Jurnalkufakar
Jurnalkufakar
peoples in Tanjung District preferred to cultivate seedling fishes than consumption fishes.
The participation of peoples as human resource to manage cultivated fishery based
tourism village was very gratifying. Peoples not only worked as farmer but also played
important role in developing cultivated fishery based tourism village. Several methods
were used in this research such as analysis of reliability potential, analysis of profit
comparison, analysis of difficulty and risk in the cultivated fishery work, and analysis of
quantitative descriptive.
Result of research in which data searching and field observation were involved had
showed that Tanjung District had certain villages that could be developed into cultivated
fishery based tourism village. How these villages could be developed was elucidated in this
research. The author compared the outcome of cultivated fishery productivity and the
production of seed and consumption fishes. This comparison facilitated the author in
prioritizing on the option with superior productivity. After comparison, the author
developed the concept of tourism attraction with cultivated fishery education.
Respondents were collected to be used as human resource to apply this concept. Some
villages with freshwater fish cultivator group were visited to search for instructors and to
hunt for attractions that could be possibly offered.
Therefore, tourism must be understood by reviewing not only one aspect but also
several aspects. Such review was important to produce a tourism creation based on our
personal imagination and interest.
Keywords: Cultivated Fishery, Tourism Village and Development
Pendahuluan
Desa wisata1 adalah suatu
bentuk
integrasi
antara
atraksi,
akomodasi dan fasilitas pendukung yang
disajikan
dalam
suatu
struktur
kehidupan masyarakat yang menyatu
dengan tata cara dan tradisi yang
berlaku(
Nuryanti,
Wiendu.
1993.
Concept, Perspective and Challenges).
Usaha
optimalisasi
kepariwisataan
selalu
memerlukan
prioritas-prioritas penanganan sektoral
dari daerah secara terpadu dalam
wadah
penataan
ruang
wilayah/daerah.Oleh
karena
itu
pariwisata telah menjelma menjadi
sektor industri terbesar yang mampu
menghidupkan
roda
perekonomian
suatu daerah secara berkelanjutan
bahkan memberikan asupan yang
fundamental bagi postur keuangan
negara.
Pengembangan
desa
wisata
dengan berbasis perikanan budidaya
peningkatan
perekonomian
daerah
dibidang pariwisata dan perikanan
budidaya, adapun manfaat dari kajian
ini sendiri diharapkan dapat bermanfaat
bagi
pemerintah
setempat
dan
masyrakat lokal itu sendiri.
Manfaat Untuk Pemerintah
Beberapa hal manfaat yang dapat
diambil dari penelitian ini tentu saja
untuk meningkatkan kebutuhan dari
stimulasi stakeholder untuk stakeholder
itu sendiri,meskipun dalam hasil dan
kaitannya yang berbeda-beda,manfaat
dari kajian ini tentu saja akan mengarah
langsung kepada pemerintah daerah
setempat khsusnya dibidang pariwisata
dan
bidang
perikanan
sehingga
terjalinnya komunikasi dan kerjasama
dalam
meningkatkan
kebutuhan
pembangunan daerah setempat.
Manfaat Untuk Masyarakat
Beberapa hal manfaat yang dapat
diambil dari penelitian ini adalah agar
meningkatkan
sektor
perikanan
budidaya kearah sector pariwisata
dengan basis yang berbeda yaitu
memanfaatkan
perikanan
budidaya
yang sudah ada untuk dijadikan atraksi
wisata
yang
diharapkan
dapat
memberikan nilai lebih dan daya tarik
kepada wisatawan dan masyarakat
lokal.Adapun manfaat yang dapat dilihat
diantaranya adalah :
1. Menjadikan destinasi wisata baru
kepada
masyarakat
kecamatan
tanjung secara khusus.
2. Meningkatnya promosi penjualan
terhadap perbandingan yang sudah
diprioritaskan.
3. Meningkatkan
pengetahuan
tentang
pembudidayaan
ikan
kepada
masyarakat
luas,
khususnnya wisatawan.
Tinjauan Pustaka
1.Pengembangan Destinasi Wisata
Pengembangan
Destinasi
pariwisata2 adalah suatu entitas yang
mencakup wilayah geografis tertentu
yang didalamnya terdapat komponen
produk pariwisata (atraksi,amenitas,dan
aksesbilitas) dan layanan, serta unsure
pendukung lainyya (masyarakat, pelaku
industri
pariwisata,
dan
institusi
pengembang) yang membentuk sistem
yang
sinergis
dalam
menciptakan
motivasi kunjungan serta totalitas
pengalaman kunjungan bagi wisatawan.
2.Desa Wisata
Desa wisata merupakan "Suatu
kawasan pedesaan yang menawarkan
keseluruhan
suasana
yang
mencerminkan keaslian pedesaan baik
dari kehidupan sosial ekonomi, sosial
budaya, adat istiadat, keseharian,
memiliki arsitektur bangunan dan
struktur tata ruang desa yang khas,
atau kegiatan perekonomian yang unik
dan menarik serta mempunyai potensi
untuk
dikembangkannya
berbagai
komponen kepariwisataan, misalnya :
atraksi, akomodasi, makanan-minuman,
cindera-mata, dan kebutuhan wisata
lainnya.
3.Desa Wisata Berbasis Perikanan
budidaya
Desa Wisata Berbasis Perikanan
Budidaya merupakan ide penulis untuk
menggabungkan kegiatan perikanan
budidaya yang ada di Desa/Kelurahan
yang merupakan kegiatan paling besar
dalam bidang perekonomian, sehingga
dapat di kembangkan kearah sektor
pariwisata
yang
memanfaatkan
kegiatan perikanan budidaya sehingga
dapat di kenal di masyarakat luas.
4.Perikanan Budidaya
Perikananan merupakan semua
kegiatan yang berkaitan dengan ikan,
termasuk memproduksi ikan, baik
melalui
penangkapan
(perikanan
tangkap) maupun budidaya dan atau
mengolahnya
untuk
memenuhi
kebutuhan
manusia
akan
pangan
sebagai sumber protein dan non pangan
(pariwisata, ikan hias dan lain-lain).
Ruang lingkup kegiatan usaha perikanan
tidak hanya memproduksi ikan saja (on
farm), tetapi juga mencakup kegiatan
off farm, seperti pengadaan sarana dan
prasarana
produksi,
pengolahan,
pemasaran,
pemodalan,
riset
dan
pengembangan, perundang-undangan,
serta faktor usaha pendukung lainnya.
Jenis usaha perikanan dibagi menjadi
tiga
antara
lain:
Usaha
melalui
penangkapan, usaha melalui budidaya
dan
usaha
pengolahan
ikan.Pada
komponen
selanjutnya
adalah
bagaimana menyatukan desa wisata
dan
perikanan
budidaya
yang
merupakan
suatu
kegiatan
usaha
masyarakat dalam menunjang kebuthan
sehari-hari mereka, namun di desa
Kecamatan Tanjung terdapat beberapa
desa yang memiliki kegiatan perikanan
budidaya yang terkenal sampai ke
daerah
lain
salah
satunya
yang
terkenalk Desa Kambitin Raya dan Desa
Kambitin.
Gambar
Perikanan Budidaya Tambak Dan
Panen Ikan Lele Dumbo
Sumber
:http://titikfocus.blogspot.com/2011/07/
menilai-layak-tidaknya-usahaperikanan.kambitin raya-Kalimantan
selatan.html
5.Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi
yang didasarkan atas sifat-sifat variabel
yang diamati. Definisi operasional
mencakup
hal-hal
penting
dalam
penelitian yang memerlukan penjelasan.
Definisi operasional bersifat spesifik,
rinci,
tegas
dan
pasti
yang
menggambarkan karakteristik variabelvariabel penelitian dan hal-hal yang
dianggap penting. Oleh karena itu untuk
Definisi Operasional pada penelitian
Desa
wisata
berbasis
perikanan
budidaya ini adalah:
a.Perikanan Budidaya
Perikanan budidaya adalah suatu
kegiatan pemeliharaan jenis ikan dalam
lingkungan tertentu dengan jenis ikan
mulai dari ikan bibit sampai konsumsi
dengan skala kecil sampai besar,
dengan demikian perikanan budidaya
merupakan
elemen
yang
akan
digunakan pada penelitan ini yang
mendasarinya adalah desa wisata yang
akan digunakan sebagai basis yang
menghubungkan
pariwisata
dengan
perikanan budidaya.
b.Ikan Bibit
Ikan bibit merupakan ikan kecil
hasil pembiakan dari ikan dewasa dan
umurnya sekitar 1-4 minggu,dengan
demikian penjualan ikan bibit juga
mendapat keuntungan seperti penjualan
ikan konsumsi pada umumnya sehingga
yang mendasari ikan bibit adalah akan
dilakukan perbandingan keuntungan
terhadap
ikan
konsumsi
sebagai
prioritas produksi.
c.Ikan Konsumsi
Ikan Konsumsi merupakan proses
pemeliharan dari ikan yang sudah
masuk masa panen yang umurnya
sekitar 1-12 bulan tergantung dari jenis
ikan tawar yang dipanen, dengan
demikian penjualan ikan konsumsi juga
mendapat keuntungan seperti penjualan
ikan bibit pada umumnya sehingga yang
mendasari ikan konsumsi adadalah akan
dilakukannya perbandingan keuntungan
4 Nawawi (2001:
https://ridwaniskandar.files.wordpres
s.com/2009/05/1-pengertiansdm.pdf)
5 Kutipan dari
(http://corvuszell.blogspot.com/2013
/06/pengertian-metode-deduktifdan-contohnya.html)
digunakan
untuk
mencari
tingkat
kelayakan suatu wisata,
Skor/nilai untuk satu kriteria penilaian
komponen desa wisata dapat dihitung
dengan rumus S = N x B Keterangan:
S = Skor/nilai suatu kriteria
N = Jumlah nilai unsur-unsur pada
kriteria komponen
B = Bobot nilai
Total
skor
yang
diperoleh
dibandingkan dengan total skor suatu
nilai kriteria apabila setiap unsur-unsur
pada kriteria memiliki nilai misalnya 6.
Menurut Karsudi, dkk (2010), setelah
dilakukan perbandingan akan diperoleh
nilai kelayakan dalam bentuk jumlah.
Nilai jumlah kelayakan suatu kegiatan
wisata adalah sebagai berikut:
a)Tingkat kelayakan > 50 layak
dikembangkan
b)Tingkat kelayakan 30 belum layak
dikembangkan
c)Tingkat kelayakan < 30.3: tidak layak
dikembangkan
4.Analisis
Perbandingan
Keuntungan
Analisis perbandingan keuntungan7
merupakan analisis yang digunakan
untuk
membandingkan
keuntungan
produksi dari jenis usaha satu dengan
usaha
lainnya,
maka
untuk
membandingkannya
diperlukan
pengumpulan data dari setiap kelompok
data untuk melihat sejumlah data
pengeluaran
berdasarkan
hasil
penjualan
komoditas
ikan,analisis
perbandingan
merupakan
hasil
Dolok, Kecamatan Harian,
Kabupaten Samosir(Analysisof
Ecotourism Potential in Sosor Dolok
Village, Harian Sub District, Samosir
Regency)
Nama desa
Kolam
(ha)
Karamb
a (ha)
1
2
3
4
5
6
Kambitin
54
Kambitin raya
101.8
Jangkung
0.012
Mahe seberang
0.002
Garunggung
0.004
Sungai pimping
0.024
Jumlah
155.8
0.042
Sumber: Dinas Perikanan & Peternakan
Tahun 2013
N
o
N
o
1
2
3
4
5
6
Nama
Petani
Ikan
Kusnanda
r
Muhidin
Dedik
Riyanto
Dwi
Susilo
Samsul
Ketersediaan Sebagai
Pengajar Wisata
Edukasi
Kuran
Tidak
Berse
g
Berse
dia
Berse
dia
dia
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
Juwono
Jaenudin
Hidayat
Ketersediaan Sebagai
Pengajar Wisata
Edukasi
Kuran
Tidak
Berse
g
Berse
dia
Berse
dia
dia
Burhan
Amin
Maskudin
Heri
Nugroho
Rusdians
yah
Supiyan
Sauri
Hendri
Uyeh
Faisal
Rozaq
Slamet
Urifani
Daim
Muktiyok
o
Daim
Muktiyon
o
Nama
Petani
Ikan
Sokran
Jumlah
21
1
0
Sumber :hasil Survey & rekapan data
kuesioner
10
1.Identifikasi
Potensi
Kelayakan
Desa Dan Kelurahan Sebagai Desa
Wisata
Berbasis
Perikanan
Budidaya
Dengan
menggunakan
analisis
kriteria penilaian dan analisis kelayakan
2.
ini mekanisme penilaiannya terhadap
jumlah komponen yang dimiliki adalah
dengan mengakumulasi nilai 1-4 dengan
jumlah nilai atau bobot dengan jumlah
1,misalkan jumlah pada akomodasi yang
dimiliki ada 4 maka jumlah nilainya
adalah 2 apabila 8 maka nilai bobotnya
adalah 3,maka dari itu bobot yang
diperoleh adalah 1 maka hal tersebut
kurang baik, apabila 2 cukup baik, 3
baik, dan 4 sangat baik tergantung dari
jumlah
dan
penyesuaian
dengan
keadaan dilapangan.
11
daripada
ikan
konsumsi,
karena
Berdasarkan keterangan diatas dapat
diketahui bahwa hasil perbandingan
antara produktivitas ikan konsumsi dan
ikan bibit sangat jauh berbeda hasil
keuntungannya pada Desa Kambitin
Raya karena Total presentase dari ikan
bibit sebesar 99% sedangkan ikan
konsumsi hanya 54 % hal ini disebabkan
karena
pengeluaran
biaya
yang
dikeluarkan
pada
perawatan
ikan
konsumsi
sangat
sebesar
Rp
163,260,000 melebihi pengeluaran ikan
a)
bibit yang hanya sebesar Rp7,920,000
karena ikan bibit hanya memerlukan
waktu selama 2 minggu saja untuk di
jual sedangkan pada produktivitas ikan
konsumsi terdapat 12 orang yang
mempunyai
keuntungan
dari
ikan
konsumsi
yaitu
Kusnandar,Muhidin,Dedik,Riyanto, Dwi
Susilo, Samsul, Juwono, Hidayat, Amin,
Rusdiansyah, Hendri dan Sokran dengan
keuntungan antara 8 %- 90 % dengan
keuntungan berkisar Rp 35,940,000-Rp
1,497,090,000. Sedangkan 9 sisanya
seperti Jaenudin,Burhan,Maskudin,Heri
b)
Nugroho, Supiyan Sauri, Uyeh, faisal
Rozaq, Slamet Urifani, dan Daim
Muktiyono yang mempunyai minus 94%
-31% hal ini dikarenakan tidak kembali
modal
karena
mahalnya
biaya
pemeliharaanya ikan konsumsi yang
membutuhkan perawatan khusus dan
pemberian pakan yang rutin setiap hari,
maka dari itu hasil yang didapat antara
-38,910,000 sampai -122,679,900
3. Hasil Seleksi Instruktur Wisata
Edukasi Perikanan Budidaya
Pada
hasil
analisa
dapat
dilihat
berdasarkan hasil analisa ini dengan
menggabungkan hasil dari Kategori
waktu, hasil responden, dan Hasil
Kriteria berdasarkan Kompetensi maka
didesa Kambitin Raya maka hasil analisa
mendapatkan
8
orang
instruktur
diantaranya yaitu H.Roseno, Syarifudin,
Raji, Toto, Umar Rasidin Umar Rasidin,
Pujianto, dan UsmanPada hasil analisa
12
13
Rahmi,
Yelsi
(2010)
analisis
perbandingan
pendapatan
dan
keuntungan
usahatani
antara
kentang konsumsi dengan kentang
bibit di kecamatan lembah gumanti
kabupaten
solok.
other
thesis,
fakultas pertanian
Harwood et al (1999) dan Moschini dan
Hennessy (1999) Teori dan Metode
dalam Risiko Usaha tani dan Risiko
Usaha Budidaya Ikan Gurami
3.Produk Kebijakan Pemerintah :
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 2009 dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 11)
4.Internet :
http://alamtani.com & Buku Ikan
budidaya karya Dra S Rachmatun
Suyanto.
(http://corvuszell.blogspot.com/2013/06/
pengertian-metode-deduktif-dancontohnya.html)
14