DEFINISI :
Patah tulang terbuka ialah terputusnya
kontinuitas tulang dan atau tulang
rawan dengan perlukaan didaerah
fracture, disertai kerusakan jaringan
lunak dan tulangnya
KLASIFIKASI :
Fraktur terbuka menurut RAMON GUSTILO dibagi menjadi 3
GRADE :
Grade I
:Perlukaan kurang dari 1 cm dan luka relative
bersih tanpa kerusakan jaringan yang berarti ; fraktur
biasanya simple atau comminutif minimal.
Grade II :Perlukaan lebih dari 1 cm tanpa kerusakan
jaringan yang luas flap atau avulsi dengan derajat
kememaran yang sedang, umumnya fraktur simple atau
comminutif sedang.
Grade III :Perlukaan disertai kerusakan luas pada jaringan
lain seperti kerusakan kulit , otot dan neurovasculair atau
fraktur comminutif berat atau segmental tanpa melihat
besarnya perlukaan
Grade III A
:Yaitu bila setelah dilakukan debredement
luka pada tulang yang patah dapat ditutup secara adekuat.
Grade III B
:Yaitu bila kerusakan jaringan lunak yang
luas ( exstesif dan atau kehilangan jaringan lunak disertai
contaminasi berat dan stripping periost , sehingga tulang
transparan sesudah debredement. Maka penutupan kulit
dilakukan dengan skin graft atau biodressing.
Grade III C
:Yaitu bila fraktur terbuka disertai cidera
neuro vasculair yang harus diperbaiki tanpa melihat luasnya
kerusakan jaringan lunak .
Gejala klinik :
Anamnese:
Look :
Skin : ada luka dan oedema daerah trauma.
Shape : Pembengkaan dan deformitas.
Position : terdapat malposition terutama bila frakture
dekat sendi.
Feel :
Skin : Nyeri tekan setempat dan sumbu
Soft tissues : nyeri tekan yang dalam, perdarahan dan
acral dingin ,parese/paralyse pada cedera neurovascular.
Bone : Adanya cripitasi
Movement :
Aktif : terdapat gangguan aktif dari penderita
Pasif : Adanya fals movement
Power : Functio leasa
Gangguan Neurovascular:
Akibat
Trauma langsung pada neurovasculair
Posisi fragmen yang menekan, menusuk atau
merusak sistem syaraf atau vasculair.
Contohnya :
Volkmanns Ischaemic Contractur ( elbow).
Anterior Compartment Syndrome ( Cruris )
Pemeriksaan Radiologi :
Segi konfigurasinya :
Simple, kominutif atau segmental.
Transversal, oblique atau spiral.
Kompresi fraktur
Segi kedudukannya :
Pada epifisis, metafisis atau diafisis.
Bagaimana pergeseran kedudukan fragmen.
IV. PENGOBATAN :
Tindakan segera yang harus dilakukan ada 4 R :
1.
Recognition : adalah upaya untuk membuat diagnose
sebaik- baiknya.
2. Reduction : Reposisi reduksi merupakan suatu
tindakan untuk mengembalikan kepada posisi semula agar
dapat berfungsi kembali sebaik-baiknya , bila mungkin
sebaik mungkin.
3. Retaining Immobilisasi : adalah tindakan untuk
mengistirahatkan anggota atau alat yang sakit hingga terjadi
kesembuhan.
4. Rehabilitation : adalah tindakan atau upaya untuk
mengembalikan kemampuan dari anggota atau alat yang
sakit ataupun cedera agar dapat berfungsi kembali.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sedangkan pada fraktur terbuka derajat III dibagi lagi dalam beberapa cara :
III B. Dimana terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas ( intensif ) dan atau
kehilangan jaringan lunak disertai contaminasi berat dan stripping periost
sehingga tulang terpapar. Maka perlu penutupan kulit dengan skin graft atau
biodressing.
III C. Fraktur terbuka disertai cedera arteria yang harus diperbaiki tanpa melihat
luasnya kerusakan jaringan lunak. Pada subtype ini hampir selalu diperlukan
tidakan amputasi, disebabkan akibat adanya kegagalan circulasi arteria,
terutama bila kerusakan arterinya tidak diperbaiki segera ( 4 - 6 jam setelah
kejadian ) dan dilakukan juga tindakan fasciotomy. Fraktur terbuka derajat III
sangat potensial terjadi infeksi.
3. Retaining :
a.
Splinting termasuk ini ialah intramedullary nailing , ini untuk
mempertahankan kedudukan sesudah reposisi.
b.
Adaptasi atau netralisasi termasuk ini dengan K wire, screw, plate screw
dengan tujuan untuk mempertahan kedudukan.
c.
Stabilisasi dengan atau tanpa compressi , termasuk penggunaan plate
screw dalam dan pada tehnik tertentu seperti butters atau DCP dengan tujuan
agar hasil reposisi dapat dipertahankan tetap stabil dan sendi dapat mulai
digerakkan untuk mencegah kekakuan.
d.
Tension Band termasuk penggunaan wire atau tanpa K wire dengan tujuan
agar fraktur distraksi yang biasanya terjadi pada daerah dekat persendian
tempat origo dan insertion otot dapat dipertahankan. Gerakan segera dapat
dilakukan untuk mencegah kekakuan sendi serta memberikan kompresi pada
fragmen fraktur dengan tujuan untuk mempercepat penyembuhan.
* REHABILITASI :
Re berarti mengembalikan, Habilitasi (ability)
berarti kemampuan.
Rehabilitasi berarti upaya mengembalikan
kemampuan anggota yang cidera atau alat gerak
yang sakit agar dapat berfungsi kembali.
Falsafah lama Rehabilitasi : upaya tindakan
setelah tindakan kuratif yaitu mengatasi
permasalahan bila terjadi sequellae atau kecacatan.
Kecacatan seperti timbulnya kekakuan sendi
adalah sebagai akibat imobilisasi yang lama pada
penanganan fraktur, yang dapat dicegah apabila
rehabilitasi dilakukan secara dini saat tindakan
kuratif, pada kasus tertentu tindakan elektif dapat
dilakukan sebelumnya, sehinggga dapat dicegah
sebagai Fracture disease