Anda di halaman 1dari 23

Perancangan

Perkerasan
Universitas Gunadarma

Distribusi Beban Tegangan


Roda Kendaraan

Perkerasan

Tebal Perkerasan

Tanah Dasar (subgrade)

Po : beban kendaraan
P1 : beban yang diterima oleh tanah dasar

Sejarah Konstruksi Perkerasan

Jalan di tanah keras


Jalan di tanah dengan konstruksi batu-batuan (Mesir
Kuno)
jalan dengan menggunakan konstruksi batuan
bergradasi (kerajaan romawi)
Jalan telford (abad 18), batuan bulat seragam yang
diisi oleh batuan lebih kecil sebagai pengisi rongga
yang kosong (aggregate interlocking), digunakan
pada jalan yang memiliki tanah dasar lunak
Jalan Makadam (akhir abad 18), batuan pecah
menggunakan 3 ukuran butiran (agregat gasar,
pengunci dan penutup) yang dihamparkan untuk
masing-masing lapisan, digunakan sebagai lapis
pondasi. Penetrasi makadam adalah perkerasan
makadam yang diberi pengikat aspal yang
digunakan sebagai lapisan permukaan
Perkerasan dengan kualitas tinggi, biasanya
digunakan campuran panas atau hot mix, contoh:
aspal beton (AC), hot rolled asphalt (HRA), hot
rolled sheet (HRS), split mastic asphalt (SMA),
butonic mastic asphalt (BMA)

Jenis konstruksi lainnya

Fungsi Perkerasan:

memperkuat tanah dan mendistribusikan beban


ke tanah (perkerasan lentur).
Menerima dan menahan beban (perkerasan
kaku: kayu gelondongan, pelat baja, beton)

Perkerasan kayu banyak digunakan di pedalaman


Kalimantan (daerah berrawa atau gambut),
perilaku seperti rakit atau jembatan kayu di atas
rawa.
Perkerasan menggunakan pelat baja populer
pada Perang Dunia II sebagai jalan rintisan dan
landasan udara darurat, dapat dipasang di daerah
tanah datar dan cukup padat.
Perkerasan beton, perkerasan lebih stabil, tidak
korosif dan dapat menahan seluruh beban lalu
lintas, digunakan pada tanah dasar yang kurang
baik atau tidak stabil.

Perkerasan kaku
Berdasarkan penggunaan bahan, maka
perkerasan kaku dapat dibagi atas:

Perkerasan kaku dengan lapisan beton sebagai


lapis aus, yang terdiri atas lapisan beton
bersambung tanpa tulangan, lapisan beton
bersambung dengan tulangan, lapisan beton
menerus dengan tulangan, dan lapisan beton
pra tekan.
Perkerasan komposit, yaitu perkerasan kaku
dengan lapisan beton sebagai lapis pondasi dan
campuran aspal agregat sebagai lapis
permukaan. Biasanya campuran aspal
agregat ini berfungsi sebagai lapis aus atau
levelling serta tidak dirancang memiliki nilai
struktural.

Perkerasan Lentur
Metoda Analisis Komponen

Parameter Menghitung tebal perkerasan MAK

Beban Lalu Lintas


Daya dukung tanah (CBR)
Iklim
Indeks Permukaan perkerasan
Kekuatan relatif material
Persamaan :
Log(LER x 3650) = 9.36 log (ITP/2.54+1) - 0.20+
((log((IPo-IPt)/(4.2-1.5)))/ (0.40+1904/
((ITP/2.54)+1)^5.18) + log(1/FR) + 0.372x(DDT-3)
DDT = 4.3 x ln (CBR) + 1.7
ITP = a1d1 + a2d2 + a3d3

Kendaraan Rencana dan


Koefisien distribusi kendaraan
LEP =LHRj x Cj x Ej
LEA =LHRj (1+i)^ur x Cj x Ej
LET = (LEA + LEP)/2
LER = LET x (UR/10)
C = koefisien distribusi kendaraan
LER = Lintas ekivalen Rencana
E = Angka ekivalen beban sumbu kendaraan

Tabel Koefisien distribusi kendaraan

Komposisi Sumbu Kendaraan dan


Nilai Angka Ekivalensinya
AE=k(L/8,16)^4
L: Beban sumbu kendaraan
K=1, untuk sumbu tunggal
0,086, untuk sumbu tandem
0,021, untuk sumbu triple

Contoh soal

Suatu ruas jalan (12 m) akan dibangun.


Lalu lintas yang diperkirakan akan melintas
pada tahun awal pembukaan jalan adalah
5000 kendaraan dengan komposisi:

MP
:
MC
:
Truk kecil
Bus
:
Truk Besar
Trailer :

1500
1750
:
750
:
200

500
300

Hitung ekivalensi sumbu rencana, jika


pertumbuhan lalu lintas 5% per tahun
dengan umur rencana 10 tahun
LER : 1408,1 ss

Nilai Indeks Permukaan Awal IPo

Nilai Indeks Permukaan Akhir IPt


dan Nilai Faktor Regional

Koefisien Kekuatan Relatif (a)

Tebal Lapis Minimum (cm) menurut MAK

Alternatif pengembangan yang


dapat dilakukan

Memaksimumkan tebal lapis permukaan

Memaksimumkan tebal lapis Pondasi

Lapisan pondasi minimum


Lapisan pondasi bawah minimum
Lapisan permukaan minimum
Lapisan pondasi bawah minimum

Memaksimumkan tebal lapis Pondasi


Bawah

Lapisan permukaan minimum


Lapisan pondasi minimum

Soal 2:

Lalu lintas seperti pada soal 1


Ruas jalan adalah kolektor, dengan
landai maksimum 5%
Curah hujan : 1000 mm/th
CBR
: 6%
Lapis permukaan
: laston
pondasi : lapen
Pondasi bawah
: batu pecah B
Tentukan tebal lapis perkerasan untuk
masing-masing alternatif
pengembangan

Kebutuhan tebal perkerasan


ITP = 5,86

Konstruksi Lapis Bertahap

ITP 1 = ITP tahap 1


ITP 2 = ITP tahap 2
ITP 2 = ITP total - ITP tahap 1
Do = ITP 2/ao (tebal lapis tambahan
tahap 2)
Contoh soal:
ITP tahap 1 : LER 50%
Ao : laston (0,4)
Hitung kebutuhan tebal perkerasan
tahap 1 dan tahap 2

Kebutuhan tebal perkerasan


per tahap
Tahap 1

Tahap 2
Do = 1,58 y 2 cm laston

Konstruksi Lapis Tambahan

ITP sisa =(ai*di*Ki)


Ki

= nilai kondisi lapisan

Do = (ITP perlu ITP sisa)/ao

Contoh soal

Kondisi soal yang pertama,


mengalami kerusakan sekitar
40% untuk seluruh lapis
perkerasan.
Hitung tebal lapis tambahan,
jika diharapkan kondisi jalan
baik seperti semula.

Kebutuhan lapis tambahan

ITP perlu = ITP awal = 5,86


ITP sisa = 60% *6*0,4
+60%*10*0,23 +60%*10*0,12
ITP sisa = 3,52
Do= (ITP perlu - ITP sisa)/ao
Do = 2,34/0,4 = 5,8 y6 cm

Tugas:

Soal no 1, dengan pertumbuhan lalu


lintas sebesar 7,5% per tahun.
Berapa tebal lapis perkerasan
dengan alternatif 1, 2 dan 3
Berapa tebal lapis tahap 1 dan 2 jika
dibangun dengan beban lalulintas
50% LER pada tahap 1
Berapa tebal lapis tambahan jika
kerusakan terjadi 30%, di kondisi
permukaan diharapkan kembali
seperti semula.

Anda mungkin juga menyukai