Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Frekuensi kehamilan yang tidak diinginkan akan meningkatkan


kebutuhan jasa pelayanan abortus. Sementara sikap negara yang melarang
abortus akan membuat fasilitas pelayanan aborsi profesional yang
berkualitas menjadikan langka dan mahal. Akibatnya, pilihan akan jatuh pada
jasa pelayanan resiko tinggi yang petugasnya tidak mampu memprediksi
resiko tindakan yang dilakukannya. Para ibu yang kebingungan itu nekad
memilih pelayanan aborsi yang mengancam keselamatannya, ketimbang
membesarkan janin yang mereka kandung. Pelayanan abortus yang tidak
aman itu akan menjerumuskan mereka pada resiko kematian yang 100-500
kali lebih besar. Setiap tahun diperkirakan 1,5-3 juta abortus, spontan atau
tidak spontan terjadi di Indonesia dengan komplikasi utama berupa
perdarahan dan infeksi yang dapat berakhir dengan kematian.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 15-20% kematian
maternal disebabkan oleh komplikasi abortus. Dalam rangka menurunkan
angka kematian ibu maka Asuhan Pascakeguguran merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan primer. Asuhan Pascakeguguran akan
dapat menyelamatkan wanita yang mengalami abortus dari kematian dan
kesakitan. Bahkan pada Asuhan Pascakeguguran akan dilakukan konseling
mengenai kontrasepsi serta diberikan pelayanan kesehatan reproduksi
lainnya.
Pelayanan Asuhan Pascakeguguran yang lengkap, meliputi asuhan
medik dan preventif. Elemen-elemen kunci tersebut adalah :
-

Pelayanan gawat darurat abortus inkomplit dan komplikasi yang


membahayakan keselamatan jiwa pasien.

Konseling dan pelayanan kontrasepsi pascakeguguran.

Jalinan kerjasama pelayanan gawat darurat pascakeguguran dan sistim


kesehatan reproduksi.

Adapun penatalaksanaan komplikasi pascakeguguran meliputi :


-

Penilaian awal untuk mengenali komplikasi pascakeguguran

Berkomunikasi dengan pasien untuk menginformasikan kondisi medis


dan rencana pengobatan

Evaluasi klinis (riwayat penyakit, pemeriksaan fisik terbatas dan panggul)

Bila

fasilitas

kesehatan

tidak

mempunyai

kemampuan

untuk

menatalaksana komplikasi yang terjadi, setelah upaya stabilisasi, rujuk


pasien ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap
-

Stabilisasi pasien dari komplikasi atau kondisi gawat darurat.

Evakuasi sisa konsepsi


Dalam uraian berikut akan dijelaskan bagaimana mengenali tanda

atau gejala abortus dan komplikasinya yang membahayakan keselamatan


jiwa pasien serta kontrasepsi pascakeguguran.
PENILAIAN AWAL KOMPLIKASI ABORTUS
Bila pasien datang dengan dugaan suatu abortus inkomplit, penting
sekali untuk dengan segera menentukan ada tidaknya komplikasi yang dapat
mengancam keselamatan jiwa pasien tersebut. Komplikasi serius yang
memungkinkan adalah syok, perdarahan hebat, infeksi/sepsis dan trauma
intra abdomen. Bila ditemui berbagai komplikasi tersebut maka harus segera
dilakukan upaya stabilisasi sebelum menangani lebih lanjut atau merujuk
pasien ke fasilitas kesehatan rujukan.
Syok
Syok adalah suatu kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan
segera dan intensif untuk menyelamatkan jiwa pasien. Syok meengakibatkan
gangguan aliran darah dan perfusi jaringan akibat kegagalan sistim sirkulasi.
Terdapat berbagai penyebab syok dan khusus pada abortus inkomplit,
umumnya disebabkan oleh perdarahan, infeksi/sepsis atau trauma. Pasien
dengan syok, harus ditangani dengan segera dan diobservasi secara ketat
karena kondisi mereka dapat memburuk secara mendadak. Tujuan utama

dalam mengatasi syok adalah stabilisasi pasien yaitu mengembalikan cairan


tubuh yang hilang dan memperbaiki sistim sirkulasi.
Segera dilakukan penilaian gejala-gejala syok, yaitu :
-

Nadi cepat dan lemah (>110 x/menit)

Turunnya tekanan darah (diastolik 60 mmHg)

Pucat (terutama konjungtiva palpebra, telapak tangan, bibir)

Berkeringat banyak

Pernafasan cepat (respirasi >32 x/menit)

Gelisah, apatis atau kehilangan kesadaran

Bila syok dapat dikenali, segera lakukan tindakan untuk mengatasi keadaan
tersebut. Walaupun beberapa gejala mungkin belum nampak jelas tetapi
dianjurkan untuk tetap memantau kondisi pasien secara ketat karena syok
mungkin dapat menjadi lebih berat pada masa-maa selanjutnya. Apabila
penolong tidak segera melakukan upaya-upaya antisipatif sebelumnya maka
derajat syok yang terjadi dapat secara tiba-tiba menjadi sangat berat.
Penanganan : Periksa tanda vital, bebaskan jalan nafas, tinggikan tungkai,
perbaiki cairan tubuh (RL 1 L dalam 15-20 menit kemudian
dilanjutkan hingga mencapai 3 L dalam 2-3 jam),transfusi
darah (Hb , 6 g% atau Ht < 20), pemeriksaan lab, antibiotika.
Perdarahan Hebat
Tanda dan gejala
-

Perdarahan banyak, merah segar, baik dengan ataupun tanpa bekuan

Darah membasahi pakaian, kain, handuk, atau selimut

Pucat (konjungtiva palpebra, telapak tangan, bibir)

Pusing, kesadaran menurun

Tindakan : Ganti darah/cairan yang hilang, cari sumber perdarahan dan


hentikan perdarahan yang terjadi.

Infeksi / Sepsis
Tanda
-

Demam tinggi (temperatur >38C), menggigil atau berkeringat

Sekret berbau per vaginam

Kaku atau tegang dinding perut bawah (dengan atau tanpa nyeri ulanglepas atau rebound tenderness)

Keluarnya cairan mukopurulen melalui ostium serviks

Nyeri goyang serviks (pada periksa dalam)

Gejala
-

Riwayat abortus provokatus

Nyeri perut bawah

Perdarahan yang lama (8 hari)

Gejala-gejala seperti influenza (meriang/tidak enak badan)

Sebelum melakukan evakuasi sisa konsepsi (sumber infeksi), langkah


pertama yang harus dilakukan adalah segera mengatasi infeksi/septikemi
yang terjadi.
Trauma Intra Abdomen
Tanda
-

Perut kembung

Bising usus melemah

Dinding perut kaku (tegang/keras)

Nyeri tekan dan nyeri ulang lepas (rebound tenderness)

Gejala
-

Mual/muntah

Nyeri bahu

Demam (temperatur >38C)

Nyeri atau kram perut

Bila selain gejala tersebut di atas, juga dijumpai tanda-tanda syok (tekanan
darah menurun, nadi dan pernafasan cepat), kemungkinan terjadi pula
perdarahan intra abdomen (misalnya, akibat perforasi uterus)

Penanganan :

Periksa tanda vital, bebaskan jalan nafas, perbaiki volume


cairan tubuh, antibiotika dan serum anti tetanus, periksa lab,
analgesik, roentgen abdomen.

Asuhan Mandiri
Perhatikan
-

Hindari aktivitas fisik yang berlebihan untuk 2-3 hari pertama

Hindari sanggama hingga perdarahan telah berhenti sempurna

Hindari untuk memasukkan sesuatu (tampon, jari, vaginal tablet) ke


dalam vagina selama perdarahan

Hindari irigasi/semprot vagina (vaginal douche) beberapa hari pasca


tindakan

Hindari

penggunaan

obat-obatan

lain/tradisional

selama

masa

pengobatan
Keadaan normal
-

Perdarahan dan mules atau kram pada perut bawah seperti halnya saat
menstruasi

Kelemahan atau lesu pada minggu pertama pascakeguguran

Depresi ringan, sedih dan rasa kecewa yang berlangsung dalam


beberapa hari

Pusing

Kurang nafsu makan

Keadaan Abnormal
-

Demam atau berkeringat banyak dan menggigil

Pusing, rasa ringan atau limbung

Nyeri perut yang hebat

Spasme atau kram dalam intensitas yang kuat

Mual dan muntah berlebihan

Perdarahan yang jumlahnya melebihi dua kali jumlah perdarahan


menstruasi yang normal

Bau yang menyertai sekret atau cairan pervaginam

Perut kembung dan nyeri

Sesak nafas atau urtikaria yang hebat setelah mengkonsumsi obatobatan

Tidak dapat BAB hingga 3 hari pasca tindakan

!!! Segera kembali ke klinik atau memeriksakan diri pada tenaga medik
terdekat apabila dijumpai tanda-tanda seperti tersebut di atas.

KONTRASEPSI PASCAKEGUGURAN
Bila abortus pontan terjadi pada trimeseter pertama maka umumnya
kesuburan akan kembali (paling cepat) 2 minggu pascakeguguran.
Sayangnya

kebanyakan

pasien

mengabaikan

hal

tersebut

karena

berpatokan pada kembalinya kesuburan pada kasus pacapersalinan. Melihat


kenyataan tersebut di atas maka upaya-upaya pencegahan kehamilan pada
pasien pascakeguguran (terutama bila belum ingin hamil segera) harus
dilakukan sedini mungkin.
Pada umumnya, hampir semua metode kontrasepsi mutakhir yang
ada, dapat segera digunakan pada pasien pascakeguguran, asalkan
diperhatikan hal-hal berikut :
-

Tidak

ada

komplikasi

berat

lanjutan

yang

masih

membutuhkan

pengobatan
-

Pasien menerima konseling yang adekuat

Petugas kesehatan mengetahui kondisi khusus (perhatian sebelum


penggunaan)
Pasien tidak boleh melakukan hubungan seksual hingga perdarahan

berhenti (5-7 hari pascakeguguran) dan hingga semua komplikasi dapat


diatasi. Metode

kontrasepsi

alamiah

tidak dianjurkan

untuk pasien

pascakeguguran (tunggu hingga siklus menstruasi normal kembali)

Tidak ada komplikasi


Perhatian :
-

KB alamiah : Tidak dianjurkan

Tubektomi : Bukan waktu tepat untuk memutuskan metode permanen

Diafragma : tidak sesuai

Anjuran :
-

Semua metode temporer

Implant : dapat segera digunakan

Suntikan (DMPA, Net-en) : dapat segera digunakan

AKDR : dapat segera digunakan

PIL (tunggal/kombinasi) : dapat segera digunakan

Spermisida : Digunakan apabila hubungan seksual sudah memungkinkan

Diafragma : digunakan apabila hubungan seksual sudah memungkinkan

Dugaan Infeksi (tidak dapat menyingkirkan kemungkinan infeksi,


riwayat abortus provokatus, tanda dan gejalan infeksi/sepsis)
Perhatian :
-

Tubektomi : tidak dianjurkan hingga infeksi atau komplikasi dapat diatasi


(memerlukan waktu 3 bulan)

AKDR : tidak dianjurkan hingga infeki atau komplikasi dapat diatasi


(memerlukan waktu 3 bulan)

Anjuran :
-

Implant

Suntikan

Pil

Spermisida

Kondom/diafragma : digunakan apabila hubungan seksual sudah


memungkinkan

Trauma Traktus Genitalis (perforasi uterus dengan atau tanpa trauma


usus, trauma hebat termasuk luka baker bahan kimia pada vagina atau
serviks)
Perhatian :
-

Tubektomi : tidak dianjurkan, kecuali bila trauma sudah sembuh

AKDR : tidak dianjurkan, kecuali bila trauma sembuh

Spermisida : tidak dianjurkan, kecuali bila trauma sembuh

Diafragma : tidak dianujrkan, kecuali bila trauma sembuh

Anjuran :
-

Implant

Suntikan

Pil

Kondom : digunakan apabila hubungan seksual sudah memungkinkan

Spermasida

Diafragma : digunakan apabila hubungan seksusal sudah memungkinkan


(hanya pada perforasi uterus tanpa komplikasi)

Perdarahan Hebat (Hb < 7 gr% dan Ht < 20)


Perhatian :
-

Tubektomi, pil hormon tunggal, suntikan, AKDR : tunggu hingga anemia


teratasi.

Anjuran :
-

AKDR dengan progesteron) : mengurangi perdarahan menstruasi

Pil hormon kombinasi : mulai 7 hari pertama pasca keguguran untuk


meningkatkan faktor koagulasi

Spermisida, kondom/diafragma : digunakan apabila hubungan seksual


sudah memungkinkan

Abortus Inkomplit
Perhatian :
-

Tubektomi : tunggu hingga involusi uterus mencapai kondisi normal (4-6


minggu)

Anjuran :
-

Implant, suntikan, pil hormon kombinasi

Kondom, spermisida : digunakan apabila hubungan seksual sudah


memungkinkan

DAFTAR PUSTAKA
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi POGI, Paket Pelatihan
Klinik Asuhan Pascakeguguran, Jakarta : AVSC International, 2001
Cunningham dkk, Obstetri Williams, edisi 18 alih bahas; Joko Suyono. Jakarta :
EGC;1995
Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Unpad, Obstetri Patologi.
Bandung : Elstar Offset,1984

10

11

Anda mungkin juga menyukai