Anda di halaman 1dari 3

I.

Pengertian

Psikosomatik

Ilmu kedokteran psikosomatik memiliki dimensi pengertian yang sangat luas,


sejalan dengan konsep jiwa dan badan yang tak dapat dipisahkan antara satu dengan
yang lain. Definisi yang paling tepat adalah definisiWittkower yaitu
Usaha untuk mempelajari interrelasi aspek-aspek psikologis dan aspek-aspek fisis
semua faal jasmani/badan dalam keadaan normal maupun abnormal
Dalam perkembangannya tidak hanya aspek fisis dan psikis saja yang menjadi titik
perhatian, tetapi juga aspek spiritual (agama) dan lingkungan merupakan faktor
yang harus diperhatikan untuk mencapai kesehatan yang optimal. Hal ini sesuai
dengan definisiWHO tahun 1994 tentang pengertian sehat yang meliputi kesehatan
fisis, psikologis, sosial, dan spiritual. Jadi, mempunyai 4 dimensi yaitu bio-psikososial-spiritual.
Dalam psikosomatik dikenal suatu gangguan psikosomatik yaitu gangguan atau
penyakit dengan gejala-gejala yang menyerupai penyakit fisis dan diyakini adanya
hubungan yang erat antara suatu peristiwa psikososial tertentu dengan timbulnya
gejala-gejala tersebut.
II. Patofisiologi

Proses emosi terdapat di otak disalurkan melalui susunan saraf autonom vegetatif ke
alat-alat visceral yang banyak dipersarafi oleh saraf autonom vegetatif tersebut. Oleh
karena itu keluhan-keluhan tersebut banyak dibidang ilmu penyakit dalam, isalnya
bidang kardiovaskular, traktus digestivus, respiratorius, sistem endokrin, traktus
urogenital. Keadaan yang mula-mula dinamakan ketidakseimbangan vegetatif.
III. Kriteria Klinis Penyakit Psikosomatik
Kriteria yang Biasanya Tidak Ada (Kriteria Negatif)

Tidak didapatkan kelainan-kelainan organik pada pemeriksaan yang teliti


sekalipun, walaupun mempergunakan alat-alat canggih. Bila ada kelainan
organik belum tentu bukan penyakit psikosomatik, sebab;

Bila penyakit psikosomatik tidak diobati, dalam jangka waktu yang cukup lama,
dapat menimbulkan kelainan-kelainan organik pada alat-alat yang
dikeluhkannya.
-Secara kebetulan ada kelainan organik, tetapi kelainan ini tidak dapat
menerangkan keluhan yang ada. Yang dinamakan koinsidensi.
- Sebelum timbulnya gejala-gejala psikosomatik, telah ada lebih dahulu kelainan
organiknya, tetapi tidak disadari oleh pasien sendiri. Baru menjadi sadar, setelah
disadarkan oleh orang lain atau kadang-kadang oleh dokter yang mengobatinya.
Hal ini membuatnya jadi takut, khawatir dan gelisah, yang dinamakan iatrogen.

Tidak didapatkan kelainan psikiatri (kejiawaan). Tidak ada gejala-gejala


psikotik -tidak ada disintegrasi kepribadian. Tidak ada distorsi realitas. Masih
mengakui bahwa ia sakit, masih mau aktif berobat.

Kriteria yang Biasanya Ada (Kriteria Positif)

Keluhan-keluhan pasien ada hubungannya dengan emosi tertentu

Keluhan-keluhan tersebut berganti-ganti dari satu sistem ke kelainan sistem


lain. Dinamakan shifting phenomen atau alternasi

Adanya imbalans vegetatif (ketidakseimbangan susunan saraf autonom)

Penuh dengan stress sepanjang kehidupan (stressfull live situation) yang


menjadi sebab konflik mentalnya

Adaya perasaan yang negatif yang menjadi titik tolak keluhan-keluhannya

Adanya faktor pencetus (faktor presipitasi), proksimal dari keluhankeluhannya

Adanya faktor predisposisi, dicari dari anamnesis longitudinal. Yang


membuat pasien rentan terhadap faktor presipitasi itu. Faktor predisposisi
dapat berupa faktor fisik/somatis, biologis, stigmata neurotik, dapat pula
faktor psikis dan sosio-kultural.

Kriteria-kriteria ini tidak perlu semuanya ada, tetapi bila ada salah satu atau lebih,
presumtif, indikatif untuk penyakit psikosomatik.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jil II, ed.4 hal.893-6
Pengertian sehat menurut UUNo. 23tahun1992 adalah keadaan sejahtera dari badan, Jiwa dan
sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Psikis dan fisik sangat
berkaitan erat dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya. Kedua aspek yang saling
mempengaruhi ini tercermin dalam ilmu kedokteran Psikosomatik. Dalam perkembangannya
tidak hanya aspek psikis dan fisik saja yang menjadi titik perhatian, tetapi juga aspek spiritual
dan lingkungan merupakan faktor yang harus diperhatikan untuk mencapai keadaan
kesehatan yang optimal(Mudjaddid, 2006).
Gangguan Psikosomatik adalah gangguan atau penyakit yang ditandai oleh keluhan-keluhan
psikis dan somatik yang dapat merupakan kelainan fungsional suatu organ dengan atau tanpa
gejala objektif dan dapat pula bersamaan dengan kelainan organik atau struktural yang
berkaitan erat dengan stresor atau peristiwa psikososial tertentu (Mudjaddid, 2006). Keadaan
psikis yang terganggu menyebabkan timbulnya gangguan fisik, muncul sebagai gejala
psikosomatik. Sebaliknya keadaan fisik juga mempengaruhi keadaan psikis. Seseorang jika
emosinya menumpuk dan memuncak maka hal itu dapat menyebabkan terjadinya goncangan
dan kekacauan dalam dirinya. Jika faktor-faktor yang menyebabkan memuncaknya emosi itu
secara berkepanjangan tidak dapat dihindari, maka ia dipaksa untuk selalu berjuang menekan
perasaannya. Perasaaan tertekan, cemas, kesepian dan kebosanan yang berkepanjangan dapat
mempengaruhi kesehatan fisiknya (Bongli, 2008)
.

Anda mungkin juga menyukai