Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HASIL HASIL PERIKANAN

“ CUMI-CUMI (Loligo sp)”

Disusun oleh :

KELOMPOK PEREMPUAN
TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
KELAS B

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2016
BAB I PENDAHULUAN

Cumi merupakan salah satu hasil perikanan penting di dunia. Di Indonesia

kelompok hewan cumi ini mempunyai urutan ketiga produksi di dalam dunia

perikanan setelah ikan dan udang. Namun sampai saat ini, perikanan cumi masih

sangat jauh dari yang diharapkan dalam mengisi ekspor non migas, salah satu

sebabnya adalah produksi cumi hingga kini masih tergantung dari hasil tangkapan

di alam.Informasi beberapa aspek yang berhubungan dengan hewan cumi masih

sangat jarang. Misalnya pengetahuan tentang organ cahaya pada cumi sangat

terbatas, cahaya yang dihasilkan serta pemanfaatannya merupakan suatu proses

yang menarik untuk diketahui sekaligus erat hubungannya dengan aspek biokimia

maupun tingkah lakunya di alam. Kemampuan cumi untuk memancarkan cahaya

ini disebut bioluminesensi (Rudiana et al, 2004).

Bioluminesensi adalah suatu penomena pancaran cahaya tanpa

mengeluarkan panas melalui proses reaksi kimia pada suatu organ organisme

hidup. Pancaran cahaya tersebut dapat dijumpai pada beberapa kelompok

organisme yaitu: bakteri, jamur, plankton (algae), insekta (serangga), invertebrata

(cumi/cephalopoda) dan vertebrata (ikan). Sedangkan peranan pancaran

cahayanya berbeda untuk masing-masing organisme. Fungsi organ cahaya yang

terdapat pada hewan cephalopoda, yaitu berfungsi untuk penyamaran dirinya,

membingungkan dan menyilaukan lawannya serta komunikasi dengan hewan

lainnya (Rudiana et al, 2004).


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Habitat Cumi-Cumi (Loligo sp)

Habitat cumi cumi adalah perairan laut terbuka. Cumi cumi lebih banyak

bergerak pada massa air untuk mengejar mangsanya. Cumi cumi bersifat fototaxis

positif, suka atau tertarik mendekati cahaya. Bila merasa terancam, cumi cumi

akan bergerak mundur secara cepat dengan cara menyemburkan air dari dalam

rongga mantel melalui sifon atau menyemburkan tinta yang berwarna hitam

kebiruan. Setelah disemprotkan, cairan tinta tersebut tidaklah segera larut, tetapi

tetap mengumpal (Kordi, 2010)

2.2 Cara Makan Cumi-Cumi (Loligo sp)

Cumi-cumi sangat terbantu selama berburu dengan adanya alat peraba

(tentakel) pada mulutnya. Tentakel yang seperti cambuk ini biasanya tetap

tergulung dalam kantung yang terletak di bawah lengan-lengannya. Ketika

menemukan mangsa, cumi-cumi menjulurkan tentakel untuk menyergapnya.

Makhluk ini bergantung pada lengan-lengannya (keseluruhan berjumlah delapan)

yang telah dirancang dengan tepat. Ia mampu dengan mudah mencabik-cabik

seekor kepiting menjadi serpihan kecil dengan menggunakan paruhnya. Cumi-

cumi menggunakan paruhnya dengan begitu terampil sehingga mampu dengan

baik melubangi kulit cangkang kepiting dan mengeluarkan dagingnya dengan

lidah. Makanan cumi-cumi adalah udang-udangan, mollusca lain, dan ikan. Anus

cumi cumi bermuara pada rongga mantel.Hal ini senada dengan Krissunari (1987)

yang melaporkan bahwa Loligo edulis yang tertangkap di perairan Kepulauan


Seribu menyukai ikan sebagai makanan utama dan krustasea sebagai makanan

pendamping.

Cumi-cumi dapat di di hitung cara kebiasaan makanannya dengan cara


yaitu Cumi yang didapatkan dibedah mulai dari bagian anterior hingga bagian
posterior mantel, alat pencernaan dikeluarkan dari tubuhnya dan lambung
dipisahkan dari alat percernaan lainnya. Lambung dibedah dan isi makanan
dikeluarkan, kemudian dikeringanginkan dan dipisah-pisahkan atau
dikelompokkan menurut jenisnya. Setelah itu dihitung persentase kejadian setiap
makanan dan setiap jenis makanan diukur volume dan bobotnya.( Ismail et al,
2013)

2.3 Reproduksi Cumi-Cumi (Loligo sp)

Cumi cumi diduga hanya dapat memijah 1 kali selama hidupnya dan biasanya

mati setelah melakukan reproduksi. Telur yang keluar dari ovarium diliputi membran liat,

panjang, dan berlubang pada ujung-ujungnya (chorion). Telur cumi cumi perairan

dangkal berbentuk seperti buah polongan (petai) dan sebelum menetas akan diletakkan

pada benda-benda keras, seperti batuan karang, perakaran mangrove, kulit kerang, dan

sebagainya, sedangkan telur cumi cumi laut dalam dibiarkan begitu aja terapung-apung di

permukaan sampai menetas.

Cumi cumi juga tidak mengenal kehidupan larva. Itu berarti bahwa begitu

menetas, cumi cumi lansung berbentuk seperti induknya. Sebagai komponen biotik dalam

ekositem laut, anak cumi cumi juga menjadi mangsa dari organisme laut lain. Jenis

pemangsa yang menyukai anak cumi cumi adalah lumba-lumba, anjing laut, singa laut,

ikan paus, burung laut, dan ikan predator lainnya (Kordi, 2010).
2.4 Cumi-Cumi (Loligo Sp) Sebagai Bahan Baku

Cumi-cumi merupakan produk laut yang banyak terdapat diperairan

indonesia. Sebagian besar cumi diolah menjadi bahan makanan yang berprotein

tinggi. Cumi-cumi memiliki sifat mudah mengalami penurunan mutu sehingga

perlu dilakukan pengolahan agar cita rasanya tidak berkurang. Jenis produk

olahan cumi-cumi sebagai komsumsi lokal masih terbatas antara lain cumi kering

asin, cumi-cumi asap. Di banyak negara cumi-cumi selain dimanfaatkan untuk

bahan baku berbagai jenis makanan, juga digunakan sebagai umpan untuk

memancing ikan di laut.

Di Indonesia tidak semua jenis cumi-cumi disukai oleh masyarakat untuk

di konsumsi segar karena mempunyai daging yang sangat tebal. Oleh karena itu

perlu pengolahan yang menjadikan produk ini lebih menarik. Cumi olahan

merupakan salah satu alternatif yang dapat dibuat dalam pengembangan produk

makanan berbahan baku cumi-cumi. Cumi-cumi yang telah mengalami perebusan,

pengeringan dan dilanjutkan dengan cara menggoreng agar cumi-cumi tersebut

memiliki penampakan yang menarik dan aromanya yang khas.

2.5 Proses Penanganan Cumi-Cumi sebagai Bahan Baku Cumi Kering

Proses penanganan bahan baku cumi-cumi yang dilakukan dengan cara

meletakkan cumi-cumi dalam cool box yang diberi hancuran es dengan

perbandingan 1:2. Proses selanjutnya yaitu melakukan pencucian dengan tujuan

agar bahan baku yang digunakan terhindar dari kontaminasi. Air yang digunakan

untuk pencucian adalah air bersih yang mengalir. Setelah bahan baku dicuci

bersih kemudian melakukan perendaman dalam larutan garam dan lama


perendaman sela 30 menit. Setelah itu dilakukan pemasakan awal pada suhu 1000c

yaitu perebusan dengan larutan garam. Selanjutnya bahan baku diletakkan di atas

rak untuk proses penirisan. Setelah itu melakukan proses pengeringan

menggunakan alat pengering yaitu cumi-cumi digantungkan di pengait alat

pengering kemudian melakukan pengeringan dibawah sinar matahari dengan lama

pengeringan 5 jam. Cumi-cumi yang kering dan sudah matang siap diangkat dan

didinginkan. Cumi-cumi asin yang dikeringkan dibawah sinar matahari didapat

perbedaan yang sangat nyata antara lama pengeringan dengan kadar air dimana

semakin lama pengeringan semakin rendah jumlah kadar air. Beberapa faktor

yang mengakibatkan kadar air cumi-cumi yang dikeringkan rendah yaitu lamanya

pengeringan, suhu pengeringan , permukaan produk, jenis dan ukuran garam yang

telah diberikan.

2.6 Nilai nutrisi pada cumi-cumi (Loligo sp)

2.3.1 Nilai Nutrisi Makro Cumi-Cumi

Cumi-cumi merupakan salah satu komoditas perikanan yang cukup

penting setelah ikan dan udang, akan tetapi tidak semua jenis cumi-cumi disukai

oleh masyarakat terutama yang berdaging liat dan tebal. Tekstur dan rasa yang

khas serta kandungan protein yang cukup tinggi (15,6 gram/100 gram)

menjadikan cumicumi sangat potensial untuk dikembangkan sebagai produk

olahan camilan yang bergizi. Konsumsi makanan yang berasal dari laut seperti

cumi-cumi semakin menigkat., setelah adanya kesadaran akan pentingnya bahan

makanan tersebut sebagai nutrisi bagi tubuh. Protein, lemak dan komponen lain

yang berasal dari makanan hasil laut memiliki keistimewaan tersendiri.


2.3.2. Nilai Nutrisi Mikro Cumi-Cumi

Pada cumi-cumi selain dagingnya yang mudah dicerna juga mengandung

asam amino esensial serta kaya akan mineral seperti fosfor dan kalsium yang

beguna untuk pertumbuhan dan pembangunan tulang. Cumi-cumi memiliiki

daging putih yang merupakan salah satu kelebihan tersendiri dan disukai banyak

orang . cumi-cumi adalah jenis chepalopoda yang dikenal dalam dunia

perdagangan disamping sotong dan gurita. Dibidang perikanan komersial, cumi-

cumi merupakan salah satu komoditas perikanan yang cukup pentig dan

menempati urutan ketiga setelah ikan dan udang.

2.3.3. Nilai Terapi Pada cumi-Cumi

Tinta cumi-cumi dapat dimanfaatkan untuk mengatasi tumor, tinta tersebut

di injeksikan ke penderita tumor. Hal ini dilakukan karena tinta cumi-cumi

mengandung vitamin a yang memang berpengaruh terhadap penyakit tumor.

Tubuh cumi-cumi mengandung unsur tembaga yang sangat baik untuk

pembentukan sel darah merah. Tinta cumi-cumi dapat mengaktifkan atau

mengoptimalkan sel darah putih.

2.7 Pemanfaatan Cumi-Cumi (Loligo sp)

1. Mengatasi tumor

Tinta cumi dapat dimanfaatkan untuk mengatasi tumor. Dengan cara tinta

tersebut di injeksikan kepada penderita tumor. Namun ini masih dikaji lebih

dalam oleh para pakar mengenai keabsahannya dan dosis yang dibutuhkan untuk

mendukung sifat tinta untuk memerangi tumor.


2. Pembentukan sel darah merah

Manfaat seafood juga hadir dalam cumi-cumi sangat kaya akan mineral

dan nutrisi. Jika kembali cepat atas aborsi termasuk protein, vitamin, dan Omega3

yang khas dari kandungan gizi hewan laut. Bahkan informasi terbaru yang

ditemukan kadar tembaga dalam cumi-cumi elemen body diketahui bahwa sangat

baik untuk pembentukan sel darah merah.Sel darah merah sangat bermanfaat bagi

tubuh manusia, hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah memiliki peran penting

dalam transportasi oksigen ke seluruh organ tubuh, sehingga cukup penting untuk

mencegah penyakit jantung koroner, stroke.

3. Mengoptimalkan Sel Darah Putih

Setelah diuji tinta cumi-cumi juga mengaktifkan sel-sel darah putih yang

baik untuk memerangi kuman dalam tubuh manusia.

4. Dapat Menurunkan Kandungan Kolesterol Dalam Darah

Kadar lemak pada daging cumi relatif rendah, yaitu 7,5 g/100 g bahan,

masing-masing terdiri 1,9 g asam lemak jenuh; 2,7 g asam lemak tidak jenuh

tunggal; serta 2,1 g asam lemak tidak jenuh ganda. Termasuk ke dalam asam

lemak tidak jenuh ganda adalah omega 3 yang dapat menurunkan kandungan

kolesterol dalam darah.

5. Menambah nafsu makan

Kandungan mineral dalam cumi-cumi ini mampu menyehatkan sistem

pencernaan manusia seperti lambung hingga usus. Kandungan ini termasuk zat

riboflavin dan zat niasin yang sangat di butuhkan tubuh.


6. Memperkuat tulang

100 gram cumi-cumi mengandung 270 mg, dan 2,7 mg zat besi.

Kandungan tersebut sama halnya telah memenuhi kebutuhan gizi harian anda

sebesar 17% fosfor, 8% seng dan 10 % magnesium dari total kebutuhan harian

anda.

7. Untuk Obat Kanker

Ternyata zat yang terdapat dalam cumi-cumi bermanfaat untuk melawan

kanker pada manusia. Penelitian ini diakui harus dilanjutkan sehingga hasilnya

dapat lebih valid. Selain itu, mungkin ada manfaat lain selain sebagai obat

melawan tumor. Namun yang pasti, bahan yang biasa dibuang dan tidak

dikonsumsi oleh manusia ternyata memiliki manfaat bagi dunia kedokteran.

8. kesehatan bagi jantung

Cumi-cumi adalah sumber makanan laut yang kaya protein, omega-3,

tembaga, seng, vitamin B dan yodium. Kandungan tembaga dalam kebaikan cumi

untuk penyerapan tubuh, penyimpanan dan metabolisme besi dan pembentukan

sel darah merah. Namun, Anda harus menghindari konsumsi cumi dengan cara

digoreng.

2.8 Persyaratan Mutu Cumi-Cumi Yang Layak Sebagai Bahan Baku

Cumi-cumi yang layak sebagai bahan baku adalah cumi-cumi yang masih

segar yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut dagingnya berwarna putih cerah

atau warna kemrah-merahan, tentakel atau kepalnya masih lengkap, bila direndam

dalam air akan tenggelam. Cumi-cumi mempunyai mantel yang apabila dibuka

pada bagian dorsal tampak leher bagian dorsal melekat dengan kepala dan mantel.

Pada leher bagian ventral terdapat sifon yang melekat pada kepala dan leher akan
tetapi tidak melekat pada mantel. Di leher terdapat kartilago sebagai penyangga

leher. Sebelah dalam mantel bagian dorsal terdapat pen berwarna putih dan

berbetuk panjang dengan kedua ujungnya meruncing.


BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Cumi-cumi merupakan salah satu komoditas perikanan yang cukup

penting setelah ikan dan udang, akan tetapi tidak semua jenis cumi-cumi disukai

oleh masyarakat terutama yang berdaging liat dan tebal. Tekstur dan rasa yang

khas serta kandungan protein yang cukup tinggi. Cumi-cumi yang layak sebagai

bahan baku adalah cumi-cumi yang masih segar yang mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut dagingnya berwarna putih cerah atau warna kemrah-merahan, tentakel

atau kepalnya masih lengkap, bila direndam dalam air akan tenggelam
DAFTAR PUSTAKA

Hulalata,Anita.,D.M.Makapedua.,R.W.Paparang.2013. Studi pengolahan cumi-


cumi (loligo sp) asin kering dihubungkan dengan kadar air dan tingkat
kesukaan konsumen.Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan.1(2):26-33.

Ismail T., Z. A. Muchlisin, N. Fadli, dan I. Setiawan. 2013. Kebiasaan makan dan
komposisi makanan tiga species cumi (Loligo edulis, Sepioteuthis
lessoniana dan Sepia officinalis) hasil tangkapan nelayan dari Perairan
Pantai Utara Provinsi Aceh. 2(2) :97-103.

Kordi, M.G.H.2010. A To Z Budi Daya Biota Akuatik untuk Pangan, Kosmetik


dan Obat-obatan. Yogyakarta. Lily Publisher

Krissunari, D. 1987. Kebiasaan makanan dan pertumbuhan cumi-cumi (Loligo


edulis Hoyle) di Perairan Pulau Rambut, Kepulauan Seribu. Bogor:
Karya Ilmiah, Institut Pertanian Bogor (IPB).

Rudiana, Esti.,D.Pringgenies.2004.Morfologi dan Anatomi Cumi-Cumi Loligo

duvacuelli yang Memancarkan Cahaya.Ilmu Kelautan.9(2):96-100.

Anda mungkin juga menyukai