Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mikroorganisme


Mikroorganisme adalah organisme hidup yang sangat kecil,
yang tidak dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop. Untuk
menghindari berkembangnya mikroorgaisme dalam lingkungan
kerja,

seorang

karyawan

harus

tahu

bagaimana

sebuah

mikroorganisme itu hidup, tumbuh, dan berkembang menjadi


banyak dan bagaimana mikroorganisme ini bertransformasi.
(Knight dan Kotschevar, 2000 : 289)
Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup yang mudah
beranak pinak dan berpotensi untuk menghasilkan berbagai produk
bernilai ekonomis tinggi bagi manusia, misalnya antibiotic, vaksin
dan enzim. Potensi ini dapat termanfaatkan manakala manusia
dapat membujuk mikroorganisme ini guna menghasilkan apa yang
diharapkan.

Gambar 1

2.2 Macam-macam Mikroorganisme


Ada beberapa macam Mikroorganisme sebagai berikut :
2.2.1
Bakteri
Bakteri biasanya menyebabkan penyakit

pada

manusia. Dalam perkembangannya bakteri membutuhkan


makanan, udara yang lembab, dan pada temperatur yang
tepat. Contoh : Salmonella, Eccerecia Coli, Staphylococcus
dan Diphtheria bacilus.
2.2.2

Virus
Organisme hidup yang paling kecil adalah virus. Ada

beberapa virus yang tidak bisa dilihat, walaupun sudah


menggunakan mikroskop. Biasanya virus ini menyebar lewat
media air dan makanan. Sebagai contoh, virus hepatitis.
Sedangkan virus polio, menyebar lewat makanan atau susu.
2.2.3

Parasit

Sebagai contoh Endamoeba histolytica adalah parasit


yang hidup di air, minyak, buah atau sayuran dan makanan
yang lain.
2.2.4

Jamur
Jamur di sini dimaksudkan adalah jamur dengan

kategori fungi. Biasanya jamur ini tidak menyebabkan


penyakit, tetapi menyebabkan kerusakan pada makanan.
Sebagai contoh, jamur yang ditemukan pada permukaan
daging, bisa dibuang bagian daging tersebut tanpa harus
membuang semua daging.
2.2.5

Ragi
Sama dengan jamur, ragi juga tidak menyebabkan

penyakit, tetapi menyebabkan kerusakan pada makanan.


Ragi biasanya bereaksi jika ada karbondioksida. Ragi
biasanya digunakan dalam pembuatan minuman alcohol dan
pembuatan

roti.

2.3 Manfaat Mikroorganisme


Mikroorganisme dapat juga dijadikan suatu kegiatan untuk
dapat menyelamatkan mikroorganisme local yang sudah barang
tentu merupakan upaya pelestarian keanekaragaman hayati
Indonesia.

Kelestarian

tentunya

akan

keanekaragaman

menjamin

mikroorganisme

keberlangsungan

ini

kehidupan

mikroorganisme yang tidak hanya dapat dimanfaatkan pada saat ini

namun dapat menjamin kelestariannya untuk dimanfaatkan pada


masa yang akan datang.
2.4 Ciri-ciri Mikroorganisme
Ciri-ciri utama dari suatu Mikroorganisme dikelompokkan sebagai
berikut:
2.2.1 Morfologi
Mikroba pada umumnya sangat kecil, ukurannya
dinyatakan dalam micrometer. Oleh karena ukurannya yang
kecil diperlukan mikroskop untuk melihat mikroba. Mikroskop
yang

digunakan

tergantung

pada

kecermatan

yang

diinginkan oleh peneliti.


2.2.2

Kimiawi
Sel terdiri dari berbagai bahan kimia. Bila sel mikroba

di beri perlauan kimiawi, maka sel ini memperlihatkan


susunan kimiawi yang spesifik.
2.2.3

Biakan
Zat hara yang diperlukan oleh setiap mikroorganisme

berbeda, ada mikroorganisme yang hanya dapat hidup dan


tubuh bila diberikan zat hara yang kompleks (serum, darah).
Sebaliknya ada pula yang hanya memerlukan bahan
inorganic saja atau bahan organic (asam amino, karbohidrat,
purin, pirimidin, vitamin, koenzim).
2.2.4

Metabolism
Proses kehidupan dalam sel merupakan suatu

rentetan reaksi kimiawi yang disebut metabolism. Berbagai

macam reaksi yang terjadi dalam metabolism dapat


digunakan untuk mencirikan mikroorganisme.
2.2.5

Antigenic
Bila mikroorganisme masuk kedalam tubuh, akan

terbentuk

antibody

yang

mengikat

antigen.

Antigen

merupakan bahan kimia tertentu dan sel mikroba.


2.2.6
Genetic
Mikroorganisme memiliki bagian yang konstan dan
spesifik bagi mikroorganisme tersebut sehingga dapat
digunakan untuk mencirikan mikroorganisme.
2.2.7

Patogenitas
Mikroba
dapat

menimbulkan

penyakit,

kemampuannya untuk menimbulkan penyakit merupakan


cirri khas mikroorganisme tersebut selain itu dapat pula
bekteri yang memakan bakteri lainnya (Bdellovibrio) dan
virus (bakteriofag) yang mengifesi dan menghancurkan
bakteri.
2.2.8

Ekologi
Habitat

merupakan

sifat

mikroorganisme. Mikrorganisme yang

yang
hidup

mencirikan
di lautan

berbeda dengan air tawar. Mikroorganisme yang terdapat


dalam rongga mulut berbeda dengan saluran pencernaan.
2.5 Masalah Konservasi Mikroorganisme
Masalah Konservasi Mikroorganisme telah menjadi isu yang
hangat berbagai belahan dunia. Kiranya perlu upaya penyelamatan
mikroorganisme khususnya strain local agar dapat dimanfaatkan

saat ini dan di masa yang akan datang. Dengan sifatnya yang
menarik,

unik dan

potensial,

mikroorganisme

yang

pernah

digunakan pada suatu penelitian adakalanya ingin dimanfaatkan


lebih lanjut untuk penelitian pengembangan berikutnya.
2.6 Upaya Penyelamatan Mikroorganisme
Upaya penyelamatan mikroorganisme memerlukan peran
serta berbagai pihak. Kekayaan mikroorganisme yang melimpah
disamping harus dapat dimanfaatkan dalam penelitian-penelitian
guna menghasilkan suatu produk yang nantinya dapat memberikan
kemaslahatan terbesar bagi manusia, namun kelestariannya harus
dapat dijaga dan terpelihara. Apapun caranya, keberadaan
mikroorganisme ini senantiasa dapat terjamin, baik itu dengan
memanfaatkan koleksi kultur di laboratorium-laboratorium di
berbagai Perguruan Tinggi maupun di lembaga-lembaga penelitian
pemerintah lainnya. Penyelamatan mikroorganisme ini dapat juga
dilakukan dengan memantau kehadiran turis-turis asing yang
mengadakan penelitian illegal di berbagai tempat di Negara kita
ini.
2.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal pada
2.7.1
2.7.2
2.7.3
2.7.4

tubuh manusia
Nutrisi
Kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
Kondisi hidup
Penerapan prinsip-prinsip kesehatan

Mikroflora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya


dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
2.7.7.1 Mikroorganisme

tetap/normal

(resident

flora/indigenous) yaitu mikroorganisme jenis tertentu yang


biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada
usia tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan
mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun
jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti
semula. Flora normal/tetap yang terdapat pada tubuh
merupakan organisme komensal. Flora normal yang
lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan
mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk
buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin
atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini
umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari
lingkungannya.Contohnya : Streptococcus viridans, S.
faecalis,Pityrosporum ovale,Candida albicans.
2.7.7.2

Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu mikroorganisme


nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan
selaput lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau
minggu. Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak
tetap)

dapat

disebabkan

oleh

pengaruh

lingkungan,

tidak

menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora sementara

biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap
berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak
dan menimbulkan penyakit.
2.8 Flora Normal Pada Tubuh Manusia
Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh
manusia yang kontak langsung dengan lingkungan misalnya kulit,
hidung, mulut, usus, saluran urogenital, mata, dan telinga . Organorgan dan jaringan biasanya steril.
2.8.1

Kulit
Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium

yang

seakan-akan

membentuk

koloni

bersisik

(lapisan

pada

permukaan

luar

epidermis),

sel-sel

mati.

Kebanyakan bakteri ini adalah spesiesStaphylococcus dan


sianobakteri aerobik, atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar
lemak dijumpai bakteri-bakteri anaerobik lipofilik, seperti
Propionibacterium acnespenyebab jerawat. Jumlahnya tidak
dipengaruhi oleh
yang

bersifat

pencucian.

nonpatogen

Staphylococcusepidermidis
pada

kulit

namun

dapat

menimbulkan penyakit saat mencapai tempat -tempat


tertentu seperti katup jantung buatan dan sendi prostetik
(sendi buatan). Bakteri ini lebih sering ditemui pada kulit
dibandingkan dengan kerabatnya yang bersifat patogen

yaitu

Staphylococcus

aureus.

Bakteri-bakteri

tersebut

merupakan bagian dari flora normal.


2.8.2

Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)


Flora

utama

hidung

terdiri

dari

korinebakteria,

stafilokokus dan streptokokus. Dalam hulu kerongkongan


hidung, dapat juga dijumpai bakteri Branhamella catarrhalis
(suatu kokus gram negatif) dan Haemophilus influenzae
(suatu batang gram negatif).
Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin
dosis tinggi dapat menyebabkan over growth: bakteria
negatif Gram seperti Escherichia coli, Klebsiella, Proteus,
Pseudomonas atau jamur.
2.8.3

Mulut
Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan

terlarut secara konstan dan juga partikel-partikel kecil


makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi
pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut
sangat beragam; banyak bergantung pada kesehatan pribadi
masing-masing individu.
Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya
merupakan suatu inkubator yang steril, hangat, dan lembab
yang mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri
dari air, asam amino, protein, lipid, rongga mulut menjadi
mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong ke dalam genus

Streptococcus, Neisseria, Veillonella, Actinomyces,da n


Lactobacillus.
2.8.4

Orofaring (oropharinx)
Orofaring

(bagian

belakang

mulut

juga

dihuni

sejumlah besar bakteri Staphylococcus aureus dan S.


epidermidis dan juga difteroid. Tetapi kelompok bakteri
terpenting yang merupakan penghuni asli orofaring ialah
streptokokus hemolitik, yang juga dinamakanStreptokokus
viridans. Biakan yang ditumbuhkan dari orofaring juga akan
memperlihatkan adanyaBranchamella catarrhalis, spesies
Haemophilus,

serta

gular-galur

pneumokokus

avirulen

(Streptococcus pneumonia).
2.8.5

Perut
Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena

adanya asam hidroklorat di dalam sekresi lambung. Setelah


ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi segera
menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung
dan pH zat alir perut pun menurun.
2.8.6

Usus Kecil
Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari)

mengandung beberapa bakteri. Di antara yang ada,


sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif. Di
dalam jejunum atau usus halus kos ong (bagian kedua usus

kecil, di antara usus dua belas jari dan ileum atau usus halus
gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies Enterokokus,
Laktobasilus, danDifteroid. Khamir Candida albicans dapat
juga dijumpai pada bagian usus kecil ini. Pada bagian usus
kecil yang jatuh (ileum), mikrobiota mulai menyerupai yang
dijumpai

pada

usus

besar.

Bakteri

anaerobik

dan

enterobakteri mulai nampak dalam jumlah besar.


2.8.7

Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar,

mengandung populasi mikrobe yang terbanyak. Telah


diperkirakan

bahwa

jumlah

mikroorganisme

di

dalam

spesimen tinja adalah kurang lebih 1012 organisme per


gram. Basilus gram negatif anaerobik yang ada meliputi
spesies Bacteroides (B. fragilis, B. melaninogenicus, B.
oralis) dan Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh
spesies-spesies

Clostridium(serta

spesies-spesies

Lactobacillus.Flora saluran pencernaan berperan dalam


sintesis vitamin K, konversi pigmen empedu dan asam
empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba
patogen.
2.8.8

Saluran Kemih
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke

kandung

kemih),

dan

kandung

kemih

bebas

dari

mikroorganisme, namun bakteri pada umunya dijumpai pada


uretra (saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah
baik pada pria maupun wanita. Tetapi jumlahnya berkurang
di

dekat

kandung

kemih,

agaknya

disebabkan

efek

antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan


seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini
berubah menurut variasi daur haid. Penghuni utama vagina
dewasa adalah laktobasilus yang toleran terhadap asam.
Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH
rendah ini dijumpai di dalam vagina dan mencakup
enterokokus, Candida albicans , dan sejumlah besar bakteri
anaerobik. Sistem urinari dan genital secara anatomis
terletak berdekatan, suatu penyakit yang menginfeksi satu
sistem akan mempengaruhi siste m yang lain khususnya
pada laki-laki. Saluran urin bagian atas dan kantong urine
steril dalam keadaan normal. Saluran uretra mengandung
mikroorganisme

seperti

Streptococcus,

Bacteriodes,

Mycobacterium, Neisseria dan enterik.


2.8.9

Mata (Konjungtiva) dan Telinga


Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid

(Coynebacterium xerosis), S.epidermidis dan Streptokukus


non hemolitik. Neiseria dan basil gram negatif yang
menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga

ada. Flora konjungtiva dalam keadaan normal dikendalikan


oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim.
Flora liang telinga luar biasanya
gambaran

flora

kulit.

Dapat

merupakan

dijumpaiStreptococcus

pneumonia, batang gram negatif termasuk Pseudomonas


aeruginosa,Staphylococcus

aureusdan

kadang-kadang

Mycobacterias aprofit. Telinga bagian tengah dan dalam


biasanya steril.
2.8.10

Bakteri di Darah dan jaringan


Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah

steril. Kadangkadang karena manipulasi sederhana seperti


mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora komensal dari
mulut dapat masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan
normal mikroorganisme tersebut segera dimusnahkan oleh
sistem kekebalan tubuh. Hal seperti itu dapat terjadi pula
dengan flora faring, saluran cerna dan saluran kemih. Pada
keadaan abnormal seperti adanya katup jantung abnormal,
atau protesa lain, bakteremia di atas dapat mengarah pada
pembentukan koloni dan infeksi.

Anda mungkin juga menyukai