Disusun Oleh:
Kelompok 3
ALIF HARNIANTO PUTRA : 211230000559
AULIYA ROCHMANIA : 211230000571
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan karunia serta
kemudahan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Metode Penelitian.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Rasulullah SAW. semoga kita
mendapatkan syafa’atnya di hari akhir.
Tugas ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
dosen pembimbing. Sehubungan dengan penyusunan ini, maka perkenankanlah penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Yayan Adi Saputro, S.T, M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah metode
penelitian yang telah membimbing serta mengarahkan kami dalam penyusunan
laporan praktikum ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.
2. Saudari Shiska Fauziah S.T, selaku laboran Teknik Sipil UNISNU Jepara yang sudah
membimbing kami dalam pelaksanaan praktikum ini.
3. Orang tua yang telah memberikan dukungan serta do’a dan semangat moril dalam
memenuhi tugas kuliah metode penelitian laporan ini.
4. Serta teman-teman dan semua pihak yang telah membantu penyusun baik dalam
materi maupun fasilitas dalam menyusun laporan ini.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun penyusun menyadari
bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari pihak manapun, demi perbaikan, kelengkapan dan
kesempurnaan laporan praktikum ini. Akhir kata, semoga tugas ini dapat memberikan
manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.
Jepara,
Penyusun
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................v
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... vi
DAFTAR RUMUS ....................................................................................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................................. viii
LEMBAR ASISTENSI ................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan...............................................................................................2
1.4 Batasan Masalah ..................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................4
2.1 Beton .....................................................................................................................4
2.2 Limbah Beton........................................................................................................9
2.3 Kuat Tekan ..........................................................................................................10
2.4 Penelitian Sebelumnya ........................................................................................12
2.5 Keaslian Penelitian..............................................................................................16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................18
3.1 Metode Penelitian ...............................................................................................18
3.2 Lokasi dan Sampel Penelitian .............................................................................19
3.3 Definisi Operasional ...........................................................................................21
3.4 Material dan Peralatan Penelitian .......................................................................21
3.5 Alur Penelitian ....................................................................................................22
3.6 Waktu Penelitian .................................................................................................25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................26
4.1 Pemeriksaan Material..........................................................................................26
4.2 Faktor Air Semen (FAS) .....................................................................................30
iii
4.3 Nilai Slump .........................................................................................................31
4.4 Kuat Tekan ..........................................................................................................32
BAB V PENUTUP.........................................................................................................39
5.1 Kesimpulan .........................................................................................................39
5.2 Saran ...................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................40
LAMPIRAN...................................................................................................................42
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR RUMUS
vii
ABSTRAK
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Penggunaan material agregat daur ulang dari bongkaran konstruksi telah banyak
digunakan sebagai agregat kasar yang baru karena memiliki karakteristik kekuatan tekan
dan durabilitas serupa dengan agregat normal. Walaupun demikian, karakteristik fisik
agregat kasar recycled memiliki perbedaan mendasar dibandingkan dengan agregat kasar
normal, yaitu penyerapan tinggi (sebab mortar lama masih melekat), rasio rongga udara,
keausan tinggi dan bulk density rendah (Zen et al., 2021)
Penggunaan limbah beton sebagai pengganti agregat kasar terhadap pembuatan
beton diharapkan mampu mengurangi penggunaan material alam. Limbah padat tersebut
berupa bongkaran beton dari kontruksi bangunan. Dalam penelitian ini limbah beton akan
dijadikan sebagai material bahan pengisi campuran beton normal. Sehingga perlu
dilakukan penelitian yang berjudul “Kuat Tekan Beton Recycling Bongkahan Kolom dan
Balok Sebagai Pengganti Agregat Kasar”.
2. Limbah yang digunakan adalah limbah beton pada kolom atau balok, bukan limbah
bangunan seperti dinding yang terdapat batu bata atau bahan lainnya.
3. Pengambilan material limbah bongkaran beton berasal dari pembongkaran bangunan
rumah milik salah satu warga di Desa Dongos RT 02/RW 04, Kecamatan Kedung,
Kabupaten Jepara.
4. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara.
5. Komposisi limbah beton yang digunakan sebesar 0% dan 100% dari berat agregat
kasar.
6. Penelitian yang dilakukan adalah uji kuat tekan beton. Pengujian akan dilakukan pada
umur 14 dan 28 hari. Benda uji yang digunakan adalah silinder ukuran 10x20 cm2.
7. Kuat tekan yang direncanakan (fc’) pada umur 28 hari adalah ± 20 MPa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beton
Beton merupakan salah satu kontruksi yang telah umum digunakan untuk
bangunan gedung, jembatan, jalan dan lain-lain. Beton dibuat dengan cara
mencampurkan agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), semen, dan air menjadi satu
kesatuan. Agregat merupakan bagian yang terbanyak dalam pembentukan beton
sedangkan semen dan air akan membentuk pasta yang akan mengikat agregat. Tugas
perekat yaitu menghubungkan pasir atau kerikil dan mengisi lubang-lubang diantaranya.
Tambahan air baru memungkinkan pengikat dan pengerasan dari perekat. Campuran
tersebut akan mengeras seperti batuan, pengerasan terjadi karena peristiwa reaksi kimia
antara semen dan air.
Beton yang sudah mengeras dapat juga dikatakan sebagai batuan tiruan, dengan
rongga-rongga antara butiran yang besar (agregat kasar atau batu pecah), dan diisi oleh
butiran kecil (agregat halus atau pasir), dan pori-pori antara agregat halus diisi oleh
semen dan air. Semen juga berfungsi sebagai perekat atau pengikat dalam proses
pengerasan, sehingga butiran-butiran agregat saling terekat dengan kuat sehingga
terbentuklah suatu kesatuan yang padat. Beton keras yang baik adalah beton yang kuat,
tahan lama, kedap air, tahan aus, dan kembang susutnya kecil. Beton yang baik adalah
beton yang dapat diaduk, dapat diangkut, dapat dituangkan, dapat dipadatkan, tidak ada
kecendrungan untuk terjadi pemisahan kerikil dari adukan maupun pemisahan air dan
semen dari adukan. Beton keras yang baik adalah beton yang kuat, tahan lama, kedap air,
tahan aus, dan kembang susutnya kecil (Tjokrodimulyo 1996)
Beton memiliki beberapa keunggulan seperti :
1. Beton mudah dibentuk menggunakan bekisting sesuai dengan kebutuhan struktur
bangunan, memiliki ketahan yang tinggi terhadap temperature yang tinggi,
2. Beton memiliki kuat tekan yang tinggi,
3. Bahan baku beton relatif mudah didapat,
4. Beton relatif tidak memerlukan perawatan dan tahan lama.
5. Beton tahan aus dan bakar sehingga perawatannya relatif lebih murah dan mudah.
4
5
Table 2.1 Batas-batas gradasi dari agregat kasar sesuai (SK-SNI-15-1990-03 n.d.)
Prosentase Kumulatif Berat Butir Lewat Ayakan
Lubang Ayakan (mm)
40 mm 20 mm
95 – 100 100
40
30 – 70 95 – 100
20
10 – 35 25 – 55
10
0–5 0 – 10
4,75
Sumber: SK-SNI-T-15-1990-03
6
butir agregat agar terjadi suatu massa yang koMPak atau padat, selain itu juga untuk
mengisi rongga diantara butiran-butiran agregat. Semen Portland dibuat melalui
beberapa langkah, sehingga sangat halus dan memiliki sifat adhesife maupun
kohesif. Semen diperoleh dengan membakar kabonat atau batu gamping yang
mengandung alumunia dengan perbandingan tertentu. Bahan tersebut dicampur dan
dibakardengan suhu 1400° C - 1500° C dan menjadi klinker.Setelah itu didinginkan
dan dihaluskan saMPai seperti bubuk. Lalu ditambahkan gips atau kalsium sulfat
(CaSO4) kira-kira 2-4 %, persen sebagai bahan pengontrol waktu pengikatan. Bahan
tambahan lain terkadang ditambahkan juga untuk membentuk semen khusus
misalnya kalsium klorida untuk menjadikan semen yang cepat mengeras. Semen
biasanya dikemas dalam kantong 40kg atau 50kg.
Menurut (SII 0031-81) semen portland dibagi menjadi lima jenis, sebagai berikut:
1. Tipe 1 : Semen portland cocok digunakan untuk keperluan konstruksi yang tidak
memerlukan persyaratan khusus. misalnya bangunan rumah
pemukiman, gedung-gedung bertingkat dan lain-lain.
2. Tipe 2 : Semen portland untuk konstruksi bangunan dari beton massa yang
memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang, misalnya
bangunan dipinggir laut, bangunan dibekas tanah rawa, dan saluran
irigasi.
3. Tipe 3 : Semen portland untuk konstruksi bangunan yang memerlukan kekuatan
tekan awal tinggi, misalnya pembuatan jalan beton, bangunan tingkat
tinggi, bangunan dalam air yang tidak memerlukan ketahanan terhadap
serangan sulfat.
4. Tipe 4 : Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi
rendah.
5. Tipe 5 : Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan
yang baik terhadap sulfat.
2.1.4 Air
Air merupakan bahan yang diperlukan untuk proses reaksi kimia, dengan semen
untuk pembentukan pasta semen. Air dalam campuran beton menyebabkan
8
terjadinya proses hidrasi dengan semen. Jumlah air yang berlebihan akan
menurunkan kekuatan beton. Namun air yang terlalu sedikit akan menyebabkan
proses hidrasi yang tidak merata. Pada umumnya air yang dapat diminum digunakan
sebagai campuran beton. Ciri-ciri air yang baik untuk campuran beton adalah tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Tidak mengandung lumpur dan benda melayang lainnya yang lebih dari 2 gram /
liter.
2. Tidak mengandung garam atau asam yang dapat merusak beton, zat organik dan
sebagainya lebih dari 15 gram / liter.
3. Tidak mengandung klorida yang lebih dari 1 gram / liter.
4. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram / liter.
Semakin tinggi nilai FAS, semakin rendah mutu kekuatan beton. Namun
demikian, nilai FAS yang semakin rendah tidak berarti bahwa kekuatan beton
semakin tinggi. Nilai FAS yang rendah akan menyebabkan kesulitan dalam
pengerjaan, yaitu kesulitan dalam pelaksanaan pemadatan yang pada akhirnya akan
menyebabkan mutu beton menurun.Umumnya nilai FAS minimum yang diberikan
sekitar 0,4 dan maksimum 0,65.
9
Table 2.4 Perbandingan Kuat Beton Sesuai Umur Beton (PBI 1971)
Umur Beton (hari) PC biasa
3 0,4
7 0,6
14 0,88
21 0,95
28 1
90 1,2
365 1,33
Sumber: PBI 1971
Tabel diatas dapat menunjukkan perbandingan kuat tekan beton sesuai variable umur
beton (hari) sehingga kita dapat menentukan besar kuat tekan beton pada variable umur
beton tertentu.
Berikut adalah perhitungan kuat tekan sempel beton silinder, perkiraan kokoh umur
beton silinder, dan acuan perhitungan:
1. Perhitungan kokoh tekan
Rumus 2.2 Rumus Perhitungan kokoh tekan
P
Kokoh tekan (a) : x 100
A
dengan, P : Gaya tekan
A : Luas lingkaran
2. Penghitungan sampel percobaan dan acuan penghitungan perkiraan kokoh tekan
silinder
Rumus 2.3 Rumus Perkiraan kokoh beton silinder
Kuat tekan beton
Perkiraan kokoh beton silinder =
Koefisien kuat tekan beton
*)Sumber : PBI 1971
Perhitungan diatas dapat menunjukkan kuat tekan beton sesuai variable umur beton
(hari) sehingga kita dapat menentukan besar kuat tekan beton pada variable umur beton
tertentu.
12
Normal Terhadap Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas” dapat disimpulkan bahwa
penggunaan limbah beton sebagai pengganti agregat kasar berpengaruh pada kuat
tekan. Kuat tekan cenderung menurun seiring dengan bertambahnya persentase
agregat limbah beton dengan rata-rata penurunan terendah terjadi pada proporsi
limbah beton 25% sebesar 45,39%, proporsi limbah beton 50% sebesar 56,99%, lalu
proporsi limbah beton 75% sebesar 61,65% dan penurunan terbesar pada proporsi
limbah beton 100% sebesar 66,62%.
5. Berdasarkan (Pratikto & Ajiono, n.d.), dalam penelitiannya yang berjudul “Penelitian
Kuat Uji Tekan Beton Dengan Memanfaatkan Limbah Beton yang Tidak Terpakai”
dapat disimpulkan bahwa kuat tekan beton yang dihasilkan dari rata-rata campuran
bahan limbah beton yang sudah tidak terpakai 16,977 MPa. Prosentase daya serap
yang dihasilkan 6,181%. Campuran beton yang paling optimum adalah 10% karena
kuat tekannya sangat kuat.
6. Berdasarkan (Mulyati & A, 2014), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Penggunaaan Limbah Beton Sebagai Agregat Kasar dan Agregat Halus Terhadap
Kuat Tekan Beton Normal” dapat disimpulkan bahwa limbah beton yang digunakan
sebagai pengganti agregat kasar dan agregat halus untuk campuran beton normal
mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan agregat alam. Nilai kuat tekan
beton yang diperoleh dari penggunaan limbah beton sebagai agregat kasar dan
agregat halus menunjukkan nilai yang lebih rendah dari kuat tekan beton rencana.
7. Berdasarkan (Sutrisno and Widodo n.d.), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Variasi Kandungan Semen Terhadap Kuat Tekan Beton Ringan Struktural Agregat
Pumice” dapat disimpulkan bahwa kuat tekan beton ringan pada kandungan semen
300kg/m3 menghasilkan 14,1945 MPa; 350kg/m3 menghasilkan kuat tekan 19,1313
MPa; 400kg/m3 menghasilkan kuat tekan 19,3461 MPa; dan pada prosentase
450kg/m3 menghasilkan kuat tekan 24,7982 MPa. Pengaruh perbedaan kandungan
semen dalam campuran beton ringan terhadap kuat tekan beton ringan berbanding
lurus dengan banyaknya semen yang digunakan dalam campuran.
8. Berdasarkan (Budiman 2019), dalam penelitiannya yang berjudul “Limbah Beton
Sebagai Material Agregat Halus Terhadap Kuat Tekan Karakteristik” dapat
disimpulkan bahwa nilai kuat tekan karakteristik beton dengan subtitusi limbah
14
mortar 50% dan 60% masing- masing diperoleh kuat tekan karakteristik 57,24 kg/cm²
dan 101,03 kg/cm² jika dibandingkan dengan nilai kuat tekan tanpa limbah mortar
diperoleh 86,14 kg/cm² mengalami penurunan sebesar 33,55% dengan subtitusi
limbah mortar 50% dan meningkat sebesar 14,89% dengan subtitusi limbah mortar
60%.
9. Berdasarkan (Ridwan n.d.), dalam penelitiannya yang berjudul “ Pemanfaatan
Limbah Padat Sebagai Agregat Kasar Pada Pembuatan Beton Normal” dapat
disimpulkan bahwa beton campuran agregat kerikil dan pecahan batu alam andesit
mencapai kuat tekan karakteristik yang diisyaratkan yaitu 225 kg/cm2. Beton dengan
campuran pecahan ubin dan pecahan genteng tidak mencapai kuat tekan karakteristik
yang telah diisyaratkan.
10. Berdasarkan (Hariyanto 2018), dalam penelitiannya yang berjudul “Pemanfaatan
Limbah Bangunan Sebagai pengganti Agregat Kasar Pada Pembuatan Beton Normal”
dapat disimpulkan bahwa nilai kuat tekan beton pada umur 28 hari yang dihasilkan
untuk proporsi 0% sama dengan nilai kuat tekan beton rencana (f’c = 20 MPa),
sdangkan nilai kuat tekan untuk proporsi 40%, 60% dan 100% kurang dari nilai kuat
tekan yang direncanakan. Proporsi 40 menghasilkan kuat tekan f’c = 15,18MPa
(selisih 24,1% terhadap kuat tekan beton rencana). Proporsi 60% menghasilkan kuat
tekan f’c = 14,13MPa (selisih 29,35% terhadap kuat tekan beton rencana). Dan untuk
proporsi 100 menghasilkan kuat tekan f’c = 13,51MPa (selisih 32,45% terhadap
kuat tekan beton rencana) . Hal ini menunjukan bahwa setiap penambahan proporsi
agregat halus dari limbah bangunan mengakibatkan penurunan yang signifikan dari
nilai kuat tekan rencana.
11. Berdasarkan (Pawluczuk et al. 2019) dalam penelitiannya berjudul “The Influence of
Heat and Mechanical Treatment of Concrete Rubble on the Properties of Recycled
Aggregate Concrete” dapat disimpulkan bahwa proses panas dan mekanis yang
sesuai dapat diperoleh agregat kasar daur ulang yang berkualitas tinggi dengan
karakteristik mirip agregat alam. Ketika 60% dari agregat alam kasar (granit) diganti
dengan agregat daur ulang, memungkinkan termasuk kelas beton C55/67, yaitu kelas
yang lebih tinggi dari beton normal. Sebagai perbandingan, menggunakan agregat
15
daur ulang tanpa proses panas dan mekanis menurunkan kuat tekan beton sebanyak
tiga kelas dibandingkan dengan beton normal.
12. Berdasarkan (Xiao et al., 2022) dalam penelitiannya yang berjudul “Structural
engineering applications of recycled aggregate concrete: Seismic performance,
guidelines, projects and demonstrations” dapat disimpulkan bahwa penggunaan RAC
teoritis dan praktis disebut layak, karena kinerja seismik RAC yang dapat diterima
dalam industri bangunan dan bermanfaat bagi lingkungan. Penerapan RAC dapat
mengurangi biaya secara keseluruhan dan memberikan banyak keuntungan sosial.
RAC juga dapat digunakan dalam jangka panjang, rendah karbon, hemat sumber
daya, dan ramah lingkungan.
13. Berdasarkan (Tayeh et al., n.d.) dalam penelitiannya yang berjudul “The Utilization
of Recycled Aggregate in High Performance Concrete: A Review” dapat disimpulkan
bahwa HPC dengan RA memperoleh kekuatan untuk eMPat hipotesis, peningkatan
kekuatan di awal hydration, kekasaran permukaan RA yang tinggi, konduktivitas
hidrolik beton, dan persentase RA dalam campuran. Terlepas dari periode beton,
peningkatan persentase RA mengurangi kekuatan tarik dan lentur. Namun,
pemanfaatan RA lebih baik dibandingkan dengan menggunakan agregat alam. RA
dalam komposit HPC meningkatkan daya tahan antara agregat dan pasta semen.
14. Berdasarkan (Shaban et al., 2019) dalam penelitiannya yang berjudul “Quality
Improvement Techniques for Recycled Concrete Aggregate: A review” dapat
disimpulkan bahwa teknik untuk meningkatkan kualitas RCA yang baik adalah lebih
banyak proses pemanasan yang terkendali, misalnya dengan cara: microwave atau
pemanas matahari, diikuti oleh jangka pendek perawatan mekanis, seperti
penggilingan mekanis (bola penggilingan). Teknik karbonasi dan penggunaan
pozzolan tipe nano berbiaya rendah bahan memiliki potensi besar untuk
meningkatkan sifat RCA. Namun untuk produksi komersial skala besar memerlukan
penelitian lebih lanjut.
15. Berdasarkan (Wy, 2007) dalam penelitian yang berjudul “Optimization on Proportion
for Recycled Aggregate in Concrete Using Two-stage Mixing Approach” dapat
disimpulkan bahwa pengujian ini menggunakan substitusi RA antara 0% dan 100%.
Penggunaan sekitar 25% saMPai 40% persen substitusi RA adalah yang paling
16
METODOLOGI PENELITIAN
18
19
Mulai
Identifikasi Masalah
Mix Design
Beton
Selesai
23
= 1,457 kg
1. Semen tipe 1 : 2,429 kg
2. Agregat halus : 8,744 kg
3. Agregat kasar : 6,194 kg
4. Air : 1,457 kg
2. Mix desain beton normal dengan agregat pengganti (limbah beton)
Metode mix desain yang digunakan adalah metode American Concrete
Institute (ACI), dengan penambahan limbah bongkahan beton, kuat tekan yang
direncanakan (fc’) pada umur 28 hari adalah ± 20 MPa.
1. Semen tipe 1 : 2,429 kg
2. Agregat halus : 8,744 kg
3. Agregat kasar daur ulang : 6,194 kg
4. Air : 1,457 kg
Data diatas akan dianalisis dan disajikan secara deskriptif kuantitatif dalam
bentuk grafik dan tabel. Selanjutnya akan ditinjau dan dibandingkan seberapa
baik kualitas mix desain beton normal tanpa limbah bongkahan beton dan beton
normal dengan penambahan limbah bongkahan beton.
26
27
Agregat halus yang digunakan mengandung lumpur 1,6 % dengan sistem cucian,
an 1,87 % dengan sistem kocokan. Maka agregat halus tersebut bisa digunakan
sesuai PBI 1971.
28
0 100
11,1+19,2+30,2+42,15+58,7+73,6+86
FM =
100
= 3,21
Berdasarkan hasil analisa saringan agregat halus yang telah dilakukan, nilai
FM yang diperoleh adalah 3,21. Sehingga nilai Modulus Halus Butir (MHB)
tergolong kategori kasar karena berkisar antara 2,5 – 3,5.
Berdasarkan hasil percobaan, nilai slump pada mix desain beton normal yaitu 4,5
cm. Dan nilai slump pada mix desain beton normal dengan agregat pengganti yaitu 4,75
digunakan untuk pembetonan masal sesuai dengan syarat PBI 1971.
Tabel 4.7 Data kuat tekan beton normal dengan agregat pengganti
Kuat Proyeksi
Tgl Tgl Umur Gaya
Kode Luas Berat tekan kuat tekan
pembuatan pengujian (hati) tekan (kN)
(MPa) (MPa)
1 78,5 3,82 29/11/2022 27/12/2022 28 121,8 16.14 16.14
2 78,5 3,95 29/11/2022 27/12/2022 28 116,3 15.41 15.41
3 78,5 4,09 29/11/2022 13/12/2022 14 48,4 6,41 7,29
4 78,5 4,14 29/11/2022 13/12/2022 14 66,5 8,81 10,01
Rata-rata
Sumber : hasil percobaan kuat tekan beton silinder tahun 2022
33
25
21.22
20
10
7.61
5
0
14 hari 28 hari
Beton normal Dengan agregat pengganti
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis data, nilai kuat tekan beton
normal pada umur 14 hari dan 28 hari berturut-turut adalah 14,31 MPa dan
21,22 MPa. Dan nilai kuat tekan beton normal dengan agregat pengganti pada
umur 14 hari dan 28 hari berturut-turut adalah 7,61 MPa dan 15,77 MPa.
14,89 + 17,63
Rata-rata = = 16,26 MPa
2
2. Proyeksi kuat tekan beton 28 hari
16,37
Sampel 1 = = 16,37 MPa
1
15,41
Sampel 2 = = 15,41 MPa
1
16,37 + 15,41
Rata-rata = = 15,77 MPa
2
21,67
Sampel A = = 21,67 MPa
1
20,76
Sampel B = = 20,76 MPa
1
21,67 + 20,76
Rata-rata = = 21,22 MPa
2
25
21.22
Proyeksi Kuat Tekan (MPa)
20
16.26
15 15.77
10
8.65
5
0
14 hari 28 hari
Beton normal Dengan agregat pengganti
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis data, nilai proyeksi kuat tekan
beton normal pada umur 14 hari dan 28 hari berturut-turut adalah 16,26 MPa
dan 21,22 MPa. Dan nilai proyeksi kuat tekan beton normal dengan agregat
pengganti pada umur 14 hari dan 28 hari berturut-turut adalah 8,65 MPa dan
15,77 MPa.
37
∑
S=√
Keterangan:
S : Deviasi
n
∑ : Total kuat tekan setelah kuadrat
1
σbi : Proyeksi kokoh tekan (hari)
σbm : Rata-rata kokoh tekan
Uraian:
∑
S=√
28,72
S=√
4-1
38
S = 3,1
Uraian:
∑
S=√
S = 4,34
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis data, nilai standar deviasi beton
normal dan nilai standar deviasi beton normal dengan agregat pengganti
berturut-turut yaitu 3,1 dan 4,34. Nilai kuat tekan karakteristik beton normal
dan beton normal dengan agregat pengganti berturut-turut yaitu 13,66 MPa dan
5,15 MPa.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pemilihan limbah beton yang digunakan sebagai agregat pengganti adalah limbah
bongkahan kolom dan balok pada beton konvensional. Dari hasil studi limbah beton
yang digunakan harus sesuai ketentuan SNI. Agregat daur ulang mengandung mortar
sebesar 25% hingga 45% untuk agregat kasar, dan 70% hingga 100% untuk agregat
halus.
Pemanfaatan limbah beton sebagai pengganti agregat kasar pada campuran beton
tidak dapat memenuhi syarat. Nilai kuat tekan beton normal pada umur 14 hari dan 28
hari berturut-turut adalah 14,31 MPa dan 21,22 MPa. Dan nilai kuat tekan beton normal
dengan agregat pengganti pada umur 14 hari dan 28 hari berturut-turut adalah 7,61 MPa
dan 15,77 MPa. Hasil tersebut tidak dapat mencapai kuat tekan yang direncanakan
sebesar 20 MPa.
5.2 Saran
1. Ketika analisa kadar lumpur pada agregat halus harus teliti, karena bisa saja ada
pasir yang ikut terbuang dalam proses pencucian.
2. Pastikan tidak ada rongga dalam cetakan beton silinder.
3. Perhatikan penyiMPanan dan curring beton, supaya kualitas beton tetap terjaga.
4. Sebaiknya perhatikan pencampuran bahan-bahan dengan perbandingan yang tepat
sesuai dengan kebutuhan.
5. Pehatikan pengujian sesuai waktu yang ditentukan, usahakan tidak terjadi
kemoloran secara berlarut-larut.
39
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno, A., & Widodo, S. (n.d.). Analisis Variasi Kandungan Semen Terhadap Kuat Tekan
Beton Ringan Struktural Agregat Pumice. Jurnal Teknik Sipil. Program Studi Teknik Sipil
Fakutas Teknik - Universitas Negeri Yogyakarta.
SNI 03-6821-2002. Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Batu Cetak Beton 2002, 6821.
Pawluczuk et al. (2019). The Influence of Heat and Mechanical Treatment of Concrete Rubble
on the Properties of Recycled. Faculty of Civil and Enviromental Engineering - Bialystok
University of Technology.
Tjokrodimulyo. (1996). Teknologi Beton. Nafiri: Yogyakarta.
SII 0013-81. Mutu dan Cara Uji Semen Portland.
Mulyati, & A, A. (2014). Pengaruh Penggunaan Limbah Beton Sebagai Agregat Kasar dan
Agregat Halus Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Jurnal Momentum, 16(2), 1–7.
Munthe, S. S. (2019). Pengganti Sebagian Agregat Terhadap Kuat Tarik. Oleh : Fakultas Teknik
Universitas Medan Area. Medan. 1–101.
PBI 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
Ridwan. (n.d). Pemanfaatan Limbah Bahan Padat Sebagai Agregat Kasar Pada Pembuatan
Beton Normal.
Pratikto, H., & Ajiono, R. (n.d.). Penelitian Kuat Uji Tekan Beton Dengan Memanfaatkan
Limbah Beton yang Tidak Terpakai. 21–25.
Shaban, W. M., Yang, J., Su, H., Mo, K. H., Li, L., & Xie, J. (2019). Quality Improvement
Techniques for Recycled Concrete Aggregate : A review. 17(April), 151–167.
https://doi.org/10.3151/jact.17.4.151
Hariyanto. (2018). Pemanfaatan Limbah Bangunan Sebagai Pengganti Agregat Kasar Pada
Beton Normal. Jurusan Teknik Sipil - Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe. Cepu 4(2).
Budiman. (2019). Limbah Beton Sebagai Material Agregat Halus Terhadap Kuat Tekan
Karakteristik. Program Studi Teknik Sipil - Politeknik Negeri Fakfak. 6(2), 145–149.
SK.SNI.T-15-1990-03. Perancangan Campuran Beton dengan Metode Standar Nasional
Indonesia.
Soelarso, S., & Baehaki, B. (2016). Pengaruh Penggunaan Limbah Beton Sebagai Pengganti
Agregat Kasar Pada Beton Normal Terhadap Kuat Tekan Dan Modulus Elastisitas.
Fondasi : Jurnal Teknik Sipil, 5(2). https://doi.org/10.36055/jft.v5i2.1254
Saleh, Penta, and Susilowati. (1997). Pemanfaatan Limbah Readymix Sebagai Bahan Agregat
Kasar Beton Normal. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan. 1.
40
41
1–10.
Tayeh, B. A., Al, D. M., & Alyousef, R. (n.d.). The utilization of recycled aggregate in high
performance concrete : a review. Integrative Medicine Research, 9(4), 8469–8481.
https://doi.org/10.1016/j.jmrt.2020.05.126
PUBI-1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia. 10–11.
Wy, V. (2007). Optimization on proportion for recycled aggregate in concrete using two-stage
mixing approach. Griffith University.
Xiao, J., Cheng, Z., Zhou, Z., & Wang, C. (2022). Structural Engineering Applications of
Recycled Aggregate Concrete : Seismic Performance , Guidelines , Projects and
Demonstrations. Case Studies in Construction Materials, 17(September). Departement of
Structuran Engineering - Tongji University. Sanghai. e01520.
https://doi.org/10.1016/j.cscm.2022.e01520
Zalaya, Y., Handayani, P., & Lestari, I. W. (2019). Pengelolaan Limbah Hasil Konstruksi Pada
Proyek Pembangunan Gedung. Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Esa Unggul .
Zen, H., Yanti, G., & Megasari, S. W. (2021). Pemanfaatan Recycled Concrete Aggregate Pada
Beton Porous. Jurnal Rekayasa Konstruksi Mekanika Sipil (JRKMS), 04(September).
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik-Universitas Lancang Kuning 85–90.
https://doi.org/10.54367/jrkms.v4i2.1363
LAMPIRAN
42
43