Anda di halaman 1dari 45

MENYUSUI

Faizah Betty Rahayuningsih


ANATOMI PAYUDARA
• Areola
Daerah berwarna gelap yang
mengelilingi puting susu.
Terdapat kelenjar-kelenjar
Montgomery, penghasil cairan
berminyak di sekitar areola.

• Alveoli
Alveoli adalah kantong penghasil
ASI yang berjumlah jutaan
dipengaruhi Hormon prolaktin
• Duktus laktiferus
Duktus laktiferus : saluran kecil untuk
menyalurkan ASI dari alveoli ke sinus laktiferus
(dari pabrik ASI ke gudang ASI)

• Sinus laktiferus / ampula


Sinus laktiferus merupakan saluran ASI yang
melebar dan membentuk kantung di sekitar
areola yang berfungsi untuk menyimpan ASI.  

• Jaringan lemak dan penyangga


Jaringan lemak di sekeliling alveoli dan duktus
laktiferus yang menentukan besar kecilnya
ukuran payudara.
Air susu ibu dan hormon prolaktin

Hisapan bayi merangsang ujung saraf sensoris disekitar payudara 


merangsang kelenjar hipofisis bagian depan untuk menghasilkan
prolaktin.
• Prolaktin masuk peredaran darah  ke payudara menyebabkan sel
sekretori di alveolus (pabrik ASI) menghasilkan ASI.
• Prolaktin akan berada di peredaran darah selama 30
menit setelah dihisap,  merangsang payudara
menghasilkan ASI untuk minum berikutnya.
• Makin banyak ASI yang dikeluarkan sinus laktiferus,
makin banyak produksi ASI. Makin sering bayi
menyusui makin banyak ASI diproduksi.
• Makin jarang bayi menghisap, makin sedikit payudara
menghasilkan ASI.
• Bayi berhenti menghisap  payudara berhenti menghasilkan
ASI.
• Prolaktin umumnya dihasilkan pada malam hari,  menyusui
pada malam hari dapat membantu mempertahankan
produksi ASI.
• Hormon prolaktin menekan ovulasi (fungsi indung telur
untuk menghasilkan sel telur),  menyusui secara eksklusif
akan memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan haid.
Menyusui malam hari penting untuk menunda kehamilan
Air susu ibu dan refleks oksitosin (Love
reflex, Let Down Reflex)

• Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis.


• Dihasilkan bila ujung saraf disekitar payudara dirangsang oleh isapan.
• Oksitosin dialirkan melalui darah menuju ke payudara merangsang 
kontraksi otot di sekeliling alveoli (pabrik ASI) dan memeras ASI keluar
dari pabrik ke gudang ASI.
• Oksitosin dibentuk lebih cepat dibanding prolaktin. Keadaan ini
menyebabkan ASI di payudara akan mengalir untuk dihisap.
• Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu berkeinginan menyusui
(sebelum bayi menghisap).
• Refleks oksitosin tidak bekerja, maka bayi mengalami kesulitan untuk
mendapatkan ASI. Payudara seolah-olah telah berhenti memproduksi
ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak mengalir
keluar (Payudara bengkak/mastitis)
• Efek oksitosin menyebabkan uterus berkontraksi setelah melahirkan.
Hal ini membantu mengurangi perdarahan, walaupun kadang
mengakibatkan nyeri.
Meningkatkan hormon oksitosin
• Perasaan dan curahan kasih sayang terhadap
bayinya.
• Celotehan atau tangisan bayi
• Dukungan ayah dalam pengasuhan bayi,
seperti menggendong bayi ke ibu saat akan
disusui atau disendawakan, mengganti popok
dan memandikan bayi, bermain,
mendendangkan bayi dan membantu
pekerjaan rumah tangga
• Pijat bayi
Mengurangi produksi hormon oksitosin
• Rasa cemas, sedih, marah, kesal, atau
bingung
• Rasa cemas terhadap perubahan bentuk pada
payudara dan bentuk tubuhnya,
meninggalkan bayi karena harus bekerja dan
ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi.
• Rasa sakit terutama saat menyusui
Inisiasi Menyusui Dini
Definisi :
Memberikan dukungan proses
menyusui segera setelah lahir.
1. Bayi di observasi apakah sudah siap menyusu (mis, keluar
air liur, memasukkan tangan ke dalam mulut, bayi terjaga)
2. Cek tanda vital bayi dan ibu
3. Monitor jalan napas bayi
4. Buka pakaian bagian atas ibu
5. Keringkan tubuh bayi, kecuali bagian tangan yang akan
menuntun bayi untuk mencari puting
6. Letakkan bayi dengan posisi tengkurap untuk kontak kulit
ke kulit, diantara dua
payudara dan kepala bayi dimiringkan ke salah satu sisi
7. Berikan selimut pada punggung dan penutup kepala bayi
8. Anjurkan ibu membiarkan bayi mencari puting ibu
9. Anjurkan ibu membiarkan bayi di perut ibu sampai 1 jam
atau menyusu sampai selesai
Menyusui Efektif
Dipengaruhi oleh:
1. Hormon oksitosin dan prolaktin adekuat
2. Payudara membesar, alveoli mulai terisi ASI
3. Tidak ada kelainan pada struktur payudara
4. Puting menonjol
5. Bayi aterm
6. Tidak ada kelainan bentuk pada mulut bayi
7. Rawat gabung
8. Dukungan keluarga dan tenaga kesehatan adekuat
9. Faktor budaya
Tanda bayi menyusu efektif
1. Bayi melekat pada payudara ibu
dengan benar
2. Ibu mampu memposisikan bayi
dengan benar
3. Miksi bayi lebih dari 8 kali dalam
24 jam
4. Berat badan bayi meningkat
5. ASI menetes/memancar
6. Suplai ASI adekuat
7. Puting tidak lecet setelah minggu kedua
8. Ibu merasa percaya diri selama proses menyusui
9. Bayi tidur setelah menyusui
10. Payudara ibu kosong setelah menyusui
11. Bayi tidak rewel dan menangis stelah menyusui
12. Status kesehatan ibu baik
13. Status kesehatan bayi baik
Permasalahan menyusui Mastitis

Faktor ibu
1. Ketidakadekuatan suplai ASI
2. Anomali payudara ibu (mis.
puting yang masuk ke dalam) Abses payudara Puting susu tersumbat

3. Ketidakadekuatan refleks
oksitosin
4. Payudara bengkak
5. Riwayat operasi payudara
Faktor bayi
1. Hambatan pada neonatus (mis. prematuritas, sumbing)
2. Ketidakadekuatan refleks menghisap bayi
3. Kelahiran kembar

Faktor situasional
4. Tidak rawat gabung
5. Kurang terpapar informasi tentang pentingnya menyusui
dan/atau metode menyusui
3. Kurangnya dukungan keluarga
4. Faktor budaya
Tanda bayi tidak menyusu efektif

1. Bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu


2. BAK bayi kurang dari 8 kali dalam 24 jam
3. ASI tidak menetas/memancar
4. Nyeri dan/atau lecet terus menerus setelah minggu kedua
5. Intake bayi tidak adekuat
6. Bayi menghisap tidak terus menerus
7. Bayi menangis saat disusui
8. Bayi rewel dan menangis terus dalam jam-jam pertama setelah
menyusui
9. Menolak untuk mengisap
10. 12. Kelelahan maternal
11. 13. Kecemasan maternal
Akibat bayi tidak menyusu efektif
1. Abses payudara
2. Masititis

Kondisi ibu yang mengganggu menyusui bayi


3. Carpal tunnel syndrome
Edukasi Menyusui
Memberikan informasi dan saran tentang menyusui yang
dimulai dari antepartum, intrapartum dan postpartum.
1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan bertanya
4. Dukung Ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam
menyusui
5. Libatkan sistem pendukung: suami, keluarga, tenaga
kesehatan dan masyarakat
1. Berikan konseling menyusui
2. Jelaskan manfaat menyusui bagi
ibu dan bayi
1. Ajarkan posisi
menyusui dan
perlekatan bayi
( lacth on)
dengan benar
Menyusui satu bayi
Menyusui Bayi Kembar
• Ajarkan perawatan payudara
antepartum dengan
mengkompres dengan kapas
yang telah diberikan minyak
kelapa
• Ajarkan perawatan payudara
postpartum (mis. memerah
ASI, pijat payudara, pijat
oksitosin)
PIJAT OXITOCYN
Memerah ASI
Petunjuk Penyimpanan ASI

• ASI disimpan pada suhu ruangan < 25°-- C selama 6-8 jam.
• suhu ruangan >25°C tahan 2-4 jam.
• Wadah ASI harus ditutup dan dibiarkan dingin.
• ASI dapat disimpan dalam insulated cooler bag dengan ice packs selama 24 jam.
• ASI dapat disimpan dalam lemari es/kulkas (4°C) sampai 5 hari.
ASI dapat disimpan dalam freezer dengan tipe :
• Bagian freezer terletak di dalam lemari es/kulkas (-15°C) selama 2 minggu,
• Freezer dan lemari es/kulkas mempunyai pintu yang berbeda (-18°C): selama 3-6 bulan,
• Deep freezer yang jarang dibuka dan temperaturnya tetap ideal (-20°C) selama 6-12
bulan
Penyimpanan ASI terlalu lama menyebabkan lemak dalam ASI dapat mengalami
degradasi sehingga kualitas ASI menurun.
Menghangatkan ASI

Gunakan sendok, gelas


Hangatkan ASI perah atau pipet, hindari dot
dengan air hangat agar tidak bingung
puting
Nutrisi Ibu Menyusui
Makanan sehat ibu menyusui
membantu:
1. melawan baby blues
2. meningkatkan kualitas dan
kuantitas ASI

Perlu gizi seimbang dan beragam


makanan terutama sayuran
berwarna
Menu sehat bagi ibu menyusui
1.Nasi
2.Lauk pauk
3.Sayur
4.Buah Minum :
a. Air putih
b. Jus buah
c. Susu
d. Sari kacang hijau
e. Sari kedelai
f. kurangi Teh, Kopi, hindari minuman beralkohol dan merokok
Takaran kebutuhan nutrisi ibu menyusui adalah :
1.Makan dengan frekuensi 5-6 kali/ hari.
2.Minum dengan frekuensi 12- 16 kali/ hari.
Contoh : Bayi menyusu ± setiap 3 jam sekali, ibu
dianjurkan minum 1 gelas setelah menyusui sehingga
dalam 24 jam jika bayi menyusu ± 8 kali ibu pun sudah
bisa minum minimal 8 gelas perhari ditambah 4-8 kali
minum setelah makan maka ibu sudah minum 12-16
gelas/hari.
•Jenis makanan yang dapat meningkatkan
produksi ASI
1.Kacang- kacangan
•Jenis kacang- kacangan terutama yang berwarna
gelap seperti kacang merah, kenari dll.
1.Buah- buahan
•Yang mengandung Vitamin C dan anti oksidan yang
tinggi seperti Jeruk, blueberry, apel, pepaya,
stroberi, alpukat.
1. Makanan pokok
• Nasi dari beras putih atau merah, roti gandum, sereal/ bubur
gandum, jagung, gandum, ubi/ singkong.

1. Sayur- sayuran
• Sayuran yang berwarna hijau seperti bayam, selada, brokoli ,
labu siam, daun katuk, ketimun.

1. Lauk pauk
• Ikan seperti Tuna, Salmon, Lele, daging ayam, telur, daging sapi,
tahu, tempe.

1. Susu sapi maupun susu kedelai.


Pantangan bagi ibu menyusui
1.Makanan dan minuman yang mengandung alcohol (bir,
mix max dan sejenisnya, minuman bersoda seperti (sprite,
coca cola, pepsi, Fanta) atau yang mengandung soda
lainnya serta minuman yang mengandung caffein (coffe)
dan teh.
2.Obat- obatan tidak dengan resep dokter.
3.Jamu-jamuan tanpa konsultasi ke dokter atau tenaga
kesehatan lainnya.
4.Merokok.
Perlekatan ibu terhadap bayi
Definisi:
Kemampuan berinteraksi antara orangtua atau orang terdekat dengan bayi/anak
yang dapat mempengaruhi proses asah, asih dan asuh.

Tanda perlekatan baik


1. Mempraktikkan perilaku sehat selama hamil
2. Menyiapkan perlengkapan bayi sebelum kelahiran
3. Verbalisasi perasaan positif terhadap bayi
Tanda perlekatan baik
1. Mempraktikkan perilaku sehat selama hamil
2. Menyiapkan perlengkapan bayi sebelum kelahiran
3. Verbalisasi perasaan positif terhadap bayi
4. Mencium bayi
5. Tersenyum kepada bayi
6. Melakukan kontak mata dengan bayi
7. Berbicara dengan bayi
8. Bermain dengan bayi
9. Berespons dengan isyarat bayi
10. Menghibur bayi
11. Menggendong bayi untuk menyusui/memberi makan
12. Mempertahankan bayi bersih dan hangat
13. Bayi menatap orang tua
Relaktasi dan induksi laktasi
• Ibu memutuskan kembali menyusui anaknya setelah berhenti
menyusui,
• tanpa melihat berapa lama laktasi terhenti
• perlu mendapat dukungan dari semua
RELAKTASI
• Perlu kesabaran
• Efektif pada bayi baru lahir sampai bayi berusia kurang dari 8
minggu.
• Namun ada yang berhasil pada ibu-ibu dengan anak berusia lebih dari
12 bulan.
• minum dengan cangkir pada fase transisi lebih mudah menyusu
dibanding dengan botol susu.
• Relaktasi dan induksi laktasi akan sulit dilakukan pada bayi yang sudah
mendapat makanan pendamping.
• Sehingga makanan pendamping sebelum bayi berusia 6 bulan,
kecuali saat bayi sudah berusia 4-5 bulan tidak mengalami kenaikan
berat badan sesuai dengan umur dan jenis kelamin bayi.
• Alhamdulillah… terimakasih atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai