Anda di halaman 1dari 3

Analisis Percobaan

Praktikan melakukan praktikum yang berjudul Tray Drying. Tujuan dari praktikum ini
adalah menentukan kondisi variabel-variabel proses operasi pengeringan yang diperlukan untuk
melakukan operasi pengeringan optimum, mampu menggunakan Psychrometric Chart, dapat
memprediksi laju pengeringan suatu padatan basah dalam suatu persamaan empiris, serta
mengetahui pengaruh ukuran partikel, variasi temperature, dan variasi laju alir udara terhadap
laju pengeringan. Terdapat 2 macam percobaan yaitu variasi ukuran partikel terhadap
pengeringan dan variasi kecepatan udara pengering.
Percobaan pertama yaitu variasu ukuran partikel dengan menggunakan ketetapan suhu
dan laju alir udara yang sama untuk setiap partikelnya. Hal ini dimaksudkan agar praktikan
mampu menganalisis pengaruh dari ukuran partikel terhadap laju pengeringan. Pertama,
praktikan mengayak atau menyaring pasir untuk memperoleh partikel yang lebih kecil dan
homogen. Ukuran pertama dari pasir yang diteliti adalah 0,3 m, 0,6 m dan 0,8 m. Wadah
yang digunakan adalah wadah berbentuk persegi panjang atau biasa disebut loyang. Loyang
terlebih dahulu ditimbang dengan menggunakan neraca massa. Pendistribusian pasir dilakukan
secara merata hingga menutup seluruh permukaan loyang. Untuk memberikan efektivitas yang
lebih tinggi terhadap praktikum ini, maka ketebalan dari pasir pada loyang bersifat tipis atau
tidak terlalu tebal sehingga pasir akan cepat mengering nantinya dan mudah di analisis.
Kemudian dilakukan penimbangan kembali dengan maksud untuk mendapatkan berat bersih
pasir kering. Setelah didistribusikan di seluruh sisi loyang. Praktikan menyemprotkan air secara
merata ke seluruh bagian. Setelah itu, pasir yang basah ditimbang kembali untuk acuan perupasir
massa pasir yang dimana massanya akan berkurang setelah pengeringan.
Kedua, praktikan melakukan pengaturan terhadap laju alir udara dan suhu yang
digunakan pada variasi ukuran partikel ini. Perlakuan suhu dan laju alir udaranya yaitu skala 6
dan 4 yang diatur pada alat tray drying. Kemudian praktikan mencatat setiap berat atau massa
yang berkurang pada pasir basah yang sedang dilakukan proses drying. Pengambilan data ini
dilakukan selama 15 menit dengan interval waktu 3 menit setiap pengambilan data.
Udara panas akan mengalir dengan laju tertentu dan membuat terjadi proses pengeringan
pada pasir. Pengeringan pasir dengan menggunakan tray dring disebabkan karena dua proses
yaitu kontak pasir dengan udara panas yang mengalir secara konveksi dan kontak pasir dengan

rak yang telah panas secara konduksi. Proses pengeringan terjadi melalui penguapan air karena
perbedaan tekanan dan potensial uap air antara udara dengan pasir yang dikeringkan. Penguapan
kandungan air yang terdapat dalam pasir juga terjadi karena adanya panas yang dibawa oleh
media pengering yaitu udara. Uap air tersebut akan dilepaskan dari permukaan pasir ke udara
pengering. Mekanisme keluarnya air dari dalam pasir selama pengeringan adalah sebagai
berikut:
1. Air bergerak melalui tekanan kapiler.
2. Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian pasir.
3. Penarikan air ke permukaan pasir disebabkan oleh absorpsi dari lapisan-lapisan
permukaan komponen padatan dari pasir.
4. Perpindahan air dari pasir ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap.
(Dewi, 2010)
Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan pindah
massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas harus di transfer dari medium
pemanas ke pasir. Selanjutnya setelah terjadi penguapan air, uap air yang terbentuk harus
dipindahkan melalui struktur pasir ke medium sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran
fluida di mana cairan harus di transfer melalui struktur pasir selama proses pengeringan
berlangsung. Jadi panas harus di sediakan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi melalui
berbagai macam tahanan agar supaya dapat lepas dari pasir dan berbentuk uap air yang bebas.
Lama proses pengeringan tergantung pada pasir yang di keringkan dan cara pemanasan
yang digunakan. Makin tinggi suhu dan kecepatan aliran udara pengeringan makin cepat pula
proses pengeringan berlangsung. Makin tinggi suhu udara pengering, makin besar energi panas
yang di bawa udara sehingga makin banyak jumlah massa cairan yang di uapkan dari permukaan
pasir yang dikeringkan. Jika kecepatan aliran udara pengering makin tinggi maka makin cepat
massa uap air yang dipindahkan dari pasir ke atmosfer. Kelembaban udara berpengaruh terhadap
proses pemindahan uap air. Pada kelembaban udara tinggi, perbedaan tekanan uap air didalam
dan diluar pasir kecil, sehingga pemindahan uap air dari dalam pasir keluar menjadi terhambat.
Pada pengeringan dengan menggunakan tray dryer terdiri dari tenaga penggerak dan kipas, unit
pemanas (heater) serta alat-alat kontrol. Sebagai sumber tenaga untuk mengalirkan udara dapat
digunakan blower. Sumber energi yang dapat digunakan pada unit pemanas adalah tungku, gas,
minyak bumi, dan elemen pemanas listrik.

Kemudian praktikan mengukur kecepatan aliran udara kering dengan menggunakan


anemometer. Pengukuran dilakukan di 5 titik berbeda, dimana data tersebut akan diambil nilai
rata-ratanya sebagai kecepatan aliran udara kering. Selain itu, suhu pada bagian upstream dan
downstream diukur dengan menggunakan Psychrometer. Aliran udara kering memberikan panas
kepada pasir (panas berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah) sehingga air mengalami
perubahan fasa menjadi uap air dan terbawa oleh aliran udara kering. Hal inilah yang
menyebabkan kelembaban udara pada posisi downstream lebih tingi dibandingkan kelembaban
udara pada posisi upstream.
Praktikum dengan variasi ukuran partikel dilanjutkan dengan mengulang tahapan-tahapan
yang telah dijelaskan di atas. Berikutnya adalah pasir berukuran 0,6 dan 0,8 mm yang kemudian
ditimbang massanya, disemprotkan dengan air hingga didapatkan massa basah dan kemudian
dikeringkan dengan menggunakan tray dryer. Pada percobaan ini, terdapat 3 perlakuan terhadap
pasir yaitu variasi ukuran partikel, variasi laju alir udara dan variasi suhu. Pada variasi laju alir
udara, variable yang berubah adalah laju alir udara yang dikontrol pada skala 4 dan 7. Sedangkan
suhu dan ukuran partikel ditetapkan atau tidak berubah yaitu suhu berskala 6 dan ukuran 0.6 mm.
Pada variasi suhu, diberi perlakuan dengan mengontrol variable suhu pada skala 4 dan 6. Ukuran
yang digunakan sama yaitu 0.8 mm. Begitu pun dengan skala kecepatan udara yang digunakan
yaitu 4.

Anda mungkin juga menyukai