Pengujian Aktivitas Analgetika.
Pengujian Aktivitas Analgetika.
PERCOBAAN II
PENGUJIAN AKTIVITAS ANALGETIKA
Tujuan Percobaan
Setelah menyelesaikan percobaan ini diharapkan mahasiswa:
1. Mengenal berbagai cara untuk mengevaluasi secara eksperimental aktivitas analgetika
suatu obat.
2. Memahami dasar-dasar perbedaan daya analgetik berbagai obat analgetika.
Teori
Banyak atau mungkin pula semua sensasi nyeri disebabkan karena pembebasan
senyawa-senyawa kimia tertentu oleh stimulus nyeri. Senyawa-senyawa kimia yang
dibebaskan ini ada yang menyerupai bradikinin yang dapat menimbulkan rasa nyeri,
misalnya vasodilatasi pembuluh darah yang mengakibatkan migrain, atau menimbulkan
kejang-kejang otot viseral atau iritasi maupun kerusakan jaringan setempat. Tergantung
pada serabut syaraf yang menghantarkan impuls nyeri ke korteks sensorik di otak, maka
sensasi nyeri dapat disadari sebagai nyeri yang tajam, menusuk atau nyeri yang lebih
bersifat linu. Penyadaran sensasi nyeri sendiri sebagai respon terhadap stimulus nyeri
dapat sangat bervariasi dari orang ke orang. Analgetika narkotik seperti morfin diketahui
juga memodifikasi reaksi dan respon orang terhadap nyeri, sehingga nyeri yang dideritanya
dapat lebih baik.
Obat-obat analgetika adalah kelompok obat yang memiliki aktivitas menekan atau
mengurangi rasa nyeri terhadap rangsang nyeri mekanik, termik, listrik atau kimiawi
dipusat dan perifer atau dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin sebagai
mediator sensasi nyeri. Kelompok obat ini terbagi ke dalam golongan analgetika kuat
(analgetika narkotik) yang bekerja sentral terhadap sistem saraf pusat, dan golongan
analgetika lemah (analgetika non-narkotik) yang bekerja secara perifer.
Pada pemakaian yang tidak hati-hati obat-obat dalam kelompok pertama dapat
menimbulkan ketergantungan, sedangkan obat-obat dalam kelompok kedua adakalanya
memiliki pula efek antipiretika di samping efek analgesik seperti asetosal dan efek
antiradang seperti fenilbutazon. Disamping itu ada beberapa obat yang meskipun tidak
digolongkan analgetika, bekerja secara spesifik untuk meringankan penderitaan nyeri
seperti ergotamin, senyawa-senyawa nitrit, dan kolkhisin.
24
Laboratorium Farmakologi
Alat
Laboratorium Farmakologi
Prosedur
1. Mencit ditimbang, diamati waktu reaksi pada 5 dan 10 menit sebelum pemberian obat.
Rata-rata dari waktu reaksi pada kedua pengamatan ini merupakan waktu normal.
2. Suntikkan pada masing-masing mencit secara i.p. obat-obatan sbb:
Kelompok I : Asetosal
Kelompok II : Parasetamol
Kelompok III: Asam mefenamat
3. Waktu reaksi diamati pada 10, 20, 30, 45, 60, dan 90 menit setelah perlakuan. Waktu
reaksi adalah waktu dari saat hewan diletakkan di atas plat panas ( 55oC) sampai tepat
memberikan respon (kaki depan diangkat atau dijilat)
4. Waktu reaksi dari tiap tahap pengamatan dan tiap hewan dicatat.
5. Buat tabel hasil-hasil pengamatan dengan sebaik-baiknya.
6. Gambarkan suatu pengamatan terhadap respon mencit untuk stimulus nyeri.
Bahan
Alat
: - Alat suntik 1 ml
- Sonde oral mencit
- Stopwatch
- Timbangan mencit
- Wadah penyimpanan mencit
Prosedur
Pengujian ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.
1.
Laboratorium Farmakologi
2.
Semua
yaitu:
-
kelompok kontrol negatif diberi larutan NaCl fisiologis atau larutan suspensi gom
arab 1-2%
4.
Segera setelah pemberian asam asetat, gerakan geliat hewan diamati, dan jumlah
geliat dicatat setiap 5 menit selama 60 menit jangka waktu pengamatan.
5.
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik berdasarkan analisis variansi dan
kebermaknaan perbedaan jumlah geliat antara kelompok kontrol dan kelompok uji
dianalisis dengan Students t-test.
6.
Daya proteksi obat uji terhadap rasa nyeri dan efektivitas analgetiknya dihitung
dengan rumus berikut:
% Proteksi = 100 -
% Efektivitas analgetik =
7.
) x 100 %
Jumlah geliat kelompok kontrol
% Proteksi zat uji
% Proteksi as. asetil salisilat
x 100 %
Pertanyaan
1. Apa perbedaan obat analgetika narkotika dan analgetika nonnarkotika ?
27
Laboratorium Farmakologi
3.
Nilai
Paraf Asisten :
28
Laboratorium Farmakologi