Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA

BAHASA ALAY DI KALANGAN ANAK REMAJA

KARYA TULIS INI DISUSUN OLEH :


MOH GHOZIUDDIN SILMI
(5654)

KEMENTRIAN AGAMA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BERBEK
2015

HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis yang berjudul Bahasa Alay Dikalangan Anak Remaja telah
disahkan dan disetujui pada :
Hari
:
Tanggal :
Disahkan Oleh :

ii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirobbilalamin, rasa syukur penulis ucapkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan kekuatan, ketabahan, dan ilmu yang bermanfaat
kepada penyusun sehingga penulis dapat menyusun sebuah karya tulis untuk
memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
Allah Humma SholliAla Sayyidina Muhammad WaAla Ali Sayyidina
Muhammad penulis ucapkan kepada permata Ayahanda Abdullah, Mutiara ibunda
Aminah, yakni junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW. Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa umatnya dari alam jahiliah, dari alam yang gelap,
menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang disinari iman dan islam,
seperti yang kita rasakan sekarang ini. Dalam kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. H. Khairul Muttaqin S.Ag M.Pd.I, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah
Negeri Berbek.
2. Siti Salbiyah, S.Pd , selaku Guru Pembimbing Karya Tulis.
3. In Yuliati, S.Pd , selaku Wali Kelas IX-A.
4. Kedua Orang Tua , Yang telah mencurahkan kasih sayang nya untuk selama
ini.
5. Teman-teman ku yang selalu mendukung untuk menjadi yang terbaik.
Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan karya tulis ini
terdapat hal hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang
hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan karya tulis ini. Semoga apa yang di harapkan penulis dapat di
capai dengan sempurna.

Nganjuk, Januari 2015


Penulis

iii

DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................................
Halaman Pengasahan................................................................................................................
Kata Pengantar........................................................................................................................
Daftar isi..................................................................................................................................
Bab I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................
1.3 Hipotesis......................................................................................................................
1.4 Tujuan Penelitian.........................................................................................................
1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................................................
Bab II : Landasan Teori
2.1 Pengertian Bahasa........................................................................................................
2.2 Fungsi Bahasa dalam Masyarakat ..............................................................................
Bab III : Pembahasan
3.1 Bahasa Alay.................................................................................................................
3.2 Awal Mula Penggunaan Bahasa Alay..........................................................................
3.3 Perkembangan Bahasa Alay........................................................................................
3.4 Karakteristik Bahasa Alay...........................................................................................
Bab IV : Penutup
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................
4.2 Saran............................................................................................................................
Daftar Pustaka...........................................................................................................................

iv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini bahasa indonesia yang baik dan benar semakin jarang
dipakai terutama dikalangan remaja, seiring perkembangan jaman munculah
modifikasi gaya bahasa menjadi bahasa gaul. Hal ini dipengaruhi juga oleh semakin
berkembangnya teknologi, terutama berkembangnya situs jejaring sosial, seperti
facebook dan twitter. Pada tahun 2008, muncul suatu bahasa baru dikalangan remaja,
yang disebut dengan bahasa Alay. Kemunculannya dapat dikatakan fenomenal,
karena cukup menyita perhatian. Bahasa baru ini seolah menggeser penggunaan
bahasa Indonesia dikalangan segelintir remaja. Sehubungan dengan semakin
maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat
modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi
bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan.
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar mulai tergusur oleh
munculnya bahasa alay, hal ini tampak jelas pada bahasa lisan dan tulis yang sering
digunakan oleh masyarakat kita, khususnya dikalangan remaja. Remaja Indonesia
kesulitan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Kesulitan tersebut terjadi karena adanya penggunaan bahasa baru yang
mereka anggap sebagai sebuah kreativitas. Bahasa yang mengandung sandi-sandi
tertentu dan sekarang dirasa wajar muncul dari beberapa kalangan yang
menggunakan bahasa prokem. Bahasa prokem adalah bahasa yang digunakan oleh
sekelompok orang dan hanya dimengerti oleh mereka. Bahasa prokem yang sekarang
ini sedang menjadi tren di Indonesia terutama pada kalangan remaja adalah bahasa
alay, jika tidak menggunakannya, mereka takut dikatakan ketinggalan zaman atau
tidak gaul.
Dengan penggunaan bahasa alay oleh remaja yang semakin berkembang ini,
bisa jadi suatu saat nanti anak cucu kita (masyarakat) sudah tidak lagi mengenal
bahasa baku dan tidak lagi memakai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) sebagai
pedoman dalam berbahasa, kemudian menganggap remeh bahasa Indonesia. Jika hal
ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan menghilangkan budaya berbahasa

Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-anak. Padahal bahasa


Indonesia merupakan bahasa resmi negara kita dan juga sebagai identitas bangsa.
Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa, harusnya mampu menjadi
tonggak dalam mempertahankan bangsa Indonesia ini. Salah satu yang bisa kita
lakukan adalah dengan menjaga, melestarikan, dan menjunjung tinggi bahasa
Indonesia. Seperti dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi, Kami putraputri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Oleh sebab
itu dipilih permasalahan ini sebagai poin penting dalam pembuatan karya tulis ini.
Selain itu juga ingin membuktikan bahwa teori yang sudah ada itu benar.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana awalmula digunakannya bahasa alay dikalangan remaja?
2. Bagaimana perkembangan bahasa alay dikalangan remaja saat ini?
3. Bagaimana karasteristik bahasa alay dikalangan remaja.
1.3 Hipotesis
Berdasarkan permasalahan diatas, Penyusun menetapkan suatu hipotesa yaitu
Remaja saat ini telah menyamarkan identitas bahasa indonesia yang asli, dengan
penggunaan bahasa campuran dalam percakapan sehari-hari.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menjelaskan awalmula digunakannya bahasa alay di kalangan remaja.
2. Menjelaskan perkembangan bahasa alay di kalanagan remaja saat ini.
3. Menjelaskan karasteristik bahasa alay di kalangan remaja.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang disimpulkan setelah melakukan pembahasan ini adalah
sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan yang berhubungan dengan Penggunaan Bahasa Indonesia
dengan Baik dan benar dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Dapat memberi informasi dan dapat membantu menumbuhkan rasa cinta budaya
dan cinta terhadap bahasa Indonesia. Sehingga, bahasa kita tercinta ini yaitu bahasa
Indonesia tetap terjaga.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Bahasa
Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga
membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki
arti. Fonem adalah unsur terkecil dari bunyi ucapan yang bisa digunakan untuk
membedakan arti dari satu kata. Sintaks adalah penggabungan kata menjadi kalimat
berdasarkan aturan sistematis yang berlaku pada bahasa tertentu (dari Wikipedia
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).
Sedangkan menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi
antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan
satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua
orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara
tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang
atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila
dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi
yang lemah.
Bahasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan sehari-hari.
Tanpa bahasa, kita tidak akan bisa hidup dengan orang lain. Karena kita
berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa. Sebagai masyarakat
Indonesia, tentunya kita memiliki bahasa negara yaitu bahasa Indonesia. Seperti
tercantum pada Undang-Undang kita yang berbunyi Bahasa negara ialah bahasa
Indonesia. Oleh karenanya, sebagai warga negara yang patuh terhadap bangsa
haruslah kita menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Baik disini bisa
diartikan dengan menggunakan ragam bahasa yang tepat dan serasi sesuai dengan
sasaran dan jenis pemakaiannya. Sedangkan benar disini dapat diartikan dengan
menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah yang berlaku. Jadi maksud dari
penggunaan bahasa dengan baik dan benar adalah penggunaan ragam bahasa yang
tepat sesuai dengan sasarannya dan juga sesuai dengan kaidah yang berlaku
dimasyarakat.

Berbahasa dengan baik dan benar tidak hanya menekankan kebenaran dalam
hal tata bahasa, melainkan juga memperhatikan aspek komunikatif. Bahasa yang
komunikatif tidak selalu hanus merupakan bahasa standar. Sebaliknya, penggunaan
bahasa standar tidak selalu berarti bahwa bahasa itu baik dan benar. Sebaiknya, kita
menggunakan ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan disamping itu
mengikuti kaidah bahasa yang benar (Alwi dkk., 1998: 21)
2.2 Fungsi Bahasa dalam Masyarakat
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan
berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri,
sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan
beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk
melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).
Bahasa memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakatnya. Tanpa
adanya bahasa, masyarakat tidak akan bisa berkomunikasi satu sama lain. Dan jika
itu

terjadi,

maka

akan

menyebabkan

ketidakharmonisan

dalam

bermasyarakat.Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan


maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja
sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,
merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).
Di Indonesia terdapat banyak sekali ragam bahasa, seperti bahasa Sunda,
bahasa Jawa, bahasa Madura, dan masih banyak lagi ragam bahasa lainnya. Namun
dibalik keragaman itu, negara kita memiliki bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai
bahasa pemersatu bangsa.
Fungsi sebagai pemersatu telah terbukti selama ini bahwa bahasa Indonesia
mampu mengikat kebinekaan rumpun dan bahasa yang ada dengan mengatasi batasbatas

kedaerahan dan fungsi ini

dapat

ditingkatkan

lagi

dengan lebih

mengintensifkan usaha berlakunya suatu bahasa baku yang adab dan yang menjadi
salah satu ciri manusia Indonesia yang modern (Warsiman:2007).

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Bahasa Alay
Kata Alay bisa diartikan sebagai Anak layangan, Anak lebay, Anak
kelayapan, dan lain sebagainya. Dimana anak-anak tersebut sering didefinisikan
sebagai anak-anak yang berkelakuan tidak biasa atau dapat dikatakan berlebihan.
Anak-anak ini ingin diketahui statusnya diantara teman-teman sejawatnya, mereka
ingin selalu memperlihatkan ke-eksis-an atau kenarsisan mereka dalam segala hal.
Misalnya dalam hal berpakaian, bertingkah laku, serta berbahasa (baik lisan maupun
tulis). Sesuai dengan pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa bahasa alay
adalah bahasa yang digunakan oleh anak-anak alay.
Menurut Sahala Saragih, dosen Fakultas Jurnalistik, Universitas Padjajaran,
bahasa alay merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas mereka.
Penggunaan bahasa sandi tersebut menjadi masalah jika digunakan dalam
komunikasi massa atau dipakai dalam komunikasi secara tertulis. Dalam ilmu
bahasa, bahasa alay termasuk sejenis bahasa diakronik. Yaitu bahasa yang dipakai
oleh suatu kelompok dalam kurun waktu tertentu. Ia akan berkembang hanya dalam
kurun tertentu. Perkembangan bahasa diakronik ini, tidak hanya penting dipelajari
oleh para ahli bahasa, tetapi juga ahli sosial atau mungkin juga politik. Sebab, bahasa
merupakan sebuah fenomena sosial. Ia hidup dan berkembang karena fenomena
sosial tertentu.
3.2 Awal Mula Penggunaan Bahasa Alay
Dengan semakin berkembangnya teknologi, terutama berkembangnya situs
jejaring sosial, seperti facebook dan twitter. Pada tahun 2008, muncul suatu bahasa
baru dikalangan remaja, yang disebut dengan bahasa Alay. Kemunculannya dapat
dikatakan fenomenal, karena cukup menyita perhatian. Bahasa baru ini seolah
menggeser penggunaan bahasa Indonesia dikalangan segelintir remaja. Mereka lebih
tertarik untuk mengunakan bahasa alay yang dapat digunakan sesuai keinginan
mereka daripada menggunakan bahasa Indonesia yang kaku dan baku.
Namun jika diteliti lebih lanjut, penggunaan bahasa alay ini sudah ada jauh
sebelum bahasa alay berkembang di facebook maupun twitter, yaitu ditandai dengan

maraknya penggunaan singkatan dalam mengirim pesan pendek atau SMS (short
message service). Hanya saja pada saat itu belum disebut dengan bahasa alay. Selain
itu ada banyak tambahan variasi yang menyebabkan bahasa tersebut kemudian
disebut dengan bahasa alay. Misalnya dalam bentuk SMS biasa, km lg ngapa?
yang maksudnya adalah kamu lagi ngapain?, dan dalam bentuk SMS alay menjadi,
xm Gy nGaps?. Tujuan awalnya adalah sama yaitu untuk mengirimkan pesan yang
singkat, padat, dan dapat menekan biaya.
3.3 Perkembangan Bahasa Alay
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa bahasa alay sudah mulai
berkembang pesat seiring dengan berkembangnya teknologi. Yang sebelumnya
hanya digunakan oleh kalangan tertentu, sekarang bahasa alay sudah dapat
digunakan oleh berbagai kalangan, tak terkecuali anak-anak. Yang semula hanya
digunakan dalam bentuk tulisan, sekarang bahasa alay sudah banyak ditemukan
dalam bentuk lisan. Bagaimana caranya? Banyak cara yang digunakan untuk
berbahasa alay dalam bentuk lisan, salah satunya yaitu dengan memonyongkan bibir
atau mendesah mengikuti kata-kata yang mereka ucapkan.
Bagi mereka yang sudah terbiasa dan menyukai kebiasaan mereka berbahasa
alay, hal tersebut merupakan kesenangan dan kebanggaan tersendiri. Mereka
menginginkan untuk menjadi yang paling keren dari teman-temannya. Mereka
menganggap bahwa bahasa alay merupakan bentuk kreativitas yang harus mereka
kembangkan untuk mencapai sebuah kepuasan dan untuk mendapatkan pujian dari
teman-temannya. Namun

dalam pandangan orang lain yang tidak terbiasa

mendengar atau menggunakan bahasa alay, hal tersebut justru sangat norak dan
kampungan. Mereka tidak mau menerima adanya bahasa alay karena mereka
terganggu dan menganggap bahasa alay adalah bahasa yang sangat sulit untuk
dipahamai serta tidak mudah dimengerti.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa Alay untuk generasi muda saat
ini sudah sangat tidak mengindahkan efesiensi, melainkan hanya sekedar trend
belaka (Misbakhul Munir, Guru SD Al-Azhar Syifa Budi, Solo).
3.4 Karakteristik Bahasa Alay

Seiring dengan semakin banyaknya penggunaan bahasa alay pada kalangan


remaja, variasi atau karasteristiknya pun semakin beragam. Antara lain:
a. Pemakaian huruf besar kecil yang berantakan dalam satu kalimat, contohnya:
kaMu Lagi nGapaiN?
b. Penggunaan angka sebagai pengganti huruf, contohnya: k4mu L49i
n94p4in?
c. Penambahan atau pengurangan huruf-huruf dalam satu kalimat, contohnya:
amue agie ngapaein?
d. Menambahkan atau mengganti salah satu huruf dalam kalimat, contohnya:
xmoe agie ngaps?
e. Penggunaan simbol-simbol dalam kalimat, contohnya: k@mu L@g!
nG@p@!n?
Contoh-contoh tersebut masih sangat sedikit, itu artinya masih banyak lagi
variasi-variasi atau karasteristik penggunaan bahasa alay di kalangan remaja saat ini.
Karasteristik tersebut juga tidak dapat diketahui dan dijelaskan secara pasti karena
kata-kata dalam bahasa alay itu sendiri tidak mempunyai standar yang pasti, hanya
disesuaikan oleh mood atau teknik penulisan si pembuat kalimat.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bahasa menunjukkan bangsa, pemakaian bahasa yang baik dan benar akan
mencerminkan bangsa kita. Walaupun bahasa alay tidak menjadi bahasa yang
menggantikan bahasa Indonesia, tetapi lebih baik penggunaan bahasa ini dikurangi,
karena dilihat dari kenyataan saat ini, bahasa alay membuat masyarakat. Indonesia
kian kehilangan ciri kebahasa-Indonesiaanya. Siapa lagi yang bangga dengan
bahasa Indonesia jika bukan kita?. Bahasa alay mempunyai dampak positif dan
negatif. Dampak negatif lebih cenderung menguasai dan mengakibatkan
permasalahan bagi orang yang menggunakanya. Seperti sulit berbicara, menulis,
membaca bahkan menyimak dalam bahasa yang sesuai EYD. Maka dari itu
sebaiknya kita mencegah dengan cara meminimalisir bahasa alay yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Apabila kegemaran menggunakan bahasa alay ini
berlangsung lama dan makin dicintai, resmilah kita mengubur semangat sumpah
pemuda berbahasa satu, bahasa Indonesia.
4.2 Saran
Sebenarnya sah-sah saja bagi mereka (terutama remaja) yang menggunakan bahasa
alay, karena hal tersebut merupakan bentuk kreatifitas yang mereka buat. Namun
sebaiknya penggunaan bahasa alay dapat digunakan sesuai dengan situasi dan
kondisi atau tidak digunakan pada situasi-situasi yang formal. Misalnya pada saat
berbicara dengan teman. Teman disini adalah mereka yang mengetahui dan mengerti
bahasa alay tersebut. Tetapi juga jangan sampai menghilangkan budaya berbahasa
Indonesia kita. Karena biar bagaimanapun bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa
kebanggaan kita dan wajib untuk dijaga, dilestarikan, serta dijunjung tinggi. Seperti
dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi, Kami putra-putri Indonesia
menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Abidin, Yunus, dkk.2010.Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan
Tinggi.Bandung:CV. Maulana Media Grafika.
[2] http://www.slideshare.net/riskia_chandra /makalah-penggunaan -bahasa-gaul
mempengaruhi-eksistensi- bahasa-indonesia diakses pada tanggal 12 Maret 2015
pukul 19.05
[3] http://ekorizalsaputra. wordpress.com/2012/11/24/makalah-penggunaan-bahasagaul-di-kalangan-remaja/ diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 19.15
[4] http://electroh3ll.blogspot.com/2012/11/ makalah- pengaruh -bahasa- gauldalam.html diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 19.30
[5] http://fatkhur.pun.bz/pengaruh-sms-dan-bahasa-gaul-terhadap-ba.xhtml diakses
pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 19.50
[6] http;//kumpulanpendidikan.blogspot.com/2013/07makalah-tentang-penggunaanbahasa.html diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 20.06

Anda mungkin juga menyukai