Anda di halaman 1dari 17

Penyebab Trauma

1.Mekanik
2.Kimia
3.Thermis
4.Electric
5.Radiasi

Definisi :
Trauma Abdomen adalah kekerasan dari luar yang
mengenai abdomen dan dapat menimbulkan kerusakan
dari alat-alat abdomen (dinding atau isi cavum).

1.
2.

a.

b.

Trauma tumpul, Cth : Dilindas Kereta


Trauma tajam, Cth : Ditikam, Dibacok
Trauma tumpul (Blint Trauma)
Dapat menimbulkan robekan pada :
Alat-alat intra peritoneal
- Organ padat (hepar, lien)
- Organ berongga (usus, kantung empedu)
Alat-alat retroperitoneal
- Organ padat (ginjal)
- Organ berongga (duodenum, calon ascenden,
colon desecenden, vesica urinaria)

Luka tusuk yang menembus dinding abdomen


(vulnus abdominis penetrans / penetrating
abdominal stab wound).
Luka Tembak

Keuda hal di atas dapat menyebabkan :


1. Pendarahan
Luka sayat / robek pada organ-organ padat
Yang sering : omentum, hati

2.

Perforasi

Luka sayat / robek pada organ-organ berongga


Yang sering : usus, vesica fellea

3. Peritonitis

Peradangan rongga peritoneum akibat kontaminasi


isi organ/ alat berongga yang mengalami perpurasi.

Hal diatas mengakibatkan : Akut Abdomen/ Gawat


AbdomenAkut Abdomen : Adalah suatu keadaan gawat
Abdomen yang membahayakan jiwa penderita dan
memerlukan tindakan operasi segera laparotomi guna
penanggulangan secara efektif.
Tanda-tanda Akut abdomen : 4P II
Pendarahan
Perforasi
Peritonitis
Penyumbatan, cth : ileus obstruktif

Anamnesa Riwayat Trauma


Kec. Kendaraan
Jenis tabrakan
Posisi penderita di dalam kendaraan
Jenis senjata (pisau, pistol, senapan)
Jarak dari penyerang cedera rongga abdomen
berkurang bila jarak > 2 m
Jumlah luka tusuk/ tembakan
Jumlah pendarahan saat kejadian

1. Inspeksi
Distensi abdomen
Dinding abdomen

Tidak ikut bergerak pada pernafasan


Terlihat luka pada vulnus abdominis penetrans
kadang disertai prolapsus omentum.
Pada trauma tumpul mungkin terlihat jelas

o
o

Hematoma
Bekas ban mobil

2. Palpasi
Dapat dijumpai : abdominal rigidity = defanse
musculare = tegangan otot.
Hal ini o. k : iritasi dari peritoneum.

3. Perkusi

Pekak hati menghilang pada perforasi usus o.k


terkumpulnya udara antara hati, diafrakma dan dinding
abdomen.

Bunti redup pada hemoperitoneum.

Nyeri ketok.
4. Auskultasi

Apakah bising usus ada atau tidak (suara peristaltik


normal)

Adanya darah di indra peritoneal & kebocoran usus


dapat menimbulkan ileus.

5. Rectal Toucher

Sfincter ani : ketat atau longgar


Mucosa : licin, keras, berbenjol, teratur/
tidak teratur
Nyeri tekan : sesuai arah jarum jam
Ampula recti
Sarung tangan : feces, darah, lendir, pus.

1. Rontgen Foto
- Plain abdominan photo

Posisi tegak
Posisi tidur
Left lateral decubitus

o
o
o
o
o

Thorax photo : posisi tegak


IVP : intra venous pyelography, untuk megetahui
urinary tract
Yang hendak di lihat
Udara bebas di rongga peritoneum
Udara di ruang retroperitoneal
Corpus alienum
Hilangnya gambaran m.psoas
Fungsi ginjal dan extravasasi

CT scanning abdomen, untuk megetahui :


o Penumpukan darah
o Kerusakan organ
2. Pemeriksaan laboratorium
Hb dan lekosit di periksa tiap 1-2 jam
Pada pendarahan intra peritoneal di jumpai Hb
menurun dan lekosit meninggi sampai
>15.000/mm3 di sebut Von Slaeny test.
Serum amilase meninggi pada troma pankreas.

3. Dieagnostic peritoneal lavago

Perubahan sensorium,intoksikasi alkohol

Penggunaan obat terlarang

Perubahan perasaan cedera tulang


belakang

Pemeriksaan fisik yang meragukan

Tidak ada fasilitas USG atau CT scan

Cara DPL
Dengan kateter kecil dibawah pusat
dimasukkan NaCl 0,9 % ringer Lactat
hangat 10 ml/kgBB sampai 1 liter ke
dalam rongga peritoneum.
Biarkan cairan selama 5 10 menit.
Cairan dialirkan keluar abdomen dengan
kateter dan dikirim ke lab.
Dinyatakan ada perdarahan intra
peritoneal bila :
o Eritrosit 100.000 / mm3
o Lekosit > 500 / mm3

Primary Survey berdasarkan ATLS (Advanced


Trauma Life Support)
Nuchter :
Dipuasakan
IVFD :
intra venous fluid drops
Decompresi :
NGT (Naso Gastric Tube) dan
Kateter untuk mengurangi tekanan.
Antibiotik
:
Aminoglikoside, metronidazol

NIDA

Kita adalah apa yang kita


kerjakan berulang-ulang.
Karena itu, keunggulan
bukanlah suatu perbuatan
melainkan suatu kebiasaan.
(Aristoteles)

Anda mungkin juga menyukai