Laporan Praktikum Fisika Dasar
Laporan Praktikum Fisika Dasar
OLEH :
ADE SANJAYA
NIM. 15.1.09.4.014
www.aadesanjaya.blogspot.com
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan praktikum fisika dasar ini di susun untuk memenuhi dan untuk melengkapi tugas
pada acara praktikum fisika dasar
Disahkan oleh :
Asisten I
Coo Ass
Kamaruddin Spd.i
Uswatun Hasanah
Mengetahui
Kepala Laboratorium
Dosen Pengampuh
Irzani, S.Pd
Bahtiar, M.Pd
www.aadesanjaya.blogspot.com
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
FISIKA DASAR
Karya tulis ini berisikan tentang informasi hasil pengamatan terhadap benda-benda
dengan menggunakan alat ukur, kalorimeter, konstanta pegas dan bandul matematis.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang ketebalan
benda, ketelitian benda maupun hasil denyut nadi pada diri manusia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Amin.
Ade Sanjaya
NIM.15.1.09.4.014
www.aadesanjaya.blogspot.com
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... v
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
A. Tujuan ........................................................................................................................... 1
Pelaksanaan ........................................................................................................ 3
2.
3.
4.
5.
6.
Pembahasan ....................................................................................................... 12
7.
Ralatan ............................................................................................................... 15
8.
Simpulan ............................................................................................................. 15
B. BANDUL MATEMATIS
1.
Pelaksanaan ........................................................................................................ 16
2.
3.
4.
5.
6.
Pembahasan ...................................................................................................... 22
7.
Ralatan ............................................................................................................... 22
8.
Simpulan ............................................................................................................ 22
C. KONSTANTA PEGAS
1.
Pelaksanaan ...................................................................................................... 23
2.
3.
4.
5.
6.
Pembahasan ....................................................................................................... 31
7.
Ralatan ............................................................................................................... 32
8.
Simpulan ............................................................................................................ 32
D. KALORIMETER
1.
Pelaksanaan ....................................................................................................... 33
3.
4.
5.
6.
7.
Pembahasan ....................................................................................................... 37
8.
Ralatan ............................................................................................................... 38
9.
Simpulan ............................................................................................................ 38
Simpulan ............................................................................................................ 39
B.
C.
D.
Lampiran ........................................................................................................... 42
www.aadesanjaya.blogspot.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagimana diketahui bahwa salah satu tujuan dari diadakannya praktikum fisika
dasar ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dan mahasiswa.
karena dalam pelaksanaan praktikum fisika dasarini mahasiswa dapat dituntun untuk
dapat bekerja, mengamati dan menyimpulpulkan sendiri secara langsung apa yang
dilihat pada saat praktikum dilaksanakan
Adapun program fisika dasar yang telah ditetapkan adalah diarahkan pada semua
mahasiswa yang mengambil program fisika dasar
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana cara Mempelajari kegunaan alat ukur waktu (stopwatch) alat
ukur panjang dengan ketelitian tinggi (jangka sorong, mikrometer sekrup) ?
2. Bagaimana Mempelajari ketelitian alat-alat ukur waktu (stopwatch) dan
panjang (jangka sorong, mikrometer sekrup) ?
3. Bagaimana Memahami gerak osilasi yang tidak terendam ?
4. Bagaimana Menentukan besar percepatan gravitasi di laboratorium?
5. Bagaimana Menentukan konstanta kekuatan pegas berdasarkan hukum
Hooke
6. Bagaimana Menentukan konstanta kekuatan pegas dengan getaran selaras
7. Bagaimana Memahami penggunaan azas Black untuk menghitung panas
jenis zat padat
8. Memahami prinsip kerja kalorimeter
C. Tujuan
1. Mempelajari kegunaan alat ukur waktu (stopwatch) alat ukur panjang dengan
ketelitian tinggi (jangka sorong, mikrometer sekrup)
2. Mempelajari ketelitian alat-alat ukur waktu (stopwatch) dan panjang (jangka
sorong, mikrometer sekrup)
3. Memahami gerak osilasi yang tidak terendam
www.aadesanjaya.blogspot.com
www.aadesanjaya.blogspot.com
BAB II
PEMBAHASAN
A. ALAT UKUR
1. Pelaksanaan
a. Hari/Tangga
b. Waktu
: 07:30 09:30
c. Tempat
d. Tujuan
2. Landasan Teori
a. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk
mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. keuntungan
penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur diameter
sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam
sebuah tabung. Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang
tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama
yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada
rahang geser.
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama
yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki
panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan
adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm
0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong
adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
3
www.aadesanjaya.blogspot.com
Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian
jangka
sorong
adalah
Dx
0,01
cm
0,005
cm.
Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk
mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat).
b. Mikrometer Sekrup
Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan
satuan ukur yang memiliki 0.01 mm. Satu mikrometer adalah secara luas
digunakan alat di dalam teknik mesin electro untuk mengukur ketebalan secara
tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari kerendahan dan batang-batang slot.
Mikrometer ini banyak dipakai dalam metrology, studi dari pengukuran,
Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi
berikut :
1. Mikrometer Luar Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisanlapisan, blok-blok dan batang-batang.
2. Mikrometer dalam Mikrometer dalam digunakan untuk menguukur garis tengah dari
lubang suatu benda
3. Mikrometer
kedalaman Mikrometer
kedalaman
digunakan
untuk
mengukur
c. Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang
diperlukan dalam kegiatan, Untuk contoh : Berapa lama sebuah Mobil dapat
mencapai jarak 60Km, atau berapa waktu yang dibutuhkan seorang pelari dapat
mencapai jarak 100 meter.
www.aadesanjaya.blogspot.com
Stopwatch secara khas dirancang untuk memulai dengan menekan tombol diatas
dan berhenti sehingga suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu.
Kemudian dengan menekan tombol yang kedua kemudian memasang lagi
stopwatch pada nol. Tombol yang kedua juga digunakan sebagai perekam waktu.
3. Alat dan Bahan
Alat
:
1.
Jangka sorong
2.
Stopwatch
3.
Mikrometer sekrup
4.
Penggaris/Mistar
Bahan :
1.
2.
3.
Dadu mata 6
4.
5.
Penggaris/Mistar
5. Hasil Pengamatan
5.1.1
Data
Nama
Mansyur
Mustika
Posisi
Waktu/30 denyutan
waktu 1 denyutan
Diam
19,9 sekon
Jalan
19 sekon
Lari
14,2 sekon
Diam
15,5 sekon
Jalan
14,95 sekon
Rata - rata
Lari
13,6 sekon
Tabel 1. Hasil pengukuran denyut nadi
www.aadesanjaya.blogspot.com
17,7
14,68
Nama Benda
Dadu mata 6
Jangka sorong
S. Tetap
S. Nonius
Jumlah
Mistar
Selisih
61 mm
0,4 mm
61,4 mm
60 mm
1,4 mm
Tabel 2. Hasil pengukuran panjang benda
Nama Benda
Jangka sorong
S. Tetap
S. Nonius
Jumlah
Mistar
Gelas kimia
100 ml
59 mm
0,2 mm
59,2 mm
59 mm
Gelas kimia
600 ml
95 mm
0,2 mm
95,2 mm
94,2 mm
Selisih
0,2 mm
1,2 mm
Nama Benda
Jangka sorong
S. Tetap
S. Nonius
Jumlah
Mistar
Gelas kimia
100 ml
51 mm
0,2 mm
51,2 mm
54 mm
Gelas kimia
600 ml
85 mm
0,5 mm
85,5 mm
89 mm
Selisih
0,8 mm
3,5 mm
Nama Benda
Jangka sorong
S. Tetap
S. Nonius
Jumlah
Mistar
Gelas kimia
100 ml
68 mm
0,9 mm
68,9 mm
68 mm
Gelas kimia
600 ml
121 mm
0,4 mm
121,4 mm
121 mm
www.aadesanjaya.blogspot.com
Selisih
0,9 mm
1,4 mm
Mikrometer sekrup
Nama Benda
Mistar / Penggaris
Kertas HVS
S. Tetap
S. Nonius
0,5 cm
0,27 mm
0 cm
0,17 mm
Jumlah
0,77 mm
0,17 mm
5.1.2
Analisi Data
A. Stopwatch
a. Waktu untuk satu denyutan adalah
Mansyur :
1. Diam
2. Jalan
3. Lari
= 0,66 sekon
= 0,36 sekon
= 0,47 sekon
Mustika :
1. Diam
2. Jalan
3. Lari
,
,
,
= 0,52 sekon
= 0,49 sekon
= 0,45 sekon
b. Rata rata
=
=
= 17,7
www.aadesanjaya.blogspot.com
2.
=
=
= 14,68
B. Jangka sorong
1. Menghitung panjang benda dan selisihnya
Dadu mata 6 :
Skala tetap
= 61 mm
= 61,4 60 = 1,4 mm
= 59 mm
= 59,2 59 = 0,2 mm
= 95 mm
= 95,2 94 = 1,2 mm
= 51 mm
= 54 51,2 = 2,8 mm
= 85 mm
= 89 85,5 = 3,5 mm
www.aadesanjaya.blogspot.com
= 68 mm
= 68,9 68 = 0,9 mm
= 121 mm
Skala nonius =
0,4 mm
C. Mikrometer sekrup
1.
Mistar/Penggaris :
Skala tetap
= 0,5 mm
Skala putar
= 0,27 mm
= 0 mm
Skala putar
= 0,17 mm
6. Pembahasan
1. Jangka sorong
Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk
mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. keuntungan
penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur
diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun
kedalam sebuah tabung.
www.aadesanjaya.blogspot.com
8
1
10
4
Gambar 1. Jangka sorong
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
Permukaan tumpuan
5.
6.
Nonius geser
7.
Skala utama
8.
Skala nonius
9.
Pengunci nonius
10.
Kerangka permukaan
2. Mikrometer sekrup
Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan
satuan ukur yang memiliki 0.01 mm. Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh
kali lebih teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya sampai 0,01 mm.
Mikrometer terdiri dari:
Fungsi Mikrometer Sekrup
www.aadesanjaya.blogspot.com
Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda. Misalnya tebal
kertas.Selain mengukur ketebalan kertas, mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur
diameter kawat yang kecil.
Skala pada mikrometer dibagi dua jenis:
1. Skala Utama, terdiri dari skala : 1, 2, 3, 4, 5 mm, dan seterusnya. Dan nilai tengah :
1,5; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5 mm, dan seterusnya.
2. Skala Putar
Terdiri dari skala 1 sampai 50
Setiap skala putar berputar mundur 1 putaran maka skala utama bertambah 0,5 mm.
Sehingga 1 skala putar = 1/100 mm = 0,01 mm
1
3. Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang
diperlukan dalam kegiatan.
pada praktikum ini stopwatch yang kita gunakan adalah stopwatch yang
terdapat pada aplikasi Hp (Handpone). stopwatch ini kita gunakan untuk
www.aadesanjaya.blogspot.com
menghitung denyut nadi seseorang dalam hitungan detik serti denyutan nadi
yang telah ditentukan, yaitu 30 denyutan nadi.
Gambar 3. Stopwatch
7. Ralatan
dalam praktikum pada acara 1 yaitu alat ukur penulis tidak menemukan ada masalah
selama yang tidak sesuai dengan teori.
8. Simpulan
Dari praktikum ini penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Jangka sorong adalah alat ukur panjang dengan ketelitian yang cukup tinggi, yang
terdiri dari rahang tetap dan rahang sorong yang dapat digeser-geser. Jangka
sorong digunakan untu mengukur kedalaman benda, diameter dalam benda
maupun diameter luar benda. dalam peraktikum yang penulis lakukan dimana
dalam mengukur suatu benda dengan jangka sorong, pada skala tetap jangka
sorong hasil pengukuran dengan mistar ada yang sama ada juga yang beda hasil
pengukuranya.
2. Mikrometer sekrup
Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan
satuan ukur yang memiliki 0.01 mm.
www.aadesanjaya.blogspot.com
www.aadesanjaya.blogspot.com
B. BANDUL MATEMATIS
1.
Pelaksanaan
a.
Hari/Tanggal
b.
Waktu
: 15:00 17:00
c.
Tempat
d.
Tujuan
2.
Landasan toeri
Gerak periode merupakan suatu gerak yang berulang pada selang waktu yang tetap.
Contohnya gerak ayunan pada bandul. Dari satu massa yang brgantung pada sutas
tali, kebanyakan gerak tidaklah betul-betul periodik karena pengaruh gaya gesekan
yang membuang energi gerak. Benda berayun lama akan berhenti bergetar. ini
merupakan periodik teredam. Gerak dengan persamaan berupa fungsi sinus
merupakan gerak harmonik sederhana.
Periode getaran yaitu T. Waktu yang diperlukan untuk satu getaran frekwensi gerak
f. jumlah getaran dalam satu satuan waktu T =
pada benda sama dengan nol adalah posisi setimbang, kedua benda mencapai titik
nol (setimbang) selalu pada saat yang sama
Gaya pada partikel sebanding dengan jarak partikel dari posisi setimbang maka
partikel tersebut melakukan gerak harmonik sederhana. Teori Robert hooke (16351703) menyatkan bahwa jika sebuah benda diubah bentuknya maka benda itu akan
melawan perubahan bentuk dengan gaya yang seimbang/sebanding dengan besar
deformasi, asalkan deformasi ini tidak terlalu besar, F = -kx. Dan dalam batas
elastisitas gaya pada pegas adalah sebanding dengan pertambahan panjang pegas.
sedangkan pertambahan panjang pegas adalah sama dengan simpangan osilasi atau
getaran. F = + k
Gaya gesekan adalah sebanding dengan kecepatan benda dan mempunyai arah yang
berlawanan dengan kecepatan. persamaan gerak dari suatu osilator harmonik
teredam dapat diperoleh dari hukum II Newton yaitu F = m.a dimana F adalah
www.aadesanjaya.blogspot.com
positif.
Banyak benda yang berosilasi bergerak bolak-balik tidak tepat sama karena gaya
gesekan melepaskan tenaga geraknya. Periode T suatu gerak harmonik adalah waktu
yang dibutuhkan untuk menempuh suatu lintasan langkah dari geraknya yaitu satu
putaran penuh atau satu putar frekwensi gerak adalah V = .
Satuan SI untuk frekwensi adalah putaran periodik hert. posisi pada saat tidak ada
gaya netto yang bekerja pada partikel yang berosilasi adalah posisi setimbang.
partikel yang mengalami gerak harmonik bergerak bolak-balik melalui titik yang
tenaga potensialnya minimum (setimbang). contoh bandul berayun.
Chritian Haygens (1629-1690) menciptakan : Dalam bandul jam, tenaga dinerikan
secara otomatis oleh suatu mekanisme pelepasan untuk menutupi hilangnya tenaga
karena gesekan.
bandul matematis adalah salah satu matematis yangbergerak mengikuti gerak
harmonik sederhana. bandul matematis merupakan benda ideal yang terdiri dari
sebuah titik massa yang digantungkan pada tali ringan yang tidak bermassa. jika
bandul disimpangkan dengan sudut
bandul akan berayun pada bidang vertikal karena pengaruh dari gaya grafitasinya.
T=2
dimana:
T
3.
Busur derajat
2.
Stopwatch
3.
Penggaris/Mistar (Meteran)
4.
Statip
Bahan :
Benang (20cm, 40cm, 60cm, 80cm, 100cm, 120cm)
4. Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Meletakkan alat bahan pada tempat yang datar sertanyaman
3. Menggantung beban dengan panjang tali 20 cm
4. Menyiapkan bandul pada sudut 30 dari titik setimbangnya
5. Mengayunkan beban sebanyak 20 ayunan dan menghitungnya dengan
stopwatch
6. Mengulaingi cara kerja 3 sampai 5 untuk panjang tali 40cm, 60cm, 80cm,
100cm, 120cm.
7. Mencatat hasil pengamatan
5.
Hasil Pengamatan
5.1
Data
No
Ayunan
Waktu
20cm = 0,2m
20
19,68 S
0,98 S
8,21
40cm = 0,4m
20
25,11 S
1,26 S
9,94
60cm = 0,6m
20
31,49 S
1,57 S
9,6
www.aadesanjaya.blogspot.com
Gravitasi
80cm = 0,8m
20
36,57 S
1,82 S
9,52
100cm = 1m
20
40,74 S
2,03 S
9,57
120cm = 1,2m
20
44,71 S
2,23 S
9,51
1. T1 =
= 0,98 sekon
2. T2 =
= 1,26 sekon
3. T3 =
= 1,57 sekon
4. T4 =
= 1,82 sekon
5. T5 =
= 2,03 sekon
6. T6 =
= 2,23 sekon
1. g =
,
=
=
,
,
,
= 8,212 m/s2
.
2. g =
=
www.aadesanjaya.blogspot.com
= 9,936 m/s2
.
3. g =
,
,
,
= 9,6 m/s2
.
4. g =
,
,
,
= 9,525 m/s
5. g =
,
=
=
.
,
,
,
= 9,570 m/s2
.
6. g =
,
=
=
,
,
,
= 9,516 m/s2
www.aadesanjaya.blogspot.com
Grafik yang menunjukkan hubungan periode (T) dengan panjang tali (l)
2,5
2
1,5
1
0,5
0
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,2
1,4
Deskripsi :
Pada acara ini kami memiliki grafik hubungan periode (T) dengan panjang tali (l)
semakin panjang tali yang digunakan untuk menggantung beban maka semakin banyak
periode yang akan dapatkan begitu juga semakin pendek tali yang digunakan maka sekain
kecil peride yang di dapatkan.
www.aadesanjaya.blogspot.com
6. Pembahasan
Pada ayunan matematis yang digunaka sebagai beban adalah sebuah bandul. Panjang
tali yang digunakan adalah berturut-turut 20 cm, 40 cm, 60 cm, 80 cm, 100 cm, dan
120 cm. Setiap percobaan dengan panjang tali berbeda dan dalam jumlah ayunan
yang sama terdapat perbedaan waktu yang diperlukan, dan dapat diartikan bahwa
panjang tali mempunyai panjang pengaruh terhadap waktu yang dihasilkan. Semakin
panjang tali maka waktu yang dibutuhkan semakin banyak dan begitu juga
sebaliknya semakin pendek tali yang digunakan maka waktu yang dibutuhkan juga
semakin pendek atau sedikit.
Dari percobaan terlihat bahwa gerakan yang terjadi adalah gerak osilasi dari gerakan
periodik karena gerakan yang terjadi adalah gerakan bolak-balik atau kembali ke
posisi semula.
7. Ralatan
8.
Simpulan
Dari hasil percobaan penulis dapat menyimpulakan :
1.
menentukan waktu ayunan dipengaruhi oleh panjang tali, semakin panjang tali
yang digunakan maka waktu yang diperlukan juga semakin banyak dan semakin
pendek tali yang digunakan maka waktunya juga semakin sedikit.
2.
Beban mengayun secara vertikal karena dipengaruhi oleh gaya grafitasi bumi
3.
Sistem fisis ayunan matematis adalah gerak osilasi dan gerak periodik (Gerak
harmoni)
www.aadesanjaya.blogspot.com
C.
KONSTANTA PEGAS
1. Pelaksanaan
a.
Hari/Tanggal
b.
Waktu
: 13:00 15:00
c.
Tempat
d.
Tujuan
1.
2.
3. Landasan teori
Pegas yang ujung mula-mula berada pada titik X0 bila diberi beban dengan
massa m maka, pegas tersebut akan bertambah penjangnya sebesar x
x
Tanpabeban
setelahdigesrsejauhx
setelahditaruh
beban
www.aadesanjaya.blogspot.com
bila setelah diberi beban m pegas kita getarkan yaitu dengan cara menarik pada
beban jarak tertentu lalu dilepaskan, maka waktu ger getaran selaras pegas atau
periode dirumuskan
T = 2
Tenaga kinetik benda telah diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan
usaha karena adanya gerak. gaya elastis yang dilakukan oleh pegas ideal dan
gaya lain yang berlaku serupa disebut bersifat konservatif. Gaya grafitasi juga
konservatif jika sebuah bola dilemparkan vertikal keatas, ia akan kembali ke
tangan kita dengan tenaga kinetik yang smaa seperti ketika ia lepas dari tangan
kita.
Jika pada suatu partikel bekerja satu atau lebih gaya dan ketika ia kembali
keposisi semula tanaga kinetiknya berubah, bertambah atau berkurang. maka
dalam perjalanan pulang pergi itu kemampuan melakukan usahanya telah
berubah.
Dalam hal ini, kemampuan melakukan usaha tidak kekal dan sedikitnya salah
satu gaya yang bekerja tak konsevatif
Pegas spiral dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1.
Pegas spiral yang dapat meregang memanjang karena gaya tarik, misalnya
pegas spiral pada neraca pegas
2.
Timbulnya gaya regang pada pegas spiral sebagai reaksi adanya pengaruh gaya
tarik atau gaya dorong sebagai aksi suatu gaya diletakkan bekerja jika gaya itu
dapat menyebabkan perubahan pada benda. misalnya gya berat dari suatu benda
yang digantungkan pada ujung bawah pegas spiral, menyebabkan pegas spiral
berubah meregang memanjang dan sekaligus timbul gaya regang yang besarnya
sama dengan berat benda yang digantung.
www.aadesanjaya.blogspot.com
Bahan
:
1.
Pegas
2.
Statif
3.
Mistar
:
5 buah beban (50 gram)
4.
Cara Kerja
Langkah kerja penambahan benda pada pegas
1. Menyiapkan alat dan beban
2. Meletakkan alat dan bahan pada tempat yang datar dan nyaman
3. Memastikan semua alat dan bahan tidak ada yang cacat atau rusak
4. Mengukur panjang pegas mula-mula
5. Menggantungkan beban (m1) pa pegas
6. Mengukur pertambahan pegas menggunakan mistar
7. Mengukur banyak gaya yang dihasilkan
8. Menambahkan beban (m2) pada pegas seterusnya untuk beban (m3, m4,
m5)
9. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel pengamatan
Langkah kerja pengurangan benda pada pegas
1. Mengukur panjang mula mula saat beban 50 gram
2. Mengurangi beban m5
3. Mengukur gaya dan pengurangan panjang.
4. Mengukur Pertambahan pengurangan panjang pegas
5. Mengulangi lankah 1 2 untuk beban (m4, m3, m2, m1)
6. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel pengamatan
www.aadesanjaya.blogspot.com
5.
Hasil pengamatan
5.1
Data
Penambahan Beban
Masa beban
X1
X2
Konstant
(kg)
(N)
(m)
(m)
(m)
10 gr = 0,01 kg
0,1 N
15,7 cm = 0,157 m
15,9 cm = 0,159 m
0,002 m
50 N/m
20 gr = 0,02 kg
0,2 N
15,7 cm = 0,157 m
16 cm = 0,16 m
0,003 m
66,67 N/m
30 gr = 0,03 kg
0,3 N
15,7 cm = 0,157 m
16,1 cm = 0,161 m
0,004 m
75 N/m
40 gr = 0,04 kg
0,4 N
15,7 cm = 0,157 m
16,2 cm = 0,162 m
0,005 m
80 N/m
50 gr = 0,05 kg
0,5 N
15,7 cm = 0,157 m
16,4 cm = 0,164 m
0,007 m
71,43 N/m
No
Pengurangan Beban
Masa beban
X1
X2
Konstant
(kg)
(N)
(m)
(m)
(m)
40 gr = 0,04 kg
0,4 N
16,4 cm = 0,164 m
16,2 cm = 0,162 m
0,002 m
200 N/m
30 gr = 0,03 kg
0,3 N
16,4 cm = 0,164 m
16,1 cm = 0,161 m
0,003 m
100 N/m
20 gr = 0,02 kg
0,2 N
16,4 cm = 0,164 m
16 cm = 0,16 m
0,004 m
50 N/m
10 gr = 0,01 kg
0,1 N
16,4 cm = 0,164 m
15,9 cm = 0,159 m
0,005 m
20 N/m
No
www.aadesanjaya.blogspot.com
5.2
GrafikPenambahanBeban
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0
0,02
0,04
0,06
0,08
2.
0,02
0,04
0,06
b. Analisis Data
Penambahan beban
1.
Dik : W = 0,01 kg
F = 0,1 N
X1 = 0,157 m
X2 = 0,159 m
Dit : K .........?
K =-
= X2 - X1
= 0,159 0,157
www.aadesanjaya.blogspot.com
0,08
= 0,002 m
,
K =-
K =| 50|
2.
= 50 N/m
Dik : W = 0,02 kg
F = 0,2 N
X1 = 0,157 m
X2 = 0,16 m
Dit : K .........?
K =-
= X2 - X1
= 0,16 0,157
= 0,003 m
,
K =-
K =| 66,67|
3.
= 66,67 N/m
Dik : W = 0,03 kg
F = 0,3 N
X1 = 0,157 m
X2 = 0,161 m
Dit : K .........?
K =-
= X2 - X1
= 0,161 0,157
= 0,004 m
K =-
,
,
K =| 75|
4.
= 75 N/m
Dik : W = 0,04 kg
F = 0,4 N
X1 = 0,157 m
X2 = 0,162 m
www.aadesanjaya.blogspot.com
Dit : K .........?
K =-
= X2 - X1
= 0,162 0,157
= 0,005 m
,
K =-
K =| 80|
5.
= 80 N/m
Dik : W = 0,05 kg
F = 0,5 N
X1 = 0,157 m
X2 = 0,164 m
Dit : K .........?
K =-
= X2 - X1
= 0,164 0,157
= 0,007 m
,
K =-
K =| 71,43|
= 71,43 N/m
Pengurangn beban
1.
Dik : W = 0,04 kg
F = 0,4 N
X1 = 0,164 m
X2 = 0,162 m
Dit : K .........?
K =-
= X1 - X2
= 0,164 0,162
= 0,002 m
K =-
,
,
www.aadesanjaya.blogspot.com
K =| 200|
2.
= 200 N/m
Dik : W = 0,03 kg
F = 0,3 N
X1 = 0,164 m
X2 = 0,161 m
Dit : K .........?
K =-
= X1 - X2
= 0,164 0,161
= 0,003 m
,
K =-
K =| 100|
3.
= 100 N/m
Dik : W = 0,02 kg
F = 0,2 N
X1 = 0,164 m
X2 = 0,16 m
Dit : K .........?
K =-
= X1 - X2
= 0,164 0,16
= 0,004 m
,
K =-
K =| 50|
4.
= 50 N/m
Dik : W = 0,01 kg
F = 0,1 N
X1 = 0,164 m
X2 = 0,159 m
Dit : K .........?
K =-
www.aadesanjaya.blogspot.com
= X1 - X2
= 0,164 0,159
= 0,005 m
K =-
,
,
K =| 20|
= 20 N/m
6. Pembahasan
Dari hasil pengamatan penulis dapat mengetahui bahwa :
semakin berat masa yang diberikan atau digantungkan pada statif maka pegas
tersebut akan semakin panjang, namun pertambahan panjang dari suatu pegas
tersebut tetap yaitu dari 1 sampai seterusnya. jika pertambahan panjangnya tetap
maka konstanta ( k ) nya tetap.
Pada saat pengurangan beban, setiap dikurangi bebannya maka pegas tersebut
akan menjadi semakin pendek. Jadi pada percobaan ini, kita dapat membuktikan
kebenaran dari bunyi hukum atau teory hukum Hooke. Teori hukum Hooke
berbunyi : Apabila suatu pegas ditambah bebannya maka panjangnya juga
semakin panjang.
Dari hasil pengamatan, penulis dapat menghitung pertambahan panjang pegas
(x) dengan menggunakan rumus x = Xn X0 pada penambahan beban dan
x = Xs X0 pada pengurangan beban
7. Ralatan
Dalam praktikum ini penulis menemukan ketidak sesuain teori dengan
praktikum yaitu :
Pada saat beban 1 digantung pada pegas begitu juga pegas yang selanjutnya,
masing-masing pegas memiliki massa yang sudah ditetapkan. yang membuat
penulis mengatakan tidak sesuainya landasan teori dengan praktikum adalah
www.aadesanjaya.blogspot.com
adanya perbedaan massa beban pada saat proses pengurangan beban padahal
beban yang digunakan adalah sama.
Yang penulis ketahui pada saat praktikum ada hal yang membuat perbedaan
pada penambahan beban dan pengurangan beban salah satunya yaitu kelalaian
peserta praktikum menggunakan tempat ysng digunakan untuk mengukur beban
yaitu diatas meja yang mudah goyah jadi ketidak sesuaiannya itu kerena getaran
meja yang tidak disengaja oleh peserta praktikum, faktor kedua juga ketidak
telitian peserta praktikum dalam melihat nilai yang tertera pada mistar.
8.
Simpulan
Dari praktikum penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1.
2.
3.
hukum hooke dalam percobaan ini ternyata benar atau dapat membuktikan
kebenaran teori hukum hooke.
www.aadesanjaya.blogspot.com
D.
KALORIMETER
1. Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal
b. Waktu
: 09:30 11:30
c. Tempat
d. Tujuan
1.
2.
3. Landasan teori
Fenomena diatas sesuai dengan azas black yang menyatakan bahwa jumlah
kalor yang dilepaskan oleh benda sama dengan jumlah kalor yang diserap
fluida.
pada percobaan ini akan diukur panas jenis benda padat berupa logam dengan
menggunakan kalorimeter. mula-mula benda dapat dipanaskan dalam gelas
kimia sehingga diasumsikan bahwa tempratur benda sama dengan tempratur uap
sehingga diasumsikan bahwa temperatur benda sama dengan temperatur uap.
titk didih air tergantung pada tekanan udara dan kemudian menentukan titik
didih air berdasarkan tabel yang ada.
Dimana :
mb
= massa benda
Cb
tb
t1
t2
ma
= massa air
6. Kain kasar
2. Kalorimeter
7. Lap kasar
3. Gelas kimia
8. Kawat kasar
4. Spritus
9. Korek api
5. Kaki Tiga
Bahan :
Air
5. Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Meletakkan alat dan bahn di tempat yang datar serta nyaman
3. Memeriksa alat dan bahan apakah ada yang rusak atau cacat
4. Meminimalkan neraca sampai bernilai nol (0)
5. Mengatur beban pada neraca sampai seimbang
6. Menimbang kalorimeter + pengaduknya
7. Mengisi air pada kalori meter
8. Menimbang kalorimeter yang sudah ditambah air
9. Mengukur suhu air pada kalorimeter
10. Menimbang gelas beker (Gelas kimia)
11. Masukkan air pada kalorimeter ke dalam gelas kimia
12. Mempersiapkan alat pendidih
13. Memanaskan gelas kimia yang sudah dimasukkan air
14. Menimbang air yang sudah mendidih
15. Mengukur suhu air panas
www.aadesanjaya.blogspot.com
6. Hasil pengamatan
5.1
Data
Temperatur ( )
Kalorimeter+pengaduk(1)
(1)+air
m.air mula
G.kimia
G.kimia+air
m.air panas
131,7
151,1
19,4
153,4
208,2
44,8
5.2
t1
t2
27
50
tb
61
Analisis Data
Adapun untuk menentukan massa air mula-mula (Mam) dan massa air
= 153, 3
www.aadesanjaya.blogspot.com
Cb
tb
t2
ma
t1
= suhu mula-mula ( )
= 4200 J/kg.k
= 27 + 273 = 300
t2 = 33
= 33 + 273 = 360
tb = 57
= 57 + 273 = 330
Cb = 4200 J/kg.k
Dit : H ..........?
Jawab : H = mb . Cb (tb t2) = ma . Cb (t2 - tb)
(t2 t1)
= 0,0087 . 4200 (330 - 306) - 0,0149 . 4200 (306 - 300)
306 300
= 876,96 375,48
= 83,58
7. Pembahasan
Dari hasil pengamatan kami, kami mendapatkan bahwa kalor merupakan bentuk
energi yaitu energi panas. oleh karena itu pada kalor berlaku hukum setelah
energi jika dua buah benda yang suhunya barlainan hukum kekelan energi jika
dua buah benda yang suhunya berlainan disentukan atau dicampur, benda yang
bersuhu tinggi akan melepaskan kalor dan benda yang bersuhu rendah akan
menyerap kalor. banyaknya kalor yang dilepas sama dengan banyaknya kalor
www.aadesanjaya.blogspot.com
Dimana c adalah kalor jenis, Q adalah jumlah kalor, adalah massa benda dan
adalah perubahan suhu perubahan suhu ini dapat dicari dengan t2 t1. dimana
suhu saat setimbang kurang dengan suhu mula mula, kalor jenis zat disebut
dengan kalorimeter. semakin tinggi suatu benda maka semakin rendah massa
benda. kapasitas kalor juga disebut harga air (H) atau di sebut juga harga air
kalorimeter. harga air kalorimeter dapat ditentukan dengan persamaan rumus
yang di dapat melalui persamaan azas black yaitu
Q lepas = Q trima
mb . Cb (tb t2) = (ma . Ca + H) (t2 t1)
ma . Ca + H = mb . Cb (tb t2)
(t2 t1)
H = mb . Cb (tb t2) - ma . Cb
(t2 t1)
H = mb . Cb (tb t2) - ma . Cb (t2 t1)
(t2 t1)
8. Ralatan
9. Simpulan
www.aadesanjaya.blogspot.com
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan yaitu pada alat ukur. ada
bebrapa alt ukur uyang kita gunakan yaitu alat ukur panjang untuk mengukur
diameter dalam/luar serta kedalaman dari suatu benda. Adapun alat yang
digunakan yaitu jangka sorong mikrometer sekrup, dan mistar. Ketiga alat ini
mempunyai ketelitian masing-masing. ada juga alat ukur waktu yang
menggunakan stopwatch. Dalam praktikum ini penulis mengukur waktu denyut
nadi selama 30 denyutan.
Bandul matematis adalah benda ideal yang terdiri dari sebuah titik massa yang
digantungkan pada tali yang ringan yang tidak diulur, bandul mempunyai gerak
osilasi yaitu gerak yang mempunyai satu ayunan dan geraknya juga merupakan
gerak periodik, contohnya yaitu gerak ayun dari suatu massa yang bergantung
pada seutas tali. Jika suatu partikel bergetar sekitar suatu posisi setimbang
sedangkan gaya pada partikel sebanding dengan jarak partikel dari posisi
setimbang sedangkan gaya pada partikel sebanding dengan jarak partikel dari
posisi setimbang. maka partikel tersebut dikatakan melakukan gerak harmonik
sederhana.
Salah satu contoh dari gerak harmonik sederhana juga ialah suatu benda yang
digantung pada pegas. pegas adalah suatu benda elastis yang bisa kembali
kebentuk semula. jika sebatang kawat diregangkan dengan suatu gaya maka
kawat akan bertambah panjang jika perpanjangan kawat adalah sebanding
dengan gaya yang berbeda hal ini sesuai dengan hukum hooke yang berbunyi
terjadinya perubahan pertambahan panjang karena adanya gaya yang
mempengaruhinya
kalorimeter dapat diartikan sebagai kalor atau untuk menentukan kalor jenis zat.
yaitu bentuk energi panas. Oleh karena itu pada kalor berlaku hukum kekekalan
energi. jika dua buah benda yang suhunya berlainan dicampur, maka benda
yang bersuhu tinggi akan melepaskan kalor yang dan bend ayang bersuhu
rendah akan menyerap kalor. banyaknya kalor yang dilepaskan sama dengan
kalor yang diserap. Hal ini sesuai dengan azas black yaitu Q lepas = Q terima.
www.aadesanjaya.blogspot.com
B.
Kritik dan saran tidak terlalu banyak sih karena Coass baik dan pinter, akan
tetapi setiap manusia itu ada juga kesalahan maupun kehilafannya.
Tapi penulis tidak tahu dimana kehilafan Coass. Mungkin Coass yang sabar aja
dan kuat selama praktikum dalam mengajar adik-adik mahasiswa baru terutama
di jurusan Tadris Matematika karena adik-adik banyak melakukan kesalahan
baik itu datang tidak tepat waktu atau tidak membawa peralatan praktikum
bahkan yang paling parah telat kumpulin laporan tetap praktikum, penulis
sangat berterima kasih sama Coass yang sangat memahami karakter kami
sehingga praktikum ini tidak meninggalkan kesan yang negatif. TERIMA
KASIH COASS........
www.aadesanjaya.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
www.aadesanjaya.blogspot.com
www.aadesanjaya.blogspot.com