : sonor
Auskultasi : tidak suara nafas tambahan, tidak ada ronchi dan wheezing,
frekuensi pernafasan 22x/m
Posterior
Tidak ada lordosis, skoliosis dan kifosis. Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan dan dekubitus
i. Abdomen:
Inspeksi : abdomen tampak datar, tidak terdapat trauma dan ascites
Auskultasi : bising usus 6 x/menit.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, abdomen lunak, tidak ada distensi abdomen
44
Perkusi : timpani.
j. Genitalia dan anus:
Tidak ada kelainan pada Genitalia dan anus
k. Ekstremitas:
1) Ekstremitas atas : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada deformitas,
tidak ada krepitasi, jumlah jari lengkap, terpasang infus pada tangan
kanan
2) Ekstremitas bawah : simetris, terdapat luka gangren pada kaki kiri, ada
nyeri dan oedema pada kaki kiri, tidak ada krepitasi, jumlah jari lengkap,
kekuatan otot
5 5
3 5
V. Terapi
Infus NaCl 20 tpm
Injeksi : Ketorolac 2 x 1 ampul
Mecobalamin 2 x 1 ampul
Cefoperazone 3 x 1 gram
Humalog 3 x 8 iu
Acarbose 2 x 1
Diet DM dan RG
45
46
Deskripsi terapi
no Jenis terapi Farmako dinamik dan farmako Dosis rute Indikasi dan Efek samping Implikasi
kinetik kontraindikasi keperawatan
1 Ketololac Obat golongan non steroidal 2x1 intravena Indikasi Nyeri dada dan
anti inflamantory drug sesak, bab
(NSAID) yang bekerja dengan Penatalaksanaan nyeri hitam, bengkak
memblokir produksi substansi akut yang berat jangka dan mual
alami tubuh yang menyebabkan pendek
inflamasi Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap
ketorolac, pasien dengan
ulkus pepticum dan
gangguan ginjal
2 Mecobalamin Salah satu bentuk kimia dari 2x1 intravena Inidikasi Sakit kepala,
vitamin B12 yaitu vitamin larut nyeri di area
air yang memegang peranan Pasien anemia, ibu injeksi,
penting dalam pembentukan hamil dan menyusui gangguan
darah serta menjaga fungsi Kontra indikasi pencernan,
sistem syaraf dan otak demam dan
Penyakit jantung, paru- muntah
paru dan hipertensi
3 Asam Folat Adalah jenis vitamin B yang Per oral Indikasi Reaksi alergi
membantu tubuh memproduksi seperti
dan mempertahankan sel sel Anemia megaloblastik gatal/bengkak
baru, mencegah perubahan yang disebabkan oleh terutama pada
47
DNA yang menyebabkan defisiensi asam folat wajah, lidah dan
kanker serta dapat mengobati tenggorokan
anemia pernisiosa. Asam folat
menstimulasi produksi sel
darah merah, seldarah putih dan
platelet pada anemia
megaloblastik
48
49
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
No Jenis
Pemeriksaan
Hematologi
Hb
Eritrosit
Lekosit
Trombosit
Liver Func
Test
SGOT/AST
SGPT/ALT
Albumin
Profil Gula Da
Gula Da
Sewaktu
Serum elektrol
Natrium
Kalium
Clorida
50
Hasil Rontgen Thoraks PA
Pengambil Data
51
( Sri Wahyuni )
NIM
162311101314
52
53
B. PROBLEM LIST
HARI/
Kemungkinan PARAF &
NO TANGGAL/ DATA PENUNJANG MASALAH
Etiologi NAMA
JAM
Anemia
DS : Klien mengatakan
lemas. Viskositas darah
menurun
DO :
Pasien pucat
Retensi aliran darah
Konjungtiva anemis perifer Gangguan perfusi
9 maret 2018
1. Hb : 7.0 gr % jaringan Sri wahyuni
Jam
Oedema pada kaki kiri penurunan transport
O2
CRT < 3 detik
gangguan perfusi
jaringan
2.
9 maret 2018 DS : Klien mengatakan DM kerusakan Sri wahyuni
nyeri pada kaki kiri integritas jaringan
DO :
defisiensi insulin
K/U Lemah nyeri
Composmentis GCS 456
54
hemokonsentrasi
RR : 20 x/mnt
kerusakan integritas
Suhu : 36.5°C jaringan
nyeri
3.
55
56
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
27
gangguan tidur 5. Observasi TTV
6. Kolaborasi pemberia
analgesic
Kriteria hasil :
4. Observasi luka, kedalaman
tanda tanda infeksi, granula
1. Luka menunjukkan perbaikan
2. Proses penyembuhan luka dan tingkat kesembuhan luka
5. Lakukan perawatan luk
membaik dengan tehnik steril
3. Tidak ada penyebaran infeksi
4. Perfusi jaringan normal
5. TTV normal
28
E. CATATAN PERKEMBANGAN
A : Gangguan pe
teratasi
P : lanjutkan inte
Diagnosa : Nyeri
29
5. Kolaborasi pemberian analgesik relaksasi
Pasien mengatak
O : - pasien
- Pasien
mende
dalam
- Skala n
- Luka D
- N = 80
x/meni
S = 36
A : Nyeri teratas
P : pertahankan i
P : lanjutkan inte
30
Diagnosa : gangguan perfusi jaringan
A : Gangguan pe
sebagian
P : Pertahankan
31
Diagnosa : Nyeri
A : Nyeri terata
P : pertahankan
32
Diagnosa : Kerusakan Integritas Jaringan
P : lanjutkan int
33
Diagnosa : gangguan perfusi jaringan
A : Gangguan pe
P : Hentikan inte
34
Diagnosa : Nyeri
A : Nyeri terata
P : pertahankan
35
Diagnosa : Kerusakan Integritas Jaringan
P : lanjutkan int
36