Anda di halaman 1dari 9

ASPEK

MIKROBIOLOGI
KOSMETIK
kelompok 9
Nurkhalifah Rahmadhani
Maria Novita
Annisa Amalia Mokoginta
Hairunnisa Nurdin
Wahyuningsih
• MIKROBIOLOGI • KOSMETIK
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari Kosmetika berasal dari kata kosmein
ilmu biologi yang mempelajari  (Yunani) yang berarti ”berhias”. Bahan yang
mikroorganisme. Objek kajiannya dipakai dalam usaha untuk mempercantik
biasanya adalah semua makhluk hidup diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan
yang perlu dilihat dengan mikroskop, alami yang terdapat di sekitarnya. Sekarang
khususnya bakteri, fungi, alga kosmetika dibuat manusia tidak hanya dari
mikroskopik, protozoa, dan Archaea. bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk
maksud meningkatkan kecantikan
• BAKTERI
Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. Walaupun bentuknya sederhana, namun bakteri terdiri dari ribuan spesies
yang berbeda. Mereka dibagi atas 3 kelompok besar berdasarkan bentuknya, yaitu:

ASPEK 1. Coccus yang bulat.

MIKROBIOL 2.

3.
Bacillus yang seperti batang, langsing atau setengah bulat.

Spirillae yang berbentuk spiral (Tranggono, 2007).


OGI Dari sudut pandang ahli kimia kosmetik, factor terpenting pada bakteri adalah

KOSMETIK
metabolisme yang menyebabkan yang perubahan kimia pada lingkungan sekitarnya.
Selama berlangsungnya proses ini, komponen-komponen tertentu dari jaringan kulit atau
kosmetik mengalami degradasi dan terbentuklah bahan-bahan yang memiliki bau yang
kurang sedap serta dapat mengiritasi atau meracuni kulit (Tranggono, 2007).

Pada industri tertentu, metabolisme bakteri dimanfaatkan untuk produk-produk


yang dihasilkannya. Namun sebaliknya, para ahli kimia kosmetik tidak memperoleh
keuntungan dari mikroorganisme tersebut bahkan mereka mengharapkan
mikroorganisme tidak merusak produk mereka (Tranggono, 2007).

Beragam bakteri dapat hidup dalam berbagai kondisi. Bakteri memiliki persyaratan
hidup yang sangat berbeda satu sama lainnya, misalnya ada jenis bakteri yang
membutuhkan senyawa anorganik untuk makanannya. Sementara jenis lain memerlukan
senyawa organik yang rumit.
• RAGI
Ragi (yeast) dalam banyak hal mirip bakteri, dan hanya terdiri dari sebuah sel. Perbedaan terpenting antara
ragi dan bakteri adalah semua ragi berperan dalam permentasi gula menjadi alkohol. Walaupun terdapat
dipermukaan kulit, ragi tidak begitu penting dibidang kosmetikologi.
• JAMUR
Jamur (molds/fungi) merupakan suatu kelas mikroorganisme yang luas dan beraneka ragam, mencakup
mikroorganisme bersel sederhana misalnya ragi dan jamur sampai tumbuhan yang lebih besar, contohya cendawan
(mushroom). Penyebaran jamur yang bersel tunggal sama seperti bakteri.
Keadaan lingkungan hidup yang baik bagi pertumbuhan jamur:
1. Tingkat kelembaban udara tinggi.
2. Ada senyawa karbon dan nitrogen.
3. Ada oksigen.
4. Suhu lingkungan sedang, yaitu antara 20-40⁰C.

Kecuali pada ketiak dan sela-sela jari, kelembaban kulit umumnya terlalu rendah bagi jamur untuk tumbuh baik.
Tetapi banyak sediaan kosmetik yang merupakan medium yang ideal bagi hidupnya jamur.
• MIKROORGANISME PADA PERMUKAAN KULIT
Dalam keadaan normal, kulit manusia senantiasa ditumbuhi sejumlah mikroorganisme yang disebut resident flora. Beberapa
mikroorganisme tumbuh pada kulit karena terkontaminasi oleh udara yang mengandung mikroorganisme dan sifatnya hanya untuk
sementara waktu (transience flora).
Jenis-Jenis Mikroorganisme pada Kulit

•Jenis-jenis bakteri dan jamur yang terdapat pada kulit dan kulit kepala adalah:

1. Staphylococcus aureus dan sejenisnya: bakteri berbentuk bulat (coccus) dengan diameter 0.7 0.9 u (mikron), gram positif, hidup dalam
lingkungan pH 2,610, dan optimum pada pH 6,8-8,2. Biasanya virulensinya ringan, tetapi jika kulit luka, busuk atau terkena iritasi, bakteri
ini dapat menyebabkan pemanahan bahkan tumor. Jika mencapai aliran darah dapat menyebabkan kerusakan organik.

2. Streptococcus pyogenes dan S. haemolyticus: bakteri bulat, hidup baik dalam pH 5,5-8, dengan virulensi yang bervariasi, mungkin tidak
menimbulkan efek patologis, tetapi dapat menyebabkan peradangan dan pemanahan.

3. Bacillus subtilis: bakteri yang terdapat di udara, air, dan debu, tidak patogen, dapat menyebabkan degenerasi protein, tidak menimbulkan
bau yang tidak sedap. Bakteri ini membentuk spora dalam lemak, minyak, termasuk parafin cair, dan dapat bertahan hingga dua tahun.

4. Escherichia coli: bakteri gram negatif, berbentuk batang, medium utamanya adalah faeces manusia atau hewan, jarang yang patogen.
5. Bacterium Proteus vulgaris: bakteri gram negatif, berbentuk batang, dapat memfermentasi saccharosa dengan membentuk
gas dan asam dan dapat mengurai casein, juga dapat menyebabkan timbulnya bau busuk yang tidak sedap.

6. Mycobacterium smegmatis: sering terdapat pada bagian kulit yang senantiasa lembab dan berminyak, gram positif, sulit
diwarnai.

7. Pilyrospomm ovale: sering terdapat pada kulit kepala, menyebabkan terjadinya ketombe (dadraff).

8. Salmonella typhosa: kuman demam typhus, gram negatif, berbentuk setengah bulat, berflagella.

9. Clostridium botulinum: kuman anaerobik yang dapat menyebabkan keracunan daging.

10. Pseudomonas aeruginosa: kadang-kadang terdapat dalam luka di kulit, berbentuk batang, gram negatif, dapat
menguraikan protein.

11 . Trychophyton purpureum dan T. gypseum: jamur yang sering menyebabkan peradangan pada kulit di antara jari-jari
kaki.

12. Trychophyton tonsumns: jamur sejenis yang sering menimbulkan peradangan pada kulit kepala, dengan pembentukan
ketombe dan kerontokan rambut.
PERLAWANAN KULIT

• Salah satu fungsi utama kulit manusia adalah untuk melindungi organ-organ tubuh yang terletak lebih dalam dari lingkungan sekitar yang membahayakan, misalnya
serangan bakteri dan jamur. Kulit memberikan perlindungan yang efektif terhadap serangan mikroorganisme tersebut sehingga mikroorganisme dari luar tidak dapat
menembus kulit yang sehat. Sifat-sifat kulit yang berperan penting untuk daya perlindungan:

• l. Pertumbuhan sel-sel epidermis terus-menerus dari dalam ke permukaan kulit akan ikut membuang mikroorganisme di epidermis

• 2. Kandungan air yang relatif rendah pada stratum corneum (sekitar 15%) tidak memberikan kondisi hidup yang baik bagi jamur dan sejumlah bakteri.

• 3. Bahan dasar dermis bertindak sebagai penghalang yang efektif terhadap penetrasi bakteri. Butir-butir darah putih di dalam dermis yang sebagian berada di luar
pembuluh darah kapiler dapat menghancurkan mikroorganisme yang masuk.

• 4. Adanya senantiasa resident flora yang normal dan tidak membahayakan di permukaan kulit menyebabkan bakteri pendatang baru sulit berkembang, baik karena
kurangnya makanan maupun karena dihancurkan oleh tuan rumah.

• 5. Reaksi yang bersifat asam dari ”mantel asam” kulit membatasi pertumbuhan bakteri dan jamur, karena semakin keasaman itu meningkat, karbon dioksida yang
berperan penting dalam metabolisme bakteri dan jamur semakin berkurang.
DESINFEKTAN
Pengalaman menunjukkan bahwa kita tidak dapat mengandalkan perlindungan tubuh semata-mata dengan fungsi kulit, karena ternyata kulit itu
sendiri cukup rentan terhadap serangan bakteri dan jamur. Karena itu, pemakaian bahan-bahan antiseptik, yaitu bahan-bahan yang dapat membunuh
bakteri atau jamur dan aman bagi kulit, dapat dibenarkan. .

Dewasa ini pemakaian desinfektan yang tergolong aman terdapat pada hampir semua sediaan kosmetik, baik kosmetik pembersih maupun kosmetik
perawatan kulit (skin-care), rambut dan. kuku, pembersih gigi dan mulut, sabun, sampo, krim/losion wajah (cleansing cream/lotion), kosmetik cukur
janggut (cleansing cream/ lotion), obat kumur (mouth washes), deodorant, lipstik, dll.

 Cara Kerja Desinfektan  

Sampai sekarang belum diketahui secara pasti cara kerja bahan-bahan desinfektan terhadap mikroorganisme. Tetapi diperkirakan ada dua cara kerja
(Weinberg, 1962):  

1. Sel mikroorganisme dibungkus oleh dinding sel yang tipis. Nutrisi tertentu dapat meresap dari luar, sementara sampah metabolisme dibuang keluar,
sehingga terjadi keseimbangan yang halus, yang memungkinkan mikroorganisme itu hidup. Banyak desinfektan bekerja dengan cara terserap oleh dan
merusak dinding sel itu secara fisik atau kimiawi sehingga dinding tersebut tidak efektif lagi dan mikroorganisme itu cepat atau lambat, mati.

2. Dinding sel mikroorganisme-yang bertindak sebagai penghalang terhadap bahan-bahan dari luar yang membahayakan mikroorganisme-dapat ditembus
oleh desinfektan yang meracuni mikroorganisme itu dengan memblokir sistem enzimatiknya. Cepat atau lambat, mikroorganisme itu pun akan mati.
TERIMAH
KASIH

Anda mungkin juga menyukai