Keluarga Berencana
Keluarga Berencana
Pendahuluan
Dalam upaya pembangunan kesehatan dan menekan jumlah kelahiran penduduk di
Indonesia, diperlukan peran serta berbagai pihak, salah satunya melalui Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas). Perhatian khusus harus diberikan terhadap peningkatan kesehatan
ibu, bayi baru lahir dan anak dengan melaksanakan berbagai upaya percepatan penurunan
Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan upaya-upaya lain yang ada di Puskesmas.
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program Puskesmas
dan mempunyai indikator di dalam SPM yang harus dilaksanakan oleh setiap
Kabupaten/Kota. Target pelayanan KB Kemenkes 2014 yaitu memberikan pelayanan KB
sesuai standar sebesar 100%, Contraceptive Prevalance Rate sebesar 65% dan cakupan
peserta KB pasca persalinan sebesar 60%.
Di Indonesia saat ini dari jenis metode kontrasepsi yang banyak dipilih/paling populer adalah
suntik, pil dan alat kontrasepsi dalam lahir (AKDR). Cara lain yang meningkat peminatnya
adalah susuk KB dan pengguna metoda operasi wanita atau sterilisasi. Pada makalah tugas ini
akan diuraikan lebih dalam mengenai analisis program pelayanan Keluarga Berencana
berdasarakan sasaran, tujuan, dampak, manfaat, peran dan tugas dari instansi-instansi yang
terkait dengan pelaksanaan program keluarga berencana baik dari nasional, puskesmas, dan
posyandu.1
Pengertian KB
Tujuan Program KB
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial
ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
Sasaran Program KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per
tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.
4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun. 1
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam
usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
Program KB Nasional.
Ruang Lingkup KB
Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja; Ketahanan
dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas; Keserasian
Strategi operasional
Dampak Program KB
Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan
anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan keluarga;
Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem
pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam
penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar. 1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Kontrasepsi IUD
4
1. Ekonomi
Ekonomi adalah sebuah kegiatan yang biasa menghasilkan uang. Ekonomi juga cakupan
urusan keuangan rumah tangga (Depdiknas, 2002). Tingkat ekonomi mempengaruhi
pemilihan jenis kontrasepsi. Hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan pelayanan
kontrasepsi yang diperlukan akseptor harus menyediakan dana yang diperlukan.
Penggolongan Masyarakat dalam stratifikasi berdasarkan dalam Stratifikasi berdasarkan
status sosial ekonomi dibedakan 3 tingkatan yaitu: Upper class (Tingkat atas), Meddlo class
(Tingkat Menengah), Lower class (Tingkat Bawah).
2. Usia
Usia adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan. Usia yang dimaksud disini adalah usia
akseptor KB. Usia mempengaruhi akseptor dalam penggunaan alat kontrasepsi. Dari faktorfaktor usia dapat ditentukan fase-fase. Usia kurang 20 tahun; fase menunda kehamilan, usia
antara 20-30 tahun; fase menjarangkan kehamilan. Usia antara 30 tahun lebih; fase
mengakhiri kehamilan.
3. Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang diteliti seseorang wanita (Kamus Besar
Indonesia 1990). Berdasarkan pengertian tersebut maka paritas mempengaruhi pemilihan
jenis alat kontrasepsi. Paritas yang diteliti adalah paritas 1-2, paritas 2-4, paritas > 4. Hal ini
dikarenakan akseptor yaitu mempunyai anak lebih dari empat cenderung mengalami resiko
tinggi persalinan. Apabila terjadi kehamilan tersebut digolongkan dalam kehamilan resiko
tinggi.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. (Kamus
Besar Bahasa Indonesia 2000). Adapun jenjang pendidikan akseptor yang diteliti :
a.Pendidikan Dasar (SD)
Efektifitas Kontrasepsi
Suatu metode kontrasepsi dikatakan efektif bila memang mampu menghalangi terjadinya
pembuahan. Ada dua cara untuk mengukur efektifitas suatu kontrasepsi, yaitu :
6
1) Efektifitas Teoritis
Efektifitas teoritis adalah suatu alat kontrasepsi atau metode kontasepsi jika kontrasepsi
tersebut dipakai secara tepat sesuai dengan petunjuknya selama produk tersebut sesuai
dengan standar yang ditetapkan, maka variasi efektifitas uatu kontrasepsi hanyalah karena
perberdaan fisiologis dari para penggunaanya, misalnya berbedaan umur.
2) Efektifitas Pengguna
Efektifitas pengguna ini memperhitungkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh para
pengguna kontrasepsi tesebut dan angkanya menjadi sangat bervariasi, tergantung banyak
faktor, seperti tingkat pendidikan dan informasi yang di dapatkan oleh pengguna. Semua
kontrasepsi kecuali sterilisasi dan IUD, efektifitas keberhasilannya sangat tergantung pada
para penggunanya, efektifitas pengguna biasanya dihitung berdasarkan angka kegagalan per
100 wanita yang memakai pertahun. 2,3
Metode KB Alamiah
Metode suhu basal: suhu basal adalah suhu badan asli.Suhu basal wanita lebih tinggi
setelah terjadi ovulasi daripada sebelum masa ovulasi.Bila suhu basal tubuh lebih
tinggi 3 hari berturut-turut daripada 6 hari sebelumnya maka masa subur telah
berakhir.
Metode pengamatan lendir: Bila di sekitar alat kelamin terasa basah memasuki masa
subur dan bila terasa kering maka memasuki masa tidak subur
Metode Keefe: Wanita meraba sendiri leher rahim dengan memasukan 2 jari ke
vagina.Akan terjadi perbedaan pada leher rahim waktu masa subur dan masa tidak
subur. 1,2
Metode menyusui tanpa haid: khusus digunakan untuk menunda kehamilan selama 6
bulan setelah melahirkan dengan memberikan ASI eksklusif
Metode KB Buatan
Alat kontrasepsi Kimiawi: Contohnya adalah spermisidal yaitu bahan atau zat
kimiawi yang digunakan untuk membunuh sperma seperti tablet busa,krim jelly dan
tisu KB
Alat kontrasepsi Mantap: Tubektomi adalah pencegahan kehamilan dengan memotong atau
mengikat kedua saluran telur pada wanita sedangkan vasektomi adalah mengikat atau
memotong saluran mani pada pria. 3
Program pokok puskesmas
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di
laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan kesehatan
di Puskesmas yaitu :
1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan
untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan
oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh
selama anamnesis dan pemeriksaan
Survailans
Gizi,
dan
Perberdayaan
Usaha
Perbaikan
Gizi
Keluarga/Masyarakat.
Program Keluarga Berencana Nasional
Program Keluarga Berencana Nasional adalah program untuk membantu keluarga termasuk
individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik sehingga
dapat mencapai keluarga berkualitas.
generasi mendatang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat melanjutkan
pembangunan.
sebaik-baiknya
Mengkoordinir dan membimbing pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
puskesmas untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
10
KPA/PPK.
Membuat Surat Permintaan Uang (SPU) kepada KPA Dinkes Kab/Kota dengan
Kepala
Puskesmas
Koordinator KIA
& KB
Petugas KB 2
Petugas KB 1
Bidan Praktik
Swasta
Sasaran utama kegiatan posyandu ini adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu
menyusui serta pasangan usia subur (PUS). Sedangkan yang bertindak sebagai pelaksana
posyandu adalah kader. 1,2
Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat
di bidang kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas.Puskesmas itu sendiri
adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
melaksanakan pembangunan kesehatan di kecamatan. Manfaat posyandu bagi puskesmas
yang pertamanya adalah optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan
kesehatan perorangan primer dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.Keduanya,
dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai
kondisi setempat.Ketiganya, mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.
Tujuan pembinaan posyandu terbagi kepada dua yaitu umum dan khusus.Tujuan umum
adalah untuk menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian
Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya
pemberdayaan masyarakat.Tujuan khusus adalah meningkatnya peran masyarakat dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI,
AKB dan AKABA serta meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
Pembentukan posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan puskesmas agar pendekatan
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu posyandu melayani
100 balita. 2
Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader Posyandu di bawah bimbingan
teknis unsur kesehatan dan KB .
12
Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana dan
prasarana posyandu, biaya posyandu
Pembinaan.
Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara serta kader Posyandu
yang merangkap sebagai anggota. Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu
wilayah (desa/kelurahan atau dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu
Unit/Kelompok Pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat
setempat.Unit Pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih dari
para anggotanya. Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas dan tanggung jawab
masing-masing unsur Pengelola Posyandu, disepakati dalam Unit/Kelompok Pengelola
Posyandu bersama masyarakat setempat.
Kepala
Desa/Kelurahan
13
Unit/Kelompok
(Nama
lain)
Pengelola Posyandu
Posyandu A
Posyandu C
Posyandu B
Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh kader, tim penggerak PKK
desa/kelurahan serta petugas kesehatan dari puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat
dengan system 5 meja yaitu :8
1
meja 1 : pendaftaran.
meja 2 : penimbangan
14
Imunisasi
Pemberian vitamin a dosis tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap bulan februari dan
agustus.
Pengobatan ringan.
Konsultasi KB-kesehatan
Petugas pada meja 1 s/d 4 dilaksanakan oleh kader Posyandu sedangkan meja 5 merupakan
meja pelayanan (kader, jurim, bindes, perawat dan petugas
Beberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan Posyandu (Panca Krida
Posyandu), antara lain:
1
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita
dan anak prasekolah
Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena kekurangan
protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral
Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.
Keluarga Berencana
Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus
kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan
golongan ibu beresiko tinggi
Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan
konseling KB.
Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih
dapat dilakukan pemasangan IUD dan implant. 1,2
Immunisasi
15
Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x, dan
campak 1x pada bayi.
Peningkatan gizi
Pemberian makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup kepada
anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui
Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita yang berat
badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada di bawah garis merah (BGM),
kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau Poskesdes.
Penanggulangan Diare
Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh kegiatan Posyandu (Sapta
Krida Posyandu), yaitu:
1
Keluarga Berencana
Immunisasi
Peningkatan gizi
Penanggulangan Diare
Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air limbah yang
benar, pengolahan makanan dan minuman
Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh Kader Posyandu dengan
bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan Posyandu
minimal jumlah kader adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah langkah yang
dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu pada sistim 5 langkah.
16
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang
bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Keberadaan kader sering dikaitkan
dengan pelayanan rutin di posyandu. Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja
secara sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan
sanggup menggerakkan
masyarakat
untuk melaksanakan
dan mengikuti
kegiatan
17
sebelum hari pelaksanaan Posyandu meliputi kegiatan pencatatan sasaran yaitu pada bayi
dan balita, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS, pemberitahuan sasaran kegiatan Posyandu pada
ibu yang mempunyai bayi dan balita, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS.
2.
kegiatan pada hari Posyandu meliputi kegiatan pendaftaran pada pengunjung, penimbangan
terhadap bayi dan balita, pencatatan KMS bayi dan balita, penyuluhan pada ibu yang
mempunyai bayi dan balita, ibu hamil dan menyusui dan PUS, pemberian alat kontrasepsi,
pemberian vitamin.
3.
kegiatan sesudah hari Posyandu meliputi kegiatan pencatatan dan pelaporan, mendatangi
sasaran yang tidak hadir, mendatangi sasaran yang mempunyai masalah untuk diberikan
penyuluhan, menentukan tidak lanjut kasus (rujukan) yang mempunyai masalah setelah
diperiksa dan tidak bisa ditangani oleh kader.
Kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga
profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu
adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan.
Adapun kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter kader dan semua pihak dalam
rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut didalam maupun diluar
Posyandu antara lain yaitu :
penyakit dan P3K, dana sehat dan kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan
kesehatan. 4
19
Menetapkan prioritas
masalah
Kesepakatan
kelompok
Kajian data
(Kualitatif)
(Kuantitatif)
Pentingnya masalah
Mengkaji objek
masalah
Brain storming
Delphi
technique
Delbecq
Prevelance
Severity
Rate of increase
Degree of unmeet
need
\
Public
concern
Political climate
Social benefit
Pemilihan prioritas
(Teknik Kriteria
Matrik)
Kelayakan
teknologi
Ilmu
Teknologi
Sumber daya
Dana
Sarana
Tenaga
Lokakarya Mini
20
masyarakat.
Tergalangnya partisipasi masyarakat, swasta dan LSM dalam pelaksanaan kegiatan.
Lintas program yang dilakukan oleh puskemas didasari oleh sasaran dan tujuan yang sama
dari program yang dilakukan diantaranya : 5
-KIA
-KB
21
-Gizi anak
-Imunisasi
Lintas Sektor
Tujuan Umum
Memantau hasil kegiatan Puskesmas, memecahkan masalah yang dihadapi serta tersusunnya
rencana kerja baru.
Tujuan Khusus:
kegiatan
Diketahuinya hambatan dan masalah dalam pelaksanaan kegiatan secara periodik
Diupayakan pemecahan masalahnya
Disusunnya rencana kerja secara periodik
Diberikannya tambahan pengetahuan dan ketrampilan dari hasil pelatihan, dll. 5
Program keluarga berencana merupakan program lintas sektoral karena di layani oleh
BKKBN, Pemda, dan Puskesmas dimana tiap sektor diberikan program agar tidak saling
tumpah tindi. 6
-
puskesmas
Pembinaan kesadaran bela negara membantu pelaksanaan program KB dengan cara
bersosialisasi di lapangan.
Pemda dan BKKBN melakukan pembinaan agar aseptor tetap menggunakan alat
kontrasepsi
Puskemas juga sebagai pelayanan alat kontrasepsi.
Evaluasi Program
Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi program. Perbedaannya pada sifat,
sumber data, siapa yang melaksanakannya dan waktu pelaksanaan. Antara evvaluasi dan
pengawasan memiliki persamaan yaitu keduanya bertujuan untuk memperbaiki efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan program melalui perbaikan fungsi manajemen.
Prinsip prinsip evaluasi :
1. Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja, orientasi tingkah
laku untuk posisi yang ditempati.
22
Formatif
Evaluasi terhadap input biasanya dilaksanakan sebelum kegiatan program dimulai untuk
mengetahui apakah pemilihan sumber daya sudah sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan ini juga
bersifat pencegahan.
Promotif
Evaluasi proses dilaksanakan pada saat kegiatan yang sering berlangsung untuk mengetahui
apakah metode yang dipilih sudah efektif, apakah motivasi dan komunikasi antar staf sudah
berkembang dengan baik.
Summative
Evaluasi terhadap output dilaksakan setelah program selesai untuk mengetahui apakah out
put effect atau out program sudah sesuai dengan target yang ditetapkan sebelumnya. 2
Perbandingan evaluasi dan pengawasan
Criteria
Sumber data
Pelaksana
Evaluasi
Pengawasan
Data primer dan sekunder
Data primer
Pihak luar (agar lebih Pihak dalam (manajer)
objektif)
23
Waktu
Biasanya
setelah
dilakukan
sebelum
Sifat
Formatif
manajer
untuk
perbaiki
B = Jumlah kelahiran
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun, P = (P0 + P1)/2,
Po = jumlah penduduk pada awal tahun dan
P1 = jumlah penduduk pada akhir tahun.
Angka Kelahiran Umur
Definisi
Angka Kelahiran Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate/ASFR) adalah angka yang
menunjukkan banyaknya kelahiran per 1000 perempuan pada kelompok umur tertentu antara
15-49 tahun.
Cara Menghitung
Membagi jumlah kelahiran yang terjadi pada perempuan pada kelompok umur tertentu (i),
dengan jumlah perempuan kelompok umur tersebut kemudian dikalikan dengan konstanta k
(1000).
Rumus :
dimana
ASFRi = Age Specific Fertility Rate untuk perempuan pada kelompok umur i, i = 1 untuk
umur 15-19 tahun, yakni: 7
i = 2 untuk umur 20-24 tahun,
i = 3 untuk umur 25-29 tahun,
i = 4 untuk umur 30-34 tahun,
i = 5 untuk umur 35-9 tahun,
i = 6 untuk umur 40-44 tahun,
i = 7 untuk umur 45-49 tahun.
Bi = Jumlah kelahiran dari perempuan pada kelompok umur i.
Pif = Jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur i.
Data yang Diperlukan
26
Untuk dapat melakukan perhitungan ASFR, data yang diperlukan adalah data tentang
banyaknya bayi yang lahir dari ibu menurut umur tertentu misalnya Ibu usia 20-24 tahun
pada suatu daerah dan suatu tahun tertentu dan banyaknya Ibu pada umur tersebut (20-24
tahun) pada daerah dan tahun yang sama.
1. Angka Fertilitas Total
Definisi
Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate/TFR) adalah rata-rata anak yang dilahirkan
seorang wanita selama masa usia suburnya.
Kegunaan : TFR merupakan gambaran mengenai rata-rata jumlah anak yang dilahirkan
seorang perempuan dari usia 15 sampai 49 tahun. Perbandingan angka TFR antar negara atau
antar daerah dapat menunjukkan keberhasilan daerah dalam melaksanakan pembangunan
sosial ekonominya. Angka TFR yang tinggi dapat merupakan cerminan rata-rata usia kawin
yang rendah,
ekonomi rendah atau tingkat kemiskinan yang tinggi. Selain itu tentu saja menunjukkan
tingkat keberhasilan program KB yang dilaksanakan selama tiga dekade ini.
Diketahunya TFR untuk suatu daerah akan membantu para perencana program pembangunan
untuk meningkatkan rata-rata usia kawin, meningkatkan program pelayanan kesehatan yang
berkaitan dengan pelayanan Ibu hamil dan perawatan anak, serta untuk mengembangkan
program penurunan tingkat. 7
Cara Menghitung
Menjumlahkan ASFR seluruh kelompok umur pada tahun tertentu dan wilayah tertentu,
kemudian dikalikan dengan lima. Pengalian dengan bilangan lima dilakukan karena
pengelompokan umur lima tahunan, dan diasumsikan bahwa setiap 1000 orang perempuan
pada kelompok umur yang sama secara rata-rata akan mempunyai jumlah anak yang sama.
Rumus
27
dimana:
TFR
obat kontrasepsi, serta pelayanan konseling untuk menampung kebutuhan dan menanggapi
keluhan pemakaian kontrasepsi. 7
- Pembilang : PUS (tak KB) = Jumlah PUS yang ingin anak ditunda atau tidak ingin anak
lagi dan tidak menggunakan alat kontrasepsi.
- Penyebut : PUS 15-49 th = Jumlah PUS di wilayah tersebut
- Satuan Indikator : Persentase (%).
Demografi
Demografi adalah sebuah ilmu yang mempelajari penduduk yang berkenaan dengan struktur
penduduk dan prosesnya. Struktur penduduk meliputi: jumlah, persebaran, dan komposisi
penduduk. Struktur penduduk di suatu wilayah selalu berubah ubah dan perubahan tersebut
disebabkan oleh karena adanya proses demografi yaitu kelahiran (natalitas= natality),
kematian (mortalitas = morality) dan perpindahan penduduk (migrasi= migration). 8
Demografi dan kependudukan sama-sama mempelajari penduduk sebagai suatu kumpulan
(agregates atau collection), bukan mempelajari
Dengan
demikian yang dimaksud dengan penduduk adalah sekelompok orang yang bertempat tinggal
29
di
suatu
wilayah.
Kesimpulan
Program KB merupakan salah satu program yang diluncurkan pemerintah dalam rangka
pembangunan kesehatan di Indonesia. Khususnya di Puskesmas Sei Baung, perhatian khusus
30
harus diberikan terhadap peningkatan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak dengan
melaksanakan berbagai upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian
Bayi dan upaya-upaya lain yang ada di Puskesmas.
Dilihat dari sisi input (masukan) di Puskesmas Sei Baung, beberapa unsur masukan
seperti man (ketenagaan), money (dana), material, dan method (metode), memiliki kontribusi
tersendiri bagi terlaksananya program KB. Dari pembahasan pada bab terdahulu, dapat
disimpulkan bahwa Puskesmas Sei Baung sudah memiliki input yang baik dari segi
ketenagaan, dana, material dan metode, .
Dilihat dari sisi proses terlaksananya program KB di Puskesmas Sei Baung, masih
terdapat kekurangan pada proses organizing (pengorganisasian) dan proses actuating
(pergerakan-pelaksanaan). Berdasarkan seluruh informasi yang diperoleh, kekurangan
terletak di pencatatan dan pelaporan serta pengawasan yb belum berjalan dengan baik.
Dari sisi output (keluaran), dapat disimpulkan bahwa program KB di Puskesmas Sei
Baung membawa hasil positif untuk penurunan angka kematian Ibu dan angka kematian bayi.
Hal ini tercermin dari kenaikan angka capaian sebagian besar program Kemenkes 2010-2014
yang menjadi indikator keberhasilan..
Daftar Pustaka
1
2
1996.h.17-25,38-9,125-34.
3 Keluarga
Berencana.Diunduh
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/2014 Juni 29
4 Zulkifli.Posyandu dan Kader Kesehatan.2003.
Diunduh
dari
dari
31
32