Anda di halaman 1dari 3

AHMAD FADLI/ 1206262550/ KELOMPOK 13

Proses Ekstraksi Titanium menggunakan Metode Hunter


Titanium adalah logam yang ductile, ringan, dan berwarna abu
metalik yang memiliki melting point 1675 oC. Memiliki massa jenis 4.51
gr/cm3 yang berada diantara alumunium dan besi. Kombinasi antara
densitas yang rendah dan kekuatan yang tinggi membuat Titanium
menjadi logam yang paling efisien dalam rasio strength-to-weight
untuk diaplikasi pada temperature hingga 600oC.
Bijih Titanium ditemukan pertama kali pada tahun 1791 namun
hingga tahun 1900an belum pernah ada yang dapat mendapatkan atau
mengekstrak Titanium murni dari bijihnya karena sangat sulit. Hingga
pada tahun 1910, Titanium murni berhasil didapatkan oleh percobaan
Matthew A. Hunter. Metode ekstraksi Titanium Murni dari M.A. Hunter
inilah yang dikenal dengan Proses Hunter.
Proses Hunter adalah proses metalurgi pertama yang berhasil
menghasilkan

titanium

murni

dengan

cara

mereduksi

dan

memanaskan titanium tetrachloride (TiCl4) dengan sodium (Na) di


dalam steel bomb pada temperature 700-800oC.

TiCl4 + 4 Na 4 NaCl + Ti
Sebelum

Proses

Hunter

ditemukan,

semua

proses

untuk

menghasilkan titanium murni gagal karena produk yang dihasilkan


masih tidak murni umumnya titanium nitride. Hal ini dikarenakan
titanium merupakan elemen yang sangat melekat dengan elemen lain.
Proses Hunter membutuhkan tiga elemen dasar untuk dilakukan yaitu
titanium dioxide, coke, dan chlorine. Diawali dengan penggabungan
dan pemanasan ketiga elemen tersebut sehingga terjadi reaksi kimia
antar ketiganya hingga membentuk titanium tetrachloride.
Dalam reaksi kimia ini, titanium dioxide dan chlorine bercampur
dan coke berperan sebagai sumber carbon untuk membantu jalannya
reaksi ini. Titanium tetrachloride yang terbentuk memiliki kemurnian
yang mendekati pure titanium dibandingkan titanium dioxide walaupun
tahapannya masih jauh dari pure titanium. Setelah reaksi kimia terjadi,

AHMAD FADLI/ 1206262550/ KELOMPOK 13

kemudian ditambahkan sodium dan campuran dipanaskan kembali


hingga mencapai 800oC. Pemanasan ini dilakukan dengan tujuan agar
terjadi reaksi antara sodium dan titanium tetrachloride.
Setelah didinginkan, elemen yang tersisa didalamnya hamper
sepenuhnya titanium dengan kadar kemurnian rata-rata 99.9% dimana
dapat digolongkan sebagai Titanium murni. Kemurnian kadar ini dapat
terjadi karena sodium yang dipanaskan dapat menghilangkan elemen
atau impurities lain yang berada atau berikatan dalam titanium
tetrachloride sehingga hanya Titanium murni yang tersisa.
Namun, salah satu kelemahan dan permasalahan pada Proses
Hunter adalah proses ini relative mahal sehingga proses Hunter
digantikan oleh proses yang lebih ekonomis yaitu Proses Kroll pada
tahun 1940 dimana pada proses tersebut TiCl4 direduksi menggunakan
magnesium. Walaupun sudah jarang digunakan, Proses Hunter sudah
terbilang merupakan salah satu metode terbaik untuk ekstraksi
titanium karena menjadi acuan metode lainnya untuk ekstraksi
Titanium yang paling optimal atau jika Titanium melekat/berikatan
dengan banyak elemen lain agar mendapatkan hasil Titanium murni
yang relative sama.

REFERENSI
-

http://www.britannica.com/EBchecked/topic/597174/titani

um-processing
http://www.iom3.org/feature/material-month-titanium
http://titanium.com/technical-data/history-of-titanium/
http://www.wisegeek.com/what-is-the-hunter-

process.htm
http://www.allaboutgemstones.com/metal_jewelry_titaniu

m.html
http://www.madehow.com/Volume-7/Titanium.html
http://discovery.yukozimo.com/who-discovered-titanium/

AHMAD FADLI/ 1206262550/ KELOMPOK 13

Anda mungkin juga menyukai