Anda di halaman 1dari 34

Bidang Usaha Menurut Akuntansi

November 20, 2013 by M Mustafa

Bidang Usaha Menurut Akuntansi. Dalam ilmu akuntansi, perusahaan di kelompokkan dalam 3 bidang
usaha. Bidang usaha tersebut pada dasarnya memiliki system atau sebuah siklus akuntansi yang sama. Yang
berbeda hanya pada beberapa proses saja seperti proses pembelian, proses persediaan dan laporan Harga Pokok
Penjualan (HPP).
Ketiga bidan usaha menurut akuntansi tersebut adalah :
Perusahaan manufaktur (Produksi/Industri)
Perusahaan manufaktur adalah perasahaan yang bergerak di bidang pengolahan barang baku menjadi bahan
jadi. Perusahaan type ini juga di biasa di sebut Produsen atau pembuat sebuah produk. Pada perusahaan
Manufaktur akan memunculkan beberapa proses akuntansi yang tidak di miliki oleh perusahaan bidang lain.
Perusahaan manufaktur memunculkan bidang akuntansi

Akuntansi Biaya

Akuntansi Persediaan

Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan barang yang memperoleh barang dari
suplier / penjual lain dan menjual kembali dengan mendapatkan penghasilan dari selisih penjualan.
Perusahaan dagang memunculkan bidang akuntansi

Akuntansi persediaan

Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa. Produk perusahaan ini
biasanya tidak wujud atau tak memiliki bentuk. Sedangkan produknya hanya dapat dilihat dari hasil yang
mengereka kerjakan.
Perusahaan jasa memunculkan bidang akuntansi

Akuntansi perbankan

Dapun dalam beberapa kasus terjadi sebuah penggabungan perusahaan yaitu antara perusahaan jasa dan
perusahaan dagang. Misalnya perusahaan bengkel kendaraan yang juga menjual sparepart kendaraan. Namun
tidak ada yang rumit dalam melakukan pembukuan atas semua transaksi keangan dan menyajikan sebuah
laporan keuangan.

Perbedaan Akuntansi Perusahaan Dagang, Manufaktur dan Jasa


November 5, 2013 by M Mustafa

Perbedaan Akuntansi Perusahaan Dagang, Manufaktur dan Jasa. Katika anda bertanya apakah sama
antara Akutansi yang di terapkan pada perusahaan Dagang, Perusahaan Jasa dan Perusahaan Manufaktur
(Produksi). Maka saya akan menjawab sama saja, akuntansi yang di terapkan kecuali hanya pada produk
persediaan jenis bidang usaha tersebut.
Intinya pada produk itulah perusahaan itu berbeda, mari kita lihat :
Perusahaan dagang memperoleh produk persediaan dari supplier dalam bentuk bahan jadi untuk di jual
kembali. Perusahaan ini hanya melakukan penjualan kembali dan mengambil selisih penjualan sebagai
keuntungan usaha.
Perusahaan manufaktur memperoleh produk persediaan yang dibuat dari bahan mentah/baku menjadi bahan
baku atau bahan jadi. Jadi tidak mutlak perusahaan jenis ini mengolah bahan baku menjadi bahan jadi tetapi
bisa saja mengolah kembali memproduksi bahan baku untuk perusahaan lain.
Perusahaan Jasa tidak memiliki persediaan barang untuk di pasarkan. Tetapi produk mereka bersifat tidak
wujud seperti perusahaan dagang atau manufaktur. Produk mereka terlihat berupa hasil jasa mereka.
Jadi untuk perbedaan system akuntansi mereka itu akan terlihat hanya pada bagian Persediaan dan pembelian
saja.
1. Perusahaan dagang
1. Persediaan barang Dagangan
2. Pembelian
3. Ada Harga Pokok Produksi (HPP)
2. Perusahaan Manufaktur (Produksi)
1. Persediaan Bahan Baku
2. Persediaan Dalam Proses Produksi
3. Persediaan Bahan Pembantu
4. Persediaan Barang Jadi

5. Pembelian
6. Ada Harga Pokok Penjualan (HPP)
7. Ada Akuntansi Biaya
3. Perusahaan Jasa
1. Tidak Memiliki Persediaan
2. Pembelian langsung di masukkan dalam Peralatan atau perlengkapan
3. Tidak ada Harga Pokok Penjualan (HPP)
Dari gambaran di atas terlihat sangat jelas sekali Perbedaan Akuntansi Perusahaan Dagang, Manufaktur dan
Jasa.
Kemudian muncul kasus yang terkadang membuat orang bingung, misanya bagaimana dengan perusahaan
servis kendaraan (Bengkel) yang juga menjual sperpart kendaraan.
Itu mudah saja, tinggal memasukkan apa yang menjadi bagian dari perusahaan dagang ke perusahaan jasa
tersebut. Menggabungkan biaya yang timbul dan melakukan perhitungan Harga pokok penjualan. Dan untuk
hasil dari jasa service memiliki pos terpisah sehingga dalam usaha tersebut ada 2 penghasilan yaitu hasil
penjualan barang dan pendapatan jasa service.

Buku Besar Akuntansi


October 30, 2013 by M Mustafa

Buku Besar Akuntansi. Mungkin sobat sudah pada tau tentang Buku Besar Akuntansi ? yaitu tempat untuk
mengelompokkan transaksi keuangan sejenis yang terjadi dalam satu usaha, secara sederhana pengertiannya
demikian. Yang artinya bahwa Buku Besar adalah sebuah catatan tentang satu akun secara khusus yang
memberikan informasi tentang posisi dari saldo akun tersebut. Buku besar juga di kenal dengan istilah General
Ledger
Pembuatan buku besar adalah proses berikutnya setelah kegiatan Pen-jurnal-an. Beberapa bentuk dari Buku
besar ada beberapa macam, misalnya :
Bentuk 1

Tgl No akun

Keterangan

Ref

Jumlah (Dr)

No akun

Keterangan

Ref

Jumlah (Cr)

Bentuk di atas adalah salah satu bentuk dasar kolom dari Bentuk Buku Besar. Bentuk ini adalah yang biasanya
di perkenalkan ketika awal mempelajari sebuah pendidikan Akuntansi Dasar. Pada kolom jumlah saya sengaja
tambahkan Dr dan Cr pada bagian belakang, format aslinya tidak ada. Hal itu hanya penegasan posisi di
mana Dr berarti Debet dan Cr Berarti Kredit.
Mari kita coba menggunakan Buku Besar Tersebut di atas:
Ibu Ani Menyetor uang tunai 10.000.000 sebagai modal mendirikan salon. Maka Jurnalnya adalah :
Kas

Rp. 10.000.000

Modal
Coton Buku besarnya :
Buku Besar : KAS

10.000.000

Tgl No akun

Keterangan

Ref

Jumlah (Dr)

No akun

Keterangan

No akun

Keterangan

Ref

Jumlah (Cr)

10.000.000

Setoran Modal

Buku Besar : Modal

Tgl No akun

Keterangan

Ref

Jumlah (Dr)

Ref

Jumlah (Cr)

10.000.000

Setoran Modal

Kemudian beberapa perusahaan atau lembaga akuntansi melakukan penyederhanaan seperti bentuk kolom
berikut berikut ini :
Bentuk 2

Saldo

Tgl

No akun

Keterangan

Ref

Debet

Kredit

Kredit

Kredit

Tabel di atas juga merupakan bentuk buku besar yang di sederhanakan kolomnya agar tidak terlalu panjang
dan tetap memilki fungsi yang sama dan memberikan informasi yang di butuhkan. Sesuai dengan transaksi di
atas mari kita coba masukkan dalam bentuk buku besar seperti di atas.
Buku Besar : KAS

Saldo

Tgl

No akun

Keterangan
Setoran Modal

Ref

Debet
10.000.000

Kredit

Kredit
10.000.000

Kredit

Buku Besar : MODAL

Saldo

Tgl

No akun

Keterangan

Ref

Debet

Kredit

Kredit

10.000.000

Kredit
10.000.000

Kemudian beberapa perusahaan kembali melakukan bentuk penyerderhanaan terhadap kolom buku besar
seperti ini :
Bentuk 3

Saldo

Tgl

No akun

Keterangan

Ref

Kredit

Kredit

Tabel atau kolom buku besar di atas jega memiliki fungsi yang sama, bedanya informasi saldo ditulis pada
bagian akhir atau bawah kolom. Coba kita gunakan untuk membukukan jurnal Ibu Ani Di atas.
Buku Besar : Kas

Saldo

Tgl

No akun

Keterangan

Ref

Setoran Modal

Kredit

Kredit

10.000.000

Saldo

10.000.000

Buku Besar : Modal

Tgl

No akun

Keterangan

Ref

Saldo

Kredit
Setoran Modal

Saldo

Kredit
10.000.000

10.000.000

Dalam beberapa kasus bahkan masih ada yang menyederhanakan bentuk buku besar tersebut. Jadi ketiga
bentuk buku besar di atas atau ada bentuk lainnya tidak usah untuk di perdebatkan yang mana yang benar,
yang jelasnya keputusan perusahaan dalam manajemen keuangan mereka utamanya tentang Buku Besar adalah
keputusan internal perusahaan yang tidak bisa di ganggu gugat. Yang jelasnya ketika anda di suguhi sebuah
buku besar dengan berbagai bentuk di atas, tidak usah kaget ketika menemui sebuah buku besar yang tidak
sesuai dengan yang ada pelajari. Dan informasi yang di butuhkan dalam buku besar dapat di peroleh dan di
pahami asal sumbernya.

Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana


November 1, 2013 by M Mustafa

Kali ini kita coba untuk membahas tentang cara membuat laporan keuangan sederhana. Atau bisa di katakan
laporan keuangan yang kita akan buat ini adalah sebuah Sistem Akuntansi untuk UKM yang modalnya kecilkecilan.
Sebagaimana yang saya sebutkan bahwa kita harus melihat terlebih dahulu tentang sifat dari bisnis yang kita
jalankan. Apakah usaha kita berbentuk Bidang Usaha Manufaktur (Produksi) atau bergerak di Bidang Usaha
Perdagangan atau bergerak di bidang jasa. Setelah mengetahui usaha kita bergerak di bidang mana maka kita
sudah bisa memulai melakukan pencatatan.
Mungkin untuk mudah memahami Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana kami akan menjelaskan
dengan menggunakan langkah-langkah, yang Insya Allah akan kami upayakan ada contoh yang bisa di
gunakan dalam mempelajari materi ini.
Ada pun susunan atau tahapan Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana dapat di lihat sebagai berikut :
Langkah I : Melakukan Cek List
Langkah II : Pengumpulan Bukti Transaksi
Langkah III : Membentuk Perkiraan ( Akun)
Langkah IV : Membuat Jurnal (Jurnal Umum)
Langkah V : Input Data Buku Besar Dari Jurnal Umum
Langkah VI : Membuat Neraca Saldo
Langkah VII : Melakukan Penyesuaian (Jurnal Penyeuaian)
Langkah VIII : Input Data Buku Besar Dari Jurnal Penyesuaian (Dalam Pembuatan)

Langkah IX : Membuat Neraca Lajur (work Sheet) (Dalam Pembuatan)


Langkah X : Membuat HPP (Harga Pokok Penjualan) (Dalam Pembuatan)
Langkah XI : Membuat Laporan Keuangan (Dalam Pembuatan)
Langkah XII : Menutup Perkiraan (Dalam Pembuatan)
Langkah XIII : Membalik Perkiraan (Dalam Pembuatan)
Untuk langkah XII dan XIII adalah untuk intern pengelola keuangan (bagian keuangan) dimaksudkan untuk
membentuk neraca baru yang akan di jadikan neraca awal siklus berikutnya. Kemudian melakukan penutupan
terhadap semua akun yang mempengaruhi laporan Harga Pokok Penjualan, Laporan Perubahan modal,
penutupan akumulasi (akun amortisasi) untuk menampilkan harga sebenarnya dari akun yang di susutkan
seperti kendaraan, Gedung dan inventaris.
Mungkin terlihat sangat ribet dan anda pasti mengatakan bahwa ini bukan Cara Membuat Laporan Keuangan
Sederhana, namun Insya Allah, dalam waktu dekat kita akan coba membuat sebuah contoh laporan keuangan
sederhana Lengkap satu siklus.

Melakukan Check List (Inventarisir)


November 1, 2013 by M Mustafa

Mula-mula adakan cek list terhadap semua asset usaha anda, seperti menghitung jumlah barang persediaan
yang di jual, harga inventaris seperti kaca etalase, rak barang, kulkas minuman dan sebagainya dengan
memberi nilai nominal (rupiah). Kemudian lakukan penilaian atas bangunan anda diluar nilai tanah, dan jika
bangunan tersebut adalah sewa, hitung sisa sewa yang belum jatuh tempo. Lihat harta usaha anda yang lain
seperti jumlah kas (uang tunai) perlengkapan usaha dan lain sebagainya.
Selanjutnya adalah lihat apa anda punya utang atau tidak kemudian catat jika ada. Dan periksa apa anda punya
piutang (kredit orang terhadap anda) kemudian catat bila ada. Jika ada kendaraan apakah anda akan
memasukkan sebagai asset usaha atau asset pribadi. Jika asset usaha catat nilainya sekarang (bukan harga
waktu di beli) dan jika kendaraan kredit, hitung sisa berapa yang belum di bayar lalu catat.
Dari proses tersebut di atas lakukan pengelompokkan menjadi 3 bagian yaitu :
1. Kelompok harta
Mulai dari uang tunai, piutang orang, perlengkapan usaha, persediaan barang, peralatan (kalau ada), Inventaris,
Kendaraan, Bangunan (jika Milik Sendiri) atau sewa di bayar di muka jika di kontrak, kemudian tanah (jika
bangunan dan tanah bukan kontrak).
2. Kelompok Kewajiban
Berapa Jumlah Utang Dagang anda (hutang karena beli barang) kemudian berapa hutang kredit Bank anda
(Utang Bank kalau ada) kemudian berapa Utang Kredit Kendaraan (Utang Kredit Kendaraan kalau) atau utang
pada pihak ketika (pinjam ke saudara, atau keluarga yang di jadikan tambahan modal usaha)
3. Kelompok Modal
Untuk mengetahui jumlah dari modal anda adalah sisa melakukan pengurangan antara Kelompok Harta di
kurangi Kelompok Kewajiban maka itulah nilai nominal modal anda.

Namun jika ada baru berniat membuka sebuah usaha baru dengan melakukan setoran tunai maka itu mudah
saja langusng saja di buat Kas Rp. Xxx dan Modal Rp. Xxx. Tapi perlu di ingat bawah penyerahan uang
tersebut dari anda sebagai pemilik modal kepada anda sendiri sebagai pengelola usaha harus ada tanda bukti
sekurang-kurangnya kwitansi tetapi yang lebih baik dengan berita acara !
Ada satu hal yang mungkin harus anda ketahui yaitu, mulailah untuk melakukan pemisahaan antara uang
pribadi anda dengan uang kas usaha anda. Jangan di satukan dan kalau perlu tetapkan gaji untuk diri anda
sendiri. Atau cara kedua adalah dengan memasukkan semua pengambilan anda sebagai prive (pengambilan
pribadi) tapi cara ini akan sulit anda pahami. Sebagian pengusaha lebih senang menggunakan cara yang
pertama.
Dari kegiatan ini anda akan menghasilkan satu Neraca yang di sebut Neraca Awal

Contoh Neraca Awal


Back To Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana

Pengumpulan Bukti Transaksi


November 1, 2013 by M Mustafa

Pengumpulan Bukti Transaksi. Jika anda telah melakukan langkah I, kegiatan selanjutnya adalah melakukan
pengumpulan bukti transaksi. Bagi yang telah lama berusaha dan baru membuat pembukuan, bukti transaksi
yang di kumpulkan adalah Bukti transaksi setelah melakukan Cek list (Langkah I) dan bukti sebelumnya tidak
berlaku lagi.
Bagi yang baru ingin melakukan usaha silahkan mengumpulkan bukti transaksi sejak di buatkannya berita
acara / kwitansi penyerahan modal.
Untuk mengetahui definisi bukti transaksi baca artikel : Contoh Bukti Transaksi Keuangan.
Bukti transaksi ini di kumpulkan selama satu priode tertentu seperti masa satu bulan, 3 bulan, 6 bulan atau satu
tahun. Tetapi proses pencatatan sebaiknya di lakukan tiap bulan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan
usaha tiap bulan.
Jadi proses akuntansi itu tidak di kerjakan tiap hari, tetapi hanya satu kali satu bulan tetapi mengumpulkan
bukti transaksi itulah yang di kerjakan tiap hari.
Hal selanjutnya adalah melengkapi bukti transaksi yang di kumpulkan. Contohnya saja anda melakukan
pembelian barang tetapi tidak ada nomor nota-nya, silahkan isi sendiri, tidak usah repot pergi ke toko tempat
membeli dan meminta di kasih nomor. Terus periksa tanggal, bulan dan tahunnya, lengkapi jika kosong.
Kemudian lengkapi Nama Toko atau pemilik toko dan alamat tokonya, karena jangan sampai di kuatirkan
pembelian anda adalah dengan cara kredit (Utang) sehingga data anda tidak lengkap. Begitu pun dengan bukti
yang lain seperti Nota Penjualan, pastikan anda punya copy nota-nya sebagai data untuk anda.
Atau mungkin jika anda melakukan pembayaran gaji karyawan, upayakan anda punya bukti pembayaran baik
secara kolektif (sekaligus untuk semua karyawan) atau dengan slip gaji yang ada copy-nya untuk data
keuangan anda.
Saya kira sampai di sini kita sudah cukup paham bahwa data transaksi itu harus benar-benar jelas dan
mengandung informasi antara lain : Nomor, Tanggal, Nama, Alamat, Jenis pembayaran, jumlah nominal.

Karena yang di jadikan bukti transaksi keuangan itu adalah yang memiliki nilai nominal saja. Artinya walau
data dalam bukti tersebut lengkap tapi tidak punya nilai nominal maka tidak bisa dijadikan/sebut bukti
transaksi.

Membentuk Perkiraan ( Akun)


November 1, 2013 by M Mustafa

Membentuk Perkiraan ( Akun). Proses selanjutnya adalah embentuk perkiraan atau yang biasa disebut dengan
AKUN. Caranya acukup mudah yaitu dengan melihat bukti transaksi dan apa yang ada pada Langkah I diatas.
Dari Langkah Pertama kita telah memiliki beberapa akun yaitu :
Kas, Piutang, Perlengkapan, Persediaan, Peralatan, Inventaris Toko, Kendaraan, Gedung (sewa Dibayar
Dimuka jika Kontrak), Tanah, Utang Usaha, Utang Kredit Bank, Utang Kredit Kendaraan, Utang Pihak Ketiga,
dan Modal.
Selanjutnya kita melihat bukti transaksi yang kita kumpulkan selama sebualan ternyata ada Pembelian Barang
(Pembelian) terus ada penjualan Barang (Penjualan), Bayar Ongkos Angkut (Beban Angkut Pembelian), Bayar
Lirtrik (Beban Listrik), Bayar Gaji Karyawan (Beban Gaji), Bayar Air (Beban Air) Ada Bunga Bank (Beban
Bunga Bank).
Jadi dengan melihat bukti transaksi maka menjadi dasar dari pembentukan perkiraan (Akun). Namun bukan
berarti pula bahwa tiap bukti transaksi itu harus di buatkan akun, misalnya saja, anda menemukan nota
pembelian dalam sebulan ada 4 kali pembelian, bukan berarti anda membuat 4 akun dengan memberi nama
Pembelian 1, pembelian 2 dst. Tetapi satu akun itulah yang akan di gunakan untuk mencatat semua pembelian
yang terjadi begitupun dengan bukti transaksi lainnya.
Selain itu hal lain yang mungkin prlu untuk di selesaikan dalam langkah ini adalah memberi nomor
perkiraan/akun. Karena pada kali ini kita membuat tentang usaha dagang maka kelompok akun (terdiri atas
beberapa akun) di bagi sebagai berikut :
Aktiva : 100 199
Kewajiban : 200 299

Modal : 300 399


Penjualan : 400 499
Pembelian : 500 599
Beban : 600 699
Format diatas biasanya menggunakan angka 5 digit (00100) biasanya untuk aktiva tetapi kita sederhanakan.
Laba atau rugi biasanya di masukkan dalam kelompok modal.
Cara penggunaan Kode akun di atas misalnya
1. Kas : 101
2. Piutang : 102
3. Inventaris Toko : 110
4. dst
Bisa dilihat pada Artikel Chart Of Account sebagaimana Di atas terlihat bahwa semua adalah kelompok aktiva,
hanya dengan melihat bahwa awal angka adalah 100 up. Atau dengan kata lain, perkiraan apapun yang masih
dalam angka 100 sampai 199 masih merupakan kelompok harta. Dalam artikel lain akan kita bahas tetan
pengkodean akun dan jenis kode aku
Saya yakin anda sudah paham untuk langkah membentuk perkiraan atau akun ini, dana kita bisa memasuki
langkah berikutnya.

Chart Of Account (Daftar Rekening)


November 4, 2013 by M Mustafa

Chart Of Account (Daftar Rekening). Istilah ini terdengar sangat keren dan di bayangkan akan sangat susah
sekali. Kalau mau di artikan secara bahasa chart bisa berarti, tabel, daftar, diagram, bagan. Tapi bagaimana kita
memahami ini dalam pengertian yang lebih sederhana saja hingga tidak perlu untuk di buat pusing oleh istilah
yang satu ini.
Baiklah, coba kita lihat dari chart of account lalu mengambil sebuah kesimpulan yang di jadikan definisi bagi
kita untuk mudah di pahami. Lalu kita kaitkan dengan definisi yang sebenarnya.

Kita lihat Daftar di bawah ini :


1. Asset/Aktiva
2. Hutang/Liability
3. Modal/Equity
4. Income/pendapatan
5. Cost of sales (HPP/Harga Pokok Penjualan)
6. Biaya/Expense
7. Other Income
8. Other Expense
Dari kelompok di atas kita akan buatkan Kode dengan menggunakan Angka 5 digit (0000).
1

3
4
5

Asset/Aktiva 10000
1
10100 : Aktiva Lancar
1
10101 : Kas
2
10102 : Piutang Usaha
3
10103 : Persediaan . dst
2
10200 : Aktiva Tetap
1
10201 : Inventaris
2
10202 : Kendaraan
3
10202.1 : Akumulasi Penyusutan Kendaraan
4
10204 : Tanah . dst
Hutang/Liability 20000
1
20100 : Utang Jangka Pendek
1
20101 : Utang Dagang
2
20200 : Utang Jangka Panjang
1
20201 : Investasi Pihak Ketiga
Modal/Equity 30000
1
30100 : Modal
2
30200 : Prive dst
Income/pendapatan 40000
1
40100 : Pendapatan
2
40200 : Laba Tahun berjalan
Cost of sales (HPP/Harga Pokok Penjualan) 50000
1
50100 : Pembelian
1
50102 : Ongkos Angkut Pembelian
2
50200 : HPP . dst
Biaya/Expense 60000
1
60100 : Biaya Kantor
1
60101 : Biaya Gaji Karyawan Kantor
2
60102 : Biaya ATK
2
60200 : Biaya operasional
1
60201 : Biaya gaji Karyawan
2
60202 : Biaya Sewa Gedung dst
Other Income 70000
1
70100 : Bungan Bank
1
70101 : Bunga Tabungan

2
70102 : Bunga Deposito
2
70200 : Bunga Investasi .. dst
Other Expense 80000
1
80100 : Beban Pajak
1
80101 : Pajak Penghasilan
2
80102 : Pajak Bumi dan Bangunan
2
80200 : Beban Invesatasi ..dst

Dari contoh di atas maka kita akan menemukan beberapa informasi yang mudah untuk di baca hanya melalui
dari nomornya saja. Misalnya ketika kita melihat kode akun yang di mulai dengan angka 6 maka kita sudah tau
itu adalah biaya, dan melihat angka berikutnya adalah 01 maka kita bisa mendapat informasi itu biaya kantor
dan jika kode 02 maka itu adalah biaya Operasional. Begitupun untuk selanjutnya dalam membaca table
tersebut.
Sekarang kita akan kembali pada pembahasan sesuai dari Chart Of Account dengan melihat tebel di atas. Dari
table di atas maka dapat di simpulkan bahwa Definisi Chart Of Account (Daftar Rekening / Perkiraan / Akun)
adalah daftar yang tersusun dalam struktur tertentu yang terdiri dari unsure-unsur rangkaian kode dan nama
akun secara sistematis.
Ada juga yang menggunakan kode huruf dan angka decimal, baca artikel : Definisi dan Kode Akun Perkiraan

Definisi dan Kode Akun / Perkiraan Akuntansi


November 2, 2013 by M Mustafa

Definisi dan Kode Akun / Perkiraan Akuntansi. Ada yang bertanya pada kami tentang akun dan perkiraan,
apa yang beda dari kedua istilah tersebut. Saya piker ini wajar saja bagi kita yang baru belajar tetang akuntansi.
Dari kedua hal tersebut sama sekali tidak ada perbedaan kecuali cara penyebutan saja.
Akun / perkiraan adalah suatu daftar yang di gunakan dalam system akuntansi untuk menggambarkan posisi
saldo akun dan transaksi yang mempengaruhinya.
Sedangkan Kelompok akun sendiri adalah suatu kumpulan akun yang memiliki status dan sifat yang sama.
Biasanya kelompok akun di bagi atas : Harta, Kewajiban, Modal, Penjualan, Pembelian, Biaya.
Jadi dari penjelasan tersebut kita sudah mendapat gambaran bahwa Harta tidak bisa di sebut Akun, tetapi
Kelompok akun, yang termasuk akun adalah Kas, Pituang dan sebagainya.

Kita juga melihat bahwa dalam sebuah akun biasanya di sertai dengan nomor tertentu. Biasa di sebut sebagai
kode perkiraan atau nomor Akun.
Jadi kalau di lihat maka definisi kode akun adalah sebuah kode yang di gunakan untuk menandai satu
perkiraan / akun dalam kegiatan akuntansi.
Ada beberapa cara yang di pakai untuk memberikan suatu kode atau nomot terhadap akun yaitu :
1. Numerial : Hal ini di di maksudkan dengan menggunakan angka sebagai kode yang dipilih contoh :
1. Akun Kas : 1.1
2. Piutang : 1.2
2. Mnemonic : Nemonik adalah menggunakan huruf alphabet sebagai kode yang diplih contoh :
1. Akun Kas : A.a
2. Piutang : A.b
3. Sistem Desimal : Sistem desimal adalah menggunakan dasar angka digit sebagai kode, contoh :
1. Akun Akumulasi Penyusutan Peralatan : 121.1
2. Akun Akumulasi Penyusutan Kendaran : 122.1
Silahkan baca artikel : Chart Of Account untuk memahami lebih lengkap.
Dari penjelasan tersebut saya harap anda sudah paham dan mengerti tentang pengertian akun atau perkiraan
dan cara pengkodean akun. Ketika anda menemukan ada kode yang menggunakan sistem Numerial atau
Mnemonic tidak usah terlalu di permasalah kan yang penting anda pahan dengan kode tersebut dan cara
penggunaannya.

Membuat Jurnal (Jurnal Umum)


November 1, 2013 by M Mustafa

Membuat Jurnal (Jurnal Umum). Proses berikutnya adalah melakukan Pen-jurnal-an terhadap semua bukti
transaksi pada akhir bulan / akhir priode. Setelah melakukan langkah-langkah sebelumnya, pada akhir bulan
kita akan memasuki sebuah poses akuntansi yaitu penjurnalan.
Pen-jurnal-an biasanya di maksudkan untuk mencatat semua bukti transaksi tersebut dalam satu lembar kerja
yang di sebut dengan nama Jurnal Umum.
Untuk memahami tentang cara penjurnalan agar tidak bingung, silahkan Pahami terlebih dahulu
tentang :Memahami Debet dan Kredit
Jadi perhatikan ini baik-baik Pen-jurnal-an adalah melakukan pencatatan semua bukti transaksi yang di
kumpulkan dalam satu priode tertentu (misal 1 bulan) kedalam satu lembar kerja yang di sebut JURNAL
UMUM.
Inilah langkah awal pencatatan dari sebuah kegiatan akuntansi. Caranya cukup mudah untuk melakukan
penjurnalan dengan memahami logika sederhana dari pembuatan jurnal.
Kita ambil bukti transaksi paling awal (sesuai tanggal) misalnya bukti transaksi awal berupa pembelian barang
di Toko A. Kita sudah dapat informasi yang di butuhkan dalam nota tersebut yang berbunyi, pada tanggal 1
anda melakukan PEMBELIAN barang dengan total Rp. 5.150.000 dan cap lunas.
Pembelian bertambah dan di lunasi dengan uang kas, maka jurnalnya adalah:
Pembelian
Kas

Rp. 5.150.000
Rp. 5.150.000

Begitupun dengan bukti transaksi selanjutnya, apa itu rekening listrik dan sebagainya. Tehnik menjurnal itu
sangat mudah sekali apalagi ketika melihat bukti transaksi. Tehniknya adalah dengan melakukan pemeriksaan
atas bukti transaksi apa ada kaitan dengan kas ?, karena jarang sekali ada sebuah bukti transaksi yang tidak

terkait dengan Kas (uang tunai). Makanya Kas menjadi tujuan kita yang pertama dalam melakukan sebuah
penjurnalan.
Selanjutnya memikirkan apakah transaksi tersebut mengurangi atau menambah Kas ?. Jika menambah berarti
jurnal kas adalah debet dan jika mengurangi maka di kredit. Jadi tugas kita sisa satu yaitu mencari akun
pasangan dari Kas tersebut. Sebagai bahan praktek untuk di pelajari bisa melihat artikel Contoh Soal Jurnal
Umum

Memahami Debet dan Kredit


October 30, 2013 by M Mustafa

Memahami debet dan Kredit. Sebenarnya ketika awal mengenal akuntansi, saya juga mengalami kebingungan
persoalan yang satu ini yaitu tentang memahami Debet dan Kredit suatu akun. Anggapan pertama saya adalah
semua hal itu jika bertambah maka akan di debet dan semua yang berkurang itu akan di kredit, inilah yang
biasa juga di kenal dengan istilah Dasar Akuntansi Debet Kredit.
Ternyata tidak semua akun atau perkiraan itu menganut prinsip, jika bertambah akan di debet dan jika
berkurang akan di kredit. Contoh kecilnya adalah Akun Penjualan.
Mari kita buat sebuah contoh kasus untuk mudah di pahami.
Tn. Yani melakukan penjualan atas Toko miliknya secara tunai yaitu sebesar Rp. 1.000.000. Coba buat jurnalnya.
Penjualan

Rp. 1.000.000

Persediaan Barang

Rp. 1.000.000

Perhatikan baik-baik bahwa jurnal tersebut di atas adalah SALAH. Padahal Jika kita melakukan analisa secara
logika jurnal di atas adalah benar barang berkurang senilai Rp. 1.000.000 dan terjadi penjualan bertambah
sebesar Rp. 1.000.000. Namun kita lupa bahwa proses penjualan tersebut kita juga menerima uang tunai
sebesar Rp. 1.000.000.

Sekarang kita akan buat jurnal lain sehubungan dengan penerimaan Kas uang 1 juta rupiah tersebut.
Kas

Rp. 1.000.000

Persediaan Barang

Rp. 1.000.000

Sekali lagi saya katakan bahwa jurnal tersebut masih SALAH. Secara logika jurnal tersebut benar. Kita
menerima uang cash Rp. 1.000.000 dan barang juga berkurang Rp. 1.000.000. Tetapi kenapa jurnal ini juga
SALAH ?. Karena kita menjual berarti mempengaruhi akun Penjualan, tapi kok dalam jurnal itu tidak ada akun
penjualan ?.
Ketika kita coba untuk menjurnal Kas Debet, Penjualan Debet dan Persediaan Kredit masing-masing Rp.
1.000.000 kok malah tidak seimbang Debet dan kredit-nya di mana debet ada Rp. 2.000.000 dan kredit hanya
Rp. 1.000.000, dimana letak kesalahannya.
Maka jawabannya adalah letak kesalahannya adalah terletak pada Akun persediaan Barang dimana akun
persediaan barang hanya akan terpengaruh saat Jurnal penyesuaian yang mana perhitungan persediaan barang
dagangan akan di lakukan pada satu akhir proide siklus Akuntansi. (Nanti kita akan bahas tetang Akun-Akun
Special)
Maka jurnal yang BENAR adalah :
Kas
Penjualan

Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000

Dari contoh diatas maka kita akan melihat bahwa penjualan bertambah malah di kredit bukannya di debet.
Maka kesimpulannya, tidak semua hal yang bertambah itu akan di debet dan tidak semua yang berkurang itu
akan di kredit. Contoh untuk transaksi yang di debet padahal mengurangi adalah Modal Usaha.
Contoh : Ty. Yani membukukan tokonya dan menemukan terjadi kerugian sebesar 15.000.000.
Modal
Rugi / Laba

Rp. 15.000.000
Rp. 15.000.000

Kita melihat Modal di debet yang sebenarnya hal tersebut mengurangi modal maka untuk Memahami Debet
dan kredit suatu akun adalah dengan melihat tabel Kelompok Akun (Terdiri atas beberapa akun-akun) dibawah
ini :
KELOMPOK AKUN

JIKA

JIKA

Harta

Bertambah

Debet

Berkurang

Kredit

Utang

Bertambah

Kredit

Berkurang

Debet

Modal

Bertambah

Kredit

Berkurang

Debet

Penjualan

Bertambah

Kredit

Berkurang

Debet

Pembelian

Bertambah

Debet

Berkurang

Kredit

Biaya

Bertambah

Debet

Berkurang

Kredit

Kelompok akun adalah sebuah kumpulan akun-akun yang memiliki sifat yang sama, maka dari tabel tersebut
saya kira mudah untuk di pahami contohnya :
cara membaca tabel tersebut contoh pada harta Ketika Harta bertambah maka akan di debet dan jika Harta
berkurang maka akan di kredit begitu pun selanjutnya.
Kelompok akun di atas adalah kelompok akun yang biasa di gunakan oleh perusahaan dagang dan perusahaan
manufaktur (Produksi) sedangkan untuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa, Penjualan atas jasa tidak
tulis sebagai Penjualan tetapi langsung di jadikan sebagai pendapatan usaha,
Mudah-mudahan informasi di atas dapat bermanfaat bagi anda yang ingin Memahami Debet dan Kredit suatu
akun.

Contoh Soal Jurnal Umum


November 3, 2013 by M Mustafa

Contoh Soal Jurnal Umum. Sebelum kita membuat Jurnal umum, kita coba untuk terlebih dahulu
mengetahui definisi dari Jurnal Umum. Pengertian Jurnal Umum adalah Jurnal (dalam bahasa InggrisJournal)
adalah catatan akuntansi permanen yang pertama (book of original entry), yang digunakan untuk mencatat
transaksi keuangan perusahaan secara kronologis dengan menyebutkan akun yang di Debet maupun yang di
Kredit (Wikipedia).

Dari pengertian tersebut di ketahui bahwa prses siklus akuntansi dimulai pada pase Jurnal Umum ini. Jurnal
umum juga biasa di kenal dengan istilah catatan harian berupa formulir yang berisi catatan aktifitas keuangan
harian suatu perusahaan sesuai urutan tanggal transaksi.
Dalam kasus Ibu Rina pada artikel Contoh soal persamaan dasar akuntansi sebelumnya akan kita jadikan
sebagai contoh kasus dalam Contoh Soal Jurnal Umum :
1/10/13 Ibu Reni menyetor uang tunai sebesar 100.000.000 sebagai modal awal membuat usaha
Toko Sembako
Kas

100.000.000

Modal Usaha

100.000.000

2/10/13 Ibu Rina mengontrak sebuah ruko kecil dengan sewa 5.000.000 pertahun dan langsung di
bayarkan selama 5 tahun.
Sewa Dibayar Dimuka

25.000.000

Kas

25.000.000

4/10/13 Ibu Rina melakukan pembelian etalase dan rak dalam melengkapi toko tersebut sebesar
10.000.000 yang di bayar tunai
Inventaris Toko

10.000.000

Kas

10.000.000

6/10/13 Ibu Rina membeli sebuah Komputer dan meja kerja senilai 6.000.000 masing-masing
5.000.000 untuk computer di kredit dan 1.000.000 untuk meja yang di bayar tunai
Inventaris Kantor

6.000.000

Kas

1.000.000

Utang Dagang

5.000.000

7/10/13 Ibu Rina kembali melakukan pembelian barang dagangan sebesar 65.000.000 dengan
rincian 40.000.000 di bayar tunai dan selebihnya di kredit.
Pembelian

65.000.000

Kas

40.000.000

Utang Dagang

25.000.000

9/10/13 Setelah buka ibu rina memperoleh pelanggan pertamanya dengan pembelian 1.500.000 di
bayar tunai
Kas
Penjualan

1.500.000
1.500.000

11/10/13 Ibu rina kembali menjual dengan penjualan yang banyak sekitar 5.000.000 di bayar
tunai

Kas

5.000.000

Penjualan

5.000.000

12/10/13 Penjualan hari ini sebesar 10.000.000, namun 2.500.000 di lakukan secara kredit
Kas

5.000.000

Piutang Dagang

5.000.000

Penjualan

10.000.000

14/10/13 Ibu Rina berhasil menjual lagi dengan penjualan sebesar 10.000.000 secara tunai
Kas

10.000.000

Penjualan

10.000.000

16/10/13 Ibu rina melakukan pembelian barang sebesar 20.000.000 dan membayar hutangnya
sebesar 5.000.000
Pembelian

20.000.000

Utang

5.000.000

Kas

25.000.000

18/10/13 Ibu rina kembali menjual dengan nilai 10.000.000 dan kali ini hanya memperoleh
penjualan tunai sebesar 2.500.000 dan selebihnya di kredit.
Kas

2.500.000

Piutang Dagang

7.500.000

Penjualan

10.000.000

20/10/13 Ibu Rina menjual lagi dengan penjualan sebesar 5.000.000 tunai.
Kas

5.000.000

Penjualan

5.000.000

21/10/13 Ibu Rina menerima piutang sebesar 5.000.000.


Kas

5.000.000

Piutang Dagang

5.000.000

23/10/13 Ibu rina kembali menjual 10.000.000 dan kali ini tunai sebesar 5.000.000
Kas

5.000.000

Piutang Dagang

5.000.000

Penjualan

10.000.000

25/10/13 Ibu rina membayar beban Listrik sebesar 150.000 dan Air sebesar 50.000
Beban Lsitrik

150.000

Beban Air

50.000

Kas

200.000

27/10/13 Ibu rina Melakukan pembelian sebesar 30.000.000 dan membayar hutangnya sebesar
5.000.000
Pembelian

30.000.000

Utang Dagang

5.000.000

Kas

35.000.000

29/10/13 Ibu Rina kembali memperoleh piutang sebesar 2.500.000


Kas

2.500.000

Piutang

2.500.000

30/10/13 Ibu rina kali ini berhasil menjual lagi sebesar 5.000.000 secara kredit
Piutang Dagang
Penjualan

5.000.000
5.000.000

Jika jurnal tersebut di atas dalam Kertas Jurnal Umum maka akan terlihat pada garbar berikut :

Jurnal Umum Akuntansi


Mudah-mudahan artikel Contoh Soal Jurnal Umum ini bisa di mengerti dengan mudah karena kami telah
mencoba untuk menyajikan dalam bentuk yang paling mudah untuk di pahami, jika masih kurang paham
silahkan baca artikel Membuat Jurnal Umum. Jika ada pertanyaan bisa menggunakan form komentar !

Input Data Buku Besar Dari Jurnal Umum


November 1, 2013 by M Mustafa

Input Data Buku Besar Dari Jurnal Umum. Melanjutkan dari proses sebelumnya tentang membuat jurnal.
Kita melanjutkan ke proses Input data ke dalam buku besar. Tujuan dari buku besar adalah membuat
pengelompokan terhadap semua transaksi yang terjadi dalam satu priode.
Adapun bentuk-bentuk buku besar dan cara penggunaannya dapat dilihat pada artikel : Buku Besar Akuntansi.
Dari artikel tersebut akan anda peroleh beberapa bentuk buku besar yang dapat anda gunakan dan boleh
memilih satu yang menurut anda lebih mudah di pahami dan di gunakan.
Buku besar yang di butuhkan adalah sejumlah akun yang ada dalam jurnal Umum yang telah di buat. Cara
melakukan input pun cukup mudah misalnya jurnal umum menunjukkan ayat jurnal :
Kas
Penjualan

Rp. 1.500.000
Rp. 1.500.000

Sisa memasukkan keduanya pada buku besar masing-masing. Lengkapi semua informasi yang harus di
masukkan ke dalam buku besar seperti Tanggal transaksi, Keterangan, Referensi, dan posisi saldo.

Contoh Buku Besar


Kita lihat di atas bahwa saldo awal kas ada (sesuai langkah I) kemudian penjualan saldonya tidak ada. Karena
memang awal pembukuan, Penjualan itu bersaldo nol sedangkan kas kebanyakan memiliki saldo.

Di sini perlu untuk di adakan kehati-hatian, dimana biasanya sering terjadi kesalan input. Yang paling umum
terjadi adalah lupa memasukkan salah satu data pada akun atau biasa salah menempatkan saldo. Makanya
pengerjaan buku besar ini memakan waktu yang sedikit lama. Kecuali jika anda telah memiliki sebuah sebuah
table khusus yang di rancang dalam program Microsoft Excel. (Insya Allah nanti saya bagikan).
Pastikan untuk tidak melewatkan satu jurnal. Biasanya sering juga terjadi kasus satu jurnal hilang atau satu
transaksi tidak tercatat dalam buku besar, sehingga pada saat neraca saldo di buat, posisi debet kredit
seimbang, padahal ada satu jurnal yang lupa di bukukan dalam buku besar.
Jadi saya harap bisa di mengerti dan dan memeperhatikan hal di atas tentang seringnya terjadi kesalan
pembukuan. Dan berikutnya kita akan melanjutkan ke langkah berikutnya !

Buku Besar Akuntansi


October 30, 2013 by M Mustafa

Buku Besar Akuntansi. Mungkin sobat sudah pada tau tentang Buku Besar Akuntansi ? yaitu tempat untuk
mengelompokkan transaksi keuangan sejenis yang terjadi dalam satu usaha, secara sederhana pengertiannya
demikian. Yang artinya bahwa Buku Besar adalah sebuah catatan tentang satu akun secara khusus yang
memberikan informasi tentang posisi dari saldo akun tersebut. Buku besar juga di kenal dengan istilah General
Ledger
Pembuatan buku besar adalah proses berikutnya setelah kegiatan Pen-jurnal-an. Beberapa bentuk dari Buku
besar ada beberapa macam, misalnya :
Bentuk 1

Tgl No akun

Keterangan

Ref

Jumlah (Dr)

No akun

Keterangan

Ref

Jumlah (Cr)

Bentuk di atas adalah salah satu bentuk dasar kolom dari Bentuk Buku Besar. Bentuk ini adalah yang biasanya
di perkenalkan ketika awal mempelajari sebuah pendidikan Akuntansi Dasar. Pada kolom jumlah saya sengaja
tambahkan Dr dan Cr pada bagian belakang, format aslinya tidak ada. Hal itu hanya penegasan posisi di
mana Dr berarti Debet dan Cr Berarti Kredit.

Mari kita coba menggunakan Buku Besar Tersebut di atas:


Ibu Ani Menyetor uang tunai 10.000.000 sebagai modal mendirikan salon. Maka Jurnalnya adalah :
Kas

Rp. 10.000.000

Modal

10.000.000

Coton Buku besarnya :


Buku Besar : KAS

Tgl No akun

Keterangan

Ref

Jumlah (Dr)

No akun

Keterangan

No akun

Keterangan

Ref

Jumlah (Cr)

10.000.000

Setoran Modal

Buku Besar : Modal

Tgl No akun

Keterangan

Ref

Jumlah (Dr)

Ref

Jumlah (Cr)

10.000.000

Setoran Modal

Kemudian beberapa perusahaan atau lembaga akuntansi melakukan penyederhanaan seperti bentuk kolom
berikut berikut ini :
Bentuk 2

Saldo

Tgl

No akun

Keterangan

Ref

Debet

Kredit

Kredit

Kredit

Tabel di atas juga merupakan bentuk buku besar yang di sederhanakan kolomnya agar tidak terlalu panjang
dan tetap memilki fungsi yang sama dan memberikan informasi yang di butuhkan. Sesuai dengan transaksi di
atas mari kita coba masukkan dalam bentuk buku besar seperti di atas.
Buku Besar : KAS

Saldo

Tgl

No akun

Keterangan

Ref

Setoran Modal

Debet

Kredit

Kredit

10.000.000

Kredit

10.000.000

Buku Besar : MODAL

Saldo

Tgl

No akun

Keterangan

Ref

Debet

Kredit

Kredit

10.000.000

Kredit
10.000.000

Kemudian beberapa perusahaan kembali melakukan bentuk penyerderhanaan terhadap kolom buku besar
seperti ini :
Bentuk 3

Saldo

Tgl

No akun

Keterangan

Ref

Kredit

Tabel atau kolom buku besar di atas jega memiliki fungsi yang sama, bedanya informasi saldo ditulis pada
bagian akhir atau bawah kolom. Coba kita gunakan untuk membukukan jurnal Ibu Ani Di atas.
Buku Besar : Kas

Kredit

Saldo

Tgl

No akun

Keterangan

Ref

Setoran Modal

Kredit

Kredit

10.000.000

Saldo

10.000.000

Buku Besar : Modal

Saldo

Tgl

No akun

Keterangan

Ref

Kredit

Setoran Modal

Saldo

Kredit
10.000.000

10.000.000

Dalam beberapa kasus bahkan masih ada yang menyederhanakan bentuk buku besar tersebut. Jadi ketiga
bentuk buku besar di atas atau ada bentuk lainnya tidak usah untuk di perdebatkan yang mana yang benar,
yang jelasnya keputusan perusahaan dalam manajemen keuangan mereka utamanya tentang Buku Besar adalah
keputusan internal perusahaan yang tidak bisa di ganggu gugat. Yang jelasnya ketika anda di suguhi sebuah
buku besar dengan berbagai bentuk di atas, tidak usah kaget ketika menemui sebuah buku besar yang tidak
sesuai dengan yang ada pelajari. Dan informasi yang di butuhkan dalam buku besar dapat di peroleh dan di
pahami asal sumbernya.

Membuat Neraca Saldo


November 1, 2013 by M Mustafa

Membuat Neraca Saldo. Neraca saldo merupakan neraca yang terbentuk dari hasil melakukan input padabuku
besar. Semua saldo buku besar di buat dalam bentuk scontro (bersusun ke bawah) tidak seperti neraca pada
awal (Langkah I) yang biasa di sebut bentuk staffel.
Dari neraca saldo ini akan memperlihatkan saldo semua akun dalam buku besar. Dan neraca saldo ini harus
dalam posisi seimbang (Balance) antara Debet dan Kredit.
Jika tidak seimbang, periksa kembali buku besar, apa saldo yang dimasukkan sudah benar, Jika semua sudah
benar maka periksa apakah tidak ada ayat jurnal umum yang di lewatkan. Makanya ketika melakukan input
buku besar, saya telah memperingatkan untuk mewaspadai 2 hal yaitu, mungkin salah satu dari akun buku
besar lupa posting dari jurnal atau ada jurnal yang terlewatkan.
Itulah mengapa sangat penting sekali melakukan input dengan system kehati-hatian, karena sekali saja ada
kesalahan, maka anda akan melakukan pemeriksaan dari awal. Namun untuk memeriksa hal tersebut
sebenarnya bisa di lihat pada neraca saldo yang tidak seimbang tersebut. Perhatikan apakah ada perkiraan /
akun yang nominal saldonya tidak wajar ?. Jika kamu menemukan sebuah saldo yang tidak wajar, maka
periksa buku besarnya dan jurnalnya, apa sudah benar atau ada kekeliruan.
Jika tidak menemukan masalah pada neraca saldo yang di buat (Dalam artian seimbang debet kredit-nya) maka
kita bisa melakukan langkah selanjutnya yaitu melakukan penyesuaian (Membuat Jurnal Penyesuaian)
terhadap beberapa akun. Yang paling penting untuk di ketahui bahwa penyesuaian biasanya dilakukan untuk
beberapa perkiraan seperti sisa persediaan, penyusutan (Amortisasi) terhadap aktiva tetap (Inventaris,
Kendaraan dan gedung) sendangkan tanah tidak di susutkan karena tanah tiap tahun semakin naik harganya.
Tapi perlu untuk di ketahui bahwa neraca saldo ini belumlah bisa di sebut sebagai laporan keuangan meski
telah berbentuk neraca dan sudah bisa di hitung rugi labanya, karena ada sebagian orang menganggap bahwa
neraca saldo adalah Laporan akhir.
Saya kira anda sudah paham dengan masalah neraca saldo ini dan jika ada yang ingin di tanyakan bisa melalui
kolom komentar di sediakan.

Membuat Penyesuaian (Jurnal Penyesuaian)


November 1, 2013 by M Mustafa

Membuat Penyesuaian (Jurnal Penyesuaian). Memasuki proses berikutnya adalah melakukan penyesuai
terhadap beberapa perkiraan atau akun. Contohnya akun persediaan yang setiap kali terjadi penjualan, tidak
pernah di kurangi padahal persediaan berkurang. Disinilah pentingnya untuk membuat catatan stock barang.
Dimana setiap kali terjadi pembelian barang dan penjualan barang selalu di catat.
Dalam cacatan stock barang memuan informasi tentang jenis barang yang terjual dan yang di beli. Bedanya
ketika terjadi pembelian atau penjualan yang di catat bukan nilai nominalnya tetapi jenisnya saja. Karena yang
di jadikan sebagai nominal persediaan adalah :
Persediaan barang awal + Pembelian Penjualan
Yang di hitung adalah jenisnya, kemudian sisa barang tersebut di kalikan dengan harga perolehan (pembelian)
masing masing tiap item kemudian di jumlah total. Maka itulah nilai persediaan akhir. Saya harap ini bisa di
mengerti. Karena sering terjadi kasus Nominal Persediaan awal + nominal pembelian Nominal penjualan.
Kalau ini terjadi maka persediaan akhir anda pasti akan sangat kurang nominalnya. Selanjutnya diLaporan
Harga Pokok penjualan, keuntungan anda akan kecil.
Untuk memahami ini kita buat contoh
Persediaan awal :
10 dos Mie instan @ Rp. 1.750 = Rp. 17.500
Pembelian
20 dos mie instan @ Rp. 1.750 = Rp. 35.000
Penjualan :
15 dos mie instan @ Rp. 2.000 = Rp. 30.000
Jika anda menggunakan nilai nominalnya untuk mengetahui persediaan akhir maka akan di temukan hasil

17.500 + 35.000 30.000 = 22.500 ( Persediaan akhir = 22.500 )


Jika anda menggunakan rumus ini untuk mengukur persediaan maka anda Salah ! Yang benar adalah :
10 dos + 20 dos 15 dos = 15 dos ( Persediaan akhir = 15 dos x 1.750 = 26.500 )
Kemudian dalam pencatatan dalam jurnal penyesuaian ada 2 metode yang di gunakan untuk mencatat jurnal
yaitu :
1. Metode rugi laba (sistim perpetual) :
HPP

Rp. xxx

Persediaan barang

Rp. xxx

Dibuka akun baru yaitu HPP (harga Pokok Pembelian)


2. Metode Pembelian (sisten periodic) :
Persediaan Barang

Rp. Xxx

Pembelian

Rp. Xxx

Ongkos Angkut Pembelian


HPP

Rp. Xxx

Rp. Xxx

Persediaan Barang

Rp. Xxx

Yang membedakan dari metode ini adalah pebelian dan ongkos angkut pembelian di tutup saat penyesuaian,
sehingga saldo buku besar nantinya pada akun pembelian dan ongkos angkut, akan menjadi Nol Rupiah dan
persediaan bertambah.
Dalam kesempatan mendatang kita akan melakukan praktek untuk contoh kasus ini dan menjelaskan kedua
metode di atas dengan terperinci.
Kami telah berupaya untuk anda dapat mengetahui sistem ini dan mudah-mudahan dapat di mengerti secara
mudah dan selanjutnya kita akan memasuki input buku besar setelah penyesuaian !

Anda mungkin juga menyukai