Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS PERIKANAN BUDIDAYA KECAMATAN

TANJUNG KABUPATEN TABALONG ,PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


THE DEVELOPMENT OF CULTIVATED FISHERY BASED TOURISM VILLAGE AT
TANJUNG DISTRICT, SOUTH BORNEO PROVINCE
Oleh : Ganang Fajar Ramadhan
Nim 10.24.025,Teknik Perencanaan wilayah Kota, Fakultas Teknik Sipil Dan
Perencanaan, Institut Teknologi Nasional Malang,
Pembimbing I : Ir Agustina Nurul Hidayati., MTP
Pembimbing II : Arief Setiyawan, ST.,MT
Email : Sianakbambu@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi dari tujuan untuk merumuskan langkah-langkah apa
saja yang perlu dijabarkan dalam membentuk pengembangan desa wisata berbasis
perikanan budidaya, sehingga nantinya dapat menghubungkan antara sektor pariwisata
dengan sektor perikanan budidaya. Proses penilitian dilakukan dengan melakukan survey
dilapangan untuk menemukan fakta baru tentang dunia perikanan budidaya,sehingga
ditemukan fakta bahwa Di Kecamatan Tanjung orang-orang lebih memilih
membudidayakan ikan benih daripada ikan konsumsi,terlebih lagi akan lebih memuaskan
apabila memanfaatkan masyarakat disana sebagai sumber daya manusia (SDM) dalam
mengelola desa wisata berbasis perikanan budidaya sehingga peran mereka bukan hanya
sebatas petani ikan saja namun dapat berperan penting dalam pengembangan desa
wisata berbasis perikanan budidaya ini, penelitian ini menggunakan metode analisa
potensi kelayakan, analisa perbandingan keuntungan ,analisa tingkat kesulitan dan resiko
dalam usaha perikanan budidaya serta analisa Deskriftif kuantitaif,
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan melakukan pencarian
data dan obervasi dilapangan bahwa Dikecamatan Tanjung hanya terdapat desa tertentu
saja yang bisa dijadikan desa wisata berbasis perikanan budidaya sehingga bagaimana
menentukannya akan dibahas dalam penelitian ini. Selain itu pun peneliti melakukan
perbandingan dengan membandingkan hasil keuntungna produktivitas perikanan budidaya
dengan membandingkan produksi ikan konsumsi dan ikan bibit dengan tujuan
memprioritaskan yang mana yang lebih unggul, setelah melakukan perbandingan peneliti
juga mengembangkan konsep atraksi wisata edukasi perikanan budidaya dengan
mengumpulkan responden untuk dijadikan sumber daya manusia (SDM) dengan mencari
desa-desa yang ada kelompok budidaya ikan tawarnya agar dapat mencari instruktur dan
bentuk atraksi yang bisa ditawarkan.
Oleh sebab itudalam memahami pariwisata diperlukan kajian yang bukan hanya
bertolok ukur pada satu aspek saja namun beberapa aspek juga dapat dilihat agar bisa
mendapatkan kreasi pariwisata berdasarkan imajinasi yang telah dikembangkan sesuai
dengan keinginan kita.
Kata Kunci: Perikanan Budidaya, Desa wisata dan Pengembangan
Abstract
Research background was the aim to formulate any steps that should be taken to
illustrate the development of cultivated fishery based tourism village which later could
involve the relation between tourism sector and cultivated fishery sector. Field survey was
conducted and had found new fact about cultivated fishery world. This fact indicated that

peoples in Tanjung District preferred to cultivate seedling fishes than consumption fishes.
The participation of peoples as human resource to manage cultivated fishery based
tourism village was very gratifying. Peoples not only worked as farmer but also played
important role in developing cultivated fishery based tourism village. Several methods
were used in this research such as analysis of reliability potential, analysis of profit
comparison, analysis of difficulty and risk in the cultivated fishery work, and analysis of
quantitative descriptive.
Result of research in which data searching and field observation were involved had
showed that Tanjung District had certain villages that could be developed into cultivated
fishery based tourism village. How these villages could be developed was elucidated in this
research. The author compared the outcome of cultivated fishery productivity and the
production of seed and consumption fishes. This comparison facilitated the author in
prioritizing on the option with superior productivity. After comparison, the author
developed the concept of tourism attraction with cultivated fishery education.
Respondents were collected to be used as human resource to apply this concept. Some
villages with freshwater fish cultivator group were visited to search for instructors and to
hunt for attractions that could be possibly offered.
Therefore, tourism must be understood by reviewing not only one aspect but also
several aspects. Such review was important to produce a tourism creation based on our
personal imagination and interest.
Keywords: Cultivated Fishery, Tourism Village and Development
Pendahuluan
Desa wisata1 adalah suatu
bentuk
integrasi
antara
atraksi,
akomodasi dan fasilitas pendukung yang
disajikan
dalam
suatu
struktur
kehidupan masyarakat yang menyatu
dengan tata cara dan tradisi yang
berlaku(
Nuryanti,
Wiendu.
1993.
Concept, Perspective and Challenges).
Usaha
optimalisasi
kepariwisataan
selalu
memerlukan
prioritas-prioritas penanganan sektoral
dari daerah secara terpadu dalam
wadah
penataan
ruang
wilayah/daerah.Oleh
karena
itu
pariwisata telah menjelma menjadi
sektor industri terbesar yang mampu
menghidupkan
roda
perekonomian
suatu daerah secara berkelanjutan
bahkan memberikan asupan yang
fundamental bagi postur keuangan
negara.
Pengembangan
desa
wisata
dengan berbasis perikanan budidaya

1 Nuryanti, Wiendu. 1993.


(Concept, Perspective and
Challenges)

merupakan salah satu usaha prioritas


untuk meningkatkan
citra
budaya
daerah yang merupakan sebagian besar
penduduknya adalah membudidayakan
ikan tawar sebagai pendapatan dan
penghasilan
sehari-hari
maupun
perbulannya.
Budidaya
perairan
merupakan sektor yang sangat penting
peranannya
dalam
mendukung
peningkatan produksi perikanan air
tawar sangat penting dalam pemenuhan
perekonomian daerah secara intensif,
dari berbagai lapisan.
Peninjauan dari sumber daya
manusia
yang
berpengalaman
diharapkan dapat memberikan sentuhan
baru
bagi
dunia
pariwisata
di
Kalimantan
khususnya
di
Provinsi
Kalimantan Selatan ini. Untuk saat ini
ada
beberapa
hal
yang
dapat
dikembangkan di desa wisata dengan
memanfaatkan akomodasi wisata serta
atraksi yang dapat dinikmati apalagi
dalam
desa
wisata
pengunjung
diperkenankan untuk menginap agar
dapat tinggal dan berdekatan langsung
dengan para pembudidaya sehingga

dapat belajar dan membeli bibit atau


ikan untuk dikonsumsi nantinya.

Ruang lingkup wilayah studi


dalam penelitianpengembangan desa
wisata berbasis perikanan budidaya
Kecamatan
Tanjung.adalah
di
Rumusan Permasalahan
Kecamatan
Tanjungitu
sendiri
di
Oleh karena itu akan lebih baik Kecamatan
Tanjung
ini
terdapat
apabila sektor perikanan budidaya beberapa desa yang diantaranya ada 15
setempat
diiringi
dengan
sektor desa dengan batas wilayah sebagai
kepariwisataan
agar
manfaat
dan berikut:
keuntungan serta kerjasama antara Batas Utara : Kecamatan Bintang Ara
pemerintah dan masyarakat bisa terjalin Batas Selatan : Kecamatan Kelua
dengan baik, maka dari itu pertanyaan Batas Barat
: Provinsi Kalimantan
penilitian yang tepat dan difokuskan Tengah
dalam
penelitian
ini
adalah Batas Timur
:Harui,
Murung
Bagaimana mengembangkan desa Pudak,dan Tanta
wisata
berbasis
perikanan Kegunaan Dan Manfaat Penelitian
budidaya Di Kecamatan Tanjung?
Kegunaan
dan
manfaat
dalam
penelitian
ini
dimaksudkan
agar
Tujuan Dan Sasaran Penelitian
harapan dan tujuan dari penelitian ini
A.Tujuan
bisa
berguna
dan
tersampaikan,
Dari permasalahan yang telah di sehingga lebih bagus lagi apabila dapat
identifkasi dari pertanyaan penelitian di aplikasikan ke daerah lokasi studi
yang telah dirumuskan, maka dari sehingga pengerjaan studi ini sangat
sejumlah pertanyaan yang diangkat dari potensial baik pada pemerintah maupun
rumusan
masalah
maka
tujuan masyarakat.
penelitian penulisan pengembangan Kegunaan
desa
wisata
berbasis
perikanan
Dalam kajian penelitian tersebut
budidaya Kecamatan Tanjung adalah akan menjelaskan tentang kegunaan
untuk
mengetahui
cara desa
wisata
berbasis
perikanan
mengembangkan desa wisata berbasis budidaya, dimana wisata merupakan
perikanan budidaya Di Kecamatan sektor penting dalam pengembangan
Tanjung.
suatu
daerah
disamping
dapat
B.Sasaran Penelitian
menumbuhkan
perekonomian
Berdasarkan
tujuan
penelitian daerah,selain itu bisa menjadi daya tarik
diatas maka untuk mencapai tujuan khusus dalam suatu daerah untuk
tersebut dibutuhkan beberapa sasaran menarik
wisatawan
asing
dan
penelitian yang tepat diantaranya wisatawan lokal.
adalah sebagai berikut:
Manfaat
a) Melakukan
identifikasi
potensi
Manfaat
dari
kajian
penulisan
kelayakan desa dan kelurahan sebagai pengembangan Desa Wisata berbasis
desa
wisata
berbasis
perikanan perikanan budidaya di Kecamatan
budidaya.
Tanjung
sendiri
dapat
dikaitkan
b) Melakukan
perbandingan
hasil kebeberapa
macam
aspek
dalam
produktivitas budidaya ikan konsumsi perencanaan seperti aspek sosial,fisik,
dan budidaya ikan benih pada kelompok infrastruktur dan lain-lain, sehingga
budidaya ikan untuk prioritas produksi.
dalam aspek tersebut dapat menyebar
c) Mengembangkan konsep wisata edukasi langsung kemasyarakat dan pemerintah
perikanan budidaya
daerah sehingga hasilnya diharapkan
C.Ruang Lingkup Wilayah
dapat mencapai kesejahteraan bagi

peningkatan
perekonomian
daerah
dibidang pariwisata dan perikanan
budidaya, adapun manfaat dari kajian
ini sendiri diharapkan dapat bermanfaat
bagi
pemerintah
setempat
dan
masyrakat lokal itu sendiri.
Manfaat Untuk Pemerintah
Beberapa hal manfaat yang dapat
diambil dari penelitian ini tentu saja
untuk meningkatkan kebutuhan dari
stimulasi stakeholder untuk stakeholder
itu sendiri,meskipun dalam hasil dan
kaitannya yang berbeda-beda,manfaat
dari kajian ini tentu saja akan mengarah
langsung kepada pemerintah daerah
setempat khsusnya dibidang pariwisata
dan
bidang
perikanan
sehingga
terjalinnya komunikasi dan kerjasama
dalam
meningkatkan
kebutuhan
pembangunan daerah setempat.
Manfaat Untuk Masyarakat
Beberapa hal manfaat yang dapat
diambil dari penelitian ini adalah agar
meningkatkan
sektor
perikanan
budidaya kearah sector pariwisata
dengan basis yang berbeda yaitu
memanfaatkan
perikanan
budidaya
yang sudah ada untuk dijadikan atraksi
wisata
yang
diharapkan
dapat
memberikan nilai lebih dan daya tarik
kepada wisatawan dan masyarakat
lokal.Adapun manfaat yang dapat dilihat
diantaranya adalah :
1. Menjadikan destinasi wisata baru
kepada
masyarakat
kecamatan
tanjung secara khusus.
2. Meningkatnya promosi penjualan
terhadap perbandingan yang sudah
diprioritaskan.
3. Meningkatkan
pengetahuan
tentang
pembudidayaan
ikan
kepada
masyarakat
luas,
khususnnya wisatawan.
Tinjauan Pustaka
1.Pengembangan Destinasi Wisata

Pengembangan
Destinasi
pariwisata2 adalah suatu entitas yang
mencakup wilayah geografis tertentu
yang didalamnya terdapat komponen
produk pariwisata (atraksi,amenitas,dan
aksesbilitas) dan layanan, serta unsure
pendukung lainyya (masyarakat, pelaku
industri
pariwisata,
dan
institusi
pengembang) yang membentuk sistem
yang
sinergis
dalam
menciptakan
motivasi kunjungan serta totalitas
pengalaman kunjungan bagi wisatawan.
2.Desa Wisata
Desa wisata merupakan "Suatu
kawasan pedesaan yang menawarkan
keseluruhan
suasana
yang
mencerminkan keaslian pedesaan baik
dari kehidupan sosial ekonomi, sosial
budaya, adat istiadat, keseharian,
memiliki arsitektur bangunan dan
struktur tata ruang desa yang khas,
atau kegiatan perekonomian yang unik
dan menarik serta mempunyai potensi
untuk
dikembangkannya
berbagai
komponen kepariwisataan, misalnya :
atraksi, akomodasi, makanan-minuman,
cindera-mata, dan kebutuhan wisata
lainnya.
3.Desa Wisata Berbasis Perikanan
budidaya
Desa Wisata Berbasis Perikanan
Budidaya merupakan ide penulis untuk
menggabungkan kegiatan perikanan
budidaya yang ada di Desa/Kelurahan
yang merupakan kegiatan paling besar
dalam bidang perekonomian, sehingga
dapat di kembangkan kearah sektor
pariwisata
yang
memanfaatkan
kegiatan perikanan budidaya sehingga
dapat di kenal di masyarakat luas.
4.Perikanan Budidaya
Perikananan merupakan semua
kegiatan yang berkaitan dengan ikan,
termasuk memproduksi ikan, baik
melalui
penangkapan
(perikanan
tangkap) maupun budidaya dan atau

2Aby legawa (2008),manajemen


destinasi pariwisata

mengolahnya
untuk
memenuhi
kebutuhan
manusia
akan
pangan
sebagai sumber protein dan non pangan
(pariwisata, ikan hias dan lain-lain).
Ruang lingkup kegiatan usaha perikanan
tidak hanya memproduksi ikan saja (on
farm), tetapi juga mencakup kegiatan
off farm, seperti pengadaan sarana dan
prasarana
produksi,
pengolahan,
pemasaran,
pemodalan,
riset
dan
pengembangan, perundang-undangan,
serta faktor usaha pendukung lainnya.
Jenis usaha perikanan dibagi menjadi
tiga
antara
lain:
Usaha
melalui
penangkapan, usaha melalui budidaya
dan
usaha
pengolahan
ikan.Pada
komponen
selanjutnya
adalah
bagaimana menyatukan desa wisata
dan
perikanan
budidaya
yang
merupakan
suatu
kegiatan
usaha
masyarakat dalam menunjang kebuthan
sehari-hari mereka, namun di desa
Kecamatan Tanjung terdapat beberapa
desa yang memiliki kegiatan perikanan
budidaya yang terkenal sampai ke
daerah
lain
salah
satunya
yang
terkenalk Desa Kambitin Raya dan Desa
Kambitin.

Gambar
Perikanan Budidaya Tambak Dan
Panen Ikan Lele Dumbo

Sumber
:http://titikfocus.blogspot.com/2011/07/
menilai-layak-tidaknya-usahaperikanan.kambitin raya-Kalimantan
selatan.html

5.Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi
yang didasarkan atas sifat-sifat variabel
yang diamati. Definisi operasional
mencakup
hal-hal
penting
dalam
penelitian yang memerlukan penjelasan.
Definisi operasional bersifat spesifik,
rinci,
tegas
dan
pasti
yang
menggambarkan karakteristik variabelvariabel penelitian dan hal-hal yang
dianggap penting. Oleh karena itu untuk
Definisi Operasional pada penelitian
Desa
wisata
berbasis
perikanan
budidaya ini adalah:
a.Perikanan Budidaya
Perikanan budidaya adalah suatu
kegiatan pemeliharaan jenis ikan dalam
lingkungan tertentu dengan jenis ikan
mulai dari ikan bibit sampai konsumsi
dengan skala kecil sampai besar,
dengan demikian perikanan budidaya
merupakan
elemen
yang
akan
digunakan pada penelitan ini yang
mendasarinya adalah desa wisata yang
akan digunakan sebagai basis yang
menghubungkan
pariwisata
dengan
perikanan budidaya.
b.Ikan Bibit
Ikan bibit merupakan ikan kecil
hasil pembiakan dari ikan dewasa dan
umurnya sekitar 1-4 minggu,dengan
demikian penjualan ikan bibit juga
mendapat keuntungan seperti penjualan
ikan konsumsi pada umumnya sehingga
yang mendasari ikan bibit adalah akan
dilakukan perbandingan keuntungan
terhadap
ikan
konsumsi
sebagai
prioritas produksi.
c.Ikan Konsumsi
Ikan Konsumsi merupakan proses
pemeliharan dari ikan yang sudah
masuk masa panen yang umurnya
sekitar 1-12 bulan tergantung dari jenis
ikan tawar yang dipanen, dengan
demikian penjualan ikan konsumsi juga
mendapat keuntungan seperti penjualan
ikan bibit pada umumnya sehingga yang
mendasari ikan konsumsi adadalah akan
dilakukannya perbandingan keuntungan

terhadap ikan bibit sebagai prioritas


produksi.
d.Atraksi Wisata
Atraksi wisata3 adalah sesuatu
yang menarik untuk dilihat, dirasakan,
dinikmati dan dimiliki oleh wisatawan,
yang
dibuat
oleh
manusia
dan
memerlukan persiapan terlebih dahulu
sebelum
diperlihatkan
kepada
wisatawan (Yoeti, 1996 : 172), dengan
demikian untuk penilaian kelayakan
desa
wisata
berbasis
perikanan
budidaya
diperlukan
juga
melihat
atraksi apa saja yang sudah ada sebagai
bahan penilaian pada kelayakan desa
dan kelurahan mana yang cocok
sebagai desa wisata berbasis perikanan
budidaya.
e.Akomodasi
Akomodasi adalah suatu yang
disediakan untuk memenuhi kebutuhan,
misalnya tempat menginap atau tempat
tinggal sementara bagi orang yang
bepergian, dengan demikian akomodasi
digunakan untuk kebutuhan pariwisata
sebagai tempat tinggal sementara
wisatawan oleh karena itu akomodasi
digunakan sebagai bahan acuan untuk
penilaian kelayakan untuk kelayakan
desa
wisata
berbasis
perikanan
budidaya dari 12 desa dan kelurahan Di
Kecamatan Tanjung.
f.Sarana Transportasi
Sarana transportasi adalah alat
atau
media
untuk
memindahkan
sesuatu dari satu tempat ke tempat
yang lainnya. (mengarah ke kata
benda), dengan demikian penyedian
dan kebutuhan sarana transportasi pada
desa
wisata
berbasis
perikanan
budidaya digunakan sebagai alat atau

3 Pengertian obyek wisata dan


pengertian atraksi wisata By Rafans
Manado. Under: Ilmu Pengetahuan
Pariwisata, Indonesia, Info
Pariwisata. Tags: WordPress,
Indonesia, Travel and Tourism,
Blogdetik.com, Ilmu Pengetahuan
Pariwisata

media untuk mengantarkan wisatawan


ketempat
desa
wisata
berbasis
perikanan budidaya nantinya, sehingga
akan dilakukan penilaian dari jumlah
sarana transportasi yang ada untuk
kelayakan
desa
wisata
berbasis
perikanan budidaya di 15 desa dan
kelurahan Di Kecamatan Tanjung.
g.Prasarana Transportasi
Prasarana transportasi adalah
fasilitas yang menampung sarana
transportasi
seperti
terminal,pelabuhan , dan Bandar udara,
Dengan demikian dalam penilaian
kelayakan
desa
wisata
berbasis
perikanan budidaya nantinya diperlukan
jumlah prasarana yang ada agar
diketahui titik lokasi prasarana tersebut
agar dijadikan penilaian dari jumlah
prasarana transportasi yang ada untuk
kelayakan
desa
wisata
berbasis
perikanan budidaya dari 15 desa dan
kelurahan Di Kecamatan Tanjung.
h.Sumber daya manusia
Sumber daya manusia (SDM)4 adalah
manusia yang bekerja dilingkungan
suatu organisasi (disebut juga personil,
tenaga kerja, pekerja atau karyawan),
dengan demikian dalam melibatkan
masyarakat sebagai tenaga diperlukan
data-data
untuk
mengajak
para
masyarakat agar dapat berperan dalam
pengembangan desa wisata berbasis
perikanan budidaya Di Kecamatan
Tanjung.
i.Ketersediaan Sebagai Pemandu
Wisata
Ketersediaan sebagai pemandu
wisata di sini dimaksudkan untuk para
masyarakat khususnya para petani ikan
agar dapat ikut berperan sebagai
pemandu wisata.
j.Keahlian Berdasarkan Kompetensi
Keahlian
berdasarkan
kompetensi disini dimaksudkan para

4 Nawawi (2001:
https://ridwaniskandar.files.wordpres
s.com/2009/05/1-pengertiansdm.pdf)

masyarakat khsuusnya para petani ikan


yang harus lolos uji kompetensi
berdasarkan
kompetensi
perikanan
budidaya.
k.Jangka Waktu Budidaya
Jangka waktu budidaya disini
dimaksudkan jangka waktu bahwa
seberapa
lama
para
masyarakat
khsusnya para petani ikan dalam
melakukan usaha perikanan budidaya
karena semakin lama usaha peruikanan
budidaya dapat disimpulkan bahwa
tingkat pengalaman semakin tinggi.
Metodologi Penelitian
1.Jenis Penelitian
Jenis penilitan pada judul penilitian ini
bersifat Deduktif5, metode deduktif
adalah cara analisis dari kesimpulan
umum atau jeneralisasi yang di uraikan
menjadi contoh-contoh kongkrit atau
fakta-fakta
untuk
menjelaskan
kesimpulan atau jeneralisasi tersebut.
Misalnya: petani selalu ragu dalam
mengembangkan usahanya.
2.Teknik Analisa Data
Dalam
melakukan
kajian
analisis
terhadap kondisi eksisting dilapangan,
di butuhkan metode-metode analisis
data
yang
mengarah
pada
penuyusunan, oleh sebab itu untuk
meneliti hal apa saja yang di dapat
dilapangan sesuai dengan kebutuhan
data maka untuk mencapai output yang
dibutuhkan
diperlukan juga metode
yang tepat untuk mencapai analisis
yang dilakukan.
3.Analisa
Potensi
Kelayakan
Berdasarkan Kriteria Penilaian
Pada
analisis
tingkat
kelayakan
berdasarkan kriteria penilaian6 ini biasa

5 Kutipan dari
(http://corvuszell.blogspot.com/2013
/06/pengertian-metode-deduktifdan-contohnya.html)

6 Metode yang dipakai oleh Friska


Silitonga,Siti Latifah, danYunus
Afiffuddin dalam penelitian Analisis
Potensi Ekowisatadi Desa Sosor

digunakan
untuk
mencari
tingkat
kelayakan suatu wisata,
Skor/nilai untuk satu kriteria penilaian
komponen desa wisata dapat dihitung
dengan rumus S = N x B Keterangan:
S = Skor/nilai suatu kriteria
N = Jumlah nilai unsur-unsur pada
kriteria komponen
B = Bobot nilai
Total
skor
yang
diperoleh
dibandingkan dengan total skor suatu
nilai kriteria apabila setiap unsur-unsur
pada kriteria memiliki nilai misalnya 6.
Menurut Karsudi, dkk (2010), setelah
dilakukan perbandingan akan diperoleh
nilai kelayakan dalam bentuk jumlah.
Nilai jumlah kelayakan suatu kegiatan
wisata adalah sebagai berikut:
a)Tingkat kelayakan > 50 layak
dikembangkan
b)Tingkat kelayakan 30 belum layak
dikembangkan
c)Tingkat kelayakan < 30.3: tidak layak
dikembangkan
4.Analisis
Perbandingan
Keuntungan
Analisis perbandingan keuntungan7
merupakan analisis yang digunakan
untuk
membandingkan
keuntungan
produksi dari jenis usaha satu dengan
usaha
lainnya,
maka
untuk
membandingkannya
diperlukan
pengumpulan data dari setiap kelompok
data untuk melihat sejumlah data
pengeluaran
berdasarkan
hasil
penjualan
komoditas
ikan,analisis
perbandingan
merupakan
hasil
Dolok, Kecamatan Harian,
Kabupaten Samosir(Analysisof
Ecotourism Potential in Sosor Dolok
Village, Harian Sub District, Samosir
Regency)

7 Metode yang dipakai oleh Rahmi,


Yelsi (2010) analisis perbandingan
pendapatan dan keuntungan
usahatani antara kentang konsumsi
dengan kentang bibit di kecamatan
lembah gumanti kabupaten solok.
other thesis, fakultas pertanian.

pengurangan antara total penerimaan


dengan total biaya yang dikeluarkan.
Analisis keuntungan dilakukan dengan
mencatat seluruh penerimaan dan
pengeluaran usaha sesuai dengan
kapasitas produksi. Keuntungan dibagi
menjadi keuntungan atas biaya tunai
dan biaya total, Penerimaan total adalah
nilai produk total dalam jangka waktu
tertentu.,Pengeluaran total adalah nilai
semua input yang dikeluarkan dalam
proses produksi.
Dalam
penelitian
ini
analisis
keuntungan dilakukan atas biaya total
saja. Perhitungan keuntungan usaha
atas biaya total secara matematis
adalah:

Di mana: = Keuntungan usaha


Tr = Penerimaan Total
Tb = Total Biaya
5.AnalisaTingkat Kesulitan Dan
Resiko Dalam Usaha Perikanan
Budidaya
Pada
metode
analisa
selanjutnya
adalah
bagaimana
menentukan tingkat kesulitan dan resiko
dalam usaha perikanan budidaya ikan
tawar seperti hal yang pernah di
jelaskan oleh Harwood et al (1999) dan
Moschini
dan
Hennessy
(1999)8,
Beberapa sumber risiko yang dapat
dihadapi oleh petani Ikan di antaranya
adalah:
Maka dari itu rumus yang di pakai
adalah
Jumlah Responden Yang Menjawab
X 100%Nilai Proporsi
Analisis Deskriptif Kuantitatif

Teori dan Metode dalam Risiko


Usaha tani dan Risiko Usaha
Budidaya Ikan Gurami Harwood et
al (1999) dan Moschini dan
Hennessy (1999)

Analisis Deskriptif Kuantitatif


adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis
data
dengan
cara
mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan.
Teknik
analisis
ini
digunakan
untuk
mengakumulasi
sejumlah data kuesioner yang telah
direkap
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Kondisi Lokasi Penelitian Di
Kecamatan Tanjung
Kecamatan Tanjung dengan
ibu
kotanya Tanjung terletak di tengahtengah Kabupaten Tabalong Kalimantan
Selatan dengan batas Utara Kecamatan
Bintang Ara, Batas Selatan Kecamatan
Kelua, batas Barat Provinsi Kalimantan
Tengah dan Batas Timur Haruai atau
Murung Pudak dan Tanta dengan posisi
geografis berada pada 1150 9 1150 47
Bujur Timur dan 10 18 20 25 Lintang
Selatan.
2. Akomodasi Desa Dan Kelurahan
Di Kecamatan Tanjung
Akomodasi desa dan kelurahan
sebagai pelengkap kebutuhan tujuan
wisata di suatu daerah, dimana apabila
ditemukan
meningkatnya
jumlah
wisatawan
yang
datang
sehingga
kurang
mencukupinya
kebutuhan
penginapan di suatu desa wisata maka
solusinya adalah memanfaatkan semua
Hotel/Losmen yang tersedia dibeberapa
desa/kelurahan.
3. Sarana Dan Prasarana
Transportasi Pariwisata
Sarana dan prasarana Transportasi
sangat dibutuhkan pada desa wisata
perikanan budidaya karena alternatif
bagi wisatawan yang tidak mempunyai
alat transportasi bisa di antisipasi, pada
kecamatan tanjung sendiri terdapat 3
unit angkutan dalam kota berupa mobil
pick up jenis L 300 yang sering
digunakan penumpang menuju lokasi
dengan rute keliling Kecamatan Tanjung

ditambah transportasi jenis Ojek yang


sering digunakan masyarakat ketempattempat terpencil.
4. Jalur Dan Jadwal Angkutan Umum
Dalam Kota
Setelah sarana dan prasarana
tranportasi di atas maka selanjutnya
adalah Jalur dan rute angkutan dalam
kota yang dimana setelah kita ketahui
desa dan kelurahan yang di lewati oleh
angkutan umum dalam kota hanya dil
ewati oleh 3 armada.
5.Atraksi Wisata Di Kecamatan
Tanjung
Atraksi wisata di Kecamatan Tanjung
selain akan menarik wisatawan desa
wisata yang ada nantinya, maka atraksi
ini akan sangat bermanfaat apabila
terdapat pada desa wisata nantinya
selain akan menambah daya tarik juga
dapat
dijadikan
sebagai
kenangkenangan
bagi
wisatwan
yang
berkunjung di Kecamatan Tanjung ini.
Atraksi wisata dibawah ini bukan
hanya sekedar dari atraksi namun juga
landmark Kota Tanjung yang bisa
dijadikan kunjungan wisata dengan
berfoto-foto seperti di Tugu Tanjung Puri.

Harga Produksi Ikan Konsumsi Per


Kg
Ikan
Jenis ikan
konsumsi
Harga/kg
(Ton)
Nila
288.5
9000
Mas
28.7
12000
Patin
54.6
18000
Lele
54.6
13500
Sumber: Survey & wawancara
Tabel
Luas Kolam Dan Karamba Perikanan
Budidaya
Di Kecamatan Tanjung
N
o

Nama desa

Kolam
(ha)

Karamb
a (ha)

1
2
3
4
5
6

Kambitin
54
Kambitin raya
101.8
Jangkung
0.012
Mahe seberang
0.002
Garunggung
0.004
Sungai pimping
0.024
Jumlah
155.8
0.042
Sumber: Dinas Perikanan & Peternakan
Tahun 2013

6. Perikanan Budidaya Kecamatan


Tanjung
Pada tahap selanjutnya adalah
melihat sejauh mana perkembangan
perikanan budidaya yang ada di
Kecamatan Tanjung, pada perikanan
budidaya
disini
hanya
terdapat
beberapa desa/kelurahan saja yang
memiliki potensi perikanan budidaya
dan itu pun belum bisa dikatakan layak
dikembangkan menjadi desa wisata
perikanan
budidaya
apabila
tidak
memiliki manajemen khusus dari petani
ikan, karena hanya 2 desa saja yang
memiliki kelompok budidaya ikan dan
yang lainnya tidak ada sama sekali.
Tabel

N
o

6.Rekapan Data Kuesioner Untuk


Wisata
Edukasi
Di
Kecamatan
Tanjung
Pada rekapan data kuesioner wisata
edukasi ini peneliti mengambil sampel
pertanyaan untuk perikanan yang
mempunyai kelompok budidaya ikan
dan lokasi yang strategis karena mereka
lebih mempunyai organisasi yang jelas
dalam menunjang kebutuhan perikanan
budidaya mereka, Dengan tujuan untuk
pengumpulan
data
untuk
pengembangan wisata edukasi sebagai
atraksi pada desa wisata perikanan
budidaya. Pada data di bawah ini
peneliti hanya mengambil 2 desa yang
berpotensi dan mempunyai kelompok
ikan yaitu Desa Kambitin Raya dengan
Desa Kambitin karena ke 2 desa
tersebut memiliki kelompok petani ikan
yang mempunyai manajemen tersendiri,
terlebih
lagi
mereka
mempunyai
budidaya ikan benih yang dapat kita di
pelajari.
Tabel
Rekapan Data Ketersediaan
Sebagai Pengajar Wisata Edukasi
Pada Kelompok Jaya Mukti Kambitin
Raya

N
o

1
2
3
4
5
6

Nama
Petani
Ikan

Kusnanda
r
Muhidin
Dedik
Riyanto
Dwi
Susilo
Samsul

Ketersediaan Sebagai
Pengajar Wisata
Edukasi
Kuran
Tidak
Berse
g
Berse
dia
Berse
dia
dia

7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2

Juwono
Jaenudin
Hidayat

Ketersediaan Sebagai
Pengajar Wisata
Edukasi
Kuran
Tidak
Berse
g
Berse
dia
Berse
dia
dia

Burhan

Amin

Maskudin
Heri
Nugroho
Rusdians
yah
Supiyan
Sauri

Hendri

Uyeh
Faisal
Rozaq
Slamet
Urifani
Daim
Muktiyok
o
Daim
Muktiyon
o

Nama
Petani
Ikan

Sokran

Jumlah
21
1
0
Sumber :hasil Survey & rekapan data
kuesioner

Analisa Pengembangan Desa


Wisata Berbasis Perikanan
Budidaya
Analisa pengembangan desa wisata
berbasis
perikanan
budidaya
ini
merupakan rangkaian analisis yang
dugunakan untuk mencapai sasaran
dalam perumusalan pengembangan
desa
wisata
berbasis
perikanan
budidaya ini, sehingga nantinya dapat
mengetahui desa mana yang berpotensi
sebagai desa wisata berbasis perikanan
budidaya.

10

1.Identifikasi
Potensi
Kelayakan
Desa Dan Kelurahan Sebagai Desa
Wisata
Berbasis
Perikanan
Budidaya
Dengan
menggunakan
analisis
kriteria penilaian dan analisis kelayakan
2.
ini mekanisme penilaiannya terhadap
jumlah komponen yang dimiliki adalah
dengan mengakumulasi nilai 1-4 dengan
jumlah nilai atau bobot dengan jumlah
1,misalkan jumlah pada akomodasi yang
dimiliki ada 4 maka jumlah nilainya
adalah 2 apabila 8 maka nilai bobotnya
adalah 3,maka dari itu bobot yang
diperoleh adalah 1 maka hal tersebut
kurang baik, apabila 2 cukup baik, 3
baik, dan 4 sangat baik tergantung dari
jumlah
dan
penyesuaian
dengan
keadaan dilapangan.

Raya dengan nilai kelayakan 98,5 ,


sedangkan desa yang memiliki nilai 34<
seperti Kelurahan Tanjung tidak layak
dikembangkan
karena
tidak
lolos
penilaian.
Perbandingan Hasil Produktivitas
Budidaya
Ikan
Konsumsi
Dan
Budidaya
Ikan
Bibit
Di
Desa
Kambitin Dan Kambitin Raya
Pada saat peneliti terjun kelapangan
saat survey primer peneliti langsung
menemukan
beberapa
hal
yang
diantaranya adalah banyaknya jumlah
budidaya benih daripada ikan konsumsi,
hal tersebut membuat peneliti bertanyatanya dan setelah melaukan kajian
wawancara dan analisa data peneliti
mengetahui penyebab mengapa para
petani ikan budidaya lebih memilih
pembenihan daripada ikan konsumsi.
3.Hasil
Analisis
Perbandingan
Antara Produktivitas Ikan Bibit &
Ikan Konsumsi

Setelah dilihat dilakukan analisis


kelayakan dari 15 desa dan kelurahan di
Kecamatan Tanjung maka berdasarkan
kriteria yang sudah dilakukan penilaian
dan dikomparasikan dengan analisis
tingkat kelayakan maka desa yang
cocok dijadikan desa wisata berbasis
perikanan budidaya di Kecamatan
Pada perbandingan diatas ternyata
Tanjung adalah desa kambitin dengan
ikan
bibit
lebih
menguntungkan
nilai kelayakan 52,5 dan Desa Kambitin

11

daripada
ikan
konsumsi,
karena
Berdasarkan keterangan diatas dapat
diketahui bahwa hasil perbandingan
antara produktivitas ikan konsumsi dan
ikan bibit sangat jauh berbeda hasil
keuntungannya pada Desa Kambitin
Raya karena Total presentase dari ikan
bibit sebesar 99% sedangkan ikan
konsumsi hanya 54 % hal ini disebabkan
karena
pengeluaran
biaya
yang
dikeluarkan
pada
perawatan
ikan
konsumsi
sangat
sebesar
Rp
163,260,000 melebihi pengeluaran ikan
a)
bibit yang hanya sebesar Rp7,920,000
karena ikan bibit hanya memerlukan
waktu selama 2 minggu saja untuk di
jual sedangkan pada produktivitas ikan
konsumsi terdapat 12 orang yang
mempunyai
keuntungan
dari
ikan
konsumsi
yaitu
Kusnandar,Muhidin,Dedik,Riyanto, Dwi
Susilo, Samsul, Juwono, Hidayat, Amin,
Rusdiansyah, Hendri dan Sokran dengan
keuntungan antara 8 %- 90 % dengan
keuntungan berkisar Rp 35,940,000-Rp
1,497,090,000. Sedangkan 9 sisanya
seperti Jaenudin,Burhan,Maskudin,Heri
b)
Nugroho, Supiyan Sauri, Uyeh, faisal
Rozaq, Slamet Urifani, dan Daim
Muktiyono yang mempunyai minus 94%
-31% hal ini dikarenakan tidak kembali
modal
karena
mahalnya
biaya
pemeliharaanya ikan konsumsi yang
membutuhkan perawatan khusus dan
pemberian pakan yang rutin setiap hari,
maka dari itu hasil yang didapat antara
-38,910,000 sampai -122,679,900
3. Hasil Seleksi Instruktur Wisata
Edukasi Perikanan Budidaya
Pada
hasil
analisa
dapat
dilihat
berdasarkan hasil analisa ini dengan
menggabungkan hasil dari Kategori
waktu, hasil responden, dan Hasil
Kriteria berdasarkan Kompetensi maka
didesa Kambitin Raya maka hasil analisa
mendapatkan
8
orang
instruktur
diantaranya yaitu H.Roseno, Syarifudin,
Raji, Toto, Umar Rasidin Umar Rasidin,
Pujianto, dan UsmanPada hasil analisa

diatas dapat dilihat berdasarkan hasil


analisa ini dengan menggabungkan
hasil
dari
kategori
waktu,
hasil
responden,
dan
hasil
kriteria
berdasarkan kompetensi maka didesa
kambitin raya mendapatkan 7 orang
instruktur diantaranya yaitu Muhidin,
Riyanto, Dwi susilo, Samsul, Daim
muktiyoko,Dedik dan Sokran.
Penutup
1.Kesimpulan
Identifikasi Potensi Kelayakan Desa
Dan
Kelurahan
Sebagai
Desa
Wisata
Berbasis
Perikanan
Budidaya
Berdasarkan analisa yang telah
dilakukan untuk menguraikan seluruh
data yang ada, maka setelah di analisis
dari 15 desa dan kelurahan di
Kecamatan Tanjung dengan melakukan
penilaian terhadap komponen desa
wisata berbasis perikanan budidaya
maka ternyata hanya mendapatkan 2
desa saja yang layak dijadikan desa
wisata berbasis perikanan budidaya,
Perbandingan Keuntungan Antara
Budidaya Ikan Konsumsi Dengan
Ikan Benih Untuk Prioritas Produksi
Pada hasil analisa perbandingan antara
ikan konsumsi dengan ikan bibit pada
Desa Kambitin Raya yaitu pada
kelompok petani ikan Jaya Mukti
ternyata hasil analisa menunjukkan ikan
Bibit lebih besar keuntungannya dari
pada ikan konsumsi, karena
berdasarkan analisa menunjukkan 22
orang dari 1 kelompok mendapat
persentase sebesar 98%-100% dari hasil
penjualan karena setelah diketahui para
petani mendapatkan keuntungan bersih
sebesar Rp 354,580,000- Rp
2,145,580,000 hal ini disebabkan ikan
benih pemeliharaannya sangat singkat
yaitu sekitar 2-3 minggu saja bahkan
sampai 2 minggu bibit sudah terjual
sekitar 1000 ekor perkonsumen,
Di Desa Kambitin pun terdapat 9
orang seperti H. Roseno ,syarifudin,

12

Raji , Umar Rasidin, winarno, lukman,


a)
mulyono, Pujianto, Usman dengan
penghasilan ikan konsumsi sebesar Rp
235,140,000- Rp 580,740,000.00 karena
b)
faktor ketelitian dan ketekunan dalam
bersusaha
sehingga
orang-orang
tersebut memiliki penghasilan sebesar
itu namun hal itu masih sedikit jika
dibandingkan dengan hasil mereka
c)
berbudidaya ikan benih yaitu antara Rp
482,080,000.00 Rp 1,132,080,000.00
karena sudah disebutkan bahwa ikan
benih biaya pemeliharaannya sangat
murah ditambah usia panen hanya
sekitar 2-3 minggu saja dan siap untuk
di jual, namun hanya Sugiarto dan
Muhammad Tohar yang mempunyai
hasil minus pada pembudidayaan ikan
konsumsi hal ini dikarenakan biaya
pemeliharaan lebih besar daripada hasil
bersih ikan konsumsi, jadi di Desa
Kambitin ikan benih lebih banyak
dibudidayakan daripada ikan konsumsi.
c) Pengembangan
Atraksi
Wisata
Edukasi Perikanan Budidaya
Pada kesimpulan yang dapat ditarik
pada pengembangan atraksi wisata
edukasi perikanan budidaya ini adalah
bagaimana
melibatkan
masyarakat
d)
secara langsung dalam kegiatan desa
wisata perikanan budidaya ini, sehingga
harapannya adalah masyarakat yang
berusaha dan keuntungannya mereka
juga yang memperolehnya dan pada
saat itu juga wisatawan mendapat
keuntungan dari segi ilmu pengetahuan
yang telah mereka terima setelah
berkunjung ke desa wisata ini, sehingga
manfaatnya
adalah
ilmu
yang
bermanfaat bagi semua orang.
2.Rekomendasi
Berdasarkan hasil kesimpulan yang
telah
di
tarik
diharapkan
dapat
menguntungkan
stakeholder
yang
saling terkait maka dari itu rekomendasi
yang bisa ditawarkan adalah :

Menjadikan Desa Kambitin Raya dan


Desa Kambitin sebagai desa wisata
berbasis perikanan budidaya
Menyarankan kepada masyarakat petani
ikan bahwa budidaya ikan benih harus
diprioritaskan secara menyeluruh di dua
desa wisata perikanan budidaya Di Desa
Kambitin Raya dan Desa Kambitin.
Khusus untuk para kelompok petani ikan
kelompok Barokah Jaya dan Jaya Mukhti
agar dapat mengembangkan wisata
edukasi demi meningkatkan keramaian
dan kecerdasan dalam berbudidaya ikan
terhadap masyarakat luas khususnya
wisatawan, terlebih lagi diharapkan
kepada dinas pariwisata Kabupaten
Tabalong
dapat
memberikan
apresiasinya seperti
Agar segera menjadikan Desa Kambitin
dan Desa Kambitin Raya bisa menjadi
desa
wisata
berbasis
perikanan
budidaya
Memberikan kebutuhan atraksi wisata
edukasi yang diperlukan desa wisata
perikanan budidaya
Memberikan kontribusi besar terhadap
desa wisata perikanan budidaya Desa
Kambitin Raya dan Desa Kambitin
Penelitian lanjutan dapat dilakukan
untuk menindak lanjuti kekurangan
yang perlu ditingkatkan di desa wisata
berbasis perikanan budidaya yang ada
di Kecamatan Tanjung ini, seperti
persepsi wisatawan terhadap atraksi
yang sudah dikembangkan, dan pola
penyebaran ikan benih yang ada di desa
wisata berbasis perikanan budidaya ini.
Daftar Pustaka
1.Buku :
Drs Bambang Sunaryo.M.sc.MS Dalam
buku buku KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN DESTINASI WISATA
Gumelar s. Sastrayuda ( 2010) dalam
hand out mata kuliah concept resort
and leisure, strategi pengembangan
dan pengelolaan resort and leisure

13

Susanto, 1987 :119 Buku Beberapa


METODE BUDIDAYA IKAN karya ir.
Eddy afrianto & Ir.Evi Livianto
Youdastyo 04 01 12067/ Kompleks
Wisata Perikanan Kalitirto II-26 BAB II
Tinjauan Umum Tentang Wisata
Perikanan.
Nuryanti Wiendu, Dalam buku(Concept,
Perspective and Challenges) tahun
1993
Reisinger dan Steiner, 2006; Olsen,
2002 Jurnal Studi Pembangunan
persepsi wisatawan mancanegara
terhadap kualitas Obyek dan daya
tarik (ODTW)SUMUT
2.Penelitian Thesis :
Friska Silitonga,Siti Latifah, danYunus
Metode (2010) Analisis Potensi
kelayakan oleh Friska Silitonga,Siti
Latifah, danYunus Afiffuddin dalam
penelitian
Analisis
Potensi
Ekowisatadi Desa Sosor Dolok,
Kecamatan
Harian,
Kabupaten
Samosir(Analysisof
Ecotourism
Potential in Sosor Dolok Village,
Harian
Sub
District,
Samosir
Regency)
Rahmi, Yelsi (2010), Metode analisis
perbandingan
keuntungan
oleh

Rahmi,
Yelsi
(2010)
analisis
perbandingan
pendapatan
dan
keuntungan
usahatani
antara
kentang konsumsi dengan kentang
bibit di kecamatan lembah gumanti
kabupaten
solok.
other
thesis,
fakultas pertanian
Harwood et al (1999) dan Moschini dan
Hennessy (1999) Teori dan Metode
dalam Risiko Usaha tani dan Risiko
Usaha Budidaya Ikan Gurami
3.Produk Kebijakan Pemerintah :
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 2009 dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 11)
4.Internet :
http://alamtani.com & Buku Ikan
budidaya karya Dra S Rachmatun
Suyanto.
(http://corvuszell.blogspot.com/2013/06/
pengertian-metode-deduktif-dancontohnya.html)

14

Anda mungkin juga menyukai