OBAT ANTIPROTOZOA
MALARIA
Empat species Plasmodium :
P.vivax
P.malarie
P.ovale
P.falciparum
Obat antimalaria
Dibagi berdasar kerja selektifnya pada fase siklus hidup
parasit:
Skizontisid jaringan: mengeliminasi perkembangan
skizon jaringan /hipnozoit laten , misal:primakuin
Skizontisid darah: bekerja pada skizon darah, misal:
klorokuin, proguanil, pirimetamin, meflokuin, kuinin
Gametosid : obat yang menghncurkan bentuk gametosit.
Sporontisidal: obat yang menyebabkan gametosit
menjadi tidak bisa terinfeksi ke dalam nyamuk , misal
pirimetamin, proguanil
OBAT
ANTIHELMINTIK
Umumnya efektif untuk cacing kremi
Harus disertai perbaikan faktor
higienis untuk memutuskan rantai
infeksi,
Semua anggota keluarga harus diberi
obat.
CACING KREMI
(enterobius vermikularis)
Masa hidup cacing kremi: <
6mnggu.
Telur tertelan berkembang
biak di lambung cacing
betina menempatkan telur
di anus=gatal garukan
tangan telur pindah ke
tangan , tertelan.
Pencegahan : cuci tangan,
segera mandi setelah
bangun
CACING GELANG
(ASKARIASIS)
Hidup di rongga usus. Telur cacing
termakan oleh manusia melalui
makanan yang terkontaminasi.
Telur menetas di usus,
berkembang jadi larva menembus
dinding usus, paru-paru. =
sindroma loeffler. Setelah dewasa,
cacing mendiami usus manusia
dan menyerap makanan disana,
disamping tumbuh dan
berkembang biak. menderita
kurang gizi
OBAT
ANTIHELMINTIK
Sebagian besar obat cacing efektif
terhadap satu macam kelompok
cacing, sehingga diperlukan diagnosis
yang tepat sebelum menggunakan
obat tertentu.
Diagnosis dilakukan dengan
menemukan cacing, telur cacing dan
larva dalam tinja, urin, sputum, darah
atau jaringan lain penderita.
Pepaya
Carica papaya
Klasifikasi :
Ordo
: Cystales/Parietales
Famili
: Caricaceae
Genus
: Carica
Spesies
: Carica papaya L.
Nama simplisia : Caricae Folium
Bagian tanaman yang digunakan: Daun , biji,
Getah buah, Akar, Bunga
Khasiat: Stomakik, Emenagog, Antelmintik, Anti
inflamasi, Antelmintik, Diuretik
Kandungan Kimia
Uji Praklinis
Pada penelitian in vitro menunjukkan bahwa lateks
Uji Klinik
Efikasi Carica papaya dengan obat sintetik modern
terhadap efek antelmintik cacing nematode
Penelitian dilakukan pada dairy farm di distrik Commewijne,
diambil partisipan yang telah terinfeksi cacing mematoda secara
alami. Partisipan dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok
pertma diberi perlakuan dengan levamisole (antelmintik
sintetik), kelompok kedua diberikan campuran ekstrak daun dari
buah papaya, dan kelompok ke tiga sebagai control. Efek
perlakuan diukur berdasarkan jumlah telur cacing/gram (eppegg per gram) feses
Hasil penelitian : efikasi dari levamisole dalam mereduksi telur
nematode hampir mencapai 100% dan efikasi dari ekstrak buah
dan daun papaya hampir mencapai 60%.
A
B
C
D
E
F
G
H
Kontraindikasi
Tidak boleh diberikan pada wanita hamil. Secara eksperimen pemberian raw
papain memberikan efek embriotoksik dan teratogenik serta menyebabkan
keguguran.
Peringatan
Toksisitas
Praktis tidak toksik. LD50 ekstrak etanol 75% akar pepaya yang diberikan
secara oral pada tikus adalah lebih besar dari 15 g/kgBB.
Penyiapan dan Dosis
Simpan di tempat sejuk dan kering, di dalam wadah tertutup rapat, jauh dari
jangkuan anak-anak.
Momordica charantia
(Pare)
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi
Kelas
: Magnoliophyta
: Magnoliopsida
Sub Kelas
: Dilleniidae
Ordo
: Violales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Momordica
Spesies : Momordica charantia L.
Deskripsi Tanaman
Tanaman tahunan, tumbuh merambat atau memanjat
dengan alat pembelit, bercabang banyak, berbau tidak enak.
Batang berusuk lima, panjang 2-5m. Daun tunggal, bertangkai
yang panjangnya 1,5-5,3 cm, letak berseling, bentuk bulat
panjang, dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4cm, berbagi menjari
5-7, pangkal berbentuk jantung, warna hijau tua. Taju bergigi
kasar sampai berlekuk menyirip. Bentuk tunggal, berkelamin dua
dalam satu pohon, bertangkai panjang, berwarna kuning. Buah
bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintilbintil tidak beraturan, panjang 8-30 cm, rasa pahit. Warna buah
hijau, bila masak menjadi jingga yang pecah dengan 3 katup. Biji
banyak, cokelat kekuningan, bentuk pipih memanjang, keras
Kandungan Kimia
Daun, buah, dan akar mengandung zat pahit (tipe kukurbitasin suatu
Efek Farmakologis
Antidiabetes pare dapat mencegah diabetes tipe-II : menurunkan tingkat gula darah
pada kelinci normal
Sistem pencernaan purgatif dan emetic, stimulan nafsu makan dan terapi infeksi
gastrointestinal
Kulit
Antiobesitas meningkatkan aktivitas adenosin-5-monofosfat (AMPK) : enzim yang
memfasilitasi ambilan glukosa sel dan oksidasi asam lemak.
Uji Praklinik
Ekstrak
Uji Klinik
Pemberian ekstrak dari perasan buah pare
A
B
C
D
E
F
G
H
Toksisitas
LD 50 ekstrak biji pare adalah 460 mg/100 g BB tikus
TOKSISITAS
Pemberian ekstrak air buah pare tidak menimbulkan
Punica granatum
Delima
Klasifikasi
Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Myrtales
Suku : Punicaceae
Marga : Punica
Jenis : Punica granatum L..
Simplisia yg digunakan : akar, kulit batang, buah,
kulit buah dan bunga
Kandungan Kimia
Kulit buah delima : 25-28% gallo tannins
Efek Farmakologi
Tannin dan alkaloid berefek sebagai anthelmentik
Uji Klinik
Antioksidan
Konsumsi Jus Delima pada pasien dengan stenosis arteri karotid akan
menurunkan ketebalan karotid intima-media dan tekanan darah sistolik
dan efek ini dapat berhubungan dengan karakteriskik delima sebagai
antioksidan poten (Avira M dkk, 2004)
Dosis
Dosis sehari-hari Penanganan tapeworm
A
B
C
D
E
F
G
H
Kontraindikasi, Interaksi
Kontraindikasi
Wanita hamil, menyusui dan anak-anak dibawah usia 12 tahun. Delima tidak boleh
digunakan untuk terapi pada penderita penyakit liver, asma dan penderita
hipersensitif terhadap delima.
Peringatan
Tingginya kandungan tanin pada delima dapat menyebabkan iritasi lambung dan
konstipasi
Efek yang tidak diinginkan
Dapat menyebabkan reaksi alergi pada sebagian orang yang menderita alergi terhadap
buah delima, meliputi syok anafilaksis dan edema pada pangkal tenggorokan (laring)
Interaksi
Jika digunakan secara oral, dapat meng4500 dan berinteraksi dengan karbamazepin
dan tolbutamid
Jus buah delima secara teori dapatmeningkatkan aktivitas obat-obat ACE inhibitor
dan antihipertensi serta dapat meningkatkan efek hipotensi jika digunakan
bersamaan dengan herba yang memilik aktivitas antihipotensi
TOKSISITAS
LD50 ekstrak air kulit buah delima yang diberkan secara intraperitoneal pada
Allium
sativum
Kingdom : Plantae
Subkingdom
:Tracheobionta
Superdivisio
: Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Subkelas
: Lilidae
Orde
: Liliales
Famili
: Liliaceae
Genus
: Allium L.
Spesies
: Allium sativum L.
Bagian yang digunakan : umbi kering atau
umbi segar
Deskripsi Tanaman
Tumbuhan berhabitus terna dengan tinggi 25-70
cm. Batang lurus kaku atau sedikit membengkok,
berwarna hijau beralur. Helaian daunnya mirip pita,
berbentuk pipih dan memanjang, panjang sampai 60
cm dan lebar 0,4-2,5 cm, permukaan datar, berdaging.
Bunga berbentuk payung, berwarna putih, mempunyai
batang semu yang terbentuk dari pelepah-pelepah
daun. Akar bawang putih terdiri dari serabut-serabut
kecil yang berjumlah banyak.
Kandungan Kimia
Kandungan kimia penting dari Umbi Allii Sativi
Efek Farmakologi
Perangsang kekebalan tubuh karena merangsang
Cond
Kesimpulan :
A
B
C
D
Dosis
4 g bawang atau sebutir bawang (412 mg dari allicin atau 25 mg
of allicin)
Serbuk bawang 6001200 mg dalam dosis terbagi
Ekstrak bawang yg telah tua 17.2 g/hari
Fresh air-dried bulb, 25 g
Garlic oil, 25 mg
Dried bulb, 24 g/hari
Tincture (1:5 in 45% alkohol), 24 3 kali sehari
Kontraindikasi
Sebaiknya tidak dikonsumsi oleh wanita menyusui
Peringatan
Memiliki efek terhadap kardiovaskular antara lain antiplatelet, antitrombotik dan
fibrinolitik. Studi klinik menunjukkan penurunan yang signifikan aktivitas agregasi
platelet dan fibrinolitik. Beberapa kasus menunjukkan kemungkinan bahwa bawang putih
dapat meningkatkan resiko pendarahan, khususnya pada pasien yang akan menjalani
terapi bedah. Peringatan pada pasien yang menerima terapi warfarin bahwa suplemen
mengandung bawang putih dapat meningkatkan waktu pendarahan. Pembekuan darah
pernah dilaporakan 2x lipat lebih lama pada pasien yang menerima warfarin dan
suplemen yangn mengandung bawang putih. Berdasarkan sistem klasifikasi herbal oleh
The american Herbal Product Association (AHPA), bawang putih termasuk dalam
kategori kelas 2c (tidak boleh digunakan oleh ibu menyusui)
Efek yang tidak diinginkan
Dapat menyebabkan kardiovaskular takikardi dan hipotensi ortostatik. Umbi bawang
putih pernah dilaporkan menimbulkan reaksi alergi seperti dermatitis kontak dan
serangan asma setelah inhalasi serbuk yang mengandung bawang putih. Konsumsi oral
umbi segar, ekstrak atau minyak bawang putih pada konndisi perut kosong dapat
menyebabkan efek samping ringan seperti heartburn, mual, kembung, muntah dannn
diare. Mulut dan kulit badan berbau khas setelah mengkonsumsi bawang putih.
Interaksi Obat
Interaksi dengan obat
Mempengaruhi farmakokinetika dan farmakodinamka obat
antiretroviral. Meskipun beberapa beum terbukti, sebaiknya hindari
penggunaan bersamaan dengan penghambat protease, siklosporin,
ketokonazol, itraconazole, glukokortikoid, kontrasepsi oral,
verapamil, diltiazem, lovastatin, simvastatin dan atorvastatin.
Memiliki efek kardiovaskuler yang kompleks, sehinga dapat
berinteraksi dengan obat antikoagulan/antiplatelet berupa
peningkatan resiko pendarahan, contohnya aspirin, klopidogrel,
tiklopidine, dipiridamol, heparin, fluinfion dan warfarin
Kemungkinan dapat berinteraksi dengan obat antidiabetes
klorpropamid dan analgesik parasetamol
Interaksi dengan tanaman lain
Toksisitas
Umbi bawang putih tidak mutagenik pada uji in
Areca catechu
Kingdom : Plantae
Subkingdom :Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Subkelas : Arecidae
Orde
: Arecales
Famili
: Arecaceae
Genus
: Areca L.
Spesies : Areca catechu L.
Sinonim : Areca hortensis, Lour
Bag digunakan : biji
Deskripsi Tanaman
Tumbuhan berhabitus pohon dengan batang tegak, tinggi dapat
mencapai 25m, tajuk pohon tidak rimbun. Pelepah daun berbentuk
tabung, panjang 80cm; tangkai daun pendek; helaian daun panjang
80cm anak dan ukuran 85 x 5 cm, dengan ujung terbelah. Karangan
bunga majemuk tongkol dengan seludang sebagai daun pelindung,
panjang dan mudah gugur, tongkol bunga muncul di bawah helaian
daun, panjang tongkol bunga 75 cm, ibu tangkai tongkol bunga pendek
dan bercabang-cabang sampai ukuran 35 cm, dengan 1 bunga betina
pada pangkal cabanng ibu tangkai tongkol bunga, diatasnya tersusun
bunga janntan dalam 2 baris; bunga jantan panjang 4mm, putih
kuning; benang sari 6; bunga betina panjang 1,5cm, hijau; bakal buah
beruang 1. Buah buni (keras), bulat telur terbalik memanjanng, merah
jingga jika masak, panjang 3-7cm dengan dinding buah
(endokarpium) keras dan berserabut; biji 1 berbentuk telur, dengan
alur-alur yang tidak begitu jelas.
Kandungan Kimia
Komponen utamanya polifenol, alkaloid, tannin,
arekolin (C H
8
13
Efek Farmakologi
Kandungan Arekolin pada bijinya obat cacing dan penenang.
Selain itu antiflatulent, diuretik, mengencerkan dahak,
In vivo
A
B
Kontraindikasi
Interaksi Obat
Efek obat antikolinergik dapat menurun jika dikombinaskan
TOKSISITAS
Dosis toksik pada manusia adalah 8-10 g. Atropin
diberikan sebagai antidot. Mengunyah biji dapat
menyebabkan saponifikasi ester alkaloid
menghasilkan arekaidin yang menyebabkan euforia.
Pinang bersifat toksik pada masa kehamilan karena
memiliki aktivitas sitotoksik dan genotoksik.
TEMU GIRING
Kingdom
Divisi
: Plantae
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Bangsa : Zingiberales
Suku
: Zingiberaceae
Marga : Curcuma
Spesies : Curcuma heyneana
Val et van Zijp.
Simplisia yg digunakan
: rhizoma
Kandungan kimia
minyak atsiri,
Monoterpen (zat aktif)
Seskuiterpen (zat aktif)
Flavonoid
minyak atsiri
Kurkumin
Monoterpen
Seskuiterpen
Saponin
Tanin
zat pati
Efek farmakologis
blokade respon otot cacing terhadap asetilkolin pada
Buah Nanas
Tanaman asal
Nanas mengandung suatu enzim proteolitik, enzim tersebut yaitu enzim bromealin.5,6,7,8 Enzim
bromealin tersebut diduga berfungsi sebagai anthelmintik dengan membuat paralisis cacing.
efek farmakologi
Enzim bromealin pada nanas diduga berfungsi sebagai anthelmintik dengan membuat paralisis
cacing.
uji efektivitas
Dari hasil penelitian perasan buah nanas dan infus daun nanas memiliki daya anthelmintik
terhadap cacing Ascaridia galli secara in vitro pada konsentrasi tertentu. Untuk khasiat
piperazin sitrat masih lebih baik bila dibandingkan dengan perasan buah dan infus daun nanas.
Potensi sebagai Anthelmintik dari nanas yang ditunjukkan dalam percobaan dimungkinkan
karena nanas mengandung enzim bromealin yang dapat menginduksi perombakan jaringan ikat
atau kolagen sehingga menyebabkan paralisis cacing.
Dosis
A
b
Mindi kecil
Tanaman asal
Melia azedarach L
kandungan kimia
Kulit kayu dan kulit akar mengandung toosendanin dan komponen yang larut.
Selain itu, juga terdapat alkaloid azardine (margosina), kaempferol, resin,
tannin, n-triacontane, -sitosterol, dan triterpene kulinone.
efek farmakologi
Uji efektivitas
Efek samping
Zat berkhasiat pada midi kecil yang bernama toosendanin jiika digunakan dalam
dosis pengobatan jarang menimbulkan efek samping. Meskipun
demikian,kadang-kadang dapat menimbulkan gejala pening, mual, muntah, nyeri
perut, diare, kemerahan pada muka (flushing), dan mengantuk. Pada beberapa
pasien bisa menyebabkan penglihatan kabur dan gatalgatal. Gejala-gejala tersebut
akan menghilang dengan sendirinya dalam 2-3 jam, dan pada sebagian pasien
dapat lebih lama dari satu hari. Gejala tersebut akan sembuh spontan tanpa
pengobatan spesifik. Sebagai peluruh cacing usus, efek samping toosendanin lebih
sedikit dari pada piperasin sitrat dan santonin.
Kontraindikasi
A
B
Sambiloto
Tanaman yang digunakan:
INFUSA HERBA SAMBILOTO
(Andrographis paniculata, Nees)
Kandungan Kimia:
Kandungan herba sambiloto yang berpotensi sebagai antihelmintik Daun sambiloto mengandung
andrografolid, tannin, dan saponin yang berpotensi sebagai antihelmintik. Andrografolid merupakan zat
yang berlimpah dalam daun sambiloto . Walaupun mekansimenya belum jelas, zat pahit ini diduga
membunuh cacing melalui perannya sebagai imunostimulan dan menyebabkan kondisi basa dalam usus.
Efek farmakologis herba sambiloto :
Sambiloto merupakan obat tradisional yang sering digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Tanaman ini mempunyai sifat khas, yaitu pahit, mendinginkan dan membersihkan darah.
Uji efektivitas :
. Dari hasil analisis ditemukan bahwa LT50 infusa herba sambiloto pada konsentrasi 61,13% adalah 6 jam 34
menit sedangkan LT50 pirantel pamoate 0,236 % adalah 4 jam 16 menit. Hal ini menunjukkan bahwa
efektivitas infusa herba sambiloto sebagai antihelmintik lebih rendah daripada efektivitas pirantel pamoate
yang memang obat pilihan untuk infeksi cacing Ascaris sp. Dalam waktu yang sama pirantel pamoate akan
membunuh lebih banyak cacing dibandingkan infusa herba sambiloto.
Deskripsi Tanaman
Tumbuhan berhabitus terna semusim, tumbuh tegak, tinggi dapat mencapai 90
cm, batang berbentuk segi empat dengan rusuk yang jelas, menebal di bagian bukubuku batang. Helaian daun merupakan daun tunggal, terletak bersilang berhadapan,
helaian daun bentuk lanset, ukuran 3-12 x 1-3 cm, panjang tangkai daun 0,2-0,5 cm,
pangkal dan ujung helaian daun runcing, tepi daun rata, permukaan atas hijau tua,
bagian bawah hijau muda. Perbungaan berupa bunga majemuk malai rata, di bagian
ujung batang atau di bagian ketiak daun di bagian atas. Kelopak bunga berlekatan
terbagi menjadi 5 helai. Daun mahkota 5, berlekatan membentuk tabung mahkota
bunga, panjang tabung 6 mm, panjang helaian daun mahkota lebih dari panjang
tabung mahkota, 2 helai daun mahkota di bagian atas (bibir atas) berwarna putih
dengan garis kuning di bagian ujungnya, panjang helaian 7-8 mm, bibir bawah
terdiri atas 3 helaian daun mahkota, putih atau putih disertai warna ungu. Tangkai
sari 5, ukuran tangkai sari sepanjang mahkota bunga, tangkai sari melebar di bagian
pangkal. Tangkai putik panjang, melebihi panjang mahkota bunga. Buah berbentuk
kapsul, berkatup dan berisi 3-7 biji berwarna coklat tua. Berbunga sepanjang tahun,
semua bagian tanaman terutama daun sangat pahit
Kontraindikasi
Ibu hamil dan menyusui dilarang menggunakan herba ini karena dapat
menyebabkan keguguran (mempunyai aktivitas abortivum) dan adanya efek
antagonis dengan progesteron endogen. Penderita yang alergi terhadap tanaman
Acanthaceae.
Peringatan
Tidak boleh dikonsumsi oleh wanita hamil. Dapat menimbulkan reaksi anafilaksis
bagi yang alergi.
Hindari penggunaan jangka panjang bersamaan dengan obat imunosupresan.
Hati-hati pada pasien kardiovaskular, jika mengkonsumsi bersamaan dengan obat
antiplatelet atau antikoagulan karena sambiloto dapat menghambat agregasi
platelet.
Efek yang Tidak Diinginkan
Penggunaan dosis tinggi herba sambiloto dapat menyebabkan perut tidak enak,
muntah-muntah, mual dan kehilangan selera makan, hal ini disebabkan karena
rasa pahit dari andrografolida, sedangkan pada wanita dapat menyebabkan efek
antifertilitas. Pernah dilaporkan (sangat jarang) timbulnya gatal-gatal
(kaligata/urtikaria) setelah minum rebusan sambiloto.
Interaksi Obat
Penggunaan herba sambiloto dalam kombinasi
TOKSISITAS
LD50 dari herba sambiloto cara pemberian peroral adalah 27,538 g/ kg BB
(Practically non-toxic). Ekstrak daun sambiloto pada hewan uji tidak menunjukkan
efek toksik pada fungsi hati dan ginjal hewan uji pada pengujian subkronik. Uji ini
juga tidak menunjukkan efek teratogenitas pada hewan uji. Uji toksisitas akut
ekstrak uji menghasilkan harga LD50 (mencit) adalah 19,473 g/kgBB sehingga
berdasarkan data pustaka, ekstrak uji dapat dikategorikan sebagai practically nontoxic. Hasil uji aktivitas SGOT, SGPT dan kadar kreatinin pada serum hewan coba
setelah pemberian selama dua bulan dengan dosis sampai 5 x dosis lazim tidak
menunjukkan adanya perbedaan bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak
uji tidak memiliki toksisitas sub kronik terhadap fungsi hepar dan fungsi ginjal
hewan coba. Uji pengaruh teratogenik terhadap mencit tidak menunjukkan adanya
kelainan morfologi janin mencit sampai dengan dosis lima kali dosis lazim.
Pada mencit yang diberi rebusan sambiloto secara oral dengan dosis 10 g/kgBB
sekali sehari selama 7 hari, tidak ada satupun mencit yang mati. Pada kelinci yang
diberikan andrografolida i.v (10 mg/kgBB) tidak ada kelainan pada kardiovaskular.
Pada uji yang lain, tikus atau kelinci diberikan 1g/kg BB isolat andrografolida atau
neoandrografolida secara oral selama 7 hari, tidak memberikan efek pada berat
badan, jumlah darah, fungsi hati dan ginjal, atau organ penting lainnya
Dosis :
a. Konsentrasi I : 20 ml infusa herba sambiloto 100% + 80 ml aquades Larutan infusa herba sambiloto
20%.
b. Konsentrasi II : 40 ml infusa herba sambiloto 100%+ 60 ml aquades Larutan infusa herba sambiloto
40%.
c. Konsentrasi III : 60 ml infusa herba sambiloto 100% + 40 ml aquades Larutan infusa herba sambiloto
60%.
d. Konsentrasi IV : 80 ml infusa herba sambiloto 100%+ 20 ml aquades Larutan infusa herba sambiloto
80%.
e. Konsentrasi V : 100 ml infusa herba sambiloto 100% Larutan infusa herba sambiloto 100%.
*) yang paling baik adalah 100 ml infusa herba sambiloto 100% Larutan infusa herba sambiloto 100%.
Membunuh hampir 100% cacing.
Efek samping :
Kontraindikasi :
-
A
B
C
D
MENIRAN
A
Daftar Pustaka
Sentra Informasi IPTEK. 2005. Tanaman Obat
United States Departement of Agriculture, Natural Resorces Conservation Service.
Plants Database. http://www.plants.usda.gov
Nonaka, G., 1989, Isolation and structure elucidation of tannins, Pure & Appl.
Chem, 61 (3): 357-360.
Wang, C.K., and Lee, W.H., 1996, Separation, Characteristics, and Biological
Activities of Phenolics in Areca Fruit, J. Agric. Food Chem., 44(8):2014 -2019
Fine, A.M., 2000, Oligomeric Proanthocyanidin Complexes: History, Structure, and
Phytopharmaceutical Applications, Altern Med Rev, 5(2):144-151.
Depkes RI, 1989, Materia Medika Indonesia, Jilid V, p. 55-58.
Ferguson, P.J., Kurowska, E., Freeman, D.J., dan Koropatnick, D.J., 2004, A
Flavonoid Fraction from Cranberry Extract Inhibits Proliferation of Human Tumor
Cell Lines, J. Nutr. 134:1529-1535.
Leigh, M.J., 2003, Health Benefits of Grape Seed Proanthocyanidin Extract (GSPE),
Nutrition Noteworthy, 6(1): article 5.
Matius, Titus. 2009. Efficacy of Allium sativum (Garlic) Bulbs Extracts on Some
Enteric (Pathogenic) Bacteria. 2(6): 24-28.