BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penelitian pada hakikatnya adalah suatu upaya untuk memahami dan
memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis, dan logis. Dalam kehidupan kita
sebagai makhluk sosial di jagat raya ini tidak terlepas dari berbagai masalah.
Masalah-masalah tersebut dikelompokkan dalam berbagai bidang kehidupan
antara lain pendidikan, kesehatan, sosial, politik, ekonomi, keagamaan dan
sebagainya. Pada tiap bidang kehidupan itu tidak terlepas dari masalah di
bidangnya masing-masing. Upaya untuk memahami dan memecahkan masalah
tersebut dapat dilakukan dengan cara yang sederhana atau secara tradisional (non
ilmiah) dan dapat dilakukan secara kompleks atau modern (ilmiah). Penelitian
kesehatan beriorientasikan atau memfoksukan kegiatan pada masalah-masalah
yang timbul di bidang kesehatan/kedokteran dan sistem kesehatan. Penelitian
kesehatan dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk memahami permasalahanpermasalahan yang dihadapi dalam bidang kesehatan, baik kuratif dan rehabilitasi
(kedokteran) maupun preventif dan promotif (kesehatan masyarakat), serta
masalah-masalah yang berkaitan dengannya; dengan mencari bukti yang muncul
dan dilakukan melalui langkah-langkah tertentu yang bersifat ilmiah, sistematis,
dan logis.(1)
Case control study merupakan salah satu metode penelitian kesehatan (suatu
penelitian analitik) yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari dengan
menggunakan pendekatan retrospektif.(1) Desain penelitian ini bertujuan
mengetahui apakah suatu faktor risiko tertentu benar berpengaruh terhadap
terjadinya efek yang diteliti dengan membandingkan kekerapan pajanan faktor
risiko tersebut pada kelompok kasus dengan kelompok kontrol. Case control
study sangat bermanfaat memberikan data dalam menunjang informasi kesehatan.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai case control study
lebih lengkap.(2)
1.2. Tujuan
1.2.1. Menjelaskan pengertian case control study.
1.2.2. Menjelaskan perumusan sampel case control study.
1.2.3. Menjelaskan keuntungan dan kerugian case control study.
1.2.4. Menjelaskan perbedaan case control study dengan cros sectional dan cohort
study.
1.2.5. Membahas manfaat case control study.
1.2.6. Membahas pengguanaan case control study dalam penelitian kesehatan.
1.2.7. Memenuhi tugas mata kuliah IKAKOM Semester VII Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Undana 2014.
1.3
Manfaat
Penulisan paper ini bermanfaat sebagai sumber informasi
mengenai case control study bagi mahasiswa-mahasiswi di lingkungan
Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana.
BAB 2
TELAAH PUSTAKA
2.1.
menentukan/menyeleksi
populasi
penderita/kasus
dan
populasi
perkiraan hasil yang diinginkan; dengan demikian apabila P 1= proporsi kasus dan
P2= proporsi kontrol, maka:
OR =
P1 x (1-P2)
P2 x (1-P1)
P2 =
P1
OR (1-P1) + P1
OR x P2
P1 =
(1-P2) + (OR x P2)
Dari 3 parameter yang diperlukan cukup tentukan 2 parameter.
Contoh:
OR= 2, P1 = 0,80 maka P2 =
= 0,80
= 0,60
0,80
1,20
2 (1-0,80) + 0,80
a. Estimasi interval kepercayaan rasio odds
Untuk estimasi interval kepercayaan rasio odds diperlukan 4
informasi, yaitu:
Perkiraan proporsi kontrol, P1 (dari pustaka)
Rasio odds yang dianggap bermakna (clinical judgement)
Tingkat ketetapan relatif yang dikehendaki, e (ditetapkan)
Tingkat kemaknaan, (ditetapkan)
Rumus yang digunakan:
Contoh:
Dengan menggunakan desain studi kasus kontrol seorang peneliti
ingin mengetahui berapa besar pengaruh diabetes melitus yang diderita
lelaki
berumur
40-50
tahun
terhadap
penyakit
jantung
koroner.
b.
uji klinis pada variabel bebas berskala nominal dikotom dan variabel efek
berskala nominal dikotom. Untuk ini diperlukan informasi:
Untuk uji hipotesis hendaknya dipilih uji 2-arah. Rumus yang digunakan
adalah seperti pada uji perbedaan 2 proporsi.
Contoh
= 150
Studi kasus kontrol berpasangan
Pada studi kasus kontrol yang berpasangan digunakan rumus:
P=
Berdasarkan rumus diatas, besar sampel minimal pada studi kasus kontrol
berpasangan hanya bergantung pada OR, Z dan Z, tetapi tidak bergantung pada
proporsi kontrol. Bila diketahui = 0,05; = 0,01 dan OR = 2 (jadi P = 2/[1=2] =
2/3 dan Q = 1/3), maka:
Contoh
Dengan desain kasus kontrol berpasangan peneliti ingin mengetahui
pengaruh diabetes melitus terhadap penyakit jantung koroner. Diduga OR =
2, proporsi pada kelompok kontrol sebesar 0,20 dengan kemaknaan sebesar
0,05 dan power sebesar 80%. Berapakah jumlah subyek yang diperlukan?
yakni jumlah kasus apabila ingin digunakan jumlah rasio kasus : kontrol = 1: c,
sebagai berikut:
kontrolnya = 3 x 47 = 141.
Adakah faktor
risiko?
Ditelusuri secara
retrospektif
Penelitian
mulai disini
Kasus (Kelompok
subyek dengan efek)
Kontrol (Kelompok
subyek tanpa efek)
Skema
2.1.
Case
Control
Study,
penelitian
dimulai
dengan
mengidentifikasi subyek dengan efek (kelompok kasus), dan mencari subyek yang tidak
mengalami efek (kelompok kontrol). Faktor risiko yang diteliti ditelusuri secara
retrospektif pada kedua kelompok kemudian dibandingkan.
Kasus
A
Kontrol
B
Jumlah
a+b
a+d
Jumlah
a+c
b+d
a+b+c+d
10
disini maksudnya menanyakan kepada ibu anak balita kasus tentang jenis-jenis
makanan serta jumlahnya yang diberikan kepada anak balita selama periode
tertentu. Biasanya menggunakan metode 24 jam (24 hours recall).
Tahap keenam: Melakukan pengolahan dan analisis data. Analisis data
dilakukan dengan membandingkan proporsi perilaku ibuyang baik dan yang
kurang baik dalam hal memberikan makanan kepada anaknya pada kelompok
kasus, dengan proporsi perilaku ibu yang sama pada kelompok kontrol. Dari sini
akan diperoleh bukti ada atau tidak adanya hubungan antara perilaku pemberian
makanan dengan malnutrisi pada anak balita.
2.4.
2.4.1
panjang.
Hasil dapat diperoleh dengan cepat.
Biaya yang diperlukan relatif murah.
Memerlukan subyek penelitian yang lebih sedikit.
Dapat digunakan untuk mengidentifikasikan berbagai faktor risiko
sekaligus dalam satu penelitian.
11
Case
Control
Difference
Mempelajari
hubungan
antara
penyebab
dan
penyakit
dengan
membedakan
kelompok kasus dan
control
Study retrospective
(melakukan
penelusuran
kebelakang terhadap
riwayat
suatu
penyakit)
Desain
Penelitian
Metode
Penelitian
Sampel
Waktu/Biaya
Hasil Penelitian
Penyakit
Diteliti
yang
Informasi
Rumus
Cohort
Sampel
relative
sedikit
Biaya
relative
murah dan hasil
dapat
diperoleh
cepat
Dapat
melihat
hubungan beberapa
penyebab
(risiko)
terhadap satu akibat
(penyakit)
Dapat
digunakan
untuk
meneliti
penyakit
yang
jarang
Bisa terjadi recall
bias
OR = ad / bc
Cross sectional
Mempelajari hubungan
natara paparan dan
penyakit
dengan
membandingkan
kelompok
terpapar
berdasarkan
status
penyakit
Longitudinal
prospective
(dimulai
dari status keterpaparan
kemudian
dilakukan
penelusuran
kedepan
terhadap
suatu
penyakit)
Sampel banyak
Mmempelajari/mengukur
hubungan
penyakit
(akib
dengan pajanan (penyebab) dal
waktu yang bersamaan pada s
saat
Menerangkan
hubungan antara factor
risiko dan efek
Diperoleh
prevalensi
su
penyakit dalam populasi pa
suatu saat, (Prevalence study)
Sampel banyak
RP = a/(a+b) : c/(c+d)
12
3.1
Diskusi
Manfaat penelitian dalam setiap bidang kehidupan atau disiplin ilmu
sangat besar dalam setiap pengembangan bidang kehidupan atau disiplin ilmu itu
sendiri. Demikian pula penelitian kesehatan mempunyai manfaat yang besar
dalam peningkatan pelayanan kesehatan dengan penelitian kesehatan akan dapat
diketahui berbagai faktor, baik yang menghambat maupun yang menunjang
peningkatan kesehatan atau pelayanan kesehatan individual maupun kelompok
dan masayarakat. Berikut manfaat penelitian kesehatan:(1)
(1) Hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarkan tentang
keadaan
atau
status
masyarakat.
(2) Hasil penelitian
ini
kesehatan
dapat
individu,
digunakan
kelompok,
untuk
maupun
menggambarkan
Kesimpulan
(1) Case control study merupakan penelitian epidemiologis analitik
observasional yang menelaah hubungan antara efek (penyakit atau
kondisi kesehatan) tertentu dengan faktor risiko tertentu.
(2) Case control study bertujuan mengetahui apakah suatu faktor resiko
tertentu benar berpengaruh terhadap terjadinya efek yang diteliti
dengan membandingkan kekerapan pajanan faktor risiko tersebut pada
kelompok kasus dengan kelompok kontrol.
(3) Case control study memiliki kelebihan dan kelemahan.
13
DAFTAR PUSTAKA
1.
14
2.
3.
4.