Anda di halaman 1dari 2

Nama

: Visian Pramudika

NIM

: 3401411107

Rombel

: 02

Makul

: Etnografi
Review
Permainan Mendalam : catatan tentang tentang sabung-ayam dibali

Buku : Tafsir Kebudayaan ( Clifford Geerts )


Oleh : Visian Pramudika

Pada tulisan Geertz tentang sabung ayam atau adu ayam pada masyarakat Bali, kita
akan menemukan banyak hal menarik tentang bagaimana menjadi seorang antropolog
meniliti sabung ayam yang dikaitkan dan terkait dengan struktur sosial dan kehidupan
masyarakat Bali sehari-hari. Sabung ayam bagi masyarakat Bali telah merupakan bagian
dari gaya hidup mereka ( The Balinese Way of Life ). Tetapi yang akan dikupas dalam
tulisan ini bukan mengenai sabung ayam tersebut melainkan bagaimana seorang antropolog
(Geerts beserta istrinya) masuk kedalam komunitas yang secara nyata sangat sulit bagi
orang asing memasukinya.
Dalam bukunya tafsir kebudayaan mengenai catatan tentang sabung-ayam dibali
Geertz memaparkan bagaimana seorang antropolog terjun ke dalam lapangan penelitian.
Dimulai pada awal april yahun 1958 Geertz dan istrinya tiba di sebuah desa di bali yang
tempatnya relatif terpencil, dan menurut Geertz desa idu memiliki dunianya sendiri. Geertz
mengatakan bahwa ia adalah penyusup-penyusup sebagai orang-orang profesional, kalau
menurut saya seperti agen mata-mata yang menyamar seperti di film-film action.
Ketika awal-awal Geertz beserta istrinya tiba disana, mereka diabaikan olah
masyarakat seoalah-olah tidak ada. Kemudian mereka masuk kedalam lingkungan keluarga,
yang merupakan salah satu dari empat golongan besar dalam kehidupan desa tersebut.
Geertz merasa asing di tempat itu. Ketika berkeliling, orang-orang di sekitar Geerts
menatap ke arahnya dan tanpa seorangpun menyambutnya. Ketika Geerts mendekati
seseorang, kemudian seseorang itu menjauh. Itu sangat umum menurut Geerts. Jika

seseorang baru pertama kali menemui orang bali, dia kelihatannya tidak benar-benar
berhubungan dengan seseorang itu, tetapi kemudian sesudah sehari,seminggu,sebulan
seseorang itu menjadi nyata. Nyata disini adalah dianggap, orang bali menjadi hangat,
ceria, peka, simpatik atau manifestasi tertentu. Pada tahap ini Geerts menggambarkan
betapa tidak gampang seorang antropolog masuk ke lapangan.
Sampai saatnya ketika terjadi penggerebekan oleh polisi pada arena sabung ayam
yang juga pada saat itu Geerts beserta istrinya berada disana. Orang-orang berlari
berhamburan ketika polisi datang dengan senapan-senapan mereka. Yang dilaukan Geerts
dan istrinya yaitu ikut melakukan apa yang dilakukan orang-orang yang berlarian tersebut.
Dan kemudian didatangilah geerts dan istrinya tersebul oeleh polisi, setelah dijelaskan
kemudian polisi tersebut pergia dan membiarkan Geerts dan istrinya. Orang-orang terkejut
atas apa yang dilakukan Geerts dengan ikut melarikan disiri seperti orang-orang lainnya,
tidak mengatakan saja bahwa geerts dan istrinya hanya menonton dan tidak bertaruh.
Keesokan harinya Geerts manjadi pusat segala perhatian. Geerts beserta istrinya menjadi
objek kengatan, minat yang besar, terkhusus dan menjadi objek hiburan bagi orang-orang di
desa tersebut.
Kejadian tersebut menjadi titik balik hubungan Geerts dengan kamunitas tersebut.
Menurut Geerts, diolok-olok adalah diterima dan secara harfiah sangat masuk. Seluruh
desa menjadi terbuka untuk Geerts dan istrinya. Peristiwa tersebut menyebabkan sebuah
penerimaan mendadak dan penuh yang tidak biasa kedalam sebuah masyarakat yang sangat
sulit bagi orang-orang luar untuk memasukinya.

Anda mungkin juga menyukai