Anda di halaman 1dari 22

PUSAT ANTAR UNIVERSITAS BIDANG MIKROELEKTRONIKA

BAHAN PENGAJARAN (COURSE METERIAL)


PERANCANGAN SISTEM ELEKTRONIKA
("ELECTRONIC SYSTEM DESIGN")

Oleh:
PROF. DR. SAMAUN SAMADIKUN
IR. RIO SETO JUDOJONO
1988/1989

d/a. Laboratorium Elektronika & Komponen


Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10 Bandung 40132
-i-

proses desain: Pengantar


Diktat ini dimaksudkan sebagai penunjang didalam mata kuliah Perancangan sistem Elektronika
I. Perancangan atau desain, umumnya menjalani prosedur yang sama atau mirip, untuk setiap
masalah. Oleh karena itu pada diktat singkat ini, modul-1, metodologi perancangan
diterangkan secara umum dan meluas, dengan mengemukakan kasus-kasus umum yang
dijumpai pada industri. Pada modul berikut nanti metodologi perancangan baru diarahkan ke
bidang elektronika.
Diktat ini mernberi gambaran bagaimana pekerjaan desain yang baik itu harus dilakukan.
Contoh cara yang benar dan yang keliru (cara yang biasa kita lakukan didalam mendesain)
diberikan. Wawasan tidak harus mengikuti proses desain seperti yang diterangkan. Diktat hanya
merupakan semacam panduan, garis besar, langkah apa saja yang perlu diketahui didalam
suatu proses desain. Diharapkan dengan mernaharni metodologi desain, pendesain mampu
mengubah metodologi desain yang diperoleh menyesuaikan kebutuhannya.
Penyusun
Pengantar - 1

-ii-

Daftar Isi
PERUMUSAN MASALAH
Metoda Merumuskan Masalah
Meluaskan Rumus Permasalahan
Berapa luas masalah didefinisikan?
Ringkasan

2
3
5
5

PENGANALISAAN MASALAH
Variabel Masukan dan Variabel Keluaran
Kendala
Variabel Solusi
Restriksi
Restriksi Semu
Kriteria
Untung-Rugi
Faktor Keandalan
Faktor Operasi
Faktor Kesiagaan atau Availability
Kesederhanaan

4
7
7
7
8
8
8
8
9
9
9

MENCARI SOLUSI
Wawasan yang Lurus
Tidak cepat puas
Mengembangkan Pengetahuan
Kerja Keras
Menerapkan Metoda Pencarian yang Efektif
Salusi mirip
Metoda Pendekatan Sistem(atik)
Metoda Acak
Mengakhiri Pencarian Sebelum Waktunya
Proses Pencarian Berhenti

10
10
11
11
11
12
13
14
14
15

MENGAMBIL KEPUTUSAN
Sebuah Kasus: Pemasang Ban
Garis Besar Proses Pengambilan Keputusan
(1)
Pilih Kriteria
Memperkirakan Manfaat-Biaya
(2)
Menduga, Memperkirakan Kinerja
(3)(4) Pembandingan dan Keputusan

16
17
18
18
18
18

DOKUMENTASI
Gambar teknik
Laporan teknik

19
19

-iii-

Modul - 1
proses desain:
PERUMUSAN MASALAH
Apakah pernah mencoba-coba menyelesaikan suatu masalah tanpa tahu betul-betul duduk
permasalahannya? Jawabannya tidak tentu saja, tetapi itulah yang umumnya terjadi. Cobalah
kita lihat sebuah kasus berikut,

Gambar-PM1
Keterangan gambar: Sketsa proses pengemasan bahan makanan (beras) pada sebuah pabrik;
(A,B,..F) adalah pekerja yang bertugas masing-masing pada pengisian, penimbangan,
penjahitan, serta penyimpanan ke gudang dengan urutan mengikuti tanda panah.
Manajer sebuah pabrik pengemasan bahan makanan (beras) dalam karung, menghadapi
masalah biaya kelola serta biaya simpan produk yang tinggi. Kita diminta tolong untuk
menanggulangi masalah ini agar biaya dapat ditekan lebih rendah. Langkah apa yang harus
pertama kali dikerjakan?
Kecenderungan yang dilakukan biasanya begini: mencari langsung berbagai perbaikan dari
solusi (sistem) yang telah berjalan sekarang. Sistem yang ada sekarang dipelajari dan dicari
bagian-bagian yang kiranya dapat dibuat menjadi lebih ekonomis. Kita melibatkan diri segera
dengan perangkat peralatan proses yang ada, seperti mesin pengisian, penimbangan,
penjahitan, pengaturan tempat, pengaturan penyaluran. Kita cari solusi dengan meneoba
mengkombinasikan bagian-bagian dan perbaikannya, bila ada.
Itulah cara yang keliru. Bukan demikian cara menyelesaikan masalah yang efektif. Adalah wajar
dan masuk akal apabila kita, sebelum memulai apa-apa, mengetahui lebih dahulu
permasalahannya kemudian menyelidiki adakah masalah cukup bermutu untuk diselesaikan
sebelum kita melibatkan diri dengan hal-hal rinci yang memusingkan kepala. Masuk akal jika
-1-

langkah awal yang diambil adalah memandang secara luas permasalahan lebih dahulu, karena
sekali terperosok ke bagian rinci maka wawasan untuk mendapatkan berbagai solusi yang baik,
menjadi tertutup. Oleh karena itu, maksud dan tujuan dari tahap perumusan atau pendefinisian
masalah adalah menentukan pokok-pokok: duduk permasalahan, apakah masalah menuntut
perhatian khusus, dan pandangan umum lainnya. Hal-hal ini sudah harus kita ketahui dari a1.
Tahap rawan ini tidak menyita banyak waktu, tetapi penting dan menentukan.
Kenyataan menunjukkan jarang terdapat masalah membentang dengan jelas dihadapan kita.
Kita harus menentukan apa masalahnya. Dan ini seringkali sukar karena masalah tersamar oleh
berbagai informasi yang tak berkaitan, pengarahan yang keliru, atau oleh kebiasaan umum
didalam cara menyelesaikan suatu masalah. Pelajaran yang diperoleh selama dibangku sekolah
juga tidak membantu; masalah nyata di lapangan jarang atau kurang disuguhkan sehingga
pengalaman dan ketrampilan belum memadai untuk mampu mendefinisikan masalah dengan
baik. Melihat ini semua serta melihat akibat yang ditimbulkan dari pengabaian atau
ketidakefisienan mendefinisikan masalah, diharapkan dapat mendorong kita untuk memulai
mengembangkan kemampuan dan ketrampilan merumuskan masalah nyata yang dihadapi.
Kembali ke kasus, cara yang telah kita lakukan diatas untuk menolong manajer menekan biaya
lebih rendah, sama sekali tidak dianjurkan. Kita keliru mencoba mendapatkan solusi dengan
langsung tanpa mendefinisikan permasalahannya lebih dulu. Solusi pendahuluan atau awal dari
suatu masalah tidak atau bukan terletak pada masalah itu sendiri. ung~apan ini tampaknya
cukup jelas dan sederhana, tetapi sering dilanggar; segera menyerang sistem yang ada (solusi
sekarang) langsung, dan tergesa-gesa mendapatkan solusi penggantinya, dan bukan masalahnya.
Diakui, batas antara memperoleh solusi langsung seperti cara kita tadi dengan mencoba
menghilangkan kekurangan-kekurangan yang ada, dengan cara memperoleh solusi melalui
prosedur desain yang panjang melewati tahap Perumusan Masalah dengan harapan
memperoleh solusi unggul, memang tipis dan kabur. Tetapi dalam jangka panjang barulah
tampak menonjol bagaimana cara terakhir mampu menghasilkan kinerja (performance) desain
kelas atas!
Metoda Merumuskan Masalah
Sebuah masalah dapat dirumuskan secara memuaskan dengan cara verbal maupun dengan cara
diagram, di atas kertas ataupun di dalam pikiran. Dalam banyak hal, beberapa kalimat saja
sudah mencukupi, atau, bila cara diagram lebih disukai, ini lebih baik. Metoda diagram dengan
memandang masalah sebagai suatu "kotak hitam" atau black box, disebut cara perumusan
masalah melalui diagram (diagrammatic formulation). Metoda ini menolong didalam
mendekati masalah yang samar, kurang jelas, atau yang tidak terdefinisi dengan baik. Kita ambil
contoh masalah yang terdapat pada Pemroses Informasi seperti, kantor agen perjalanan atau
agen pertunjukan. Sebagai agen (kotak-hitam), kotak menerima masukan berupa informasi
dalam bentuk harga tiket pesan tempat, jadwal dan spesifikasi lainnya. Kotak menghasilkan
keluaran, juga berupa informasi, yaitu konfirmasi atas pesanan atau pilihan lain yang dapat
diambil sekiranya permintaan tidak dapat terpenuhi. Disini, apa yang terjadi didalam
kotak-hitam tidak penting. Kotak hitam berfungsi menggantikan secara efektif segala seluk beluk
kegiatan rinci yang dalam Perumusan Masalah, tidak menarik perhatian kita. Metoda
kotak-hitam ini dapat diterapkan tidak terbatas hanya pada jenis pemroses informasi saja,
melainkan hampir segala jenis permasalahan.

-2-

Tidak terdapat ketentuan yang pasti mengenai bagaimana sebaiknya suatu masalah dirumuskan.
Tidak ada satu pun rumus yang tepat untuk satu masalah tertentu; yang ada ialah, cara
merumuskan yang baik untuk memperoleh rumus yang menguntungkan. Disini hanya bisa
diberikan semacam petunjuk kasar, seperti yang diperlihatkan pada contoh garnbar dibawah
ini.
Manfaatkan cara perurnusan dibawah serta pengalaman kita, untuk memulai mengernbangkan
ketrampilan rnerurnuskan rnasalah.

Gambar-PM3 Perumusan dari berbagai masalah umum.


Perhatikan bagaimana rnasukan dan keluaran dapat
kita atur tingkat keluasan segi pandangnya.
Meluaskan Rumus Permasalahan
Berdasarakan pengarnatan cara perurnusan yang baru saja kita lihat, kita coba untuk membuat
rumusan masalah dari kasus rnanajer beras terdahulu. Hasilnya,
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Masukan (sebut kondisi-A) dan keluaran (kondisi-B):
(1) Pengisian, penimbangan, penjahitan, dan penumpukan produk (?)
(2) Penyaluran bahan makanan dari A ke B:
A: tempat-pengisian,
B: gudang penyimpanan
(3) Penyaluran bahan makanan,
A: tempat-pengisian,
B: susun di atas truk
(4) Penyaluran bahan makanan,
-3-

A: tempat-pengisian,
(5) Penyaluran bahan makanan,
A: tempat-pengisian,
(6) Penyaluran bahan makanan,
A: tempat-pengisian,
(7) Penyaluran bahan makanan,
A: gudang produsen,
(8) Penyaluran bahan makanan,
A: produsen,

B: simpan di truk
B: media pengangkut
B: gudang konsumen
B: gudang konsumen
B: konsumen

atau secara diagram, yang digambarkan sebagian, dapat dilihat pada halaman berikut.
Kesimpulan sementara yang dapat kita tarik, rumusan (1) ditolak, karena tidak memenuhi
syarati kondisi-A dan B tidak jelas, serta mengandung bagian-bagian rinci. Rumus-(2) hingga (8)
dapat diterima tetapi solusi yang dihasilkan kelak, berbeda. Jajaran rumus yang cukup banyak
dengan akibat solusi yang dikeluarkan kemungkinan bisa berbeda jauh, menghasilkan sesuatu
yang penting didalam perumusan masalah yang disebut dengan tingkat keluasan atau tingkat
kedalaman perumusan masalah.

Gambar-PM4 Cara diagram dapat dipakai untuk memperlihatkan


perumusan masalah pada kasus contoh kita. Jelas sekali tampak
bagaimana perumusan dapat diperluas hingga mencapai batas akhirnya.
Terlihat bagian rinci dihilangkan secara bertahap. Pada rumus-(5) misalnya, kondisi-B tidak
menyebutkan lagi truk sebagai media penghantar. Keadaan ini memberi peluang untuk dapat
melibatkan media penghantar lain, selain truk. Perluasan rumus berlanjut, spesifikasi
menghilang, sehingga akhirnya didapat suatu rumus yang amat umum dan luas. pilihan solusi
yang dihasilkan pada rumus akhir jauh lebih banyak serta beraneka dibandingkan rumus-rumus
yang diperoleh sebelumnya. Secara garis besar dapat dikatakan agar diusahakan_mendapatkan
rumus seluas-luasnya dengan memasukkan semua unsur selama faktor ekonomi dan keadaan
instansi (badan, pabrik, organisasi) masih memungkinkan. Memecah masalah atas beberapa sub
masalah untuk kemudian dicarikan jalan keluarnya masing-masing, akan membuahkan solusi
yang masih jauh dari optimum. Bandingkan rumus-(2) dengan (8).
Itulah sebenarnya yang dikehendaki; menjadikan umum sebuah rumus. Kelalaian
menjadikannya umum akan menghilangkan peluang emas untuk memperoleh solusi kelas-atas,
-4-

solusi yang baik serta menguntungkan. Kebanyakan orang menyelesaikan masalah kasus di atas
dengan mengambil gudang penyimpanan sebagai kondisi-B (rumus-2), dan melangsungkan
proses desain tanpa menyadari bahwa sebenarnya mereka telah menutup sendiri batas rumusan
masalah hingga disana.
Berapa luas masalah didefinisikan? - Kita yang menentukan. Perumusan masalah merupakan
segi pandang, dari mana kita memandang masalah. Mungkin hanya pikiran sederhana atau
sekedar corat-coret. Tidak mengikat, karena sewaktu-waktu masih dapat diubah kernbali bila
diinginkan atau karena keadaan rnemerlukannya. Kita berhak untuk untuk menentukan sendiri
seberapa luas, atau rnernbatasi keleluasaannya. Yang perlu diingat ialah, dengan luas berarti
terdapat kernungkinan terjadi pertentangan dengan keputusan atau kesepakatan yang telah
dibuat bersama, atau rnelangkahi wewenang orang lain. Misalnya dalarn kasus contoh, jika
rumus-(a) diambil dan hendak dilaksanakan, maka pendekatan perlu diadakan terhadap orang
yang bertanggung jawab atau yang memiliki wewenang misalnya di bagian pengisian, atau di
bagian penyimpanan, dan seterusnya. Bujukan atau bersabar menunggu, hingga yang
berkepentingan menyerah dan mengijinkan projek dilaksanakan. Jika masih bersikeras juga,
terpaksa rumusan harus ditinjau ulang dan dipersempit batasnya.
Begitulah keluasan rumusan bergantung kepada luas ruang lingkup tanggung jawab, tingkat
kepentingan masalah, serta batas: waktu dan dana, yang tersedia untuk masalah tersebut.
Melihat contoh kasus manajer tadi, keinginan untuk menekan biaya proses begitu penting
sehingga tidak berkeberatan untuk mengganti solusi (sistem) yang telah ada sekarang, dengan
yang baru. Pilihan rumusan (8) menghasilkan solusi diluar dugaan; penyaluran bahan makanan
diganti dengan metoda hisap-tiup. Oi pabrik bahan makanan dihisap dan ditaruh diatas truk
bentuk tangki; tiba di tempat konsumen, bahan ditiupkan ke dalam gudang.
Ringkasan
Orang mengatakan bahwa masalah yang terumuskan atau terdefinisi dengan baik sudah
setengah terselesaikan. Mungkin berlebihan, tetapi setidaknya hal ini menjadi petunjuk bahwa
perumusan atau pendefinisian masalah merupakan tahap yang rawan tetapi cukup menentukan.
Suatu masalah dapat dibatasi luasnya, mulai dari yang amat lebar (umum); yang menawarkan
solusi amat banyak, hingga ke yang sempit dan amat terbatas. Terserah kita sekarang untuk
menentukan hingga mana.
Masukan pada tahap Pendefinisian Masalah merupakan informasi, ketidakjelasan; dan
keterangan lain yang menyesatkan, dari apa yang diinginkan atau yang dikehendaki.
Keluarannya, adalah suatu rumus yang harus baik, yang dipakai sebagai masukan pada tahapan
proses desain berikutnya, tahapan Analisa Masalah.

-5-

proses desain:
PENGANALISAAN MASALAH
Sebuah pabrik alat rumah-tangga akhirnya memutuskan untuk membuat satu model baru alat
pencuci pakaian. Mesin ini diharapkan juga berfungsi sebagai mesin pengering disamping
memenuhi fungsi utama sebagai alat cuci. Selain itu, fihak pimpinan memutuskan bahwa mesin
tersebut:
(1) dimensi, tidak lebih dari 75cm(p)x75cm(l)xI20cm(t)
(2) harus memenuhi Standar Perakitan
(3) harus bebas dari kesalahan pengoperasian
(4) harus dapat bekerja pada tegangan ganda, 110 dan 220 volt
(5) harus mampu mencuci dengan baik segala jenis bahan, alami maupun tiruan (sintetik)
(6) biaya perakitan, tidak melebihi 250-ribu rupiah
Engineer yang ditunjuk untuk mendesain mesin tersebut harus melaksanakan penganalisaan
masalah dengan bersandar kepada berbagai pertimbangan, penyelidikan, serta konsultasi
terutama dengan fihak pimpinan eksekutif perusahaan dan fihak pemasaran yang mengetahui
dengan betul apa yang diinginkan konsumen.
Perumusan Masalah
Pada kasus ini perumusan dengan sederhana dapat ditentukan: kondisi masukan dan keluaran
adalah pakaian kotor dan (pakaian yang sama) bersih.

Analisa dilakukan dengan mempelajari lebih lanjut kondisi masukan dan keluaran. Informasi
rinci diharapkan diperoleh pada tahap ini, kualitatif maupun kuantitatif.
Variabel Masukan dan Variabel Keluaran - Kedua kondisi dipelajari dengan teliti, kemudian
tentukan mana yang bersifat tetap (konstan) dan mana yang bersifat berubah (variabel). Biasanya
kondisi, masukan dan keluaran, jarang yang memiliki sifat tetap. Jumlah cucian misalnya, akan
berbeda dari satu pemakai ke pemakai lain, dari satu hari ke hari lain. Begitu pula dengan jenis
bahan cucian, berat, jenis kotoran, dan seterusnya. Hal-hal dinamis yang dijumpai pada
kondisi-A (masukan) dan kondisi-B (keluaran) kita kelompokkan menjadi variabel masukan dan
variabel keluaran.
-6-

Kendala - Setelah variabel diperoleh, tentu harus kita beri batas setingkat mana mesin mampu
mengelola variabel tersebut. Misalnya, berat cucian tidak boleh melebihi 5 kilogram". Batas
ini kita sebut kendala atau constraint. Hal yang sama berlaku pula untuk memberikan kendala
bagi keluaran.
Berikut diperlihatkan berbagai variabel yang dapat diambil dari kondisi-A dan B berikut kendala
yang membatasinya;
variabel-A
ukuran/besar cucian, tidak lebih dari 0.5 m-kubik
berat cucian, tidak lebih dari 5 kg
jenis bahan cucian, segala
jumlah kotoran yang melekat, penuh
jenis kotoran, segala
variabel-B
jumlah kotoran, kurang dari 3%
tingkat susut/kerut, kurang dari 0.5%
Variabel Solusi - Prosedur meneliti dan menentukan mana yang tetap dan mana yang variabel
bagi kondisi-A dan B, berlaku pula bagi kondisi solusi (mesin cuci). Variabel solusi juga perlu
dicari. Untuk mesin cuci variabel solusi yang dapat kita tarik, ialah: ukuran mesin, bentuk, berat,
bahan, struktur dan metoda membebaskan bahan dari kotoran.
Restriksi - setelah variabel solusi diperoleh, maka batas nilai dari variabel tersebut tidak disebut
dengan kendala atau constraint, melainkan restriksi (restriction) atau larangan. Ciri restriksi
mudah dikenali, biasanya, terkandung ungkapan seperti "harus begini", atau, "tidak boleh
begitu...". Jadi keinginan pimpinan perusahaan sejumlah 6-butir diatas, termasuk restriksi.
Restriksi telah ada dan tertentu bagi sebagian variabel solusi yang kita peroleh.
Benar bahwa restriksi pada umumnya telah ada sebelumnya dalam bentuk hukum, aturan,
keputusan yang telah disepakati, dan hal-hal lain yang patut untuk dihormati. Dengan demikian
sebagian (besar) variabel solusi telah pasti.
Tetapi tidak selamanya semua restriksi dapat diterima oleh pendesain. Diantara sekian banyak
restriksi mungkin ada yang kurang masuk diakal. Misalnya salah satu restriksi berbunyi,
" harus mampu mencuci dengan baik segala jenis bahan, alarni maupun tiruan (sintetik) ..".
Jika ini benar, maka selain kurang dapat diterima akal, jelas pengembangan mesin demikian
tidak mudah dan memakan biaya cukup tinggi. Harga jual kemungkinan akan jauh lebih tinggi
dibandingkan bila restriksi diperlunak rnisalnya dengan, "mampu mencuci dengan baik
hampir segala jenis bahan, alarni maupun tiruan...".
Kemungkinan lain ialah restriksi bertentangan satu dengan yang lain. Kita lihat terdapat
pertentangan dari restriksi untuk membuat mesin serba-guna dengan biaya perakitan sebesar
250-ribu rupiah. Salah satu harus mengalah, keserba-gunaan atau biaya.
Dalam hal kasus semacam ini terjadi, maka keputusan harus diambil: menerima restriksi
tersebut atau, menolak dan meninjau ulang restriksi dengan membicaraannya dengan fihak
pimpinan. Keputusan yang biasa dibuat oleh fihak lain, tidak selamanya optimum; keputusan
adalah sub-optimum, karena umumnya dibuat dalam jangka waktu yang pendek, pencarian
alternatif yang terlupakan, implikasi masa depan dengan akibat yang seringkali belum tampak,
memecah masalah menjadi sub-sub masalah yang tidak saling bergantungan, dan yang penting
-7-

fakta bahwa sedikit keputusan yang dibuat secara objektif. Wajar bila tidak semua restriksi,
dapat diterima. Banyak solusi bagus ditemukan oleh para pendesain yang tidak membabi-buta
menerima setiap restriksi yang ada.
Restriksi Semu - Banyak orang terjebak dengan apa yang disebut dengan restriksi semu. Ambil
contoh teka-teki berikut: hubungkan kesembilan buah titik dibawah ini hanya dengan 4 buah
garis lurus tanpa mengangkat alat-tulis!

Sebagian orang tidak mampu memecahkannya, sebagian lagi perlu waktu cukup lama untuk
mendapatkan jalan keluar. Mereka tidak menyadari bahwa garis bantu berupa garis lengkung
boleh dibuat diluar formasi titik tersebut. Tampaknya aturan tidak membolehkan meskipun
nyata tidak disebut. Bila kita ingat pada manajer pabrik pengemasan bahan makanan, disaha
pun terdapat restriksi semu seolah-olah bahan makanan itu harus dikarungi meskipun tidak
terdapat ketentuan tersebut. Larangan atau restriksi inilah yang dimaksud dengan restriksi semu.
Kita banyak terpaku pada fakta apa yang kita lihat. Restriksi tersembunyi yang memberikan
kesukaran didalam penganalisaan masalah, justru membuka peluang untuk mendapatkan solusi.
Fahami dengan baik hal variabel solusi, restriksi dan restriksi semu karena kita akan bertolak
dari bagian yang tak dilarang dan memanfaatkan kebebasan ini untuk mendapatkan solusi.
Kriteria
Kriteria yang akan dipakai untuk memilih desain terbaik harus telah ditentukan sejak tahap
penganalisaan Masalah. Sebenarnya kriteria sarna untuk semua hal, hanya terdapat perubahan
sedikit dari masalah ke masalah. Biaya perakitan/pembuatan, faktor keamanan, faktor
keandalan, kemudahan pemeliharaan, kemudahan perbaikan, dan seterusnya, hampir
semuanya berlaku dimana saja. Yang berbeda adalah bobotnya. Bobot berbeda dapat diberikan
kepada satu hal melihat kepentingannya. Informasi tingkat kepentingan ini harus diketahui
sejak awal. Amat penting, karena dapat mengubah arah proses pencarian solusi.
Kriteria Lagi, Untung-Rugi - Kriteria Untung-Rugi, menunjukkan perbandingan antara
manfaat yang dapat ditarik dengan biaya yang ditanamkan (benefit-cost ratio atau
cost-benefit ratio) dari produk: istilah lain ialah ROI (return on investment kecepatan
pengembalian penanarnan modal). Sejenisnya adalah apa yang disebut dengan
effectiveness-cost ratio (atau cost-effectiveness).
Faktor Keandalan, memiliki arti khas. Kriteria ini menunjukkan probabilitas
(kemungkinan) kemampuan dari produk untuk bertahan bekerja secara terus-merus
dalam jangka waktu tertentu pada kondisi yang telah ditentukan. Bola lampu misalnya
memiliki probabilitas 0.95 untuk hidup selama 2000 jam dengan kondisi "normal"
-8-

(tegangan PLN tetap, seperti yang tertera pada bola lampu). Faktor Keandalan menjadi
penting jika kegagalan itu amat mahal harganya seperti yang dialami pada produk
pesawat terbang.
Faktor Operasi, menunjukkan tingkat kemudahan suatu produk dapat dioperasikan
manusia. Beberapa produk komputer, kamera, senjata-api, dan sebagainya mudah cara
menggunakannya serta hanya perlu sedikit waktu untuk mempelajarinya. Tetapi
sebagianm sebaliknya.
Faktor Kesiagaan atau Availability, menunjukkan kesiagaan jumlah waktu yang dapat
disediakan mesin untuk beroperasi tanpa terhalang oleh perbaikan, pemeliharaan, atau
jenis layanan lain. Faktor ini penting bila dana yang ditanamkan ke suatu produk cukup
besar. Contoh, perusahaan penerbangan. Juga penting bila banyak orang bergantung
kepada suatu sistem, seperti sistem pengadaan air atau listrik, sistem persenjataan, sistem
angkutan dalam gedung bertingkat (lift), dan sebagainya.
Tetapi diatas semua kriteria - keandalan, keoperasian, kemudahan pemeliharaan, sebetulnya semua bergantung kepada satu hal, kesederhanaan. (...mestinya, harus ada jalan
(solusi) lain yang lebih mudah ! ).

proses desain:
-9-

MENCARI SOLUSI
Solusi mungkin sudah diperoleh pada tahap Perumusan Masalah, tetapi ini hanyalah solusi
sampingan dan bukan solusi sebenarnya. Solusi sebenarnya baru akan dicari sekarang. Pada
tahap ini proses pencarian benar-benar dilakukan, dari pikiran, dari buku atau pustaka, dan dari
lingkungan sekitar. Pengetahuan yang berkembang begitu cepat menyebabkan berbagai solusi
siap-pakai telah tersedia untuk dipergunakan menyelesaikan berbagai masalah, meski tak
semua. Masih terdapat sumber ke dua sebagai sumber pencarian solusi, yaitu gagasan sendiri!
Itulah penemuan.
Merupakan kecerdikan, kecendekiaan kita, untuk mendapatkan solusi dari suatu masalah yang
tidak pernah ada sebelumnya. Tetapi sayang bahwa pencarian solusi dengan cara penemuan ini,
tidak semudah dan selangsung seperti kita mencari dari yang telah ada. Hal ini sama-sama kita
maklumi; solusi biasanya tidak datang begitu saja di saat kita membutuhkannya. Karena itu
kemampuan menemukan perlu mendapat perhatian dan binaan.
Menemukan, menunjukkan kemampuan diri seseorang untuk mendapatkan solusi yang
berguna. Kemampuan bergantung kepada:
(1) Sikap pandang atau wawasan (attitude)
(2) Pengetahuan yang dimiliki
(3) Upaya untuk maju, kerja keras
(4) Metoda yang diterapkan untuk mendapatkan gagasan
(5) Bakat (aptitude)
Kebanyakan orang mengira bahwa kemampuan untuk menemukan itu sepenuhnya datang dari
bakat. Keliru. Masih ada 4 unsur lain yang dapat dikendalikan dan dikembangkan untuk
mendapatkan kemampuan atau daya menemukan ini. Dalam kurun waktu tertentu, kita dapat
menambah pengetahuan serta wawasan. Kita dapat menaikkan kemauan untuk berusaha. Kita
dapat menaikkan kemampuan menerapkan metoda pencarian solusi yang baik. Mengapa kita
harus berkecil hati? Coba kita lihat dengan cara apa kita dapat menaikkan ke empat unsur ini.
Wawasan yang Lurus
Kita harus mulai dengan percaya kepada diri sendiri lebih dulu, bahwa kita mampu untuk
berkreasi. Mengapa kalau orang lain bisa kita tidak? ...karena berbakat. Siapa yang berani
menjamin bahwa kemampuan menemukan itu sepenuhnya datang dari bakat? Bahkan
kemampuan menemukan bolehjadi datang justru karena kemampuan mengembangkan
keempat unsur tadi, dan bukan bakat. Benar tiap orang memiliki bakat untuk menemukan,
tetapi hanya sedikit yang benar-benar memanfaatkannya.
Bersikap positip - Karena itu berbakat atau tidak berbakat tidak perlu dipersoalkan lagi.
Wawasan perlu diluruskan, dibuat positip, bahwa setiap orang memiliki kemarnpuan, rnerniliki
kebolehan. Pergunakan kebolehan itu.
Tidak cepat puas - ini merupakan wawasan lain. Tidak cepat puas, tidak mudah menyerah,
"gatal" untuk menggali, mengejar, mencari dan mencari lagi solusi yang lebih baik daripada
yang telah didapat sekarang. Proses pencarian dihentikan hanya karena waktu telah habis atau,
pekerjaan lain memanggil. Kita percaya dan yakin bahwa solusi ada tak terhingga banyaknya.
Mengembangkan Pengetahuan
- 10 -

Saat kita menemukan sesuatu, sebenarnya yang terjadi ialah kita menggabungkan sepotong
pengetahuan ini, sepotong pengetahuan itu.
Penemuan tidaklah datang dari nol. Penemuan rnerupakan reorganisasi dari pengetahuan yang
kita miliki .. Dengan rnudah saja dapat difahami bertambah penuh gudang pengetahuan kita,
semakin banyak bahan baku yang bisa diolah untuk rnenghasilkan solusi. Semakin lebar ruang
cakup pengetahuan, semakin baiklah prospek untuk mendapatkan solusi unik.
Sekolah bukan satu-satunya surnber ilrnu pengetahuan: masih banyak sumber, pengamatan,
berbincang-bincang, membaca, dan segala bentuk belajar jangka-panjang.
Kerja Keras
Sekali-kali terbersit satu solusi tak terduga saat kita sama sekali sedang tidak berbuat apa-apa,
juga tidak sedang memikirkan masalah rumit yang sedang dihadapi. Tetapi ini jarang terjadi dan
ada perbedaan yang besar antara percikan gagasan sang genius tadi dengan produksi yang
konsisten dibawah tekanan, untuk membangkitkan gagasan demi gagasan untuk menyelesaikan
suatu permasalahan. Sukar menemui orang kreatif yang bukan pekerja keras.
Menerapkan Metoda Pencarian yang Efektif
Metoda pencarian solusi menuntut sikap hati-hati. Berikut ini diperlihatkan analogi dengan
diagram kekeliruan apa yang biasa dikerjakan orang, kesukaran, serta kelemahan didalam
prosedur pencarian.

Gambar diatas menunjukkan ruang besar dengan tanda-"x" adalah noktah-noktah yang
menunjukkan solusi yang mungkin untuk satu masalah. Jarak berjauhan antara noktah
menunjukkan solusi yang amat berbeda, bahkan bertolak belakang. Yang berdekatan,
menunjukkan solusi yang mirip.

- 11 -

Kita mulai dengan rnenernukan satu solusi, yang mudah-mudahan berada didalarn ruang ini,
berupa noktah bertanda-S (start). Kemudian kita bergerak mencari pilihan lain dengan harapan
mendapat solusi yang lebih baik. Begitu seterusnya sehingga waktu menutup pencarian solusi
lebih lanjut atau, solusi terbaik telah tercapai. Kemampuan berfikir kita, membatasi pencarian
yang efektif. Fakta menunjukkan proses pencarian urnumnya, cocok atau tidak cocok (dan
disingkirkan); jauh dari sifat objektif, efisien, dan pegangan (arah).
Solusi mirip - Seringkali pencarian solusi juga kurang dinamis; perhatikan gerakan pencarian
solusi yang masih disekitar titik-S. Lompatan kurang jauh dan tidak rnenjangkau solusi lain.
Mengapa suatu solusi harus rnirip dengan solusi lain?
Satu alasan karena kemauan serta usaha yang kurang keras. Alasan lain karena kebiasaan kita
yang lebih gemar memodifikasi salusi yang telah didapat dibanding mencari solusi lain yang
benar-benar lain. Atau mungkin juga meskipun kita sudah berupaya sekuat tenaga, solusi yang
ada menarik perhatian kita entah karena solusi tersebut sudah begitu kita kenali dan akrabi,
entah karena sejarah solusi karena telah dipakai orang untuk sekian lama. Semua ini menutup
jalan pikiran untuk menggali gagasan murni. Contoh menarik dapat kita lihat bagaimana usaha
yang dilakukan orang untuk dapat terbang. Dengan melihat solusi yang telah mereka akrabi
begitu lama burung dan serangga, mereka mencoba meniru dengan menerapkan bentuk ini
kepada orang. Sayap dipasang pada kedua lengan dan dikepak-kepakkan. Gagal, hingga
gagasan berikutnya tercipta dengan membebaskan diri dari keterikatan ini.
Kecenderungan konservatif (kuno?), solusi baru mirip dengan solusi sebelumnya, solusi yang
telah dipergunakan orang bertahun-tahun. Terdapat rasa aman untuk menggunakan solusi yang
telah terbukti "hidup" lama. Fakta ini bersama-sama dengan pemikiran bahwa penanaman dana
besar untuk memperoleh solusi terbaik adalah tidak perlu, membuat kita hanya berani mencari
solusi hingga ke tahap mirip-mirip saja.
Semua ini yang sifatnya merusak dan menghambat keinginan kita untuk menemukan, dapat kita
atasi dengan mengatur pencarian agar dampak dapat ditekan sekecil mungkin. Berikut ini
diberikan petunjuk mengenai metoda atau cara bagaimana membesarkan (membanyakkan)
jumlah penemuan untuk mendapatkan solusi yang terbaik bagi sebuah masalah :
(1) Dapatkan sebanyak-banyaknya solusi dan variasinya Pada gambar ruang penemuan
dipagari oleh
- "tidak boleh", sebagian solusi memang diluar kekuasaan kita
- keterbatasan pengetahuan, kepala kita hanya memiliki kemampuan simpan terbatas;
pengetahuan kita hanya setitik saja dari seluruh pengetahuan yang ada
- restriksi semu, melewatkan peluang solusi-solusi "cantik" yang tersembunyi dibalik
restriksi
Dorong dan tekan pagar ini sejauh mungkin. Faktor terakhirlah yang paling menghambat.
Hilangkan restriksi semu dengan menjaring kebebasan yang terdapat dibaliknya dan
memanfaatkannya, kemudian...
(2) Manfaatkan sepenuhnya ruang penemuan ini; carilah dengan efektif. Selidiki semua
kemungkinan yang menawarkan atau mengandung solusi optimum; jangan terikat oleh
solusi mirip. Dua pendekatan dapat ditambahkan didalam proses pencarian:
- pendekatan sistem, pencarian diarahkan dengan melihat berbagai kemungkinan
yang ada
- pendekatan acak, pencarian dilakukan secara acak

- 12 -

Masing-masing metoda akan dibahas tersendir berikut ini.


Metoda Pendekatan Sistem(atik)
Cara terbaik ialah dengan meninjau variabel solusi satu demi satu dan pelajari semua
kemungkinan untuk kemudian menjabarkannya lebih lanjut menjadi sub-sub solusi. Berikut
diperlihatkan contoh penggunaan metoda ini didalam kasus Pemetikan Buah Apel.

Tiga dari sekian banyak variabel solusi Pemetikan Apel dikaji, yaitu: metoda pemisahan buah
apal dari pohon, metoda membawa alat pemisah ke pohon apel, dan metoda pengumpulan
buah apel. Pada variabel metoda pemisahan, diamati dan dipelajari semua metoda dasar yang
mungkin dipergunakan untuk memisahkan buah apel dari pohonnya. Kemudian metoda dasar
ini dirinei menjadi metoda khas (spesifik). Metoda seperti ini amat baik karena kemungkinan
melihat atau meneari solusi seeara berlebihan tidak ada atau kecil sekali. Proses berulang untuk
variabel solusi yang lain; diawali dengan dasar, dilanjutkan dengan memecah dan merincinya
menjadi lebih khas.
Kita sebut tiap kemungkinan solusi dari satu variabel ini sebagai solusi-sebagian (partial
solution). Tahap berikut proses desain adalah mempelajari, menilai semua solusi-sebagian, dan

- 13 -

mengkombinasikannya. Jika perlu operasi ini dilakukan berulang kali hingga akhirnya tercapai
satu solusi utuh, yang terbaik, gabungan dari semua solusi-sebagian yang ada.
Metoda Sistem(atik) yang lain, dapat dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan seeara
sistematis mengenai karakteristik masalah, dan meneatat jawaban yang masuk. Mengapa begini,
mengapa begitu, mengapa harus ini, mengapa tidak boleh begitu, mengapa, mengapa... ?
Pertanyaan dapat dipusatkan pada kriteria; pertanyaan misalnya, diajukan bagaimana cara
untuk mendapatkan biaya perakitan serendah mungkin, faktor keandalan setinggi mungkin, dan
seterusnya. Cara sistematik lain juga dapat dilakukan didalam mempelajari pustaka
mengkombinasikan solusi - sebagian diatas, dan lain-lain. Bentuk "pohon" diagram pemetikan
buah apel juga merupakan ujud nyata dari sistematika pikiran. Cara apapun yang ditempuh
dengan mengorganisir pikiran dan penyidikan sehingga sejumlah besar solusi dasar terlibat
dida1am pertimbangan eenderung membuahkan hasi1 yang menguntungkan.
Metoda Acak
Metoda ini dapat menghasilkan solusi tak terduga. Solusi dari ruang penemuan yang belum
terjamah bisa terjangkau. Solusi aneh atau ajaib muncul dari metoda ini. Contoh adalah
brainstorming (adu-pikir?). Sekelompok kecil orang berkumpul dan adu-pikir untuk
mendapatkan solusi suatu masalah. Ketua kelompok menerangkan masalahnya; para peserta
kemudian rnengeluarkan buah pikirannya yang dicatat dan terlihat oleh sernua peserta.
Ciptakan suasana hingga semua orang sibuk berfikir dan bebas mengeluarkan pendapatnya, tak
peduli seburuk apapun. Pendapat tidak boleh dinilai atau dikomentari. Dalam waktu yang tak
terlampau lama, tampak jumlah solusi membengkak dengan jenis yang amat beraneka,
kadang-kadang mengejutkan. Hal ini karena catatan gagasan yang tertayang dimuka mereka
akan merangsang, memicu dan memacu mereka untuk mendapatkan solusi baru lagi.
Akumulatif. Loncatan gagasan - melompat-lompat jauh secara acak di ruang penemuan.
Kemungkinan sangat tinggi untuk mendapat solusi terbaik. Jika tak cukup orang, orang dari
bidang lain masih dapat diajak untuk berperan di dalarn ajang adu-pikir ini. Metoda ini
rnenguntungkan bila waktu yang tersedia sedikit sehingga solusi sudah diperoleh dalam waktu
singkat.
Metoda acak lain ialah dengan mencari perbandingan, analogi. Sambil berfikir solusi apa yang
sesuai misalnya, untuk daya penggerak kendaraan di air dapat dipelajari analoginya dengan
mengamati misalnya bagaimana dan apa yang mendorong ikan agar dapat bergerak didalam air,
gerakan serangga di udara atau air, gerakan cacing di dalam tanah, pesawat terbang, dan
sebagainya. Latihan berfikir dan mengamati ini dapat mengantar kita ke suatu solusi yang dicari,
secara "kebetulan".
Mengakhiri Pencarian Sebelum Waktunya
Ada kecenderungan untuk rnensudahi pencarian sebelum waktunya. Besar kemungkinan hal
ini terjadi karena kita sudah terlibat terlampau dini dengan hal-hal rinci atau penilaian (evaluasi)
solusi. Ambil umpama kita mulai dengan mencoba-coba mengerjakan bagianbagian rinci dari
solusi pertama yang menurut perkiraan sudah "baik". Pencarian berhenti dapat hingga disini
saja. Banyak waktu terbuang hanya karena kutak-katik dengan hal rinci yang sernestinya dipakai
untuk rnencari solusi dasar yang lain. Terpaku dengan rincian dari satu solusi rnenutup peluang
untuk berfikir ke solusi lain. Andaikata kelak diternukan solusi baru yang lebih unggul, maka
penilaian solusi menjadi kurang adil karena waktu, tenaga serta dana yang telah begitu banyak
dikorbankan untuk bermain-main dengan rincian tadi. Dan, banyak solusi pilihan yang dapat
- 14 -

dinilai dengan memuaskan dalam tahap kasar; bila pada akhirnya itu harus dibuang, maka
mengapa harus bersusah payah dengan hal-hal rinci?
Jadi, tundalah bersikeras dengan hal rinci hingga memasuki tahap pemilihan keputusan nanti.
Semua solusi yang ditemukan pada tahap ini masih berupa konsep berupa sketsa, carat-caret,
atau catatan singkat. Akibat serupa dialami dengan penilaian dini. Tidak perlu tergesa-gesa
menganggap solusi ini buruk, yang itu tidak bekerja dengan baik, yang itu aneh, tak mungkin,
dan sebagainya. Biarkan apa adanya, nanti kita lihat pada saat menginjak tahap berikutnya,
tahap Penilaian dan pengambilan Keputusan. Tahap ini baru tahap Pencarian.
Proses Pencarian Berhenti - sehubungan dengan diatas, timbul pertanyaan, "kapan proses
penearian harus dihentikan dan memulai penilaian solusi yang telah terkumpul?". Jawabnya
bisa ideal, kalau sudah diperoleh solusi optimum! Kapan itu? Itu yang tidak jelas. Sebagian
orang akan menjawab, kalau waktu sudah habis. Sebagian lagi, terserah saya. Kedua terakhir
dapat kita terima. Tepatnya, kita yang memutuskan kapan berhenti. Tinggal bertanya, kalau
jatah waktu sama, bobot mana yang akan lebih dibesarkan:
lebih banyak pilihan solusi dengan sedikit waktu untuk evaluasi dengan akibat tidak
mendapatkan solusi terbaik, atau, lebih sedikit pilihan solusi dengan banyak waktu untuk
mengevaluasi dengan keyakinan kita telah mendapat solusi yang paling baik?

- 15 -

proses desain:
MENGAMBIL KEPUTUSAN
Bila pada tahap Penearian Solusi kita meluaskan jumlah solusi dengan mencari solusi
sebanyak-banyaknya, maka pada tahap ini berlaku sebaliknya, jumlah diperkecil lagi dengan
menyaring solusi sehingga hanya tinggal satu solusi saja.
Pada tahap ini, sernua solusi yang diungkapkan secara garis besar itu diseleksi dengan menilai
secara cepat dan kasar. Solusi yang nyata-nyata tidak memenuhi persyaratan, disingkirkan.
Sisanya dipelajari dengan cermat dan diperhalus dengan merinci lebih lanjut. Proses penilaian
diulang kembali: mencobakan kombinasi solusi-sebagian dan dipelajari. Coret hasil yang
kurang memuaskan. Sisanya diperhalus lagi, dikombinasikan, dipelajari,
dan disaring lagi. Begitu seterusnya hingga ditemukan satu solusi terbaik.
Sebuah Kasus: Pemasang Ban
Sebuah perusahaan perakitan kendaraan bermotor cukup lama menggunakan sebuah peralatan
pemasangan ban mobil yang mahal. Peningkatan permintaan akan mobil menuntut
pemasangan ban dapat dipercepat. Seorang engineer diminta untuk mengatasi masalah ini, dan
gagasannya menghasilkan alat pasang seperti berikut:

Konsep ini diteliti ulang dengan cermat dan dibandingkan dengan alat yang ada, sebelum
disodorkan ke pimpinan perusahaan. Hasil perbandingan adalah sebagai berikut,

- 16 -

yang memperlihatkan berbagai kriteria yang diambil sebagai dasar pengambilan keputusan
(kolom-1), kinerja dari alat baru terhadap kriteria yang diubah kedalam satuan uang (baris
dibawah), dan perbandingan antara alat baru dengan lama (kolom-2 dan 3). Contoh sederhana
ini kurang baik karena hanya mengemukakan 2 pilihan (lama dan baru), tetapi diambil untuk
memperagakan cara yang baik dalam hal mengambil suatu keputusan.
Garis Besar Proses Pengambilan Keputusan
Meskipun spesifikasi berbeda dari satu hal ke hal lain, tetapi hampir dalam setiap keadaan
keempat langkah berikut harus dijalani sebelum suatu desain ditetapkan jadi:
(1) pilih kriteria yang diperlukan dan tentukan bobotnya
(2) hitung kinerja dengan dasar kriteria tersebut
(3) bandingkan solusi dari informasi kinerja yang diperoleh
(4) pilih satu solusi terbaik

(1) Pilih Kriteria


Biasanya kriteria dtekankan pada perbandingan manfaat-biaya (benefit-cost ratio), yaitu
perbandingan yang menunjukkan berapa besar manfaat yang dapat diambil dari suatu solusi
relatif terhadap biaya yang dikeluarkan untuk membuat solusi tersebut. Dalam kasus Pemasang
Ban, manfaat adalah besar dana yang dapat dihemat pada pengoperasian; sedang biaya adalah
adalah dana total yang harus dikeluarkan untuk membuat dan memasang alat. Contoh lain

- 17 -

misalnya bendungan untuk pembangkit tenaga listrik. Perbandingan manfaat-biaya bendungan


dapat dihitung dengan mengalihkannya ke dalam bentuk uang,
Manfaat: pemasukan dana dari daya listrik + manfaat keutuhan lingkungan + manfaat rekreasi
Biaya: harga tanah + pembuatan bendungan + biaya pemeliharaan + biaya ganti rugi kepada
penghuni
Meskipun bapak tani diberitahu bahwa sebuah mesin-tuai atau traktor dapat menghemat biaya
penanaman dan panen sekian ratus ribu rupiah misalnya, tidak akan berarti baginya bila dia
tidak mengetahui berapa harga mesin tersebut. Para pembayar pajak lebih ingin mengetahui
manfaat apa yang diberikan oleh suatu projek kepentingan umum. Tentu saja, setiap penanam
modal (termasuk pembayar pajak) ingin memetik keuntungan sebesar-besarnya dari dana yang
ditanamkan. Dengan perkataan lain, perbandingan manfaat-biaya harus setinggi-tingginya. Hal
serupa berlaku bagi si engineer: jarang dalam usulannya, dia menawarkan kelebihan projek
desainnya tanpa menyebutkan besar biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan
kelebihan tersebut.
Memperkirakan Manfaat-Biaya - untuk dapat menduga dengan baik faktor
manfaat-biaya, beberapa sub-kriteria harus dinilai dulu. Bersama-sama semuanya
menentukan faktor ini. Contoh dibawah memperlihatkan sub-kriteria untuk barang jadi,
sikat-gigi mesin. Dari sekian banyak desain, penentuan manfaat-biaya total
masing-masing sukar diandalkan tanpa menilai sub-kriteria: berbagai kemungkinan
sumber-daya untuk menjalankan sikat dengan memperhitungkan biaya, keandalan,
keamanan, dan sebagainya. Kemudian beralih ke sub-kriteria lain seperti gerakan
menyikat, arah sikat, bahan, dan seterusnya.
(2) Menduga, Memperkirakan Kinerja
Menduga berapa baik suatu solusi bekerja menjadi kunci dan merupakan tuntutan yang paling
berat di dalam mengambil keputusan. Pada kasus Pemasang Ban, pendugaan dilakukan untuk
menentukan berapa besar biaya yang diperlukan untuk membuat, berapa jam untuk
pemeliharaan, berapa besar keandalan, dan seterusnya. Perkiraan seperti ini hanya dapat
diperoleh dengan melakukan serangkaian percobaan pada model tiruannya.
Kinerja, agar dapat dibandingkan, tentu harus memiliki satuan ukuran yang sama. Ukuran yang
dipakai lazimnya adalah uang. Tetapi ada semacam criteria yang tak terukur sehingga sulit
dicarikan padanan uangnya. Meskipun sukar dan terlampau mahal untuk mendapatkan faktor
keamanan dan keandalan (dalam kasus ini), tetapi pendesain tidak lupa untuk tetap
rnencanturnkan kriteria ini didalarn laporannya meski hanya secara kualitatif.
(3)(4) Pembandingan dan Keputusan
Untuk memutuskan dengan baik dari sekian banyak solusi, solusi harus saling diperbandingkan.
Angka-angka yang diperoleh umumnya disusun dalam bentuk tabel, atau diatur sehingga
mudah untuk diperbandingkan. Tugas pengambilan keputusan, kemudian diserahkan kepada
badan khusus untuk menangani masalah ini, yang kita kenali sebagai bagian engineering
economics.

- 18 -

proses desain:
DOKUMENTASI
Masukan tahap ini adalah solusi terpilih hasil keputusan yang diambil pada tahap Pengambilan
Keputusan. Solusi terpilih masih "kasar": catatan kecil, sketsa, perhitungan, dan sebagainya.
Sebagian bahkan masih tertinggal di kepala. Semua belum tersusun dan belum lengkap
sehingga belum layak untuk diajukan ke fihak yang berkepentingan.
Tahap terakhir ini menjadi tugas kita untuk menata dan menyusun data fisik dan data kinerja
dari solusi yang diusulkan, secara rinci sehingga fihak yang harus menandatangani, yang
membuat, yang mengoperasikan, yang memeliharan, semuanya merasa puas karena telah
melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik. Pertimbangan
keterlibatan orang lain yang berkepentingan didalam menggunakan solusi ini menunjukkan
betapa penting untuk menyusun dokumen seeara hati-hati dan baik, sehingga efektif dipakai
sebagai alat komunikasi dengan mereka.
Keluaran tahap ini menghasilkan media komunikasi dalam bentuk gambar dan teks: gambar
teknik, laporan tertulis dan mungkin juga model.
Gambar teknik - dipersiapkan dengan hati-hati, dicantumkan ukuran dan semua hal rinci dari
solusi.
Laporan teknik - sifatnya lebih resmi. lsi berupa teks, uraian dari solusi usulan, gambaran umum,
data kerja serta penilaian keseluruhan. Biasanya, dilengkapi sketsa dan diagram. Melalui
laporanlah orang bisa kita harapkan mendapat kesan kagum atas kebolehan yang kita miliki.
Kadang-kadang kita perlu melengkapi gambar dan laporan teknik dengan sebuah model
sungguh-sungguh. Model merupakan alat komunikasi yang tangguh didalam membantu
menambah penilaian dari fihak-fihak, atasan, langganan, masyarakat, yang berkepentingan dan
menentukan didalam memilih menggunakan suatu solusi.
Proses desain pada tahap ini melibatkan banyak hal rinci. Tukang gambar dan teknisi dapat
menolong sebagian, tetapi sebagian lagi harus kita yang menentukan seperti: bahan, ukuran,
metoda perakitan, toleransi, dan hal-hal rinci penting lainnya.

- 19 -

Anda mungkin juga menyukai