TINJAUAN PUSTAKA
A. Ikan Kakap
Ikan kakap merah merupakan ikan dasar yang selalu berkelompok menempati karang,
tandes atau rumpon. Ikan kakap merah yang mempunyai nama inggris red snapper hampir bisa
ditemui semua lokasi di Indonesia bahkan di dunia. Ikan yang biasanya memiliki nama latin
depannya Lutjanus termasuk dalam family Lutjanidae. Soal jenisnya kakap sendiri ada banyak
macam spesiesnya, namun pada rubrik ini kami hanya membahas spesies kakap pada
umumnya. Lantaran warna ikan ini merah, orang-orangpun menyebutnya dengan nama kakap
merah (Anonim,2011a).
pembusukan sehingga tingkat kesegaran ikan hanya dapat dipertahankan. Namun demikian,
tingkat kesegaran ikan selama pendinginan dalam es berkorelasi dengan waktu. Artinya
semakin lama ikan disimpan dalam es maka tingkat kesegarannya semakin menurun. Faktor-
faktor lain yang berpengaruh terhadap tingkat kesegaran ikan adalah perlakuan fisik selama
secara langsung atau sebagai bahan baku olahan diharapkan masih dalam keadaan segar,
C. Post Mortem
Menurut Anonim (2011c), post mortem terbagi atas tiga diantaranya adalah:
1. Pre Rigor
Fase ini ialah fase yang pertama kali dialami ikan ketika pertama kali mati. Pada fase ini
sifat dari ikan masih menyerupai ikan hidup/masih bersifat segar. Ciri-ciri dari ikan segar itu
sendiri yakni bola mata yang menonjol, warna bola mata cerah dan bening, insang berwarna
merah cemerlang, tekstur daging elastis, sedikit lendir pada tubuh ikan, serta bau nya spesifik
jenis.
2. Rigor Mortis
Fase ini ialah fase yang dilewati setelah ikan melalui fase pre rigor, fase ini ditandai
dengan tubuh ikan yang mulai mengejang, dan tekstur daging ikan relatif keras. Hal ini
3. Post Rigor
Fase ini merupakan fase yang dilewati setelah ikan melalui fase rigor mortis, fase ini
Pada fase ini, bakteri menyerang secara intensif pada tubuh ikan.
D. Kondisi ikan
1. Mata
Kesegaran ikan dapat dilihat dari keadaan matanya. Mata ikan segar biasanya menonjol
keluar dan cerah. Bentuk mata bulat cembung dan kornea mata kelihatan jernih dan bening.
Sedangkan ikan yang tingkat kesegarannya mulai menurun, matanya mulai membenam,
2. Insang
Insang ikan segar berwarna merah cerah dan sisik melekat dengan kuat. Pada Ikan tidak
segar, insang menjadi coklat gelap, dan sisiknya mudah lepas dari tubuhnya. Insang merupakan
pusat darah mengambil O2 dari dalam air. Kematian ikan dapat menyebabkan peranan
darah (hemoglobin) berhenti, darah teroksidasi sehingga warnanya berubah menjadi merah
gelap.
3. Tekstur Ikan
Tekstur merupakan parameter yang penting dalam mengukur mutu makanan berbahan
daging termasuk ikan. Pada umumnya, ikan memiliki tekstur daging yang lebih lembut dari
daging merah karena mengandung jaringan penghubung (connective tissue) yang rendah dan
jaringan silang (cross-linking) yang lebih rendah. Pencernaan sarcolema secara proteolisis yang
Protease otot, termasuk cathepsin D dancathepsin L, protease yang teraktivasi oleh kalsium
4. Aroma Ikan
jaringan yang diserang oleh bakteri tersebut. Bakteri pada daging menyebabkan perubahan bau
rasa, bakteri menyebabkan perubahan tampilan dan ciri fisik ikan. Lendir pada kulit dan
insang dapat berubah dari yang biasanya tampak jernih dan berair menjadi keruh dan
kehitaman. Warna kulit ikan hilang dan menjadi tampak pucat dan pudar. Lapisan perut menjadi
5. Sisik Ikan
Sisik ikan segar melekat kuat dan tidak mudah terlepas, mengkilap dan tertutup lendir
jernih. Jika sudah tidak segar, sisik berubah menjadi mudah lepas dan warna memudar, ini
dikarenakan pada fase post rigor dagingnya sudah mengalami pelunakan sehingga secara
E. pH
Nilai pH merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat
kesegaran ikan. Pada proses pembusukan ikan,perubahan pH daging sangat besar peranannya
karena berpengaruh terhadap proses autolysis dan penyerangan bakteri. Penggunaan suhu
rendah mempengaruhi fluktuasi nilai pH pada ikan nila. Penyimpanan ikan nila pada suhu
rendah menyebabkan aktivitas enzim yang terdapat pada daging menjadi terhambat sehingga
kemunduran mutunya berjalan lebih lambat. Semakin rendah suhu yang digunakan maka
aktifitas enzim semakin terhambat. Pada proses glikolisis,enzim sangat berperan sampai
terbentuknya asam laktat. Hal ini menyebabkan akumulasi asam laktat berjalan lebih lambat
sehingga penurunan pH ikan juga berlangsung lebih lambat. Selain itu,proses penguraian
protein menjadi senyawa . senyawa yang bersifat basa oleh bakteri juga terhambat sehingga
tersebut diawali dengan adanya pembentukan asam laktat hasil glikolisis anaerob yang
menjadi aktif menyerang ATP dan kreatin fosfat yang menyebabkan degradasi kedua zat
tersebut K-value Ikan Cakalang pada akhir pengukuran mengalami penurunan. Penurunan K-
pH adalah salah satu parameter untuk menentukan kaemunduran mutu ikan dengan
cara mengukur banyaknya ion H+. cara ini digunakan untuk pH didalam ikan segar dan hasil
olahannya. Konsentrasi ion H+ dalam contoh interpretasi pH<7,6 menunjukkan mutu segar, pH
7,6-7,9 menunjukkan dapat dimakan tapi bukan mutu nomer satu,dan pH>7,9 menunjukkan
F. Asam laktat
Konsentrasi asam laktat pada otot ikan tergantung pada cadangan glikogen pada saat
ikan menjelang mati. Pada flat fish pH akhirnya 5.5 sama dengan mamalia. Hal demikian dapat
disebabkan karena banyak gerakan, sehingga cadangan glikogen ikan mengalami pemecahan
yang cukup berarti. Pembentukan asam laktat dimulai saat proses rigor mortis dimulai. Setelah
ikan mati, sirkulasi darah berhenti dan suplai oksigen berkurang sehingga terjadi perubahan
G. Pembekuan
Ikan, kerang dan organisme makanan air lainnya dibekukan hingga ke suhu yang
berpengaruhpada rasa atau nilai gizi makanan tersebut, dan, idealnya setelah dicairkan
seharusnyatidak ada perbedaan yang berarti antara produk yang dibekukan dan produk segar.
Akan tetapi, bahkan dalam kondisi yang terbaik, penyimpanan dalam lemari es menghasilkan
penurunan kualitas produk secara bertahap. Pada suhu dibawah beku,aktivitas bakteri
tampaknya berhenti, namun terdapat beberapa perubahan secarabertahap dalam rasa, bau,
tekstur, dan warna. Kebutuhan akanpenyimpanan lemari es timbul ketika cara-cara lain untuk
mengawetkan ikan, sepertipelapisan es, tidak cocok atau tidak praktis. Ikan dapat disimpan
dalam es selamapaling lama 1 atau 2 minggu sedangkan mereka dapat disimpan dalam kondisi
beku, dibawah kondisi yang sesuai, selama beberapa bulan tanpa banyak
H. Pendinginan
Pendinginan (Chilling) ikan bertujuan untuk menyimpan atau mengawetkan ikan pada
suhu 0oC-5oC agar kegiatan mikroorganisme dan proses autolisis dapat dihambat. Banyaknya
es yang digunakan sangat tergantung pada cuaca, wadah yang digunakan, alat serta
Praktikum Pengujian Tingkat Kesegaran Mutu Ikan dilaksanakan pada hari Jumat,
tanggal 30 September 2011, pukul 08.50 11.00 WITA di laboratorium Analisa dan Pengolahan
Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas
- baskom
- freezer
- pisau
- labu takar
- pipet volume
- erlenmeyer
- mortar
- timbangan analitik
- statif
- ikan kakap
- aluminium foil
- kertas pH
- aquadest
- sendok
- indikator pp (phenolphetalin)
- kertas label
- air bersih
- tissue roll
C. Prosedur Kerja
b. Diamati kondisi fisik ikan yaitu tekstur, mata, insang, sisik, dan aroma.
c. Dilakukan penyimpanan ikan yang dibungkus aluminium foil dengan penyimpanan pada
d. Dilakukan penyimpanan selama 3 hari dan diamati perubahan yang terjadi dengan standar nilai
kualitas ikan.
a. Disediakan sebanyak 10 gram sampel yang telah dihaluskan, lalu ditambahkan aquadest ke
c. Ditambahkan indikator PP (phenolphetalin) sebanyak 3 tetes, lalu dititrasi dengan larutan NaOH
Grek = 90
1. pH
3. Tekstur
4. Mata
5. Insang
6. Sisik
7. Aroma
A. Hasil
B. Pembahasan
Tekstur ikan ikan kakap pada hari kontrol lembek, hal ini karenakan ikan sudah
mengalami fase post rigor, setelah dilakukan penyimpanan pada suhu freezing selama tiga hari,
tekstur ikan kakap menjadi keras karena proses thawingbelum sempurna, namun lama
kelamaan ikan menjadi lembek setelah prosesthawing selesai, hal ini disebabkan karena bakteri
pada ikan bekerja sehingga membuat ikan menjadi lembek. Hal ini sesuai dengan Anonim
(2011c), bahwa fase rigor mortis, ditandai dengan tekstur daging ikan yang melunak yang
disebabkan oleh peristiwa autolisis pada daging ikan, pada fase ini, bakteri menyerang secara
Mata ikan kakap pada hari kontrol cekung dan berwarna karena ikan sudah tidak
suhu chilling, mata ikan kakap tetap cekung. Hal ini sesuai dengan
Anonim (2011d), bahwa mata ikan segar biasanya menonjol keluar dan cerah, bentuk mata
bulat cembung dan kornea mata kelihatan jernih dan bening sedangkan ikan yang tingkat
ikan kakap tersebut sudah tidak segar lagi. Setelah penyimpanan selama tiga hari dengan
suhu freezing, insang ikan kakap tetap berwarna merah karena penyimpanan pada
suhu freezing tidak untuk memperbaiki mutu dari ikan .Pada penyimpanan suhu chilling, insang
ikan kakap tetap berwarna abu-abu, karena ikan sudah melewati fase rigor mortis. Hal tersebut
sesuai dengan Anonim (2011d), bahwa insang ikan segar berwarna merah cerah dan sisik
melekat dengan kuat. Pada Ikan tidak segar, insang menjadi coklat gelap. Insang merupakan
pusat darah mengambil O2 dari dalam air. Kematian ikan dapat menyebabkan peranan darah
(hemoglobin) berhenti, darah teroksidasi sehingga warnanya berubah menjadi merah gelap.
Sisik ikan kakap pada hari kontrol rapat pada dagingnya karena ikan masih segar.
Setelah penyimpanan pada suhu freezing, sisik ikan kakap masih rapat atau masih melekat kuat
pada dagingnya. Pada penyimpanan suhu chilling, sisik ikan kakap masih tetap rapat atau masih
melekat kuat pada dagingnya , hal ini disebabkan karena ikan masih dalam kondisi segar. Hal ini
sesuai dengan Anonim (2011d), bahwa sisik ikan segar melekat kuat dan tidak mudah terlepas,
Aroma ikan kakap pada hari kontrol berbau amis. Setelah penyimpanan selama tiga
hari pada suhu freezing dan chilling, aroma ikan tetap berbau amis. Hal ini disebabkan karena
aktifitas enzim dan bakteri yang menyerang daging ikan sehingga daging ikan berbau amis atau
busuk . Hal ini sesuai dengan Anonim (2011d), bahwa bakteri pada daging menyebabkan
Asam laktat ikan kakap pada hari kontrol adalah 2,7 %. Setelah penyimpanan pada
suhu chilling, asam laktat ikan kakap menjadi 3,6 %. Pada suhu freezing,
asam laktat ikan bandeng menjadi 4,5 %. Kenaikan kadar asam laktat disebabkan
Hal ini sesuai dengan Anonim (2011e), Setelah ikan mati, darah berhenti dan suplai oksigen
pH ikan kakap pada hari kontrol 5, pada penyimpanan chiling pH ikan menjadi 4,5 dan
pada penyimpanan freezing menjadi 4 hal ini disebabkan karena terbentuknya asam laktat pada
ikan sehingga pH ikan menurun. Hal ini sesuai dengan Hadiwiyoto (1993) bahwa terbentuknya asam
laktat pada proses glikolisis yang menyebabkan keasaman daging ikan naik (pH turun).
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tingkat kesegaran ikan dapat dilihat dari ciri-ciri tekstur, mata, insang, sisik dan aroma dari ikan,
2. Suhu ikan sangat mempengaruhi besar kecilnya pH dan asam laktat pada ikan.
3. Persentase asam laktat yang terkandung pada ikan kakap meningkat sedangkan pH ikan kakap
menurun.
4. Penyimpanan pada suhu rendah sangat mempengaruhi mutu ikan, semakin rendah suhu
B. Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah sebaiknya ikan yang digunakan praktikum
harus benar-benar segar sehingga praktikan bisa melihat perbedaan yang mendasar pada
setiap perlakuan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2011a.Ikan Kakap Merah.http://argamakmur.wordpress.com/taksonomi-ikan. Diakses, tanggal 04
Oktober 2011. Makassar.
Anonim, 2011f. Bantuan Teknis Untuk Industri Ikan Dan Udang Skala Kecil Dan Menengah Di
Indonesia. http://www.dkp.go.id.upload/jica/book life/10 SME.pdf. diakses, tanggal 05 Oktober
2011.
Sasmito,B.B. 2006. Dasar dasar Pengawetan Bahan Pangan. Univarsitas Brawijaya. Malang.
LAMPIRAN
Rumus
Penyelesaian :
= 0,09 %
= 2,27 %
ampiran 02.Hasil Perhitungan Asam Laktat Pada Hari Ketiga pada PenyimpananFreezer
Rumus
= 2,7 %
=9%
% Asam Laktat Ikan Kakap = x 100 %
= 4,5 %