Anda di halaman 1dari 77

Kuliah Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut

Laboratorium Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut


SMF Gigi dan Mulut RSU DR. Saiful Anwar
MALANG

ABSES DENTOGEN

Abses adalah proses supurasi yang terlokalisir di dalam suatu rongga


Patologis akibat infeksi mikroorganisme proteolitik, sehingga terjadi
proses nekrosis dan lisis jaringan membentuk pus.
Abses rongga mulut & rahang paling banyak disebabkan oleh infeksi
dentogen, selanjutnya oleh infeksi jaringan periodontal dan bagian
lainnya dalam rongga mulut.
Terdapat berbagai jenis abses berdasarkan lokasi terjadinya, serta
perluasannya ke jaringan sekitar yang disebut sebagai perjalanan abses.

1. Periapikal Abses
1.1. Pengertian :
Suatu infeksi supurasi dari jaringan periapikal (ujung akar gigi).

1.2. Perjalanan Abses :


Karies gigi infeksi jaringan pulpa & saluran akar gigi (pulpitis)
Infeksi periodontium di periapikal gigi (periodontitis apikalis)
supurasi maka terbentuk abses di daerah periapikal gigi.

1.3. Jenis Abses Periapikal Secara Klinis :


1.3.1. Periapikal Abses Akut :
1.3.1.1. Gejala Klinis :
1.3.1.1.1. Ekstra Oral :
- Disertai atau tanpa pembengkakan ekstraoral.
- Nyeri tekan +.

1.3.1.1.2. Intra Oral :


- Karies : +
- Sondasi : - Dingin : -

- Perkusi : +
- Tekanan : +
- Palpasi : +

- Mobility : +
- Pocket : +
- Gravitasi : +

1.3.1.2. Gambaran Radiologis :

Lamina dura terputus.

1.3.1.3. Diferensial Diagnosa : Periodontitis apikalis akut.


1.3.1.4. Terapi :

- Antibiotika dan analgetika.


- Setelah infeksi reda gigi diekstraksi.

1.3.2. Periapikal Abses Kronis :


1.3.2.1. Gejala Klinis :
- Karies : +
- Perkusi : +
- Sondasi : - Tekanan : +
- Dingin : - Palpasi : +
- Jaringan sekitar gigi : fistula +/-

- Mobility : +/- Pocket : +/- Gravitasi : -

1.3.2.2. Radiologis :
- Lamina dura terputus.
- Radiolusensi berbentuk bulat (dental granuloma).

1.3.2.3. Diferensial Diagnosa :


Periodontitis apikalis kronis.

1.3.2.4. Terapi :
Ekstraksi gigi kemudian beri antibiotika & analgetika.

2. Periodontal Abses
2.1. Pengertian :
Suatu infeksi supurasi (abses) pada jaringan periodontal gigi.

2.2. Perjalanan Abses :


- Diawali dgn gingivitis marginalis Infeksi jaringan periodontium
daerah marginal gigi (periodontitis marginalis) supurasi
periodontal abses.
- Periapikal abses menjalar sepanjang margin gigi periodontal
abses.

2.3. Gambaran Klinis Periodontal Abses


Berdasarkan Perjalanannya :
2.3.1. Periodontal Abses yg Berasal dari Gingiva :
2.3.1.1. Gejala Klinis :
2.3.1.1.1. Ekstra Oral :
- Disertai atau tanpa pembengkakan ekstr aoral.
- Nyeri tekan +.

2.3.1.1.2. Intra Oral :


- Karies : +/- Sondasi : +
- Dingin : +

- Perkusi : +
- Tekanan : +
- Palpasi : +

- Mobility : +
- Pocket : +
- Gravitasi : +

2.3.1.2. Gambaran Radiologis :


Lamina dura sepanjang margin gigi terputus.

2.3.1.3. Diferensial Diagnosa :


Periodontitis marginalis akut.

2.3.1.4. Terapi :
- Antibiotika dan analgetika.
- Setelah infeksi reda pembersihan karang gigi dan
kuretase periodontal.
- Jika kerusakan jaringan periodontal luas, gigi
diekstraksi.

2.3.2. Periodontal Abses yg Berasal dari


Periapikal :
2.3.2.1. Gejala Klinis :
2.3.2.2. Radiologis :

Sama dengan periapikal abses.

Lamina dura dari apikal s/d marginal terputus.

2.3.2.3. Diferensial Diagnosa :


- Periodontitis marginalis akut.
- Periapikal abses akut.

2.3.2.4. Terapi : Sama dengan terapi periapikal abses akut.

3. Perikoronal Abses
3.1. Pengertian :
Suatu infeksi supurasi (abses) pada operkulum dan perikoronal gigi yg
baru erupsi atau semi erupsi.

3.2. Perjalanan Abses :


Diawali dgn operkulitis perikoronitis supurasi perikoronal
abses.

3.3. Gambaran Klinis :


3.3.1. Ekstra Oral :
- Disertai pembengkakan ekstraoral pada regio angulus mandibula.
- Nyeri +
- Demam : +
- Trismus +
- Palpasi : +
- Limfaenopati KGB regional : +
- Wajah pucat dan pasien tampak lemah.
- Sulit dan nyeri menelan.

3.3.2. Intra Oral :


- Benjolan/pembengkakan pada operkulum dan perikoronal disertai
fluktuasi dan nyeri tekan.
- Karies : +/- Perkusi : +
- Mobility : +
- Sondasi : +
- Tekanan : +
- Pocket : +
- Dingin : +
- Palpasi : +
- Gravitasi : +

3.4. Gambaran Radiologis :


Radiolusensi mengelilingi perikoronal gigi.

3.5. Diferensial Diagnosa :


Perimandibular abses akut dan bukal abses akut.

3.6. Terapi :
- Antibiotika dan analgetika
- Jika telah berkembang menjadi abses submukus atau subkutan insisi
drainase ekstra atau intra oral.
- Setelah infeksi reda ekstraksi atau odontektomi.

4. Subperiosteal abses
4.1. Pengertian :
Suatu infeksi supurasi (abses) pada periosteum tulang rahang.

4.2. Perjalanan Abses :


- Periapikal abses menembus tulang alveolar menjalar sampai
ke periosteum periostitis/subperiostitis supurasi
subperiosteal abses.
- Supperiosteal abses merupakan tahap awal perjalan abses sebelum
menyebar ke jaringan ikat longgar (jar lunak) ekstra & intra oral.

4.3. Gambaran klinis :


4.3.1. Ekstra Oral :
- Disertai pembengkakan ekstra oral dengan konsistensi keras.
- Nyeri hebat : +
- Demam : +
- Trismus + - Palpasi : +
- Fluktuasi : - Limfaenopati KGB regional : +
- Sakit menelan.
- Wajah pucat dan tampak lemah.

4.3.2. Intra Oral :


- Pembengkakan mukosa di atas periosteum dgn konsistensi keras.
- Fluktuasi : - Nyeri tekan : +
- Karies
: +/- Perkusi
:+
- Mobility : +
- Sondasi : +
- Tekanan : +
- Pocket
:+
- Dingin
:+
- Palpasi
:+
- Gravitasi : +
Biasanya abses subperiosteal dgn cepat berkembang menjadi abses
subkutan atau submukus (paling lama 2 - 3 hari ).

4.4. Gambaran Radiologis :


- Lamina dura periapikal terputus.
- Garis radiolusen dari periapikal s/d periosteum.
- Periosteum belum terputus.

4.5. Diferensial Diagnosa :


- Periostitis & superiostitis akut.
- Osteomielitis akut.

4.6. Terapi :
- Antibiotika, analgetika dan anti inflamasi.
- Jika telah menjadi subkutan atau submukus abses insisi darinase.
- Setelah infeksi reda ekstraksi atau odontektomi.

5. Gingival Abses
5.1. Pengertian : Suatu infeksi supurasi (abses) pada gingiva.
5.2. Perjalanan Abses :
- Diawali dgn gingivitis marginalis supurasi gingival abses.
- Periapikal abses subperiosteal abses menembus periosteum
gingival abses.

5.3. Gambaran Gingival Abses Berdasarkan


Perjalanannya :
5.3.1. Gingival Abses Murni :
5.3.1.1. Gejala Klinis :
- Benjolan pada gusi disertai fluktuasi dan nyeri tekan.
- Karies : +/ - Perkusi : +/ - Mobility : - Sondasi : +
- Tekanan : +/ - Pocket : +
- Dingin : +
- Palpasi : +
- Gravitasi : -

5.3.1.2. Gambaran Radiologis :


5.3.1.3. Diferensial Diagnosa :

Normal.

Periodontal abses akut.

5.3.1.4. Terapi :
inflamasi.

- Antibiotika dan analgetika.


- Obat kumur antiseptik & obat kumur analgetik/anti
- Setelah infeksi reda pembersihan karang gigi & kuretase
periodontal.

5.3.2. Gingival Abses yg Berasal dari Periapikal :


5.3.2.1. Gejala Klinis :
Diawali dengan gejala periapikal abses & subperiosteal
abses, kemudian timbul gejala gingival abses sebagai
berikut :
- Benjolan/pembengkakan pada gusi disertai fluktuasi
dan nyeri tekan.
- Karies : +
- Perkusi : +/ - - Mobility : +/ - Sondasi : - Tekanan : +/ - - Pocket : +
- Dingin : - Palpasi : +
- Gravitasi : -

5.3.2.2. Radiologis :
- Lamina dura periapikal terputus.
- Garis radiolusen dari periapikal s/d periosteum.
- Periosteum terputus.

5.3.2.3. Diferensial Diagnosa :


Periodontitis marginalis akut.

5.3.2.4. Terapi :
Sama dengan terapi periapikal abses akut.

6. Submukus Abses
6.1. Pengertian :
Suatu infeksi supurasi (abses) pada daerah tepat di bawah mukosa.

6.2. Perjalanan Abses :


- Diawali dgn Periapikal abses subperiosteal abses periosteum
pecah pus mengalir ke daerah di bawah mukosa submukus
abses.
- Pus dapat berkumpul di bawah mukosa vestibulum oris/forniks,
palatum, sublingual, retromolar, peritonsilar dan faring sehingga
disebut sebagai abses submukus sesuai dengan daerah yg terkena.
- Submukus abses merupakan tahap superfisialis (akhir) perjalan abses
pada mukosa daerah tertentu dalam rongga mulut dan faring.

6.3. Gambaran Klinis :


6.3.1. Ekstra Oral :
- Tergantung mukosa yang terkena, pada vestibulum oris
disertai pembengkakan ekstra oral di daerah bukal.
- Pembengkakan kenyal dan nyeri tekan.

6.3.2. Intra Oral :


- Benjolan/pembengkakan lunak pada mukosa sesuai daerah
yang terkena disertai fluktuasi & nyeri tekan.
- Gejala intra oral bervariasi, umumnya merupakan kelanjutan
dari periapikal & subperiosteal abses.
- Nyeri berkurang dibanding periapikal & subperiosteal abses.

6.4. Gambaran Radiologis :


Idem periapikal dan superiosteal abses.

6.5. Diferensial Diagnosa :


Bergantung pada daerah yang terkena.

6.6. Terapi :
- Antibiotika dan analgetika
- Insisi drainase intra oral pada mukosa sesuai daerah yang terkena.
- Setelah infeksi reda ekstraksi atau odontektomi gigi penyebab.

7. Subkutan Abses
7.1. Pengertian :
Suatu infeksi supurasi pada daerah tepat di bawah kutis.

7.2. Perjalanan Abses :


- Diawali periapikal abses subperiosteal abses periosteum
pecah menembus fasia superfisialis pus mengalir ke daerah
subkutis sesuai regio yg terkena subkutan abses.
- Subkutan abses merupakan tahap superfisialis/akhir perjalan abses
pada kutis daerah ekstra oral tertentu sesuai arah perjalanan
absesnya.

7.3. Gambaran Klinis :


7.3.1. Ekstra Oral :
- Pembengkakan ekstra oral sesuai daerah yang terkena.
- Pembengkakan berwarna kemerahan dan mengkilat.
- Konsistensi lunak disertai fluktuasi.
- Nyeri saat palpasi & tekanan (nyeri lebih ringan dibanding
subperiosteal abses).
- Pembengkakan biasanya terlokalisir & sudah ada sentrum.

7.3.2. Intra Oral :


- Gejala intra oral merupakan kelanjutan dari periapikal &
subperiosteal abses dgn tingkat yang lebih ringan.
- Tidak ada benjolan/pembengkakan intra oral.

7.4. Gambaran Radiologis :


Idem periapikal & superiosteal abses.

7.5. Diferensial Diagnosa :


Bergantung pada daerah yg terkena.

7.6. Terapi :
- Antibiotika dan analgetika
- Insisi drainase ekstra oral pada kutis, yakni di daerah lokasi sentrum.
- Setelah infeksi reda ekstraksi atau odontektomi gigi penyebab.

8. Vestibular Abses
8.1. Pengertian :
Suatu infeksi supurasi (abses) tepat di bawah mukosa vestibulum oris,
baik rahang atas maupun rahang bawah.

8.2. Perjalanan Abses :


Identik submukus abses dgn tahap superfisialis/akhir di vestibulum oris.

8.3. Gambaran Klinis :


8.3.1. Ekstra Oral :
- Benjolan ekstra oral di daerah bukal.
- Konsistensi lunak disertai fluktuasi.
- Nyeri palpasi & tekanan lebih ringan dibanding subperiosteal
abses.

8.3.2. Intra Oral :


- Gejala intra oral merupakan kelanjutan dari periapikal dan
subperiosteal abses dengan tingkat yg lebih ringan.
- Vestibulum terangkat/bengkak, konsistensi lunak disertai
fluktuasi.
- Nyeri pada palpasi dan tekanan.
- Jika di palpasi kadang keluar pus dari margin gingiva.

8.4. Gambaran Radiologis :


Idem periapikal & superiosteal abses.

8.5. Diferensial Diagnosa :


Kista radikuler terinfeksi.

8.6. Terapi :
- Antibiotika & analgetika
- Insisi drainase intra oral di mukosa vestibulum yg konsistensinya
paling lunak.
- Setelah infeksi reda ekstraksi atau odontektomi gigi penyebab.

9. Palatal Abses
9.1. Pengertian :
Suatu infeksi supurasi (abses) pada daerah tepat di bawah mukosa
palatum.

9.2. Perjalanan Abses :


Seperti submukus abses dgn tahap superfisialis/akhir di daerah palatum.

9.3. Gambaran Klinis :


9.3.1. Ekstra Oral : Tidak ada pembengkakan ekstra oral.

9.3.2. Intra Oral :


- Gejala intra oral merupakan kelanjutan dari periapikal &
subperiosteal abses dengan tingkat yg lebih ringan.
- Vestibulum terangkat/bengkak.
- Pada superiosteal palatal abses konsistensi keras-kenyal
tanpa disertai fluktuasi & sangat nyeri palpasi atau
tekanan.
- Pada submukus palatal abses konsistensi kenyal-lunak,
disertai fluktuasi, nyeri palpasi & tekanan lebih ringan
dibanding subperiosteal palatal abses.

9.4. Gambaran Radiologis :


Idem periapikal dan superiosteal abses.

9.5. Diferensial Diagnosa :


Kista radikuler terinfeksi.

9.6. Terapi :
- Antibiotika dan analgetika
- Insisi drainase intra oral pada mukosa palatum yg konsistensinya
paling lunak.
- Setelah infeksi reda ekstraksi atau odontektomi gigi penyebab.

10. Perimandibular (Mandibular) Abses

10.1. Pengertian :
Suatu infeksi supurasi (abses) pada border inferior mandibula.

10.2. Perjalanan Abses :


Diawali dengan periapikal abses gigi posterior rahang bawah pus
meluas ke periosteum di border inferior mandibula subperiosteal
abses perimandibular menembus fasia superfisialis subkutan
abses perimandibular.

10.3. Gambaran Klinis :


10.3.1. Gejala Umum :
Trismus,demam, lesu, pucat, tidak dapat tidur dan makan
disertai limfadenopati KGB regional.

10.3.2 . Ekstra Oral :


10.3.2.1. Subperiosteal Perimandibular Abses :
- Pembengkakan difus tak jelas di daerah border
inferior mandibula.
- Konsistensi keras.
- Sangat nyeri, baik nyeri spontan atau palpasi dan
tekanan.

10.3.2.2. Subkutan Perimandibular Abses :


- Pembengkakan difus yg jelas di daerah border inferior
mandibula sehingga border inferior tidak teraba.
- Konsistensi lunak disertai fluktuasi.
- Permukaan mengkilat berwarna kemerahan.
- Sangat nyeri, ( nyeri spontan, palpasi atau tekanan),
tetapi agak ringan dibanding subperiosteal
perimandibular abses.

10.3.3 . Intra 0ral :


- Gigi penyebab memperlihatkan gejala seperti periapikal abses
akut, tetapi dengan tingkat yang lebih ringan.
- Tidak ada pembengkakan intra oral.

10.4. Gambaran Radiologis :


Idem periapikal dan superiosteal abses.

10.5. Diferensial Diagnosa :


Submaksilar/submandibular dan perikoronal abses.

10.6. Terapi :
- Antibiotika dan analgetika
- Insisi drainase ekstra oral pada daerah sentrum.
- Setelah infeksi reda ekstraksi atau odontektomi gigi penyebab.

11. Submandibular (Submaksilar) abses


11.1. Pengertian :
11.1.1. Submandibular abses adalah suatu infeksi supurasi (abses) yang
terjadi pada spasium submandibular.
11.1.2. Spasium submandibular adalah rongga atau ruang anatomis
jaringan lunak yang terdapat di bawah dasar mulut dengan
batas-batas sbb :
- Batas superior & medial : otot mylohyoideus.
- Batas posterior & lateral : mandibula.
- Batas anterior
: otot hyoglosus & digastrikus venter
anterior.
- Batas inferior
: fasia superfisialis & kulit (ekstra oral).
11.1.3. Isi spasium submandibula : glandula submandibularis dan KGB.

11.2. Perjalanan Abses :


- Diawali dengan periapikal abses gigi-gigi posterior rahang
bawah pus meluas ke periosteum pada sisi medial
mandibula di bawah perlekatan otot mylohyoideus
subperiosteal abses submandibular periosteum pecah
dan pus menembus fasia superfisialis subkutan abses
submandibular.
- Penyebaran selanjutnya ke arah spasium parafaringeal dan
daerah leher.

11.4. Gambaran Radiologis : Idem periapikal &


superiosteal abses.

11.5. Diferensial Diagnosa : Perimandibular & glandula


submandibular abses.

11.6. Terapi : - Idem perimandibular abses.


- Jika meluas ke daerah leher indikasi trakheostomi.

11.3. Gambaran Klinis :


11.3.1. Gejala Umum :
Idem perimandibular abses, hanya tidak selalu disetai
trismus.

11.3.2 .Ekstra Oral :


- Idem perimandibular abses, hanya letak pembengkakan
tidak melewati border inferior mandibula serta lebih ke
medial, meluas ke arah leher.
- Seringkali glandula submandibularis ikut meradang
sialodenitis.
- Jika meluas ke sapsium parafaringeal sulit bernapas &
nyeri menelan.

11.3.3 .Intra Oral : Idem perimandibular abses.

12. Sublingual Abses


12.1. Pengertian :
12.1.1. Sublingual abses adalah suatu infeksi supurasi (abses) yang
terjadi pada spasium sublingualis.
12.1.2. Spasium sublingualis adalah spasium dasar mulut yg berlokasi
tepat di atas spasium submandibularis, dgn batas-batas sbb :
mulut).

- Batas superior

: mukosa rongga mulut (dasar

- Batas inferior
: otot mylohyoideus.
- Batas anterior dan lateral : mandibula.
- Batas posterior
: tulang hyoid.
- Batas medial
: raphe medialis lingua.
12.1.3. Isi spasium sublingualis

: glandula sublingualis.

12.2. Perjalanan Abses :


- Diawali dgn periapikal abses gigi rahang bawah pus meluas ke
periosteum pada sisi medial mandibula di atas perlekatan otot
mylohyoideus subperiosteal abses sublingualis menembus
periosteum - submukus abses sublingualis.
- Penyebaran selanjutnya ke spasium parafaringeal & submandibular.

12.3. Gambaran Klinis :


12.3.1. Gejala Umum :
Gangguan bernapas, bicara, menelan dan mengunyah.

12.3.2. Ekstra Oral : Tidak ada pembengkakan ekstra oral.


12.3.3. Intra Oral :

- Pembengkakan mukosa di bawah lidah (dasar mulut) pada


sisi yang terkena.
- Konsistensi lunak disertai fluktuasi.
- Nyeri pada palpasi dan tekanan.
- Lidah terangkat & terdorong ke sisi normal.

12.4. Gambaran Radiologis :


Idem periapikal & superiosteal abses.

12.5. Diferensial Diagnosa :


Ranula terinfeksi & abses glandula sublingualis.

12.6. Terapi :
- Antibiotika dan analgetika.
- Obat kumur antiseptik dan obat kumur analgetik/anti inflamasi.
- Insisi drainase intra oral pada mukosa yg konsistensinya paling
lunak.
- Jika infeksi reda ekstraksi gigi penyebab.

13. Submental Abses


13.1. Pengertian :
13.1.1. Submental abses adalah suatu infeksi supurasi (abses) yang terjadi
pada spasium submentalis.
13.1.2. Spasium submentalis adalah spasium dasar mulut yang lokasinya
berada di sebelah anterior spasium submandibularis kiri & kanan
(parasimfisis), dengan batas-batas sbb :
- Batas superior
: otot mylohiyoideus kiri & kanan, border
inferior mandibula dan otot mentalis.
- Batas inferior
: fasia superfisialis dan kulit.
- Batas antero lateral : Sisi medial mandibula, fasia superfisialis &
kulit.
- Batas posterior
: otot hyoglosus.
13.1.3. Isi spasium submentalis : otot digastrikus venter anterior & KGB.

13.2. Perjalanan Abses :


- Periapikal abses gigi rahang bawah anterior pus meluas ke
periosteum di bawah perlekatan otot mylohyoideus atau otot
mentalis subperiosteal abses submentalis menembus
periosteum subkutan abses submentalis.
- Penyebaran selanjutnya ke spasium submandibular.

13.3. Gambaran Klinis :


13.3.1. Ekstra Oral :
Idem perimandibular abses, hanya lokasinya
berada di border inferior bagian anterior mandibula.

13.3.2. Intra Oral :


- Tidak ada pembengkakan intra oral.
- Gejala periapikal atau subperiosteal abses pada gigi
penyebab.

13.4. Gambaran Radiologis :


Idem periapikal & superiosteal abses.

13.5. Diferensial Diagnosa :


Kista dermoid regio submental.

13.6. Terapi :
Idem perimandibular abses, hanya lokasi insisi drainase lebih anterior.

14. Flegmon (Angina Ludovici)


14.1. Pengertian :
14.1.1. Flegmon adalah infeksi supurasi (abses) yang terjadi sekaligus di
beberapa spasium dasar mulut, yang meliputi :
- spasium submandibular kiri dan kanan.
- spasium sublingual kiri dan kanan.
- spasium submental.
14.1.2. Kriteria flegmon :
- Harus ada pembengkakan ekstra dan intra oral.
- Minimal melibatkan tiga spasium.
- Salah satu spasium yang terlibat harus ada yang bilateral.
14.1.3. Etiologi :
Umumnya streptokokus hemolitikus & bakteri pyogenik anaerob.
14.1.5. Merupakan infeksi odontogen dasar mulut yang fatal, penderita
biasanya meninggal akibat asfiksia dan sepsis.

14.2. Perjalanan abses :


- Seringkali berasal dari infeksis/abses gigi M2 dan M3
rahang bawah dgn posisi ujung akar{apek/apikal) terletak
di bawah garis perlekatan otot mylohyoideus.
- Abses menyebar mula-mula ke salah satu spasium
submandibular, selanjutnya ke spasium dasar mulut
lainnya.

14.3. Gambaran Klinis :


- Pembengkakan simetris ekstra oral bilateral, simetris, letaknya
dalam, konsistensi keras (tanpa fluktuasi) karena penyebaran
abses tak mencapai subkutan.
- Pembengkakan keras intra oral pada daerah sublingual (lidah
terangkat).
- Sangat nyeri, baik ekstra maupun intra oral.
- Hipersalivasi, sulit menelan dan bernapas, kadang disertai trismus
ringan.
- Gejala umum : demam, lesu, sangat lemah, apatis, anoreksia dan
sulit tidur.
- Pasien tampak selalu menundukkan kepalanya sebagai usaha
mengatasi kesulitanbernapas akibat oedema glotis.

14.4. Terapi :
14.4.1. Medikamentosa :

- Antibiotika dosis tinggi untuk bakteri aerob dan anerob.


- Analgetika dan antipiretika.
- Ruborantia.

14.4.2. Rawat Inap :

Istirahat total, terapi cairan, diet tinggi kalori & tinggi protein.

14.4.3. Atasi Kesulitan Pernapasan :

- Bantu oksigen.
- Jika timbul gejala asfiksia trakheostomi.

14.4.4. Atasi Oedema :

- Kortikosteroid.
- Insisi drainase ekstra oral di submental dan submandibular.

14.4.5. Eliminasi Penyebab :

Ekstraksi atau odontektomi gigi penyebab.

15. Abses Submasseterica

15.1. Pengertian :
15.1.1. Abses submasseterica adalah infeksi supurasi (abses) yg terjadi
di spasium submasseterica.
15.1.2. Spasium submasseterica adalah spasium yg terletak di antara
perlekatan otot masseter pada ramus & angulus mandibula, dengan
batas-batas sbb :
- Batas superior
- Batas inferior
- Batas anterior
- Batas posterior
- Batas medial
- Batas lateral

: insisura mandibula (perlekatan otot temporalis).


: perlekatan otot masseter bagian superfisialis.
: otot buksinatorius.
: glandula parotis.
: ramus mandibula & otot masseter bagian dalam.
: otot masseter bagian tengah.

15.2. Perjalanan Abses :


Perikoronal abses gigi molar 3 RB meluas ke arah lateral ramus dan
berjalan ke arah postero-superior menuju spasium submasseterica
abses submasseterica.

15.3. Gambaran Klinis :


- Wajah membengkak, terutama di daerah ramus mandibula.
- Sakit berdenyut di bagian dalam ramus mandibula.
- Demam, suhu tetap tinggi s/d diperoleh drainase.
- Toksik delirium.
- Trismus.
- Dearah posterior ramus stampak tegang dan keras.
- Adanya tekanan, tegangan atau pergerakan mandibula
memperhebat nyeri.

15.4. Terapi :
Idem abses lainnya, insisi drainase dapat dilakukan ekstra dan
intra oral.

16. Abses Fosa Kanina


16.1. Pengertian :
16.1.1. Abses fosa kanina adalah suatu infeksi supurasi (abses) yang
terjadi pada fosa kanina.
16.1.2. Fosa kanina adalah spasium yang berlokasi tepat di sebelah
dalam nasolabial fold, kira-kira disekitar ujung akar gigi kaninus,
dengan batas-batas sbb :
- Batas superior : regio infra orbitalis.
- Batas inferior : vestibulum oris (mukolabial fold).
- Batas anterior : Otot levator labii superior & orbikularis oris.
- Batas posterior : otot buksinator dan tulang maksila.
- Batas medial
: bagian lateral hidung.
- Batas lateral
: otot levator anguli oris & zygomatikus mayor
16.1.3. Infeksi serosa (nonsupuratif) di daerah ini dikenal sebagai
selulitis fasialis.

16.2. Perjalanan Abses :


Periapikal abses gigi-gigi rahang atas (kaninus, premolar,kadang
molar pertama) subperiosteal abses fosa kanina abses fosa
kanina.

16.3. Gambaran Klinis :


- Wajah membengkak, nasolabial fold menghilang.
- Oedema kelopak mata, baik yang bawah maupun atas mata
tertutup.
- Kulit wajah tegang & hiperemis, kadang bibir atas membengkak.
- Nyeri hebat karena ramifikasi saraf infraorbitalis berlokasi pada
daerah ini.

16.4. Terapi :
Idem abses lainnya, insisi sebaiknya intra oral di daerah vestibulum.

17. Bukal Abses


17.1. Pengertian :
17.1.1. Bukal abses adalah suatu infeksi supurasi (abses) pada spasium
bukalis.
17.1.2. Spasium bukalis adalah suatu spasia di daerah pipi yang berisi jar
lemak, dengan batas-batas sbb :
- Batas superior
- Batas inferior
- Batas anterior
- Batas posterior
- Batas medial
- Batas lateral

: spasium infratemporalis.
: sisi lateral mandibula.
: Otot-otot bibir.
: spasium pterygomandibularis.
: otot buksinatorius.
: otot masseter, fasia superfisialis & kutis.

17.2. Perjalanan Abses :


- Periapikal abses gigi molar rahang atas berakar panjang
sehingga letak ujung akarnya di atas perlekatan otot
buksinatorius pus masuk ke spasium bukalis bukal abses.
- Selanjutnya abses dapat menyebar ke spasium infratemporalis

17.3. Gambaran Klinis :


- Wajah membengkak difus di bagian pipi, kenyal, disertai
fluktuasi dan nyeri tekan.
- Oedema bisa sangat besar, meskipun demikian jaringan
periorbita belum terlibat.
- Hipersalivasi dan trismus serta tidak ditemukan pembengkakan
intraoral.

17.4. Terapi :
Idem abses lainnya, insisi sebaiknya intra oral di daerah vestibulum.

18. Pterygomandibular Abses


18.1. Pengertian :
18.1.1. Pterrygomandibular abses adalah suatu infeksi supurasi (abses)
yang terjadi pada spasium pterygomandibularis.
18.1.2. Spasium pterygomandibularis adalah spasium yang terletak dan
merupakan bagian dari fosa retromandubularis, dgn batas-batas
sbb :
- Batas superior : otot pterygoideus eksternus
- Batas inferior : perlekatan otot pterygoideus internus di ramus.
- Batas anterior : otot buksinatorius & konstriktor faringeus
superior.
- Batas posterior : glandula parotis
- Batas medial : otot pterygoideus internus
- Batas lateral
: ramus mandibula.
18.1.3. Spasium pterygomandibularis dilewati oleh nervus lingualis
serta berkas nervus, arteri dan vena alveolaris inferior sebelum
masuk ke kanalis mandibularis.

18.2. Perjalanan Abses :


- Perikoronal abses gigi M 3 rahang bawah spasium
pterygomandibular abses.
- Infeksi akibat injeksi anestesi lokal blok mandibular langsung
ke dalam spasium pterygomandibular.
- Selanjutnya abses pterygomandibularis dpt menyebar ke spasium
infratemporalis atau ke spasium parafaringeal.

18.3. Gambaran Klinis :


- Pembengkakan ekstra oral tak jelas di regio medial angulus
mandibula.
- Keluhan rasa tertekan dan nyeri di regio pterygoideus atau ramus
mandibula
- Keluhan sakit hebat jika membuka mulut.
- Intra oral ditemukan pembengkakan retro molar dan peritonsilar
sulit menelan.
- Hipersalivasi dan trismus.

18.4. Terapi :
Idem abses lainnya, insisi drainase intra oral di daerahretrommolar
dan mukosa bukal ujung posterior vestibulum oris.

19. Infratemporal Abses


(Zygomaticotemporal Abses)
19.1. Pengertian :
19.1.1. Infratemporal abses adalah suatu infeksi supurasi (abses) yang
terjadi pada spasium infratemporalis .
19.1.2. Spasium infratemporalis adalah suatu celah yang terletak di
bawah arkus zygomaticus, dengan batas-batas sbb :
- Batas superior : otot pterygoideus eksternus
- Batas inferior : spasium pterygomandibularis.
- Batas anterior : perlekatan otot pterygoideus internus.
- Batas posterior : perlekatan otot temporalis di ramus mandibula
- Batas medial : otot pterygoideus internus
- Batas lateral
: ramus mandibula.
19.1.3. Spasium infratemporalis dilewati oleh n.mandibularis, n.lingualis
dan chordatympani, serta arteri maksilaris interna.

19.2. Perjalanan Abses :


- Perikoronal abses gigi M 3 rahang bawah abses spasium
pterygomandibular abses infratemporalis.
- Abses gigi molar rahang atas berakar panjang idem perjalanan
abses bukalis, tetapi penyebaran pus tidak membelok ke spasium
bukalis melainkan terus ke arah postero-inferior menuju spasium
infratemporalis abses infratemporalis.
- Penyebaran lebih lanjut ke spasium post zygomaticus.

19.3. Gambaran Klinis :


- Pembengkakan ekstra oral tak jelas.
- Keluhan rasa tertekan dan nyeri di regio pterygoideus atau ramus
mandibula
- Keluhan sakit hebat jika membuka mulut & terjadi deviasi ke arah
sisi yang terkena abses.
- Intra oral ditemukan pembengkakan dinding lateral faring sulit
menelan.
- Hipersalivasi dan trismus.

19.4. Terapi :
Idem abses pterygomandibularis.

20. Abses Postzygomaticus


(Abses Fosa Pterygomaksilaris)
20.1. Pengertian :
20.1.1. Postzygomaticus abses adalah suatu infeksi supurasi (abses)
yang terjadi pada spasium postzygomaticus.
20.1.2. Spasium postzygomaticus adalah suatu spasium yg terletak
di dalam fosa pterygomaksilaris, yakni langsung diposterior
os. maksila dan os. malar.
20.1.3. Spasium postzygomaticus berisi prosesus koronoideus dan
perlekatan otottemporalis.

20.2. Perjalanan Abses :


- Idem abses infratemporalis meluas ke arah posterior abses
postzygomaticus.
- Penyebaran abses postzygomaticus selanjutnya adalah ke fosa
temporalis.

20.3. Gambaran Klinis :


- Idem abses infratemporalis, kecuali pembengkakan ekstra oral
jelas, terutama di regio periorbita.
- Oedema kelopak mata atas dan bawah mata tertutup.

20.4. Terapi :
Idem abses pterygomandibularis dan abses infratemporalis.

21. Abses Temporalis

21.1. Pengertian :
21.1.1. Abses temporalis adalah suatu infeksi supurasi (abses) yang
terjadi pada fosa temporalis.
21.1.2. Fosa temporalis adalah suatu dataran cekung os temporalis
yang terletak di sebelah atas prosesus zygomaticotemporalis.
21.1.3. Hal penting dalam perjalan abses, bahwa fosa ini berisi fasia
yang menutupi otot temporalis beserta aponeurosisnya.

21.2. Perjalanan Abses :


Merupakan perluasan dari abses infratemporalis & abses
postzygomaticus.

21.3. Gambaran klinis :


- Pembengkakan lunak diregio temporal, disertai fluktuasi & nyeri
tekan.
- Nyeri pada gerakan membuka dan menutup rahang.
- Trismus.

21.4. Terapi :
Idem abses lainnya, insisi ekstra oral di daerah fosa temporal.

22. Parafaringeal Abses


22.1. Pengertian :
22.1.1. Parafaringeal abses adalah suatu infeksi supurasi (abses) yang
terjadi pada spasium parafaringeal.
22.1.2. Spasium parafaringeal adalah spasium yg berbentuk kerucut,
mengecil ke arah bawah & terletak di sisi lateral faring, dengan
batas-batas sbb :
- Batas superior : merupakan basis dari kerucut yang terletak
pada basis kranii.
- Batas inferior : berupa ujung kerucut & bergabung dgn karotid
sheath.
- Batas anterior : otot konstriktor faringeus superior.
- Batas posterior : parotis, otot prevertebralis dan prosesus
stilloideus.
- Batas lateral
: otot pterygoideus internus
- Batas medial : otot konstriktor faringeus (dinding lateral
faring).
22.1.3. Spasium parafaringeal dilewati oleh karotit sheath, KGB serta
struktur saraf lainnya.

22.2. Perjalanan Abses :


- Perikoronal abses gigi M 3 rahang bawah abses spasium
pterygomandibular abses parafaringeal.
- Infeksi akibat injeksi anestesi lokal blok mandibular
langsung ke dalam spasium pterygomandibular abses
pterygomandibular abses parafaringeal.
- Penyebaran lebih lanjut ke spasium retrofaringeal (arah
posterior), intrakranial (arah superior) dan mediastinum
(arah inferior).

22.3. Gambaran Klinis :


- Nyeri hebat di orofaring.
- Keluhan nyeri menelan, kadang total tidak dapat menelan.
- Trismus, hingga menyulitkan pemeriksaan dan diagnosa.
- Pilar tonsil dan uvula terdorong ke medial.
- Gejala inflamasi lainnya disertai sepsis.

22.4. Diferensial Diagnosa :


Peritonsilar abses, regio tonsil bengkak dan meradang, tetapi
tidak atau jarang sekali disertai trismus.

22.5. Terapi :
Idem abses pterygomandibularis.

23. Penyebaran Abses Dentogen


Lainnya
23.1. Lokasi :
- Peritonsilar.
- Orbita.

- Sinus paranasalis.
- Intrakranial.

- Spasium retrofaringeal.
- Mediastinum.

23.2. Penanganan :
Tidak oleh bagian gigi & mulut, umumnya oleh bagian lainnya yg
berkaitan dgn lokasi abses.

---------ooooooooo000000000ooooooooo---------

Anda mungkin juga menyukai