Anda di halaman 1dari 3

Kerang Hijau

Kerang Hijau (Perna viridis) adalah moluska yang mempunyai cangkang yang simetris.
Panjang cangkangnya lebih dari dua kali lebarnya, mempunyai insang yang berlapis-lapis
dan mempunyai cilia. Hidup menempel pada benda-benda keras dengan bantuan benang
byssus yang dihasilkan oleh kelenjar kaki.

Kerang Hijau ini merupakan salah satu hasil laut yang dikonsumsi luas oleh masyarakat di
Indonesia dan dimanfaatkan sebagai salah satu sumber protein hewani. Memiliki kandungan
gizi yang cukup baik, berdasarkan hasil penelitian, gizi daging Kerang Hijau sebanding
dengan daging sapi, telur ataupun daging ayam. Di habitat yang normal, kandungan kerang
hijau terdiri dari air, protein, lemak serta karbohidrat. Kerang Hijau juga merupakan salah
satu sumber mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti besi (Fe), fosfor (P) , Flour (F),
iodium (I), kalsium (Ca), Kalium (K), seng (Zn), selenium (Se) dan lain lain. Kandungan
mineral tersebut lebih mudah diserap tubuh. Mengkonsumsi kerang secara teratur berarti
mendapat asupan kalsium yang memadai, sehingga kita dapat terhidar dari penyakit
Osteoporosis dan menambah vitalitas tubuh.
Kerang hijau ini merupakan jenis kerang yang banyak dicari orang, karena dijadikan kudapan
kuliner yang menggoda selera. Namun, untuk ekspor, Indonesia masih kalah dengan negaranegara lain karena di dalam kerang hijau di Indonesia terindikasi racun logam berat.
Kandungan daging Kerang Hijau kurang lebih 30% dari berat keseluruhan (daging dan
cangkang) hingga dihasilkan cangkang yang cukup melimpah.

Besarnya jumlah limbah

cangkang Kerang Hijau yang dihasilkan menimbulkan masalah pembuangan limbah,

cangkang kerang yang biasanya dibuang ke laut menyebabkan nilai estetika lingkungan
berkurang. Selain itu, limbah cangkang ini dapat menyebabkan pendangkalan sehingga
menyulitkan kapal nelayan sulit untuk keluar masuk saat melaut. Oleh karena itu diperlukan
upaya serius untuk menanganinya agar dapat bermanfaat dan mengurangi dampak negatif
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Selama ini limbah cangkang Kerang Hijau hanya dimanfaatkan sebagai salah satu material
hiasan dinding, hasil kerajinan, atau bahkan sebagai campuran pakan ternak. Pengolahan
limbah tersebut tentunya belum mempunyai nilai tambah yang besar karena masih terbatas
dari segi harga maupun jumlah produksinya.
Solusi alternatif yang dapat dilakukan adalah mengolah limbah kerang hijau adalah dengan
memanfaatkannya sebagai koagulan alam. Koagulan adalah bahan yang ditambahkan ke
dalam air yang bertujuan untuk menjernihkan air melalui proses koagulasi. Koagulasi
merupakan salah satu proses pengolahan air minum dalam meningkatkan kualitas air minum
untuk menghasilkan air bersih. Proses koagulasi berperan dalam menurunkan bahkan dapat
menghilangkan kekeruhan dalam air.

Bahaya Kerang Hijau


Mulai era 90-an banyak kabar menyebutkan bahwa kerang hijau berbahaya karena
menyebabkan keracunan. Padahal, kerang hijau kaya nutrisi dan populer di pasar kuliner
lokal. Tengok saja di sekolah-sekolah, penjaja kerang hijau gerobak bertebaran. Belum lagi di
warung tenda seafood, hidangan dari kerang hijau jadi favorit. Ada apa sebenarnya di balik
cangkang kerang hijau?
Menurut Dr. Ir. Etty Riani, pendidik dan peneliti dari Departemen Manajemen Sumberdaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, Bogor, kerang termasuk organisme laut
yang tahan banting. Kerang merupakan golongan mollusca, yaitu hewan lunak yang diapit
cangkang keras dan tidak memiliki organ hati untuk menghancurkan benda asing, termasuk
racun yang masuk ke dalam tubuhnya. Akibatnya, semua benda asing ditampung di dalam
dagingnya.
Dalam hal ini kerang hijau menjadi kerang yang paling tahan terhadap polutan asing tersebut.

Tidak seperti kerang jenis lain yang nomaden, kerang ini mampu bertahan hidup menetap dan
bersifat sebagai filter feeder (penyaring) layaknya sebuah vacuum cleaner. Artinya, kerang ini
menyerap tak hanya makanannya (plankton), tapi juga apa saja yang ada di sekitarnya,
termasuk logam berat yang berbahaya. Tak heran, bila akhirnya tercetus larangan untuk
mengonsumsi kerang ini.
Daftar Pustaka
http://www.femina.co.id/kuliner/info.kuliner/benarkah.kerang.hijau.berbahaya/004/002/83
http://green.kompasiana.com/polusi/2013/02/09/kerang-hijau-tidak-layak-konsumsi532829.html

Anda mungkin juga menyukai