Osce Blok 16
Osce Blok 16
STATINS OSCE
BLOK 16 : SISTEM RESPIRASI
Angkatan 2013
a.
Sesak Napas
1. Basic
Introduction
(Assalamualaikum untuk HHH dapet nilai plus-) Selamat pagi, pak! Perkenalkan saya
dr. Statins.
Inform Concent
Sebelumnya kita akan tanya jawab, agar saya mengetahui apa keluhannya. Apa bapak
bersedia?
Establishing Rapport
Identitas pasien
Namanya siapa? Umurnya berapa? Alamatnya dimana? Pekerjaannya apa?
Bila sudah dituliskan di skenario crosscheck ulang. Kalau di meja berikutnya identitas
masih sama jangan ditanya lagi (paling tidak crosscheck saja).
Jadi nama Bapak _____ ya? Usianya ___ tahun?
2. Anamnesis
Apa keluhannya? (sesak napas)
Sejak kapan?
Sesaknya waktu kapan?
Sesaknya hilang timbul atau terus menerus?
Kalau menarik napas atau menghembuskan napas susah gak?
Waktu bernapas ada bunyi gak?
Semakin sesak kalo lagi ngapain pak? (mis. debu, cuaca dingin, aktivitas)
Supaya gak sesak lagi, biasanya ngapain? (mis. istirahat, cuaca panas)
4. Kesimpulan
Berdasarkan keluhan yang bapak sampaikan, saya menyimpulkan bahwa bapak menderita
blabla. Tetapi untuk memastikannya masih perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
5. Penutup
Baiklah, apakah dari penjelasan saya tadi ada yang ingin Bapak ingin tanyakan atau
sampaikan?
Kalau begitu terima kasih atas kunjungan Bapak. Silahkan datang kemari jika ada rasa tidak
nyaman atau sekedar konsultasi. Terima kasih, Pak. Jaga kesehatannya ya!
b. Nyeri Dada
1. Basic
Introduction
(Assalamualaikum untuk HHH dapet nilai plus-) Selamat pagi, pak! Perkenalkan saya
dr. Statins.
Inform Concent
Sebelumnya kita akan tanya jawab, agar saya mengetahui apa keluhannya. Apa bapak
bersedia?
Establishing Rapport
Identitas pasien
Namanya siapa? Umurnya berapa? Alamatnya dimana? Pekerjaannya apa?
Bila sudah dituliskan di skenario crosscheck ulang. Kalau di meja berikutnya identitas
masih sama jangan ditanya lagi (paling tidak crosscheck saja).
Jadi nama Bapak _____ ya? Usianya ___ tahun?
2. Anamnesis
Apa keluhannya? (Nyeri dada)
Sejak kapan?
Nyerinya waktu kapan?
Nyerinya gimana? (tercekik, tertekan, terhimpit benda berat, atau tidak nyaman)
Nyerinya dimana? (dada sebelah mana)
Kalau berbaring mengarah ke bagian yang sakit gak?
Ada nyeri tempat lain gak? Dimana? (penjalaran nyeri)
Nyeri nya lama atau cuma sebentar? Kira-kira berapa menit? (>30menit, <30menit)
Nyerinya makin berat kalo lagi ngapain pak? (mis. karena aktifitas fisik)
Supaya nyerinya reda, biasanya ngapain? (mis. karena aktifitas fisik)
Ada keluhan lain pak? (batuk yang disertai dahak/ tidak berdahak, batuk darah, nafas
berbunyi/ tidak, demam, keringat malam, penurunan berat badan, nafsu makan
berkurang)
Apakah sudah pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya?
4. Kesimpulan
Berdasarkan keluhan yang bapak sampaikan, saya menyimpulkan bahwa bapak menderita
blabla. Tetapi untuk memastikannya masih perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
5. Penutup
Baiklah, apakah dari penjelasan saya tadi ada yang ingin Bapak ingin tanyakan atau
sampaikan?
Kalau begitu terima kasih atas kunjungan Bapak. Silahkan datang kemari jika ada rasa tidak
nyaman atau sekedar konsultasi. Terima kasih, Pak. Jaga kesehatannya ya!
c.
Batuk
1. Basic
Introduction
(Assalamualaikum untuk HHH dapet nilai plus-) Selamat pagi, pak! Perkenalkan saya
dr. Statins.
Inform Concent
Sebelumnya kita akan tanya jawab, agar saya mengetahui apa keluhannya. Apa bapak
bersedia?
Establishing Rapport
Identitas pasien
Namanya siapa? Umurnya berapa? Alamatnya dimana? Pekerjaannya apa?
Bila sudah dituliskan di skenario crosscheck ulang. Kalau di meja berikutnya identitas
masih sama jangan ditanya lagi (paling tidak crosscheck saja).
Jadi nama Bapak _____ ya? Usianya ___ tahun?
2. Anamnesis
Apa keluhannya? (batuk)
Sejak kapan?
Batuknya kapan saja?
Batuknya hilang timbul atau terus menerus?
Batuknya gimana? (berdahak atau nggak, ada darah nggak)
Kalo berdahak, dahaknya gimana (cair atau kental)? Warnanya apa? Bau atau gak?
Dahaknya sedikit atau banyak?
Kalau ada darah, darahnya warna apa (warna merahnya gimana?)? darahnya sedikit,
bercak-bercak, atau banyak?
Batuknya semakin parah karena apa? (mis. debu, cuaca dingin, aktivitas)
Biasanya batuknya reda karena apa? (mis. Minum air hangat, istirahat, cuaca panas)
Ada keluhan lain pak? (nyeri dada, sesak napas, nafas berbunyi/ tidak, demam, keringat
malam, penurunan berat badan, nafsu makan berkurang)
Apakah sudah pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya?
4. Kesimpulan
Berdasarkan keluhan yang bapak sampaikan, saya menyimpulkan bahwa bapak menderita
blabla. Tetapi untuk memastikannya masih perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
5. Penutup
Baiklah, apakah dari penjelasan saya tadi ada yang ingin Bapak ingin tanyakan atau
sampaikan?
Kalau begitu terima kasih atas kunjungan Bapak. Silahkan datang kemari jika ada rasa tidak
nyaman atau sekedar konsultasi. Terima kasih, Pak. Jaga kesehatannya ya!
*Kalo sama dr Diah, dr Zen, just do it! Ga usah pake ngoceh pokoknya lakukan dan sebutkan
interpretasi*
1. Basic
Introduction
(Assalamualaikum untuk HHH dapet nilai plus-) Selamat pagi, pak! Perkenalkan saya dr.
Statins.
Inform Concent
Disini saya akan melakukan pemeriksaan fisik paru. Apa bapak bersedia?
Establishing Rapport
Identitas pasien
Namanya siapa? Umurnya berapa? Alamatnya dimana? Pekerjaannya apa?
Bila sudah dituliskan di skenario crosscheck ulang. Kalau di meja berikutnya identitas masih
sama jangan ditanya lagi (paling tidak crosscheck saja).
Jadi nama Bapak _____ ya? Usianya ___ tahun?
Protip
Bapak silakan berbaring! Bajunya dibuka ya pak! saya cuci tangan dulu! Jangan lupa berdiri
di kanan pasien!
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
a.
Bentuk dada
bentuk?
b.
Frekuensi pernapasan
c.
Sifat pernapasan
d.
Irama pernapasan
cepat
kerusakan di sentral seperti meningitis dan sklerotik), tidak teratur, diselingi apnea (Biot),
asimetri
7 STATINS ANR AMSA UNSRI
Stem fremitus
Prosedur:
1.
2.
Minta pasien mengucapkan angka tujh tujuh (77). Pemeriksanya edukasiin pasiennya
minta mengucapkan dengan maksimal. Kalo perlu contohin.
3.
4.
Telapak tangan pemeriksa harus menyentuh semua lobus. Oleh karena itu letakkan
telapak tangan pada puncak paru (lobus superior), lalu geser ke tengah (lobus media),
dan bagian bawah paru (lobus inferior)
5.
Sebelum berpindah ke lobus berikutnya, pindahkan posisi tangan pada kedua sisi
untuk lebih pasti mendengar stem fremitusnya
b.
Apeks jantung
Batas paru-jantung
1.
2.
Satu jari dibawah costa 2 (ICS 2), palpasi ke medial. Dengarkan suara sonor paru.
Lakukan pada kedua sisi sampai terdengar perubahan suara menjadi redup = ICS V
lineamidclavicularis
b.
2.
Satu jari dibawah costa 2 (ICS 2), ketuk. Akan terdengar suara sonor. Terus lakukan
hingga terdengar suara pekak pada ICS 6.
3.
Minta pasien menarik napas, tahan sebentar. Ketuk, akan tedengar sonor (paru-paru
4.
c.
Auskultasi
Tempatkan stetoskop disemua lapangan paru.
Dengarkan suara vesikuler : Lemah, frekuensi rendah. Terdengar utama saat inspirasi. Lebih
terdengar jelas di lapangan bawah paru. Sebaiknya didengar menggunakan stetoskop bel.
Dengarkan suara bronkial : Kasar, frekuensi tinggi, nyaring. Suara bronkial murni hanya
terdengar ditrakea. Di lapangan atas paru, suara bronkial sudah bercampur dengan vesikular
sehingga disebut bronkovesikular.
Contoh interpreasi auskultasi:
Suara vesikuler normal terdengar lobus bawah, suara bronkial terdengar di trakea, tidak
terdapat ronki dan mengi.
Clubbing Finger
2.
3.
Edema pretibial
4.
Pembesaran KGB
5.
JVP
6.
Hepar teraba
3. Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, semuanya normal.
4. Penutup
Baiklah, apakah dari penjelasan saya tadi ada yang ingin Bapak ingin tanyakan atau sampaikan?
Kalau begitu terima kasih atas kunjungan Bapak. Silahkan datang kemari jika ada rasa tidak
nyaman atau sekedar konsultasi. Terima kasih, Pak. Jaga kesehatannya ya!
Pemberian obat asma bisa dilakukan dengan cara parenteral (subkutan, intra muskuler , intra vena),
oral dan inhalasi.
Terapi Inhalasi
Definisi
Pemberian obat secara langsung ke dalam saluran napas melalui jalan penghisapan.
Keuntungan
1. Obat bekerja langsung pada saluran napas
2. Memberikan efek lebih cepat untuk mengatasi serangan asma karena setelah dihisap, obat akan
langsung menuju paru-paru untuk melonggarkan saluran pernapasan yang sempit,
3. Dosis yang diperlukan lebih rendah untuk mendapatkan efek yang sama
4. Efek samping obat minimal karena konsentrasi obat yang rendah.
Bentuk Terapi
Ada beberapa cara dalam terapi inhalasi, yaitu :
1. Penguapan (gas powered hand held nebulizer),
2. Inhaler dosis terukur (MDI, metered dose inhaler),
3. Inhalasi dengan intermitten positive pressure breathing (IPPB),
4. Pemberian melalui intubasi pada pasien yang menggunakan ventilator.
Obat
Obat inhaler : MDI (Metred Dose Inhaler)
Obat diberikandalam bentuk inhaler aerosol dengan/tanpa spacer dan bubuk halus (dry powder
inhaler) berupa diskhaler, rotahaler, dan turbohaler.
Beberapa obat pelega inhalasi
: combivent, bricasma.
Accuhaler
Turbohaler
Rotahaler
2.
Ambil tabung aerosol lalu kocok sebanyak 5-6 kali agar kandungan aerosol didalamnya
tercampur kemudian masukkan kedalam kanister hingga terdengar bunyi klik
3.
4.
Tarik nafas dalam-dalam dan buang perlahan. Lalu letakkan bagian mulut inhaler pada mulut
(diantara gigi atas dan bawah), kemudian tutup mulut dengan merapatkan bibir (jangan digigit).
5.
Mulai dengan bernapas perlahan dan dalam melalui mulut inhaler, sambil bernapas secara
berbarengan tekan bagian tombol inhaler untuk melepaskan obatnya. Satu kali tekan
merupakan satu kali semprotan obat.
6.
Lanjutkan untuk bernapas dalam untuk memastikan obat dapat mencapai paru-paru.
7.
Tahan napas selama kurang lebih 10 detik (atau selama kondisi senyaman yang terasa) lalu
buang napas perlahan.
8.
Jika membutuhkan semprotan berikutnya, tunggu sampai 30 detik, dan kocok kembali inhaler,
ulangi langkah 4 sampai 7.
9.
Tutup kembali mulut inhaler dan simpan inhaler di tempat yang kering.
Nebulisasi
A. Obat nebulizer
Efek : bronkodilatasi
-Ipatropiumbromide,salbutamol
1.
2.
3.
Persiapan :
Evaluasi suara napas, pulse rate, status respirasi, saturasi oksigen sebelum medikasi
diberikan
Sekarang saya akan mendengarkan suara napas, menilai denyut nadi, status respirasi dan
saturasi oksigen Ibu.
5.
Masukkan obat ke dalam nebulizer-obat bronchodilator yang berupa cairan 0,3-0,5 ml.
Saya akan memasukkan obat kedalam nebulizer cupnya. Disini saya menggunakan ...
Ipatropiumbromide,salbutamol (combivent nebules 100 mcg)
Salbutamol nebules (ventolin nebules)
Apa nanti obatnya pilih aja
6.
7.
8.
Instruksikan pasien untuk mengikuti prosedur dengan benar, lakukan perlahan, napas
dalam dan tahan napas saat inspirasi puncak beberapa saat.
Nah sejauh ini langkah kita sudah benar dan sesuai prosedur.
Nanti setelah saya alirkan oksigennya, Ibu tarik napas dalam-dalam kemudian tahan beberapa
detik ya, Bu. Kemudian hembuskan perlahan. Coba Bu ikuti instruksi saya.
*nanti Ibu nya inspirasi ekspirasi kan, liatin*
Iya benar seperti itu, ulangi cara yang sama ya Bu selama masker masih terpasang.
9.
2.
3.
Persiapan :
a. Menyiapkan lingkungan yang aman untuk pasien
b. Tempatkan pasien pada posisi tegak/40-90 derajat yang memungkinkan klien
ventilasidan pergerakan diafragma maksimal
Nah, Bu. Jadi saat menggunakan alat ini usahakan posisi badan tegak/40-90 derajat agar
pertukaran udara dan pengembangan paru bisa maksimal.
4.
5.
Evaluasi suara napas, pulse rate, status respirasi, saturasi oksigen sebelum medikasi
diberikan
Sekarang saya akan mendengarkan suara napas, menilai denyut nadi, status respirasi dan
saturasi oksigen Ibu.
6.
Masukkan obat ke dalam nebulizer-obat bronchodilator yang berupa cairan 0,3-0,5 ml.
Saya akan memasukkan obat kedalam nebulizer cupnya. Disini saya menggunakan ...
Ipatropiumbromide,salbutamol (combivent nebules 100 mcg)
Salbutamol nebules (ventolin nebules)
Apa nanti obatnya pilih aja
7.
8.
9.
Instruksikan pasien untuk mengikuti prosedur dengan benar, lakukan perlahan, napas
dalam dan tahan napas saat inspirasi puncak beberapa saat.
Nah sejauh ini langkah kita sudah benar dan sesuai prosedur.
Nanti setelah saya alirkan oksigennya, Ibu tarik napas dalam-dalam kemudian tahan beberapa
detik ya, Bu. Kemudian hembuskan perlahan. Coba Bu ikuti instruksi saya.
*nanti Ibu nya inspirasi ekspirasi kan, liatin*
Iya benar seperti itu, ulangi cara yang sama ya Bu selama masker masih terpasang.
15. Lanjutkan pengobatan sampai kabut tidak lagi diproduksi-dapat sampai 3 kali (30-45
menit)
16. Matikan mesin dengan menekan tombol off.
17. Merapihkan pasien
Nah jadi kita sudah selesai, Bu. Sejauh ini apakah ada yang ingin Ibu tanyakan? Tidak.
Kalau begitu terima kasih atas kunjungan Ibu. Silahkan datang kemari jika ada rasa tidak
nyaman atau sekedar konsultasi. Terima kasih,Bu. Jaga kesehatannya ya..
18. Mencuci tangan
1. Basic
Introduction
(Assalamualaikum untuk HHH dapet nilai plus-) Selamat pagi, pak! Perkenalkan saya dr.
Statins.
Inform Concent
Disini saya akan melakukan pemeriksaan THT. Apa bapak bersedia?
Establishing Rapport
Identitas pasien
Namanya siapa? Umurnya berapa? Alamatnya dimana? Pekerjaannya apa?
Bila sudah dituliskan di skenario crosscheck ulang. Kalau di meja berikutnya identitas masih
sama jangan ditanya lagi (paling tidak crosscheck saja).
Jadi nama Bapak _____ ya? Usianya ___ tahun?
Protip
Pemeriksaan THT dilakukan dengan duduk, lutut pemeriksa bersisian dengan lutut pasien.
Mulai pemeriksaan dari yang tidak sakit. Jangan lupa cuci tangan!
2. Pemeriksaan THT
Alat dan Bahan
Telinga
- lampu kepala
- corong telinga
- otoskop
- aplikator (alatpelilit) kapas
- pengait serumen
- pinset telinga
- nierbekken
- spuit irigasi telinga
- garputala 1 set (128hz, 256 hz, 512 hz, 1024 hz, 2048 hz)
Hidung
- spekulum hidung
- kaca tenggorok no 2-4
- pinset bayonet
- spatula lidah
- lampu spiritus/ korek api
Tenggorok
- spatula lidah
- kaca tenggorok no 5-8
- kassa
- kapas
- nierbekken
- tissue
- lampu spiritus
Pemeriksaan Telinga
Pasien duduk dengan posisi badan condong ke depan dan kepala lebih tinggi sedikit dari
kepala pemeriksa untuk memudahkan melihat liang telinga dan membran timpani.
Atur lampu kepala supaya fokus dan tidak mengganggu pergerakan, kira kira 20-30 cm di
depan dada pemeriksa dengan sudut kira kira 60 derajat, lingkaran fokus dari lampu, diameter
2-3 cm.
Periksa telinga bagian luar (baik atau tidak, ada luka atau tidak, ada pembengkakan tidak,
adakah cairan yang keluar dari telinga)
Untuk memeriksa telinga, harus diingat bahwa liang telinga tidak lurus. Untuk meluruskannya
maka daun telinga ditarik ke atas belakang, dan tragus ditarik ke depan.
Pada anak, daun telinga ditarik ke bawah. Dengan demikian liang telinga dan membran
timpani akan tampak lebih jelas
Untuk pemeriksaan detail membran timpani seperti perforasi, hiperemis atau bulging dan
retraksi, dipergunakan otoskop.
Otoskop dipegang seperti memegang pensil. Dipegang dengan tangan kanan untuk memeriksa
telinga kanan dan dengan tangan kiri bila memeriksa telinga kiri. Supaya posisi otoskop ini
stabil maka jari kelingking tangan yang memegang otoskop ditekankan pada pipi pasien.
Untuk melihat gerakan membran timpani digunakan otoskop pneumatic (periksa ada gak
perforasi, hiperemis atau bulging dan retraksi. Lalu lihat reflex cahaya gendang telinga, jika
reflex cahaya jam 7 pada telinga sebelah kiri dan reflex cahaya jam 5 pada telinga kanan
artinya normal)
Pemeriksaan Hidung
a.
Rhinoskopi anterior
Pasien duduk menghadap pemeriksa. Spekulum hidung dipegang dengan tangan kiri
(right handed), arah horizontal, dengan jari telunjuk ditempelkan pada dorsum nasi.
Tangan kanan untuk mengatur posisi kepala. Spekulum dimasukkan ke dalam rongga
hidung dalam posisi tertutup, dan dikeluarkan dalam posisi terbuka.
Saat pemeriksaan diperhatikan keadaan :
- Rongga hidung, luasnya lapang/sempit (dikatakan lapang kalau dapat dilihat
pergerakan palatum mole bila pasien disuruh menelan), adanya sekret, lokasi serta asal
sekret tersebut.
- Konka inferior, konka media dan konka superior warnanya merah muda(normal),
pucat atau hiperemis. Besarnya, eutrofi, atrofi, edema atau hipertrofi.
- Septum nasi cukup lurus, deviasi, krista dan spina.
- Massa
dalam
rongga
hidung,
seperti
polip
atau
tumor
perlu
diperhatikankeberadaannya.
- Asal perdarahan di rongga hidung, krusta yang bau dan lain-lain perlu diperhatikan.
Contoh interpretasi:
Tidak ada sekret, konka inferior dan konka media warnanya merah muda (normal) dan tidak
ada pembengkakan, Septum nasi cukup lurus tidak ada deviasi, tidak ada massa dalam
rongga hidung, tidak ada pendarahan ataupun krusta.
b. Rhinoskopi posterior
Untuk pemeriksaan ini dipakai kaca tenggorok no.2-4. Kaca ini dipanaskan dulu dengan
lampu spritus atau dengan merendamkannya di air panas supaya kaca tidakmenjadi kabur
oleh nafas pasien.
Sebelum dipakai harus diuji dulu pada punggungtangan pemeriksa apakah tidak terlalu
panas.
Lidah pasien ditekan dengan spatula lidah, pasien bernafas melalui mulutkemudian kaca
tenggorok dimasukkan ke belakang uvula dengan arah kaca ke atas.
Setelah itu pasien diminta bernafas melalui hidung. Perlu diperhatikan kaca tidak
bolehmenyentuh dinding posterior faring supaya pasien tidak terangsang untuk muntah.
Sinarlampu kepala diarahkan ke kaca tenggorok dan diperhatikan :
- septum nasi bagian belakang
- nares posterior (koana)
- sekret di dinding belakang faring (post nasal drip)
- dengan memutar kaca tenggorok lebih ke lateral maka tampak konkasuperior, konka
media dan konka inferior.
- nasofaring, muara tuba, torus tubarius dan fossa rossen muller.
Contoh interpretasi:
Tidak ada post nasal drip, konka inferior, media, dan superior normal, septum nasi bagian
belakang normal, koana normal, fossa rossen muller tidak ada kelainan, muara tuba dan
torus tubarius normal
- Pita suara (plika vokalis): warna, gerakan adduksi pada waktu fonasi dan abduksi pada
waktu inspirasi, tumor dan lain-lain
- Valekula : adakah benda asing
- Sinus piriformis : apakah banyak sekret
Contoh interpretasi:
Laring dalam keadaan normal, tidak ada banyak secret, tidak ada massa.
3. Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan THT yang telah dilakukan, semuanya normal.
4. Penutup
Baiklah, apakah dari penjelasan saya tadi ada yang ingin Bapak ingin tanyakan atau sampaikan?
Kalau begitu terima kasih atas kunjungan Bapak. Silahkan datang kemari jika ada rasa tidak
nyaman atau sekedar konsultasi. Terima kasih, Pak. Jaga kesehatannya ya!
1. Basic
Introduction
(Assalamualaikum untuk HHH dapet nilai plus-) Selamat pagi, bu! Perkenalkan saya dr.
Statins.
Inform Concent
Ibu, jadi saya akan melakukan tes tuberkulin pada anak ibu. Tes ini gunanya untuk
mengetahui apakah anak ibu sedang atau pernah terinfeksi bakteri MTb. Nanti setelah tes ini,
akan ada sedikit merah dan pembengkakan pada tempat penyuntikan. Mohon untuk tidak
dipegang-pegang ya bu, karena setelah 2 hari kita mau lihat hasil pemeriksaannya seperti apa.
Jadi, apakah ibu bersedia? Saya siapkan alat dulu ya bu!
Establishing Rapport
Identitas pasien
Namanya anaknya siapa? Umurnya berapa? Alamatnya dimana?
Namanya ibu siapa? Umurnya berapa? Alamatnya dimana? Pekerjaannya apa?
Bila sudah dituliskan di skenario crosscheck ulang. Kalau di meja berikutnya identitas masih
sama jangan ditanya lagi (paling tidak crosscheck saja).
Jadi nama anak ibu _____ ya? Usianya ___ tahun?
Protip
Siapkan 1 ampul PPD RT 23, disposable spuit 1 cc, kapas steril, dan alkohol. Jangan lupa cuci
tangan! Pakai handscoon!
2. Tes Tuberkulin
Bersihkan kulit permukaan lengan bawah bagian dalam (volar/fleksor) kira-kira 5-10 cm dari
lipatan siku dengan kapas steril dan alkohol, biarkan hingga kering.
Beritahu pasien untuk tenang.
Pastikan PPD RT 23 belum kadaluarsa.
Aspirasi satu 1cc PPD RT 23 dengan menggunakan spuit. Untuk mengambilnya, ampul
dalam posisi terbalik. Pastikan tidak ada gelembung udara.
Suntikkan secara intradermal, lubang jarum mengarah ke atas (bevel terlihat oleh mata kita).
Sudut jarum 10-15 terhadap permukaan lengan (hampir datar).
Akan timbul gelembung putih pucat pada bekas tempat penyuntikan. Bila tidak timbul, berarti
penyuntikan tidak berhasil dan dapat diulang. Adapun pengulangan penyuntikan dilakukan
kira-kira sejauh 5cm dari tempat awal penyuntikan.
Catat lokasi penyuntikan (kanan/kiri) pada rekam medic.
3. Penutup
Tes tuberkulin sudah selesai dilakukan, hasil tes ini baru bisa dibaca 2-3 hari lagi, jadi nanti ibu
sama anaknya datang kesini 2-3 hari lagi. Baiklah, apakah dari penjelasan saya tadi ada yang
ingin Ibu ingin tanyakan atau sampaikan? Kalau begitu terima kasih atas kunjungannya.
4. Pembacaan Hasil
a.
Metode Sokal : Masing-masing sisi indurasi ditandai dengan pena, kemudian ukur secara
transversal diameter indurasinya.
b.
Metode Palpasi
Interpretasi:
a.
Indurasi 0-4 mm
Indurasi 5-9 mm
: Meragukan
Indurasi 10 mm
1. Interpretasi Hasil
Ketika melihat hasil suatu spirometri, terdapat 3 hal yang harus kita amati.
a. Nilai FVC
70 79
Sedang
60 69
Berat
35 59
Sangat berat
b. Nilai FEV1
% pred FVC
< 35
% pred FEV1
Ringan
80
Sedang
50 FEV 1 < 80
Berat
30 FEV1 < 50
Sangat berat
< 30
c. Rasio FEV1 dan FVC : Untuk konfirmasi. Lihatnya pada kolom measurement pasien.
Pada penyakit obstruksi: < 0,7
Pada penyakit restriksi : >0,7
2. Edukasi
Ingat! Obstruksi
Restriksi
: sumbatan
: hambatan
Contoh edukasi pasien obstruksi : Bapak, dari hasil spirometri bapak tadi, ternyata udara
maksimal yang bisa bapak hembuskan setelah bapak menarik
napas dengan maksimal juga adalah sebanyak 90%. Hasil ini
artinya bapak hanya mampu mengeluarkan sebanyak 60
persen saja dari nilai normal. Sedangkan kemampuan bapak
3. Penutup
Baiklah, apakah dari penjelasan saya tadi ada yang ingin Bapak ingin tanyakan atau sampaikan?
Kalau begitu terima kasih atas kunjungan Bapak. Silahkan datang kemari jika ada rasa tidak
nyaman atau sekedar konsultasi. Terima kasih, Pak. Jaga kesehatannya ya!
Ada 6 jalur dengan kasus yang berbeda- beda.. Berbeda dari blok sebelumnya yang setiap jalur
selama mejanya sama pasti yang dilakukan adalah sama.. Tapi dari 6 tsb, ada 4 kasus (2 kasus
sama)..
Kasus
- Tb dewasa 2x
- Tb anak 2x
- Tonsilofaringitis kronik eksaserbasi akut 1x
- PPOK 1x
Jalur Tb dewasa
Meja 1 Anamnesis
Sudah jelas kasusnya Tb dewasa, keluhan yang pasti adalah batuk > 2 minggu.. Bisa kering,
berdahak bahkan berdarah.. Tinggal digali lagi seputar batuk dan gejala penyerta Tb dewasa..
Meja 2 Pemeriksaan fisik
Meja 3 Pemeriksaan penunjang (Foto thorax)
Alhamdulillah tidak sampai ke interpretasi, cukup nanti saat koas saja berpusing tentang ini.. Jadi
di foto thorax hanya cek list sebelum baca foto thorax (kelayakan/kriteria bisa dibaca) dan
bercerita bagaimana tata urutan membacanya (sentral ke perifer).. Ada di penjelasan dosen dan
ITnya..
Meja 4 Tatalaksana
Harus dibedakan antara kasus lama dan kasus baru, karena prinsip pengobatannya berbeda..
Cukup sampai apa saja dan berapa lama obatnya (fase awal dan fase lanjutan), tidak sampai di
dosis..
Jalur Tb anak
Meja 1 Anamnesis
Sesuai nama jalurnya, kasusnya adalah Tb pada anak.
Meja 2 Pemeriksaan fisik
Meja 3 Pemeriksaan penunjang (tes Tuberkulin)
Tes tuberkulin ini dijelaskan bagaimana prosedur, indikasi, alat/bahan yang digunakan, serta
interpretasinya.
Meja 4 Tatalaksana
Ada 2 versi, ada yang menulis resep OAT anak (obatnya yang sudah dikombinasi seperti
rimcur/rifater), ada juga yang menghitung dosis obatnya. Menulis resep, diingat lagi Blok 12
bagaimana sistematikanya, sedangkan dosis, untuk anak ada perbedaan berdasarkan usia, nah
tinggal disesuaikan.
Jalur Tonsilofaringitis
Meja 1 Anamnesis
Kasusnya Tonsilofaringitis kronik eksaserbasi akut, kalo ingat gejala- gejaladi slide dan tutorial
Insya Allah aman..
Meja 2 Pemeriksaan telinga (Otoskopi) dan orofaring
Jangan lupa prinsip awal sebelum pemeriksaan, pakai lampu kepala, posisi pasien dan pemeriksa
juga harus benar, cara memegang scapel lidah dan otoskop juga harus benar.. Meja 3
Pemeriksaan laring (Laringoskopi indirect)
Jangan lupa prinsip awal sebelum pemeriksaan, pakai lampu kepala, posisi pasien dan pemeriksa,
memanaskan kaca laring dan dites di punggung kulit, menarik lidah pasien pakai kasa dst..
Meja 4 Tatalaksana (farmakologi, non- farmakologi,serta indikasi tonsilektomi)
Sebutin aja obat2nya, kausatif maupun simptomatik.. Lalu di akhir ditanya kalo tidak sembuh
bagaimana.. Itu kemungkinan memancing kita menyebutkan tonsilektomi, nah sebutkan
tatalaksana ini berdasarkan indikasinya..
Jalur PPOK
Meja 1 Anamnesis
Keluhan utama berupa sesak napas, jangan lupa tanyakan riwayat merokok.. Kalo batuk dan ada
dahak, gali lagi masalah dahak ini.. Tanyakan juga nyeri dada, kemungkinan jika sudah kena di
pleura..
Meja 2 Pemeriksaan fisik
Selalu jangan lupa prinsip awal sebelum pemeriksaan.. Di meja ini ada pemeriksaan vital sign,
udah babat abis dah kelima- lima tanda vital.. Baru mulai pemeriksaan thorax dan ekstrathorax..
Dimulai dari inspeksi, baru pegang- memegang, baru ketuk- mengetuk, baru dengar- mendengar..
Jangan dibalik, urutannya IPPA..
Meja 3 Pemeriksaan penunjang (Spirometri)
Jangan lupa prinsip awal dulu.. Lalu penjelasan cara memakai spirometri.. Nah di meja ini ada
hasil pemeriksaan, kita tinggal interpretasikan apakah kasus obstruksi/restriksi
disertai