Anda di halaman 1dari 25

PRAKTIKUM UJI

ANALGETIK DAN
ANTIINFLAMASI
PENDAHULUAN
► Analgesik : obat penghilang nyeri / “pain killers”.
Nyeri : suatu gejala yang paling umum dan sering membuat orang pergi
berobat.
► Antipiretik : aktivitas yang menyebabkan turunnya suhu tubuh dan
berkaitan dengan hipothalamus.
► Anti-inflamasi : obat yang menghilangkan gejala inflamasi/ radang, tetapi
tidak berhubungan dengan penyebabnya.
► AINS : anti inflamasi non steroid
Definisi
Nyeri
“Sensasi sensorik dan emosional yang
tidak menyenangkan Pengalaman terkait
dengan kerusakan jaringan aktual atau
potensial atau merupakan gambaran
kerusakan "
Patofisiologi Nyeri

1. Transduksi
Proses inflamasi akan menyebabkan teraktifasinya reseptor nyeri akibat proses kimiawi

2. Transmisi
Proses penyaluran impuls saraf sensorik dilakukan oleh serabut A delta bermielin dan serabut C tak bermielin

3. Modulasi
Pada tahap ini impuls akan mengalami fase penyaringan intensitas di medula spinalis sebelum dilanjutkan
ke korteks serebri

4. Persepsi

Proses ini merupakan tahap akhir dari semua proses


PATOFISIOLOGI NYERI

Histamin

Pembebasan

Serotonin
Kerusakan Jaringan

1. Leukotrien
Pembentukan 2. Bradikinin
3. Prostaglandin
Klasifikasi Sindroma
Nyeri

Pathophysiology Duration

Acute Chronic

Nociceptive mixed Neuropathic idiopatik

Somatic Visceral Peripheral Central


- -Acute : < 3-6 months, mostly nociceptive
superficial -Chronic : > 3-6 months, mostly
-deep neuropathic
Klasifikasi Nyeri
1. Berdasarkan etiologi
a. Nyeri fisiologis
b. Nyeri inflamasi 3. Berdasarkan intensitas nyeri
c. Nyeri neurogenik a. Mild pain: VAS 1-3 atau 4
d. Nyeri psikogenik b. Moderate pain : VAS 4-7
c. Severe pain : VAS 8-10
2. Berdasarkan waktu durasi
a. Nyeri akut
b. Nyeri kronis
PENDAHULUAN
✔ Nyeri : PG dari stimulasi mekanik/kimiawi mensensitisasi reseptor
nyeri, PG >>> 🡪hiperalgesia🡪++ bradikinin, histamin🡪nyeri
bertambah nyata, obat mirip aspirin hanya menghambat sintesis, tidak
memblok reseptornya
✔ Demam : diatur o/hipotalamus, pelepasan pirogen endogen / sitokin
🡪IL1 memacu pelepasan PG preoptik hipotalamus, pemberian PGE2
ke ventrikel otak/hipotalamus🡪demam (+)
PENDAHULUAN

► Inflamasi : tanda kardinal inflamasi (kalor, dolor, rubor, tumor, fungtiolaesa


► Mediator inflamasi : histamin, 5HT, faktor kemotaktik, bradikinin, leukotrien, PG,
PAF, prostasiklin
► PGE2 dan PGI2 🡪eritema, vasodilatasi dan peningkatan aliran darah lokal
► Histamin dan bradikinin🡪meningkatkan permeabilitas p.d tp tdk sebesar PG
► Leukotrien B 🡪kemotaktik poten
Inflamasi
► Kerusakan mikrovaskuler
► permeabilitas kapiler meningkat
► migrasi lekosit ke jaringan
► kalor, rubor, dolor, functio laesia

Pelepasan mediator kimiawi, antara lain


prostaglandin
Nyeri

► PROSTAGLANDIN

► Sensitisasi reseptor nyeri terhadap stimulus mekanik dan kimiawi


DEMAM

Zat pirogen endogen

memacu pelepasan PG di daerah


preoptik hipotalamus
MEKANISME KERJA
METODE UJI ANALGETIK

► Uji analgetik dapat dilakukan melalui beberapa metode antara lain :


1. metode geliat, (writhing reflex)
2. metode panas,
3. metode mekanik, dan
4. metode listrik.
Uji analgetik metode geliat

► Bahan : asam asetat glasial 0,5% sebagai induktor nyeri secara IP dengan spuit 1
cc
► Obat : analgetik (asam mefenamat, ibuprofen, paracetamol, na diklofenak,
methampiron) secara PO dengan sonde
► Hewan uji : mencit putih
► Alat : mortis dan stamfer untuk menghaluskan obat
► Kontrol negatif : aquades
Uji analgetik metode geliat
Mencit diadaptasi
1 minggu

Berikan obat
Pembagian
peroral sesuai
kelompok uji
kelompok

Kontrol negatif Perlakuan I (asam Perlakuan II Perlakuan III (na. Perlakuan IV Perlakuan V
(aquades) mefenamat) (paracetamol) Diklofenak) (methampiron) (ibuprofen)

► Setelah pemberian obat peroral🡪Biarkan mencit selama 10-20 menit.


► Kemudian semua kelompok diinjeksi dengan asam asetat glasial 0,5% ip
(intraperitoneal), sebagai induktor nyeri, tunggu 5 menit
► Setelah itu mulai amati jumlah geliat masing-masing mencit setiap 5 menit selama
90 menit
Hitung hasil kumulatifnya
Analisis hasil praktikum

► Hitung persentase kekuatan efek analgesik masing-masing obat dengan rumus :


% kekuatan efek analgetik obat = (100-(P/K x 100))%
Keterangan :
P=jumlah geliat mencit kelompok perlakuan
K=jumlah geliat mencit kontrol negatif
Uji efek anti inflamasi
► Alat : Spuit injeksi 1 mL, jarum ujung tumpul (sonde), mortir stamfer, pletismometer, seperangkat
alat gelas, stopwatch, timbangan analitik, timbangan hewan.
► Karagenin karagenin 0,5% 0,5mL. Pembuatan Suspensi Karagen 1% b/v Karagen ditimbang
sebanyak 1 gram, ditambah larutan NaCl 50 ml, dihomogenkan kemudian dicukupkan volumenya
hingga 100 ml.
► Obat : asam mefenamat, ibuprofen, diklofenak (Na atau K), piroksikam/meloxicam,
deksametason/metylprednisolon. natrium diklofenak dosis 6,75 mg/kg bb
► Kontrol negatif : natrium karboksi metilselulosa (Na-CMC) atau aquades
► Hewan uji : tikus putih (Rattus norvegicus) tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar
dengan umur 2-3 bulan, berat 150-250 g, tikus dipuasakan selama 18 jam sebelum perlakuan.
Uji efek anti inflamasi

Tikus dibagi kedalam


kelompok uji

Ukur volume kakinya


Berikan obat peroral
pletismometer, sebelum
sesuai perlakuan
diberi perlakuan.

Kelompok II : perlakuan Kelompok III : Kelompok IV : Kelompok V : perlakuan Kelompok VI :


Kelompok I : kontrol
1 (obat antiinflamasi perlakuan 2 (obat perlakuan 3 (obat 3 (obat antiinflamasi perlakuan 3 (obat
negatif (aquades)
jenis 1) antiinflamasi jenis 2) antiinflamasi jenis 3) jenis 4) antiinflamasi jenis 5)

► Setelah 1 jam, keenam kelompok di injeksi dengan karagenin 0,5% 0,5mL pada sub plantar
pedis. Kemudian diukur volume telapak kaki tikus dengan pletismometer setiap 30 menit mulai
dari menit ke-0, 30, 60, 90 dan ke-120
Hasil pengamatan volume radang/bengkak kaki masing-masing tikus
setiap 30 menit dengan bantuan tabel sbb :
Analisis hasil praktikum
► hitung selisih antar volume kaki tikus setelah diinjeksi dengan karagenin 1% dengan volume kaki tikus
normal (awal)

► efek antiinflamasi, dilakukan perhitungan dalam persen (%) efek antiinflamasi dengan cara
membandingkan volume udema dengan volume kaki normal pada hewan uji, dihitung dengan rumus :

► Karena pada tiap hewan uji mempunyai pola udema yang tidak sama di dalam kelompok maupun antar
kelompok, maka perhitungan DAI (daya anti inflamasi) dilakukan berdasarkan luas daerah di bawah
kurva (AUC). Nilai AUC volume udema dihitung dengan metode trapezoid tiap satu jam. Data yang
digunakan adalah persen volume udema dan waktu pengukuran.
Analisis hasil praktikum
► Nilai AUC volume udema dihitung dengan metode trapezoid tiap satu jam. Data yang digunakan
adalah persen volume udema dan waktu pengukuran.

► Sehingga nilai DAI dihitung menggunakan rumus :


Matur nuwun

Anda mungkin juga menyukai