Anda di halaman 1dari 11

Tugas Review Jurnal Geografi Manusia 2

Universitas Indonesia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Departemen Geografi

Dibuat Oleh :
Nama: Glen Putra Pratama
NPM :1306443974

Review 1 : Models, Theory and Systems Analysis In


Geography
Penulis : Dr. Lalita Rana

Setiap bidang sains memiliki sebuah tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk memahami
fenomena yang terjadi di dunia nyata. Walau geografi adalah pendek di teori dan panjang di
fakta, namun perkembangan pada teori terlihat penting untuk mendapatkan penjelasan yang
memuaskan dan identifikasi geografi sebagai cabang ilmu yang mandiri. Model, teori dan
analisis sistem menyediakan komponen penting dalam geografi di era modern. Penggunaan kata
model digunakan dalam berbagai cara. Dalam bentuk paling sederhana model adalah
representasi dari kenyataan dalam wujud yang ideal. Proses pembangunan sebuah model
sebenenarnya adalah proses dari idealisasi.

Namun, semua model perlu diperbaharui seiring dengan bertambahnya informasi. Model berbeda
dengan kenyataan, karena model adalah perkiraan dari kenyataan. Istilah benar atau salah tidak
bisa dipergunakan dalam model. Sebuah teori didefinisikan sebagai sebuah sistem ide yang
menjelaskan sesuatu. Untuk menjelaskan makna dari teori, perbedaan antara sebuah pernyataan
simpel dan pernyataan ilmiah harus dibuat jelas. Sebuah teori tanpa teks dan sumber yang jelas,
tidak dapat digunakan untuk membuat prediksi. Jadi, sebuah teori dengan sumber referensi yang
jelas dan teks disebut sebagai teori formal. Namun sebagian besar teori sosial sains seperti
geografi adalah tidak lengkap.

Sebuah sistem adalah kesatuan fungsional dengan berbagai sub-sistem yang berhubungan satu
sama lain. Sebuah sistem adalah suatu cara dimana berbagai komponen atau fenomena diatur
dalam sebuah totalitas. Sebagai kesimpulan, tidak ada satu metode pasti untuk mencapai
pemahaman secara ilmiah. Semua ilmuwan mencari keteraturan dalam dunia nyata, apapun
perspektif yang digunakan dalam pencarian tersebut. Untuk mencapai hal ini, pembangunan
model, formasi teori, dan pengunaan pendekatan sistem berperan sebagai sarana penting dan
tidak dapat dibuang dengan mudah.

Review 2 : Spatial Science


Penulis : Rom Johnston

Dengan berbagai perubahan substansial pada sebuah disiplin ilmu, efek dari perubahanperubahan tersebut yang memiliki dampak pada praktiknya dapat ditemukan pada literatur
risetnya dimana hal tersebut sering tidak ditanggapi. Hal ini terjadi dengan sains spasial.
Berbagai karya dan literatur inovatif pada tahun 1930, hampir tidak pernah diperhatikan oleh
sejumlah kecil geograf profesional yang memilih untuk menghindari tantangan tersebut pada
sistem kerjanya yang sudah tetap. Banyak dari pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk
geografi manusia berasal dari luar disiplin ilmu tersebut.

Para geograf menemukan inspirasi untuk metodologi penelitian dari berbagai literatur ilmu,
terutama ilmu ekonomi. Konsep dari sebuah sistem menarik banyak perhatian dari ilmuwan
spasial, sebagai salah satu metode untuk melakukan sebuah penelitian mendalam. Banyak
reaksi/kritik pada sains spasial awal yang memperdebatkan bahwa modelnya terlalu sederhana,
mengurangi pengambilan keputusan pada dunia yang kompleks menjadi satu pengaruh utama
yaitu biaya transportasi. Jarak dianggap sebagai dasar dari perilaku manusia. Hasilnya, model
penentu pada pola spasial hanya didasarkan pada asumsi sederhana tentang perilaku spasial.

Pada tahun-tahun awal dari sains spasial, geograf memperoleh metode yang dikembangkan dari
disiplin ilmu lain seperti model linear umum (regresi, korelasi, komponen utama dan analisis
faktor, Johnston 1978). Namun terjadi beberapa permasalahan pada penerapan data geografis,
yang membutuhkan kolaborasi antara geografi dengan ahli statistik. Sains spasial adalah
komponen substansial dari geografi manusia kontemporer. Sains spasial sangat dekat dengan
metode kuantitatif, tanpanya sains spasial tidak dapat diterapkan.

Tujuan utama dari sains spasial adalah untuk menciptakan berbagai deskripsi dari realita
kompleks, dengan gambaran jelas mengenaik perilaku dari realita tersebut. Ilmu ini didorong
oleh teori dengan dasar perilaku manusia yang penemuan-penemuannya berkontribusi pada
pengembangan teori.

Review 3: The Nature Of Geographic Knowledge


Penulis : Reginald G. Golledge

Sifat pengetahuan geografi saat ini sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan 50 tahun yang
lalu. Ia telah berubah dari pengetahuan fenomenal menjadi pengetahuan intelektual. Ketertarikan
dalam sistematika dan teknologi inovasi dalam representasi dan analisis telah mengubah sifat
pengetahuan geografi, kosakata geografi, mengartikan konsep geografi, dan membentuk teoriteori spasial antara pengaruh manusia dengan lingkungannya. Pengetahuan geografi adalah
produk dari berpikir secara geografis mengenai fenomena di dalam dunia dan keterkaitannya
dengan manusia.

Pemikiran dan pemahaman geografis telah menciptakan sebuah dasar untuk memahami mengapa
ada efek spasial, tidak hanya mencari apa saja efek spasial yang ada. Lebih lanjut pemahaman
geografis membuat kita mampu untuk memperlihatkan pola-pola pada distribusi spasial dan
perilaku spasial yang mungkin tidak terlihat oleh pengamat biasa. Perkembangan pengetahuan
geografis telah mengalami hambatan karena belum mengembangkan deskripsi yang dapat
diterima oleh umum. Ilmu geografi memiliki sebuah kamus, namun belum terdapat pengubahan
pada istilah-istilah yang sederhana menjadi istilah kompleks.

Pengetahuan geografi dibagi menjadi pengetahuan formal dan pengetahuan informal.


Pengetahuan informal diperoleh dalam kehidupan kita sehari-hari cukup dengan mengamati
lingkungan yang ada di sekitar kita. Pengetahuan formal diperoleh dalam sistem belajarmengajar yang sudah terstruktur dan disusun secara sistematis. Pengetahuan informal muncul
dengan mengamati saja tanpa menggunakan konsep-konsep berpikir secara spasial dan temporal.
Sedangkan, pengetahuan formal muncul karena manusia menerapkan konsep berpikir spasial dan
temporal ke dalam masalah nyata.

Untuk betul-betul memahami sifat ilmu geografi, kita harus memperhatikan tingkat kemampuan
spasial yang ada pada masing-masing pribadi. Di dalam kehidupan manusia, pengetahuan
geografi bermanfaat karena 2 alasan. Alasan pertama adalah untuk menentukan dimana sesuatu
berada. Alasan kedua adalah untuk mengingat letak sesuatu sehingga membantu kita dalam
proses menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Pendapat saya mengenai gagasan

Golledge adalah setuju, karena pergerakan spasial dalam lingkungan urban bergantung pada
pengetahuan masing-masing pelaku pergerakan tersebut.

Review 4 : Spatial Organisation : Development, Structure


and Approximation Of Geographical Systems
Penulis : Pavel KLAPKA, Bohumil FRANTAL, Marian
HALAS, Josef KUNC

Organisasi dari lingkungan sebuah individu dan komunitas telah ada sejak awal manusia lahir.
Tidak lama setelah itu, organisasi lingkungan ini menjadi subjek dan objek penelitian yang
sangat penting dalam ilmu geografi. Pada awalnya, teori dan praktik dari organisasi spasial pada
pemukiman diteliti kaitannya dengan produksi pertanian ( Von Thunen, 1826), lokasi industri dan
sumber daya (Weber, 1909), tata niaga dan jasa (Reilly, 1931 dan Christaller, 1933).

Negara Republik Ceko telah mengalami perubahan sosial dan ekonomi sejak tahun 1990, yang
dampaknya dapat dilihat pada perubahan organisasi spasial dan perilaku manusia. Konsep
organisasi spasial, yang selama berabad-abad telah menjadi salah satu objek penelitian geografi
dasar, belum memperoleh definisi yang jelas dan pasti. Terdapat dua buku yang mencoba
menjelaskan konsep ini oleh Haggett (1965) dan Morrill (1974). Hagget (1965), di dalam
bukunya Locational Analysis in Human Geography melihat 5 faktor struktur spasial yaitu :
pergerakan, jaringan, node, permukaan, dan tahapan difusi. Di dalam bukunya The Spatial
Organization Of Society, Morril (1974) menyediakan banyak inspirasi mengenai pilihan lokasi,
munculnya hirarki, dan interaksi spasial dimana ia membuat penilaian kompleks mengenai
organisasi spasial wilayah-wilayah tersebut.

Untuk menjelaskan beberapa isu organisasi spasial, jurnal ini membahas tiga penelitian yang
dilakukan dengan masing-masing tematik berkaitan dengan organisasi spasial. Penelitian ini
berhubungan dengan institusi akademik dan ilmiah yang ada di negara Republik Ceko. Penelitian
ini menyinggung isu-isu organisasi spasial dari sudut pandang geografi manusia. Hasil dari
penelitian tersebut dapat menjadi referensi untuk perencanaan transportasi, perencanaan
lingkungan, pembangunan wilayah, dan deliniasi wilayah administratif. Seperti dijelaskan oleh
banyak penulis, hasil dari penelitian serupa merepresentasikan fondasi strategi potensial yang

ditujukan untuk memperbaiki kualitas hidup dari beberapa grup populasi yang terancam
marginalisasi. Lebih umum lagi, hasil penelitian juga dapat meningkatkan pemahaman
konsekuensi perubahan ekonomi dan sosial yang membentuk republik ceko sejak tahun 1990-an.

Review 5 : Changing Paradigms Of Geography dan Past,


Present, and Future Of Geography
Penulis : Kostis C. KOUTSOPOULOS
Di dalam beberapa tahun terakhir, differensiasi penting telah terjadi berkaitan dengan bagaimana
kita melihat permasalahan ilmiah dan prinsip-prinsip dasarnya. Terutama persepsi ilmiah
terhadap ruang geografis. Ruang geografis dipersepsikan sebagai fenomena yang hadir agar
mendapat pemahaman bahwa ruang itu menciptakan konstruksi sosial yang merupakan hasil
pikiran kita. Pendekatan ruang geografis saat ini yang dikenal dengan paradigma
Geoinformatics adalah absolut dan sekarang kita menuju era paradigma Choroinformatics.

Istilah choroinformatics dapat didefinisikan sebagai kesatuan yang terdiri dari dua komponen
yaitu Choros dan Informatics. Komponen choros (ruang) mengacu pada dimensi
terintegrasi dari ruang geografis, dipertimbangkan dengan pengunaan teknologi informasi. Cara
memandang ruang geografis dibagi menjadi 3, yaitu pendekatan monodisipliner, pendekatan
multidisipliner, dan pendekatan interdisipliner. Pendekatan monodisipliner artinya, bahwa aspek
spasial dari ruang geografis merepresentasikan dirinya sebagai subjek tunggal yang hanya bisa
diolah oleh ahli geografi saja. Pendekatan multidisipliner artinya, karena pengetahuan manusia
memerlukan abstrak dari kenyataan, ruang geografis diekspresikan ke dalam beberapa relasi,
keadaan saling tergantung, dan interaksi sehingga menciptakan ruang geografis yang
berkelanjutan. Pendekatan interdisipliner artinya, menggunakan seluruh pendekatan, komponen,
dan hubungan semua faktor yang menjadikan ruang geografi sebagai sebuah kesatuan.

Metodologi yang digunakan oleh para geograf juga mengalami perubahan seiring dengan
berjalannya waktu. Metodologi yang pertama digunakan setelah perang dunia kedua berupa
analisis dan teori sederhana yang kemudian dilanjutkan dengan pengamatan. Pengamatan
tersebut adalah pengamatan kualitatif dan kuantitatif, yang hasil akhirnya berupa peta.
Metodologi yang kedua berkembang setelah adanya pengunaan teknologi komputer. Metodologi
ini terdiri dari tiga tahap yaitu pemrosesan, analisis, dan perencanaan. Data yang diperoleh

diproses menjadi bentuk dijital dan diatur mekanisme penyimpanan dan manipulasi data tersebut.
Setelah itu data dijital tersebut dianalisa oleh geograf untuk memperoleh informasi spasial.
Kemudian data dijital tersebut digunakan untuk membuat perencanaan dari isu-isu spasial yang
ada.

Sebagai kesimpulan, persepsi tentang ruang geografis telah mengalami dua perubahan
paradigma. Dari paradigma tradisional dimana terdapat pendekatan monodisipliner terhadap
perolehan dan pengolahan geografis menjadi paradigma geoinformatics yang dilambangkan
dengan pendekatan multidisipliner. Perubahan paradigma yang terakhir adalah perubahan
paradigma geoinformatics menjadi paradigma choroinformatics yang diekspresikan dengan
pendekatan interdisipliner.

Review 6 : The Future Of Geography


Penulis : Nigel Thrift

Jurnal ini diawali dengan penulis menyebutkan bahwa ilmu geografi mengalami kesuksesan
akhir-akhir ini. Salah satunya adalah di bidang geografi fisik. Geografi fisik menjadi salah satu
bidang sains yang sering dipelajari akhir-akhir ini. Di Inggris sebagai contoh, sekarang ada
banyak kelompok sains yang masuk ke dalam majalah sains dengan bidang-bidang seperti
glasiologi dan geomorfologi. Sukses kedua adalah pada bidang geografi manusia. Geografi
manusia telah membuat kehadirannya dirasakan seluruh ilmu sosial dan humaniora. Di Inggris
sudah terdapat beberapa jurnal geografi manusia yang diakui seperti Theory Culture and
Society, Cultural Studies, Review Of International Political Economy , dan Political
Studies .

Pengetahuan geografi dianggap krusial, namun tidak cukup hanya mengetahui tentang dunia
saja. Pengetahuan mengenai etika juga dibutuhkan agar dapat hidup dalam perdamaian antara
satu sama lain. Literatur mengenai pasca kolonialisme yang dikeluarkan oleh para geografi
memiliki peran yang penting sebagai pedoman bagaimana bersikap di dunia yang budayanya

makin beragam. Namun terdapat beberapa permasalahan juga didalam ilmu geografi yang
ditangkap oleh penulis.

Pertama, geografi manusia dan geografi fisik sedang berpisah dimana geografi fisik lebih ke arah
sains dan geografi manusia ke arah sosial. Namun, kedua ilmu ini sebenarnya masih memiliki
banyak persamaan diantara keduanya. Menurut penulis, masalah kedua adalah bahwa geograf
kurang memiliki ambisi dan keinginan berpetualang. Geograf saat ini hanya merumuskan
konsep-konsep yang ada di ilmunya sendiri saja tanpa melakukan interaksi dengan bidang ilmu
yang lainnya. Masalah ketiga menurut Thrift adalah kurangnya jurnal-jurnal ilmiah yang
membahas ilmu geografi dibandingkan ilmu-ilmu yang lainnya. Masalah terakhir adalah bahwa
di beberapa negara subjek geografi tidak dianggap sebagai mata pelajaran utama di dalam
sekolah-sekolah.

Sebagai kesimpulan, penulis mengatakan bahwa ilmu geografi sangat sentral terhadap dunia
yang kita diami. Ilmu geografi bukan ilmu sebelah mata, namun ilmu yang selalu mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu.

Review 7 : Location Analysis : Bringing Geography Back


Penulis : Simon Thompson (Esri)

Jurnal ini adalah hasil wawancara dengan Simon Thompson, direktur perusahaan Esri. Esri
adalah sebuah perusahaan yang menyediakan layanan dan data sistem informasi geografis yang
letaknya di Amerika Serikat. Berikut adalah hasil pembahasan pertanyaan-pertanyaan yang
ditujukan kepada Simon Thompson.
Pertanyaan 1 : Bisakah anda membahas sedikit tentang teknologi geospasial?
Jawaban : Data dan teknologi geospasial telah ada sejak 30 tahun lalu. Dasar dari teknologi
tersebut adalah mengeksploitasi mengapa sesuatu ada di situ, bagaimana bisa di situ dan artinya
bagi komunitas dan bisnis.

Pertanyaan 2 : Data tipe apa saja yang anda akses untuk mendapatkan ide mengenai analisis
lokasi?

Jawaban : Sangat banyak data dan tempat yang bisa digunakan. Data sensus sejak dahulu sangat
penting tetapi sekarang mudah bagi orang untuk menggabungkan informasi pribadi dengan
sumber data publik dan privat. Selain itu data lain yang bisa dipergunakan adalah data transaksi
pelanggan, data perusahaan, dan data sosial media.

Pertanyaan 3 : Apa saja yang menarik tentang data sosial media? Apakah kaitannya dengan
analisis lokasi?

Jawaban : Sosial media adalah titik penting bagi banyak tren dalam teknologi dan informasi.
Datanya sangat banyak, berdasarkan waktu nyata dan dihuni oleh banyak pengguna. Data sosial
media adalah data yang dihasilkan oleh trial dan error dimana data GIS juga dihasilkan oleh
trial dan error.

Pertanyaan 4 : Berapa banyak pelanggan Esri yang menggunakan lokasi dan analisis untuk
menentukan pergerakan pelanggan?

Jawaban : Terdapat ribuan pelanggan Esri yang menggunakan lokasi dan analisis. Namun,
mereka tidak melacak pergerakan pelanggan melainkan menggunakan GIS untuk meningkatkan
bisnis dan usaha masing-masing.

Pertanyaan 5 : Apakah ada komponen rahasia yang harus diketahui oleh perusahaan yang
melakukan analisis dengan data Esri?

Jawaban : Ya, tentu saja terdapat beberapa aturan seberapa jauh anda dapat menggunakan data
tersebut. Beberapa hal memang tidak bersifat umum terutama jika berkaitan dengan kehidupan
pribadi pelanggan.

Menurut saya, kesimpulan dari wawancara ini adalah penjelasan Simon Thompson mengenai
aplikasi GIS oleh pelanggan dan perusahaan. Di era teknologi dan informasi ini, banyak sekali
data yang bisa digunakan untuk membuat analisis lokasi yang berperan besar dalam aktivitas
manusia.

Review 8 : Thomas Kuhn And Changing Paradigm In


Geography
Penulis : Anand Malik

Geografi seperti ilmu lainnya telah melewati tahap dari deskriptif menjadi pembuatan model.
Evolusi ilmu geografi ini diteliti dalam pemikiran spasial, dimana pada waktu tertentu
mempresentasikan interaksi antara sudut pandang filosofis dan pendekatan metodologi (Harvey
and Holly, 1981). Selama sejarah geografi, kita akan mengetahui bahwa terdapat beberapa
masalah metodologi dana paradigma.

Beberapa pihak memberikan argumentasi bahwa geografi adalah sains paradigmatik dan telah
mengalami metamorfosis dan revolusi yang saling meniadakan. Beberapa ilmuwan seperti HoltJensen, R.J. Johnston, dan Harvey and Holly memberikan argumentasi terhadap model yang
diterapkan Kuhn. Jurnal ini membahas terutama mengenai model Kuhn dan paradigmanya dalam
geografi.

Kesimpulan menurut penulis adalah bahwa model Kuhn terhadap sains memiliki kelebihan dan
kekurangannya tersendiri. Karya Kuhn mendapat kritik terutama dari para filsuf mengenai
aplikasinya dalam ilmu sosial. Meskipun demikian, karya Kuhn telah mengembangkan sebuah
paradigma yang ditunggu-tunggu oleh filosofi dari sains. Saya memiliki pendapat lain mengenai
model Kuhn karena beberapa bidang sains mengalami pergerakan yang datar dimana ilmuwan
modern cukup memberi inovasi atau pembaharuan pada teori-teori sains lama. Sehingga ilmu
tersebut ada kalanya dimana tidak mengalami perkembangan yang signifikan.

Daftar Pustaka
Rana, Lalita. Models, Theory, and System Analisis In Geography
Johnston, Rom. Spatial Scence : University Of Bristol
Golledge, Reginald. The Nature Of Geographic Knowledge. Santa Barbara : University Of
California
Klapka, Pavel., Frantal, Bohumil., Halas, Marian., Kunc, Josef. Spatial Organisation
:Development, Structure, and Approximation Of Geographical Systems.
Koutsopoulos, Kostis. Changing Paradigms Of Geography
Koutsopoulos, Kostis. 2008. Past,Present, and Future Of Geography
Thrift, Nigel. 2002. The Future Of Geography : University Of Bristol
Thompson, Simon. 2012. Bringing Geography Back : MITSloan
Anand, Malik. 2014. Thomas Kuhn and Changing Paradigm In Geography : Asian Journal Of
Multidisciplinary Studies

Anda mungkin juga menyukai