Abstrak: Kolelitiasis pada anak termasuk penyakit yang jarang. Beberapa kondisi yang
berhubungan dengan kolelitiasis yaitu penyakit hemolitik kronik (anemia sel sickle, sferositosis),
kegemukan, penyakit atau reseksi ileum, fibrosis kistik, penyakit hati kronis, penyakit Crohn,
nutrisi parenteral yang lama, prematuritas dengan komplikasi bedah atau non bedah,
pengobatan kanker pada anak. Gejala klinik kolelitiasis bervariasi, bahkan lebih dari 80%
kasus bersifat asimptomatik. Gejala klinis yang sering ditemukan adalah nyeri bilier dan jaundice obstructive. USG merupakan pemeriksaan pilihan untuk memeriksa anak dan remaja dengan
keluhan nyeri perut kanan atas atau nyeri epigastrium. Alat ini aman dan sensitif untuk
mengidentifikasi batu di kandung empedu. Penanganan kolelitiasis dibedakan menjadi dua
yaitu penatalaksanaan nonbedah dan bedah, namun sebagai baku emas penanganan kolelitiasis
dengan gejala adalah Cholecystectomy.
Kata kunci: kolelitiasis, Cholecystectomy
353
Choletithiasis in Children
I W Gustawan, K Nomor Aryasa, IPG Karyana, IGN Sanjaya Putra
Departemen of Child Health, Medical Faculty Udayana University/Sanglah Hospital, Denpasar
Abstract: Cholelithiasis in children is rare. There are several conditions associated with cholelithiasis, i.e. chronic hemolytic diseases (sickle cell anemia, spherocytosis), obesity, ileal disease or
resection, cystic fibrosis, chronic liver disease, crohnis disease, parenteral nutrition, prematurity
with surgical or nonsurgical complication, cancer therapy. The clinical course of cholelitiasis is
widely varied, but 80% of them are asymptomatic. The most frequent clinical courses are bilier
pain and obstructive jaundice. USG is the first choice in examining child and adolescent with right
upper abdominal pain or epigastric pain, since this examination is save and sensitive to identify
cholelithiasis. The treatment is including surgical and non surgical therapy, but for symptomatic
cholelithiasis, cholecystectomy is the first choice.
Keywords: cholelithiasis, cholecystectomy
Definisi
Kolelitiasis adalah material atau kristal tidak berbentuk
yang terbentuk dalam kandung empedu.1 Komposisi dari
kolelitiasis adalah campuran dari kolesterol, pigmen empedu,
kalsium dan matriks inorganik.2,3 Lebih dari 70% batu saluran
empedu pada anak-anak adalah tipe batu pigmen, 15-20%
tipe batu kolesterol dan sisanya dengan komposisi yang
tidak diketahui.2 Di negara-negara Barat, komponen utama
dari batu empedu adalah kolesterol, sehingga sebagian batu
empedu mengandung kolesterol lebih dari 80%.3
Epidemiologi
Kolelitiasis termasuk penyakit yang jarang pada anak.1
Di Amerika Serikat, prevalensi kolelitiasis pada anak
dilaporkan hanya 0,15-0,22%, sedangkan pada orang dewasa
berkisar 4-11%.4 Ganesh et al4 dalam pengamatannya dari
Januari 1999 sampai Desember 2003 di Kanchi Kamakoti
Child Trust Hospital, mendapatkan dari 13 675 anak yang
mendapat pemeriksaan ultrasonografi (USG), 43 (0,31%)
terdeteksi memiliki batu kandung empedu. Rasio laki-laki dan
perempuan adalah 2,3:1. Median umur untuk anak laki-laki
adalah 5 tahun (3 bulan-14 tahun) dan median umur untuk
anak perempuan adalah 9 tahun (7 bulan-15 tahun). Semua
ukuran batu kurang dari 5 mm dan 56% merupakan batu yang
soliter. Empat puluh satu anak (95,3%) dengan gejala
asimtomatik dan hanya 2 anak dengan gejala.
Bakhotmah5 dalam pengamatannya di Rumah Sakit
Universitas Jeddah antara Januari 1986 sampai Juli 1996 hanya
mendapatkan 8 kasus dengan kolelitiasis. Kumar et al6 dalam
pengamatannya tentang kolelitiasis pada anak antara tahun
1979-1996 mendapatkan dari 2000 tindakan bedah di Rumah
354
Tabel 1.
Perbedaan Batu Kolesterol, Batu Pigmen Hitam dan Batu Pigmen Coklat 17
Karakteristik
Batu Kolesterol
Warna
Konsistensi
Hitam
Keras, mengkilat Lembek
Kristal
Coklat -oranye
Multipel: 10-30 mm
bulat, halus
Komposisi
Radiodensitas
CT scan (Hounsfield unit)
Lusen
<20-60
Kandung empedu
Duktus
Metabolik
Tidak ada infeksi
Tidak ada inflamasi
Kandung empedu
Duktus intrahepatik
Hemolisis
Sirosis
Nutrisi Parenteral
Duktus
Asosiasi klinik
Infeksi
Infestasi
Inflamasi
355
Gambar 1. Triangular Coordinats yang Menggambarkan Konsentrasi Kelarutan Kolesterol dalam Suatu Campuran dengan Fosfolipid dan Garam Empedu 3
BILIRUBIN
DIGLUKURONIDE
Beta Glukoronidase
BILIRUBIN
LECHITIN
Bakteri
BILIRUBIN TAK
TERKONJUGASI
Kalsium Bilirubinat,
Kalsium Karbonat dan
Kalsium Fosfat
Musin
Fosfolipase A1
Bilirubin tak
terkonjugasi
Asam
lemak
KOLESTEROL
Calcium Precipitates
MUSIN
358
Beta-Glukoronidase
BATU PIGMEN
COKLAT
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan darah
lengkap, tes fungsi hepar, kadar lipase dan amilase serum.
Pada keadaan kolik bilier kronis maupun episodik beberapa
pasien memiliki kadar atau nilai laboratorium yang normal,
khususnya pada pasien yang tidak menunjukkan gejala pada
saat diperiksa.9,23 Sedangkan pada keadaan akut, khususnya
pada kasus dengan batu pada saluran empedu akan terjadi
peningkatan kadar aminotransferase, alkalin fosfatase dan
bilirubin.23
Pasien dengan komplikasi kolesistitis akut akan
memperlihatkan peningkatan lekosit, 15% dari pasien tersebut
terjadi peningkatan ringan dari aminotransferase, alkalin
fosfatase dan bilirubin. Pada pasien dengan komplikasi
pankreatitis akan terjadi peningkatan serum amilase dan lipase dan tes fungsi hepar yang abnormal. 23
Pemeriksaan radiologi untuk membantu menegakkan
diagnosis adanya batu kandung empedu bisa dengan
pemeriksaan ultrasonografi (USG), cholescintigraphy dan
foto polos abdomen.
Pada umumnya USG merupakan pemeriksaan pilihan
untuk memeriksa anak dan remaja dengan keluhan adanya
nyeri perut kanan atas atau nyeri epigastrium. USG merupakan
pemeriksaan yang aman dan sensitif untuk mengidentifikasi
adanya batu di kandung empedu. Apabila kandung empedu
teridentifikasi saat dilakukan USG, maka angka keberhasilan
menemukan batu dapat mencapai 98%.9,23,24
Pemeriksaan foto polos abdomen dapat mengidentifikasi
batu jika batu tersebut radioopak24 atau terbuat dari kalsium
dalam konsentrasi tinggi.9 Pemeriksaan cholecystography
dan cholangiography jarang dilakukan pada anak-anak.24
Pemeriksaan skintigrafi dengan menggunakan technetium-99m-labeled aminodiacetic acid, sangat akurat dalam
mengevaluasi pasien-pasien dengan kolesistitis.9 Dalam
mendeteksi batu, khususnya pada pasien yang mendapat
nutrisi parenteral yang lama, pemeriksaan USG lebih akurat
dibandingkan dengan skintigrafi.23
Diagnosis
Diagnosis adanya kolelitiasis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan USG sebagai pilihan utama
untuk menegakkan diagnosis (gambar 5). USG tidak bisa
membedakan jenis batu. Pemeriksaan terbaik untuk
mengetahui jenis batu adalah pemeriksaan kolesistografi
oral.19,22 USG merupakan pemeriksaan diagnostik utama pada
pasien yang dicurigai menderita kolelitiasis. Sensitivitas
pemeriksaan ini dalam mendeteksi batu ini adalah 96%.
Gambaran yang dijumpai adalah bayangan fokus eklogenik
yang khas. USG juga dapat membedakan adanya penebalan
dinding kandung empedu karena proses inflamasi. Adanya
batu di saluran kandung empedu juga dapat dideteksi pada
pemeriksaan USG.22
359
Kelainan negatif di
kandung empedu
Kelainan positif
di kandung empedu
Pemeriksaan
radiologis
Batu
radioopaque
Pemeriksaan diagnostik
lanjutan di tempat lain
seperti di saluran biler,
duodenum, lambung,
dan usus halus
Batu radiolusen
Pembedahan
Pemberian obat
disolusi oral (Ursofalk)
bila diameter batu
? 10 mm
Ukuran batu
tidak berkurang
dalam 6 bulan
Batu kolesterol
radiolusen
Diagnosis Banding
Diagnosis banding nyeri karena kolelitiasis adalah ulkus
peptikum, refluks gastroesofagus, dispepsia non ulkus,
dismotilitas esofagus, irritable bowel syndrome, kolik
ginjal.22
Nyeri ulkus peptikum biasanya lebih sering, hampir
setiap hari dan berkurang sehabis makan. Nyeri yang timbul
biasanya menetap di perut kanan atas, pada kolelitiasis
frekuensinya lebih jarang.22
Nyeri karena refluks dapat dibedakan dengan nyeri
kolelitiasis dilihat dari adanya rasa terbakar, lokasi nyeri di
substernal, dan sering dipengaruhi oleh posisi, dimana pada
posisi supine rasa nyeri akan memberat. Nyeri epigastrium
karena kolelitiasis dan dispepsia nonulkus sukar dibedakan.
Namun demikian nyeri karena kolik bilier biasanya lebih hebat,
frekuensinya sporadik, dan penyebaran nyeri sampai perut
kanan atas dan skapula.22
Diagnosis banding untuk kolesistitis akut adalah
apendisitis akut, pankreatitis akut, hepatitis akut, perforasi
ulkus, perforasi ulkus peptikum dan penyakit intestinal akut
360
Batu Kandung
Empedu
Leher Kandung
Empedu
Obstruksi
Gejala
Asimptomatik
(80%)
Infeksi
Kolesistitis
Akut
(infeksi)
Kolesistitis
kronis
Karsinoma
kandung
empedu
Pankreatitis
Cholestatic
jaundice
Kolangitis
Septikemia
Striktura
bilier
Bilier
Sirosis
Komplikasi Kolelitiasis
Komplikasi yang umum dijumpai adalah (batu saluran
empedu), kolesistitis akut, pakreatitis akut, emfiema dan
perforasi kandung empedu, seperti terlihat pada gambar 6.6,21
Penatalaksanaan Kolelitiasis
Penanganan kolelitiasis dibedakan menjadi dua yaitu
penatalaksanaan non bedah dan bedah. Ada juga yang
membagi berdasarkan ada tidaknya gejala yang menyertai
kolelitiasis, yaitu penatalaksanaan pada kolelitiasis simptomatik dan kolelitiasis yang asimptomatik.
Penatalaksanaan Non Bedah
Pada orang dewasa alternatif terapi non bedah meliputi
penghancuran batu dengan obat-obatan seperti chenodeoxycholic atau ursodeoxycholic acid, extracorporeal
shock-wave lithotripsy dengan pemberian kontinyu obatobatan, penanaman obat secara langsung di kandung
empedu.9
Oral Dissolution Therapy adalah cara penghancuran
batu dengan pemberian obat-obatan oral. Ursodeoxycholic
acid lebih dipilih dalam pengobatan daripada chenodeoxycholic karena efek samping yang lebih banyak pada
penggunaan chenodeoxycholic seperti terjadinya diare,
peningkatan aminotransfrase dan hiperkolesterolemia
sedang. Pemberian obat-obatan ini dapat menghancurkan
batu pada 60% pasien dengan kolelitiasis, terutama batu yang
kecil. Angka kekambuhan mencapai lebih kurang 10%, terjadi
dalam 3-5 tahun setelah terapi. Pada anak-anak terapi ini tidak
dianjurkan, kecuali pada anak-anak dengan risiko tinggi untuk
menjalani operasi.9,21
Terapi contact dissolution adalah suatu cara untuk
menghancurkan batu kolesterol dengan memasukan suatu
cairan pelarut ke dalam kandung empedu melalui kateter
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
362
24.
25.