(PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat
darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian. Di luar negeri, PPGD ini sebenarnya
sudah banyak diajarkan pada orang-orang awam atau orang-orang awam khusus, namun
sepertinya hal ini masih sangat jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia.
Prinsip Utama
Prinsip Utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat darurat.
Kemudian filosofi dalam PPGD adalah Time Saving is Life Saving, dalam artian bahwa
seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar- benar efektif dan
efisien, karena pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit saja
(henti nafas selama 2-3 menit dapat mengakibatkan kematian).
Kasus kegawatdaruratan yang mungkin terjadi sehari-hari:
- TENGGELAM
- STROKE
- OBSTRUKSI / BENDA ASING
- INHALASI ASAP
- REAKSI ANAFILAKSIS
- OVERDOSE OBAT
- SENGATAN LISTRIK
- SUFFOKASI
- TRAUMA
- INFARK MYOCARD
- SAMBARAN PETIR
- COMA KARENA BERBAGAI SEBAB
Langkah-langkah Dasar
Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D ( Airway - Breathing
Circulation Disability). Keempat poin tersebut adalah poin-poin yang harus sangat diperhatikan
dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat darurat.
Algortima Dasar PPGD
TRIASE
Cara pemilahan penderita berdasarkan :
- Kebutuhan terapi
- Sumber daya yang tersedia
Terapi didasarkan pada kebutuhan :
A : Airway
B : Breathing
C : Circulation
D : Disability
E : Exposure
LABELISASI
Biru : gawat darurat sangat berat
Merah : gawat darurat
Kuning : tidak gawat, tetapi darurat
Hijau : tidak gawat darurat
Hitam : meninggal
PRIMERY SURVEY & RESUSITASI
Deteksi secara cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
live suport --- A-B-C-D
A = airway, bebaskan jalan nafas
B = breathing, beri nafas, tambah oksigen
C = circulation, hentikan perdarahan, beri infus
D = disability / SSP, cegah TIK naik
Quick Diagnosis -- Quick Treatment
Istilah:
Cardio Pulmonary Cerebral Resuscitation = CPCR = CPR = RJPO = BLS + ALS
Basic Life Support = B L S
= jalan nafas + nafas buatan + pijat jantung (A-B-C)
Advanced Life Support = A L S
= Drug (+fluid) + E K G + Defibrilasi
Urutan BLS
1. Pastikan pasien sadar atau tidak, bila pasien tidak sadar langsung bebaskan jalan nafas
oh iyaa...
Pada korban yang tak sadar, jangan diberi bantal di kepala dan jangan diberi ganjal di bahu
2. Urutan pemeriksaan:
A: Airway
Periksan apakah ada hambatan pada saluran nafas?? usahakan jalan nafas tetap terbuka secara
optimal.
Look:Gerak dada & perut, Tanda distres nafas, Warna mukosa, kulit.
Pada pernafasan yang normal maka antara dada dan perut bergerak bersamaan, artinya saat dada
mengembang maka perut juga mengembang. Hati-hati jika terjadi sebaliknya atau gerakan dada
dan perut yang berkebalikan arah, maka tanda ini merupakan tanda sebagai obstruksi total dari
B: Breathing
Penyebab gangguan breathing:
Sentral
SSP/pusat nafas
Perifer
- Jalan nafas
- Paru
- Rongga pleura
- Dinding dada
- Otot nafas
- Syaraf
- Jantung
Menilai pernapasan:
- Inspeksi (LIHAT): Frekuensi, pola nafas, simetris atau tidak, penggunaan otot bantu pernapasan,
Bendungan vena leher, sianosis. Pada traum aperiksa adanya luka tusuk, fleil chest, luka pada
dada.
- Palpasi (RABA): nyeri tekan, krepitasi, emfisema subkutis, pergeseran letak trakea
- Perkusi: Sonor, redup, hipersonor.
- Auskultasi (DENGAR): keluhan penderita, suara nafas, adakah suara tambahan nafas (rhonki?,
whezing?), dengarkan adanya suara usus di dada, suara jantung.
Tanda-tanda distress nafas:
- Gelisah (karena hipoksia)
- Tachypnea, nafas cepat, > 30 pm
- Gerak otot nafas tambahan
- Gerak cuping hidung
- Tracheal tug
- Retraksi sela iga
- Gerak dada & perut paradoksal
- Sianosis (tanda lambat)
Terapi oksigen:
C: Circulasi
Disability
Periksa Pupil (besar, simetri, refleks cahaya)
Periksa kesadaran , GCS
A = Awake (sadar penuh)
V = responds to Verbal command (ada reaksi terhadap perintah)
P = responds to Pain (ada reaksi terhadap nyeri)
U = Unresponsive (tak ada reaksi)
Dasar-dasar penanganan pada keadaan gawat darurat juga dapat menggunakan sistem B1-B6
B1 = Breath = Masalah pernafasan dapat menyebabkankematian dalam 3 menit
B2 = Bleed = Masalah hemodinamik juga dapat menyebabkan kematian dalam beberapa menit
B3 = Brain = Masalah kesadaran dan susunan syaraf
B4 = Bladder = Masalah urogenital
B5 = Bowel = Masalah tractus digestivus
B6 = Bone = Masalah tulang dan kerangka.
A = Airway = B1
B = Breathing = B1
C = Circulation = B2
D = Disability = B3
E = Exposure
B4 = Bladder = masalah urologi
Menilai fungsi ginjal perlu diperiksa Urine
Volume
Normal : 1 - 2 mI/kg BB
Anuria : 20 ml/24jam
Oliguria :25 ml/jam atau 400 ml/24 jam
Poliuria : > 2500 ml/24 jam
Kwalitas
Berat jenis
Sedimen dan lain-lain
Penyebab oligouria/anuria:
Prerenal
Hipovolemia
Hipotensi/syok
Renal
Prerenal yang tak segera diatasi
Reaksitransfusi
Myoglobinuria karena crush syndrome
Radang
Post renal
Batu, debris
B5 = BOWEL= Masalah tractus digestivus
Perut yang kembung atau distensi (menyangkut mastah B 1)
Ascites : perlu dilakukan punksi
Perdarahan intra abdominal : segera laparatomy
Ileus paralitik :
Pasang pipa lambung
Pasang pipa rektum
Pasang infus
Dipertimbangkan obat - obatseperti prostigmin, alinamin dan lain lain
Ileus obstruktip
Dipersiapkan untuk laparatomy
Pasang pipa lambung
Pasang infus lakukan rehidrasi dengan monitoring tensi, nadi, CVP (biIa dipasang) dan produksi
urine