Anda di halaman 1dari 2

Asal Usul Santa Claus

Santa Claus = Sinter Klass


NATAL identik dengan kemunculan pria bertubuh tambun, berjanggut putih, dan memakai mantel
merah, celana panjang merah, sabuk kulit hitam serta sepatu. Dengan sapaan khasnya, Ho, ho,
ho, ho, dia menjadi figur yang dinanti anak-anak menjelang Natal. Siapa sebenarnya tokoh yang
selalu memberikan hadiah ini?
Santa Claus, Saint Nicholas, atau Sinterklas, merupakan tokoh sejarah dan legenda dari dunia Barat.
Sinterklas dipercaya akan memberikan hadiah bagi anak-anak yang selalu melakukan kebaikan pada
malam Natal (24 Desember). Legenda versi Amerika menyebut, Sinterklas tinggal di Kutub Utara
bersama istrinya, Mrs Claus, beberapa peri ajaib serta delapan atau sembilan ekor rusa terbang.
Sinterklas akan memberikan hadiah kepada anak yang baik dan kepada yang nakal, akan diberikan
batubara.
Umat Kristen meyakini, Sinterklas berasal dari kisah hidup St. Nicholas, seorang uskup yang berasal
dari Myra, Provinsi Lycia, Byzantine Anatolia (sekarang Turki). St. Nicholas lahir pada 280 Masehi dan
dikenal sebagai pemberi hadiah dari Myra.
Meski termasuk golongan kaya, St. Nicholas tidak pelit. Dia senang membantu orang lain dengan
memberikan uang dan hadiah. Dia biasa memberi pada tengah malam agar identitasnya tidak
diketahui. Karena itulah, anak-anak disuruh cepat tidur kalau ingin menerima hadiah dari St.
Nicholas.
Meski masih muda, St. Nicholas dikenal baik dan bijaksana. Kisah paling terkenal dari St. Nicholas
adalah tentang orang miskin yang tidak mempunyai uang untuk diberikan pada hari pernikahan tiga
putrinya. St. Nicholas memberikan tas berisi emas ke dalam kaus kaki milik tiga gadis itu, yang
sedang dikeringkan di samping perapian. Kisah mengenai kaus kaki tiga anak gadis inilah yang
membuat anak-anak menggantung kaus kakinya di malam Natal, berharap agar kaus kakinya berisi
hadiah pada hari Natal.
Pada tahun 303, Kaisar Roma, Diocletian memerintahkan warga Kekaisaran Roma, termasuk
Byzantine Anatolia, menyembahnya sebagai tuhan. Karena umat Kristen hanya percaya satu Tuhan,
maka mereka menolak perintah Kaisar. Marah karena perintahnya tidak dipatuhi, Kaisar
memenjarakan umat yang menolak, termasuk St. Nicholas. Selama lebih dari lima tahun, St.
Nicholas tinggal di dalam sel kecil. Dia menderita karena kedinginan, kelaparan dan kehausan.
Meski menderita, dia tidak kehilangan kepercayaan kepada Tuhannya.
Pada 313, Diocletian turun tahta digantikan Constantine. Kaisar baru ini membebaskan Nicholas.
Sejak itu, Nicholas kembali menjabat sebagai Uskup Myra. Dia melanjutkan perbuatan baiknya,
memberikan hadiah hingga meninggal pada 6 Desember 343.
Nicholas diakui sebagai orang suci (santo) oleh Gereja Katolik Timur pada tahun 800. Pada tahun
1200-an, 6 Desember mulai dirayakan sebagai Hari Uskup Nicholas di Prancis. Pada akhir tahun
1400-an, ada lebih dari 2000 kapel dan biara bernama St. Nicholas.
Selama berabad-abad, popularitas St. Nicholas terus berkembang dan banyak orang di Eropa
membuat cerita baru mengenai kepedulian St. Nicholas pada anak-anak. Hingga dikenal nama Santa
Claus, yang berasal dari pengucapan bahasa Belanda, Sinter Klass, untuk nama St. Nicholas.
Pendatang awal dari Belanda di New York, (New Amsterdam) adalah orang yang membawa tradisi
St. Nicholas. Di Eropa (Belanda, Belgia, Austria dan Jerman), St Nicholas digambarkan sebagai uskup
berjanggut dengan jubah. Sementara di Amerika Serikat dan Kanada, pada abad 19, St Nicholas
digambarkan bertubuh tambun, berjanggut dan berpakaian merah serta sabuk hitam. Ini merupakan
hasil ilustrasi yang dikembangkan seorang kartunis, Thomas Nast. Image ini terus berkembang

melalui lagu, radio, televisi dan film. Di Inggris dan Eropa, image ini diidentikkan dengan American
Santa Claus, tapi umumnya dia disebut Bapa Natal

Anda mungkin juga menyukai