UROGENITAL:
MAYER-ROKITANSKY-KUESTER-HAUSER
SYNDROME
Disusun Oleh:
Irneza Aprilladea
10612035
Agatha Aulina
10612049
Nadia Fadila
10612053
Anniza Nurrahmah
10612055
10612065
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mayer-Rokitansky-Kuester-Hauser
(MRKH)
Syndrome
adalah
malformasi dari sistem reproduksi wanita yang terjadi pada 1 dari 4500
kelahiran bayi perempuan. Malformasi ini terjadi karena terganggunya
perkembangan embrio pada duktus Mullerian (paramesonefrik) (Opplet, et al.
2006). Sindrom ini memiliki ciri-ciri tidak adanya vagina dan uterus, sehingga
penderita tidak mengalami menstruasi dan tidak bisa hamil. Penderita sindrom
MRKH memiliki perkembangan fenotip dan kariotipe yang normal (46, XX).
Selain itu, penderita juga memiliki regulasi hormon dan ovarium yang
berfungsi dengan normal.
Sindrom MRKH dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian: tipikal,
atipikal, MURCS (Mullerian aplasia, renal aplasia, cervicothoracic somite
aplasia association). Sindrom MRKH hingga saat ini masih menjadi objek
penelitian banyak ilmuwan karena, penyebab pasti sindrom ini secara
molekular belum dapat ditentukan. Sindrom MRKH dapat didiagnosa dengan
menggunakan alat Ultrasonographic (USG) dan MRI. Sindrom MRKH juga
diiringi dengan malformasi-malformasi system tubuh lainnya, seperti sistem
rangka, kardiovaskular, dan renal. Malformasi-malformasi tersebut terjadi
karena adanya gangguan pada saat proses perkembangan embrio pada sekitar
4-12 minggu pertama kehamilan.
Sindrom MRKH dapat diatasi dengan pembentukan vagina buatan
melalui beberapa metode seperti McIndoe vaginoplasty dan Vecchietti
vaginoplasty. Sindrom MRKH ini merupakan sindrom yang cukup banyak
diderita oleh perempuan di dunia. Oleh karena itu, perlu adanya pemeriksaan
sejak dini untuk memastikan kondisi bayi yang dilahirkan normal.
1.2 Tujuan
Tujuan dari jurnal yang kami kaji adalah menentukan persentase malformasi
yang terkait dengan sindrom MRKH yang diderita pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
Sampai saat ini penyebab dari sindrom MRKH masih belum dapat
ditemukan. Namun peneliti memperkirakan salah satu penyebab yang
dimungkinkan dari sindrom MRKH adalah teraktivasinya anti-Mullerian
hormon. Anti-Mullerian hormon (AMH), yang disekresikan oleh sel-sel
granulosa pada folikel, menyebabkan regresi duktus Mullerian sehingga
menyebabkan vaginal atresia atau uterine agenesis. Pada minggu 4-12
perkembangan embrio yang normal, AMH tidak diproduksi sehingga duktus
Mullerian otomatis berkembang dan duktus Wolff terdegradasi. Sehingga
saluran reproduksi normal akan terbentuk (Opplet et al., 2006).
Duktus Mullerian merupakan salah satu turunan dari mesoderm
intermediet, dimana mesoderm ini selama masa embriogenesis akan
berkembang membentuk sistem urogenital. Duktus mullerian sendiri akan
menjadi bakal dari sistem reproduksi perempuan dan terbagi menjadi tiga
bagian. Tiga bagian ini adalah kranial-vertikal, intermediet-horizontal, dan
kaudal-vertikal. Bagian kranial-vertikal akan berkembang membentuk
fimbrae. Bagian intermediet-horizontal akan berkembang membentuk struktur
tuba falopii, dan bagian kaudal-vertikal akan berkembang membentuk UVP.
UVP merupakan singkatan dari Uterovaginal Primodial. Struktur ini akan
membentuk uterus, serviks, dan vagina atas (superior). Pada pembentukan
UVP dibagian kaudal-verrtikal, duktus mullerian yang pada awalnya berupa
dua duktus terpisah akan saling bertemu. Kedua duktus ini awalnya terpisah
oleh septum namun akan saling berfusi membentuk struktur tubular dengan
bentuk Y yaitu UVP (Amesse, 2012).
Pembentukan struktur awal dari bentuk uterus akan selesai pada minggu
ke-12. Dan pada minggu ke-22 perkembangan struktur UVP yang membentuk
struktur uterus, serviks, tuba falopii, vagina bagian atas, hingga pembentukan
endometrium akan selesai. Untuk perkembangan vagina, dibutuhkan fusi dari
2 struktur embrio yakni UVP dan UGS (urogenital sinus) yang merupakan
turunan dari endoderm. UVP bagian kaudal akan menempel ke dinding dorsal
dari UGS dan membentuk sinus tubercle. Sinus tubercle akan menginduksi
pembentukan dari sinovaginal bulbs yang kemudian akan berkembang
membentuk lempeng vagina (vaginal plate). Kemudian lempeng vagina akan
terkanalisasi membentuk kanal vagina. Proses kanalisasi akan selesai pada
minggu ke-20 (Amesse, 2012).
Sindrom MRKH diklasifikasi menjadi 3 bagian, yaitu tipikal, atipikal, dan
MURSC (Mullerian aplasia, renal aplasia, cervicothoracic somite dysplasia).
Klasifikasi sindrom MRKH tersebut berdasarkan malformasi-malformasi
sitem tubuh lainnya yang ikut terganggu proses perkembangannya. Klasifikasi
pertama yaitu tipikal merupakan tipe sindrom MRKH dimana hanya saluran
vagina dan uterus saja yang tidak berkembang, selebihnya, ovarium, tuba
falopii, dan ginjal berkembang seperti biasa. Tipe atipikal merupakan sindrom
MRKH dengan malformasi pada sistem ginjal dan ovarium. Sindrom Tipe
MURCS merupakan sindrom MRKH dengan malformasi pada sistem ginjal,
kardiovaskular, dan/atau sistem rangka. Menurut Opplet, et al. (2006), dari 53
pasien perempuan yang dikumpulkan dari 3 negara (Austria, Switzerland, dan
Jerman) 25 pasien (47%) didagnosa menderita sindrom MRKH tipikal, 11
pasien (21%) didagnosa menderita sindrom MRKH tipe atipikal, dan 17
pasien (32%) didiagnosa menderita sindrom MRKH tipe MURCS.
Malformasi sistem ginjal yang diderita pasien contohnya adalah renal
aplasia dan/atau renal ectopic (gagal berpindahnya ginjal ke tempat yang
seharusnya atau gagal berpisahnya ginjal sehingga ginjalnya menyatu).
Malformasi sistem rangka yang diderita pasien beberapa contohnya adalah
skoliosis, dan cacat pada lengkung vertebra C4-5. Ditemukan juga gagal
berkembangnya anggota gerak terutama tangan (club hand, deformed elbow)
serta kelainan pada struktur tulang rahang. Malformasi kardiovaskular yang
diderita pasien beberapa contohnya adalah sindrom thrombocytopenia (jumlah
keping darah yang sedikit) dan aorticopulmonary septal defect. (Opplet, et al.,
2006)
Malformasi-malformasi pada sistem tubuh yang lain dapat dipengaruhi
oleh adanya gangguan pada perkembangan sistem reproduksi karena proses
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan dari jurnal yang kami kaji adalah sindrom MRKH dapat
disertai
dengan
perkembangannya
malformasi
saling
pada
sistem-sistem
behubungan.
Malformasi
lain
yang
terkait
ini
proses
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Amesse, Lawrence S. 2012. Mullerian Duct Anomalies.
emedicine.