Anda di halaman 1dari 62

Dra.Suminarsih,M.

Si
Widyaiswara LPMP Jawa Tengah
HP: 08122922062
Email: suminarsih09@yahoo.co.id
LATAR BELAKANG

• Pendidikan sesuai dengan UU no.32 tahun


2004 sudah didesentralisasikan sehingga
semua aspek pendidikan sudah menjadi
otonomi daerah. Dengan demikian,
penyelenggaraan pendidikan bergantung
kepada sumber daya manusia di daerah.

• Sumber daya pendidikan di daerah sangat


bervariasi bergantung kepada kondisi dan
situasi daerah masing-masing.
LATAR BELAKANG

• Otonomi pendidikan di daerah pelaksanaannya


bergantung kepada kebijakan Bupati atau
Walikota yang dalam beberapa kasus kurang
menekankan kepada mutu.

• perlu dilakukan penjaminan dan peningkatan


mutu pendidikan, yang dalam hal ini merupakan
tanggung jawab Menteri Pendidikan Nasional.
Latar Belakang
• bahwa pendidikan nasional menjadi tanggung
jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat dan oleh karena itu
penjaminan mutu pendidikan menjadi tanggung
jawab bersama ketiga unsur tersebut;
• bahwa penjaminan mutu pendidikan perlu terus
didorong dengan perangkat peraturan perundang-
undangan yang memberikan arah dalam
pelaksanaannya;
DASAR HUKUM
1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen
5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara
6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan
Hukum Pendidikan
7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
8. Peraturan Pemerintah 74 Tahun 2008 tentang Guru
9. dll
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

NOMOR 63 TAHUN 2009


 
TENTANG

SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN


Struktur Permendiknas no.63 tahun
2009 tentang SPMP
BAB I
KETENTUAN UMUM
BAGIAN KETERANGAN PASAL 
TERKAIT
Kesatu Batasan Istilah 1
Kedua Tujuan Penjaminan Mutu 2
Pendidikan
Ketiga Paradigma dan Prinsip 3
Penjaminan Mutu Pendidikan
Keempat Cakupan Penjaminan Mutu 4
Pendidikan
Kelima Pembagian Peran dalam 5, 6, 7, dan 8
Penjaminan Mutu Pendidikan
BAB II
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN INFORMAL
BAGIAN KETERANGAN PASAL 
TERKAIT

9
BAB III
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN FORMAL DAN
NONFORMAL
BAGIAN KETERANGAN PASAL 
TERKAIT

Kesatu Acuan Mutu Dalam Penjaminan Mutu 10,11,12,dan 13


Pendidikan
Kedua Kerangka Waktu Penjaminan Mutu 14, 15, dan 16
Pendidikan
Ketiga Tanggung Jawab dan Koordinasi 17, 18 dan 19
Pemenuhan Standar Mutu Pendidikan

Keempat Jenis Kegiatan Penjaminan Mutu 20


Pendidikan

Kelima Tanggung Jawab Menteri Dalam 21, 22,23,24 dan


Penjaminan Mutu Pendidikan
25
BAB III
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN FORMAL DAN
NONFORMAL
BAGIAN KETERANGAN PASAL 
TERKAIT

Keenam Tanggung Jawab Departemen, Departemen 26, 27, 28, 29,


Agama, dan Kementerian/ Lembaga
Pemerintah Lainnya Penyelenggara Satuan 30 dan 31
Pendidikan Formal Dalam Penjaminan Mutu
Pendidikan

Ketuju Tanggung Jawab Pemerintah Provinsi Dalam 32, 33, dan 34


Penjaminan Mutu Pendidikan
kedelapan Tanggung Jawab Pemerintah Kabupaten atau 35, 36 dan 37
Kota
Dalam Penjaminan Mutu Pendidikan
BAB III
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN FORMAL DAN
NONFORMAL
BAGIAN KETERANGAN PASAL 
TERKAIT

kesembilan Tanggung Jawab Penyelenggara Satuan 38 dan 39


Pendidikan atau Program Pendidikan Dalam
Penjaminan Mutu Pendidikan

Kesepuluh Penjaminan Mutu Pendidikan Oleh Satuan 40, 41, 42, 43,
Pendidikan atau Program Pendidikan
44, 45 dan 46
BAB IV
SANKSI
BAGIAN KETERANGAN PASAL 
TERKAIT

47

BAB V
KETENTUAN PENUTUP
BAGIAN KETERANGAN PASAL 
TERKAIT

48 dan 49
TUGAS : I
1. Apa mutu pendidikan?
2. Apa penjaminan mutu pendidikan ?
3. Apa Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan?
4. Apa standar mutu pendidikan?
Istilah Umum dalam SPMP

Mutu pendidikan 

• tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang


dapat diraih dari penerapan Sistem
Pendidikan Nasional.
Istilah Umum dalam SPMP
Penjaminan mutu pendidikan 

• kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program


pendidikan, penyelenggara satuan atau program
pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan
masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan
kehidupan bangsa melalui pendidikan.
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
• subsistem dari Sistem Pendidikan Nasional yang
fungsi utamanya meningkatkan mutu
pendidikan
Standar Pelayanan Minimal
• jenis dan tingkat pelayanan pendidikan minimal
yang harus disediakan oleh satuan atau program
pendidikan, penyelenggara satuan atau program
pendidikan, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten atau kota sebagaimana
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota.
Satuan pendidikan
• kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur
formal, nonformal, dan informal pada setiap
jenjang dan jenis pendidikan.
• Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi.
Satuan pendidikan
• Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan
di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
• Pendidikan informal adalah jalur pendidikan
keluarga dan lingkungan.
Standar Nasional Pendidikan
• Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan dan
peraturan perundangan lain yang relevan.
Penjaminan dan Peningkatan
Mutu Pendidikan di Indonesia
Peningkat
an Mutu
Pendidikan

Standar
Nasional
Pendidikan
Analisis & Pengkajian
Pelaporan Mutu
Mutu Pendidikan
Pendidikan (Pengump
Penjaminan ulan Data)
Mutu 22
Siklus Pejaminan Mutu dan Peningkatan Mut
Delapan Standar Nasional Pendidikan
dan Isu Lokal

Perencanaan
dan
Moniot dan kajian Implementas Rancangan
hasil pelaksanaan i Program Penjaminan
program
Mutu &
peningkatan
Monitoring
Program
Pegembangan
Pemembangan
atau
dan
pemilihan
implementasi
instrument
program
pengumpulan
pengingkatan
data
mutu
Indentifikasi Pengumpula
pencapaian dan n dan
aspek pencatatan
pengembangan data

Laporan Verifikasi
temuan (internal dan
eksternal) dan
analisa data 23
SPMP
Strategi Pengumpulan Data
DELAPAN STANDAR NASIONAL

EVALUASI DIRI
SEKOLAH (Dengan
Validasi Eksternal)
SEKOLAH
SERTIFIKASI (Tahunanl) TARGET KAJIAN
GURU, (Sesuai
PEMUTAKHIRAN kebutuhan)
DAN CPD

(Tahunan – Sedang
berjalan) PROGRAM
PENJAMINAN
DAN
PENINGKATAN MONITORING
PROGRAM SEKOLAH OLEH
MUTU
AKREDITASI KABUPATEN
SEKOLAH OLEH PENDIDIKAN
PROPINSI (Tahunan-dalam
bentuk laporan)
(Lima tahun)

PENGUMPULAN
DATA PADATI

(Tahunan) PADATI: Pangkalan data


dan informasi
Alur Data dalam Penjaminan dan Analisa Mutu SPMP

STANDAR NASIONAL BSNP PSP/DEPDIKNAS/ DEPAG

AKREDITASI EVALUASI DIRI


SEKOLAH SEKOLAH - KAJIAN
OLEH Dengan SEKOLAH
Validasi TARGET
PROPINSI
Eksternal

DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI PROGRAM
LPMP KABUPATEN/KOTA/KANWIL MONITORING
Pelatihan SPMP dan Fasilitasi DEPAG SEKOLAH,
Pengembangan kapasitas untuk Mengumpulkan atau menerima GURU &
penjaminan mutu data KEPALA
Memasukkan data ke dalam SIMP, Memasukkan data ke dalam SEKOLAH –
dimana dibutuhkan
SPMP dimana dibutuhkan oleh
Membantu propinsi dan
Kabupaten/Kota dalam menganalisa (Depdiknas) Kabupaten/Ko
data dan mempersiapkan laporan Riviu data dan informasi ta
Reviu, monitor , dan laporan tentang sekolah
SP2MP Laporan mengenai kinerja
Mengelola, memonitor, dan sekolah
mengevaluasi block grants Mendukung peningkatan
sekolah dan guru

SERTIFIKASI
GURU & PENGUMPULA
PELATIHAN N DATA
PADATI/EMIS
TUGAS : 2
1. Apa tujuan penjaminan mutu pendidikan?
2. Apa paradigma penjaminan mutu pendidikan?
3. Apa prinsip penjaminan mutu pendidikan?
4. Apa cakupan mutu pendidikan
Tujuan Penjaminan Mutu Pendidikan
• Tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan
adalah tingginya kecerdasan kehidupan manusia
dan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh
Pembukaan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang dicapai
melalui penerapan SPMP.
Tujuan Penjaminan Mutu Pendidikan
Tujuan antara penjaminan mutu pendidikan
adalah terbangunnya SPMP, meliputi:
•terbangunnya budaya mutu pendidikan
•pembagian tugas dan tanggung jawab
•ditetapkannya secara nasional acuan mutu
•terpetakannya secara nasional mutu pendidikan
•terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan
Paradigma penjaminan mutu
• pendidikan untuk semua yang bersifat inklusif dan tidak 
mendiskriminasi peserta didik atas dasar latar belakang 
apa pun;

• pembelajaran sepanjang hayat berpusat pada peserta didik 
yang memperlakukan, memfasilitasi, dan mendorong 
peserta didik menjadi insan pembelajar mandiri yang 
kreatif, inovatif, dan berkewirausahaan; dan

• pendidikan untuk perkembangan, pengembangan, 
dan/atau pembangunan berkelanjutan (education for
sustainable development), yaitu pendidikan yang mampu 
mengembangkan peserta didik menjadi rahmat bagi 
sekalian alam.
Prinsip penjaminan mutu pendidikan
• keberlanjutan;
• terencana dan sistematis, dengan kerangka waktu dan
target-target capaian mutu yang jelas dan terukur
dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan
nonformal;
• menghormati otonomi satuan pendidikan formal dan
nonformal;
• memfasilitasi pembelajaran informal masyarakat
berkelanjutan dengan regulasi negara yang seminimal
mungkin;
• SPMP merupakan sistem terbuka yang terus
disempurnakan secara berkelanjutan.
Cakupan mutu pendidikan
• Tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa
mencakup sekurang-kurangnya:
▫ mutu keimanan, ketakwaan, akhlak, budi pekerti, dan
kepribadian;
▫ kompetensi intelektual, estetik, psikomotorik, kinestetik,
vokasional, serta kompetensi kemanusiaan lainnya sesuai
dengan bakat, potensi, dan minat masing-masing;
▫ muatan dan tingkat kecanggihan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang mewarnai dan memfasilitasi
kehidupan;
▫ kreativitas dan inovasi dalam menjalani kehidupan;
▫ tingkat kemandirian serta daya saing, dan
▫ kemampuan untuk menjamin keberlanjutan diri dan
lingkungannya
Tugas : III
1. Siapa penyelenggara satuan atau progam
pendidikan, dan apa perannya?
2. apa penjaminan mutu informal?
3. Apa peran pemerintah dalam penjaminan mutu
informal?
Penyelenggara satuan atau progam
pendidikan
• penyelenggara satuan atau program pendidikan
masyarakat;
• pemerintah kabupaten atau kota;
• pemerintah provinsi;
• Pemerintah.(Departemen Pendidikan
Nasional, Departemen Agama, dan
kementerian/lembaga pemerintah lainnya
penyelenggara satuan pendidikan)
Peran penjaminan mutu
• Penyelenggara satuan atau program pendidikan
mensupervisi, mengawasi, dan dapat memberi
fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan kepada
satuan atau program pendidikan dalam penjaminan
mutu pendidikan.
• Pemerintah kab/kota (provinsi, pemerintah)
mensupervisi, mengawasi, mengevaluasi, dan dapat
memberi bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau
bimbingan kepada satuan atau program pendidikan
sesuai kewenangannya dalam penjaminan mutu
pendidikan.
Penjaminan mutu informal
• Penjaminan mutu pendidikan informal
dilaksanakan oleh masyarakat baik secara
perseorangan, kelompok, maupun kelembagaan.
Peran Pemerintah dalam penjaminan
mutu informal
• pendirian perpustakaan & bahan pustaka
• kemudahan pendirian dan/atau pengoperasian perpustakaan
milik masyarakat seperti perpustakaan di tempat ibadah;
• kemudahan akses ke sumber belajar multi media
• pemberian subsidi atau penghargaan kepada penulis buku
nonteks dan nonjurnal-ilmiah yang berprestasi dalam pendidikan
informal;
• pemberian penghargaan kepada tokoh masyarakat yang
berprestasi atau kreatif dalam pembelajaran informal masyarakat
;
• pemberian penghargaan kepada anggota masyarakat yang sukses
melakukan pembelajaran informal secara otodidaktif
• pemberian layanan ujian kesetaraan sesuai peraturan perundang-
undangan; dll
Tugas IV
1. Apa tingkatan acuan mutu oleh
satuan/program pendidikan?
2. Untuk apa S P M berlaku?
3. Siapa yang menetapkan SPM, SNP dan Smp?
Tiga tingkatan acuan mutu, yaitu
• SPM;
• SNP; dan
• Standar mutu pendidikan di atas SNP.

Standar mutu pendidikan di atas SNP sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
• Standar mutu di atas SNP yang berbasis
keunggulan lokal
• Standar mutu di atas SNP yang mengadopsi
dan/atau mengadaptasi standar internasional
tertentu.
SPM berlaku untuk:
▫ satuan atau program pendidikan;
▫ penyelenggara satuan atau program pendidikan;
▫ pemerintah kabupaten atau kota; dan
▫ pemerintah provinsi.

• SNP berlaku bagi satuan atau program pendidikan.


• Standar mutu di atas SNP berlaku bagi satuan atau program
pendidikan yang telah memenuhi SPM dan SNP.
• Standar mutu di atas SNP yang berbasis keunggulan lokal
dapat dirintis pemenuhannya oleh satuan pendidikan yang
telah memenuhi SPM dan sedang dalam proses memenuhi
SNP.
Penetapan SPM, SNP
• SPM ditetapkan oleh Menteri.
• SNP ditetapkan oleh Menteri.
• Standar mutu di atas SNP dipilih oleh satuan
atau program pendidikan sesuai prinsip otonomi
satuan pendidikan.
Tugas : V
1. Digunakan untuk apa pemenuhan SPM oleh
satuan pendidikan?
2. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk
pemenuhan SMP bagi satuan pendidikan,
pemerintah kabupaten, dan pemerintah
provinsi?
3. Bagaimana kaitan antara SNP, SPM, Rencana
strategik dan rencana tahunan?
4. Siapa penanggung jawan pemenuhan SPM?
SPM digunakan oleh satuan pendidikan
• dalam rangka memperoleh izin definitif
pendirian satuan pendidikan atau pembukaan
program pendidikan.
• paling lambat 2 (dua) tahun setelah satuan atau
program pendidikan memperoleh izin prinsip
untuk berdiri dan beroperasi.
• SPM yang berlaku bagi penyelenggara satuan
pendidikan(pem kab/kota, pem provinsi)
dipenuhi oleh penyelenggara satuan pendidikan
dalam waktu paling lama 5 (lima) tahun sejak
ditetapkannya SPM yang bersangkutan
Kaitan antara SNP, SMP di atas SNP,
Rencana strategik dan rencana
tahunan
Pemenuhan SPM menjadi tanggung
jawab:
• satuan atau program pendidikan formal atau
nonformal;
• penyelenggara satuan atau program
pendidikan formal atau nonformal;
• pemerintah kabupaten atau kota; dan
• pemerintah provinsi.
Tugas : VI
1. Apa jenis kegiatan penjaminan mutu?
2. Bagaimana pengukuran ketercapaian program?
3. Apa hub SNP. SPM, Audit kinerja, akreditasi,
sertifikasi dan dll
Kegiatan
Penjamin
an Mutu
Pengukuran ketercapaian standar
mutu acuan dilakukan melalui
Tugas VII
1. Bagaimana tanggung jawab menteri dalam
penjaminan mutu pendidikan?
2. Bagaimana pemetaan SPM dilakukan?
3. Bagaimana pula penyelengaraan ujian
nasional?
4. Bagaimana mekanisme akreditasi satuan atau
program pendidikan?
Tanggung jawab Menteri dalam PMP

Regulasi SPM SNP

Koordinasi
Evaluasi PMP
Dlm
Renstra
Depdiknas
Pemetaan SPM dan SNP
Satuan Pend

Penyelenggara
Balitbang PAUD
(Pemetaan SPM Pemerintah Dikdas
dan SNP) Kab/kota

Pemerintah
• LPMP
Propinsi • P2PNFI,
• BPPNFI,
•Departemen
Agama, dan
Kementerian/
Lembaga
pemerintah lainnya
Tugas : VIII
1. Bagaimana tanggung jawab pemerintah
provinsi dalam penjaminan mutu?
Tanggung Jawab Pemerintah Provinsi
Dalam Penjaminan Mutu Pendidikan

• Regulasi
• Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta
pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan,
dan/atau bimbingan oleh pemerintah provinsi
kepada satuan atau program pendidikan:
• FORMAL LPMP
• NON FORMAL P2PNF/BPPNF
Dengan pertimbangan:
• Dewan Pendidikan, BAN S/M, BAN-PNF
Tanggung jawab pemprov
Tugas IX:
1. Bagaimana tanggung jawab pemerintah daerah
Kabupaten/Kota dalam penjaminan mutu?
Tanggung jawab pemda Kab/Kota
Tanggung jawab satuan pendidikan
dalam penjaminan mutu
• tanggung jawab satuan atau program pendidikan
dan wajib didukung oleh seluruh pemangku
kepentingan satuan atau program pendidikan.
• dipimpin oleh pemimpin satuan atau program
pendidikan.
• Komite sekolah/madrasah memberi bantuan
sumberdaya, pertimbangan, arahan, dan
mengawasi sesuai kewenangannya terhadap
penjaminan mutu oleh satuan pendidikan.
Tanggung jawab satuan pendidikan
dalam penjaminan mutu
• Penjaminan mutu oleh satuan pendidikan
dilaksanakan sesuai prinsip otonomi satuan
pendidikan untuk mendorong tumbuhnya
budaya kreativitas, inovasi, kemandirian,
kewirausahaan, dan akuntabilitas.
• Penjaminan mutu oleh satuan pendidikan tinggi
dilaksanakan sesuai prinsip otonomi keilmuan.
• Satuan atau program pendidikan menetapkan
prosedur operasional standar (POS) penjaminan
mutu satuan atau program pendidikan
Satuan pendidikan wajib mengikuti:
SIMP, menghubungkan:
• penyelenggara satuan pendidikan;
• pemerintah kabupaten atau kota yang
bersangkutan;
• pemerintah provinsi yang bersangkutan;
• Departemen Agama, bagi satuan atau program
pendidikan agama dan keagamaan;
• kementerian/lembaga lain penyelenggara satuan
atau program pendidikan; dan Departemen.
ICB: Internal Capacity Building

Anda mungkin juga menyukai